• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI DALAM COPING STRESS

Dalam dokumen 'i'. '. ;: *-.**'i.',;;*^"*t*1'-- \ (Halaman 41-49)

Dalam keluarga akan dilihat sumber daya yang dimiliki untuk kemudian dihubungkan dengan status sosialnya. Biasanya ancaman yang terjadi pada pemasukan suatu keluarga adalah perceraian, pensiun dan ketidakmampuan dalam memberikan pemasukan yang nantinya akan menimbulkan stress. Terdapat stress yang berhubungan dengan ekonomi keluarga yang diartikan sebagai kesulitan, tekanan dan ketegangan sebagai hasil dari perubahan yang terjadi dalam permasalahan ekonomi keluarga (McKenry dan Price, 2000).

Beberapa hal yang dapat menyebabkan stress dalam permasalahan ekonomi keluarga adalah sebagai berikut: ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban dalam

keuangan, ketidakpastian sumber pemasukan,

ketidakstabilan dalam pekerjaan dan ketidakmampuan pemasukan yang dimiliki dalam memenuhi kebutuhan

35

dan keinginan keluarga. Namun hal lain yang dapat membuat stress antara lain ketidakpastian ekonomi secara general, regional atau lokal(seperti PHK, pengangguran dan tingkat kemiskinan).

Selanjutnya pada penelitian Koranti dan Purwani (2014) di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, menemukan keterkaitan antara permasalahan ekonomi keluarga dengan stress. Stress tersebut terkait dengan timbulnya tindak kriminalitas pada individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kejahatan relatif tinggi (16,72%) dilakukan oleh buruh/karyawan laki-laki dengan indikator ekonomi yang rendah, antara lain diukur dari rata-rata upah, Gini ratio, maupun rata-rata lama sekolah.

Penelitian menunjukkan bahwa faktor ekonomi (seperti pengangguran, penghasilan yang rendah) memiliki efek yang negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan individu. Studi juga mengatakan terdapat keterkaitan antara tekanan ekonomi dan distress dengan meningkatnya tingkat kemarahan, kecemasan, depresi dan kesehatan yang menurun. Begitu juga perubahan yang terjadi dengan hubungan sosial baik itu dengan

36

keluarga (pasangan, orangtua-anak, sahabat), maupun aktivitas sosial lainnya.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mengurangi stress yang diakibatkan oleh kesulitan ekonomi.

Bagaimana individu mendefinisikan situasi,

memanfaatkan sumber daya dan dukungan yang dimiliki juga sangat penting. Faktor lainnya adalah individu (seperti pendidikan), psikologid (seperti kemampuan

coping), social (seperti dukungan sosial), hubungan

(seperti hubungan pernikahan), dan sumber daya materi (penghasilan). Secara singkat terdapat beberapa strategi coping yang dapat dilakukan oleh individu dan keluarga yaitu dukungan sosial, menata kembali pemikirannya, dan melakukan self-help strategies.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa stress yang berkaitan dengan ekonomi memiliki dampak yang negatif terhadap hubungan antar keluarga dan keberfungsian keluarga itu sendiri. Penelitian juga menyebutkan bahwa stress yang berkaitan dengan masalah ekonomi dapat menurunkan kohesi dan kepuasan keluarga. Namun bagaimana keluarga tersebut dapat melakukan dengan baik tergantung bagaimana

37

mereka mendefinisikan situasi ekonomi yang dihadapi, apabila mereka memandang bahwa kesulitannya besar untuk dihadapi oleh anggota keluarga maka dapat memperburuk hubungan yang ada. Sebagai contoh orang tua yang mengalami kesulitan ekonomi akan merasa kualitas mengasuh anak yang tidak maksimal, dengan mengurangi dukungan afeksi kepada anak, tidak

konsisten yang meningkat dan ketidakdisiplinan

terhadap anak (membiarkan anak berbuat semaunya).

Penelitian McKenry dan Price (2000). juga menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami kesulitan ekonomi akan menjadi anak yang memiliki tingkat depresi tinggi, lebih impulsive, memiliki perilaku antisosial dan menurunnya harga diri. Sedangkan ayah yang memandang mengalami tekanan ekonomi yang tinggi akan lebih meningkatkan depresi dan agresi anak, begitu juga ibu akan lebih membuat anak depresi dan merasakan kesepian.

Di Era Globalisasi masalah kriminal semakin mengkhawatirkan. Tindak kriminal merupakan salah satu faktor penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar, yaitu keselamatan dan keamanan. Penelitian yang

38

dilakukan di Depok (Koranti dan Purwani, 2014),

diperoleh fakta bahwa faktor internal dan eksternal berpengaruh secara signifikan terhadap tindak kriminal baik secara parsial maupun secara simultan.

