• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Ekonomi tengah” Umar bin khattab

Dalam dokumen Buku Bisnis Ala Nabi (Halaman 192-197)

umar bin Khattab adalah salah seorang khulafa ar­rasyidin

yang sangat revolusioner dalam menjalankan dan membuat kebijakan kenegaraan (state policy), termasuk dalam bidang ekonomi. umar bin Khattab adalah pengambil kebijakan eko­ nomi yang bersifat moderat. Pada satu sisi kebijakan negara dalam bidang ekonomi, tetapi di sisi lain kebijakan ekonomi umar sangat berpijak pada sistem pasar. Kebijakan ini terlihat de ngan dibuatnya pasar­pasar agar tercipta suasana persain­ gan yang sehat di antara para pelaku pasar.

Saat itu dikenal pekan­pekan dagang, di antaranya Pekan Dagang ukaz yang berada dekat hijaz. Pasar berkala juga di­ hadirkan di Mujarrah yang dibuka pada sepuluh hari terakhir bulan Zulkaidah. Demikian juga ada pekan di Dhul Majaz yang dibuka pada tanggal 1–8 Zulhijah dan pasar­pasar lainnya. ada nya pasar itu berarti memberi kesempatan bagi setiap orang untuk saling berkompetisi dalam perdagangan.

Dalam konteks saat ini, kebebasan pasar atau funda­ mentalisme pasar dilihat dengan beberapa ciri atau indikasi,

pertama, national free market (pasar bebas nasional),inter­ national free trade (