Tindak kriminal yang berupa kekerasan dalam rumah tangga merupakan fenomena sosial yang sangat memprihatinkan. Coping merupakan salah satu usaha untuk mengatasi stres. Penelitian (Koranti dkk, 2015) dilakukan untuk mengetahui strategi dalam menghadapi masalah oleh perempuan yang mengalami KDRT, dengan pendekatan aspek sosial ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1).Penggunaan strategi menghadapi masalah dengan Problem focused coping dari subjek penelitian cenderung tinggi (63%). Individu merasa mampu menghadapi dan mengatasi situasi, maka akan cenderung menggunakan Problem-focused coping.

(2).Penggunaan strategi dengan Emotion focused coping dari subjek penelitian cenderung rendah. Strategi ini cenderung dipilih karena individu merasa tidak mampu

mengatasi masalah. Problem focused coping banyak

digunakan oleh subjek dengan tingkat pendidikan yang relatif baik, yaitu SLTA ke atas (68.0%). Dengan tingkat

39

kompleksitas berpikir yang lebih tinggi, akan membuat proses penilaian terhadap masalah menjadi lebih realistis dan mampu memecahkan masalah. Strategi ini juga banyak digunakan oleh responden dengan golongan ekonomi menengah keatas (71%). Dalam merencanakan suatu pemecahan masalah serta melaksanakan rencana tersebut, diperlukan ketenangan dan kejernihan dalam berpikir. Hal tersebut tidak mungkin terjadi jika seseorang dalam kondisi tertekan.

40

DAFTAR PUSTAKA

Aldwin, Carolyn, M. 2007. Stress, coping and

development: An integrative perspective. The

Guilford Press. New York.

Atkinson, R. L., R. C. Atkinson., E. R. Hilgard. 1983.

Introduction to psychology (8th edition). Harcourt

Brace Jovanovich. San Diego.

Atwater, E. 1983. Psychology of adjusment: Personal

growth in changing world (2nd edition). Prentice

Hall. New Jersey.

Carver, C.S., Weintraub, J.K, and Scheider, M.F. 1989.

“Assessing Coping Strategi: A Theoritically Based

Approach”. Journal of Personality and Social

Psychology, 2, 267-283.

Dewe, Philip. J. 2010. Coping with work stress: A

review and critique. John Wiley and Sons, Ltd.

USA.

Ghate, Deborah and Hazel, N. 2002. Parenting in poor

environment: Stress, support and coping. London:

Jessica Kingsley Publisher.

Greenberg, Jerrold, S. 2002. Comprehensive stress

management, eight edition. New York:

41

Jannise, Michael. P. 1988. Individual difference, stress

and health psychology. New York:

Springer-Verlag Inc

Koranti, K. dan Purwani. 2014. “Perkembangan Kriminalitas Di Wilayah DKI Jakarta dan Sekitarnya Berdasarkan Aspek Ekonomi-Demografi”. UG Jurnal Vol. 8 No 5.

Koranti, K., Purwani. and Kartika Q.R., 2014. Analysis Strategy Problem - Focused Coping And Emotion - Focused Coping In Women Victims Of Domestic Violence in Jakarta : The Social Economic Aspects Approach, International Seminar, Society

Empowerment Through Multidimensional

Approach: An Integrated View to International Development, 26-27 november 2015, UBM, Yogyakarta.

Koranti, K dan Purwani . 2014. Kajian Sosisal Ekonomi dalam menganalisis faktor penyebab

tindak kriminal terhadap wanita di Era

Globalisasi,Prooceeding seminar nasional (3rd

economics &business research festival) 13 November 2014. FEB, UKSW, Salatiga.

Lazarus, Richard S. and Folkman S. 1984. Stress,

appraisal and coping. Pearson publishing

company, Inc. New York.

Lazarus, R. S.1999. Stress and Emotion. Springer Publishing Company, Inc. New York.

42

McKenry, P. C. and Price, S. J. 2000. Families &

Change Coping With Stressful Events and Transitions, 2nd ed. Sage Publications, Inc.

California.

Noe, S.T dan Smith, J.P. 1994. Bagaimana

mengendalikan stress. Grafitti. Jakarta.

Sarafino, E. 1990. Health Psychology: Biopsychososial

Interaction. Wiley Inc. Canada.

Sarafino, E.P. 1998. Health Psychology:

Biopsychosocial Interactions. Third Edition. Wiley

Dalam dokumen 'i'. '. ;: *-.**'i.',;;*^"*t*1'-- \ (Halaman 41-49)

Dokumen terkait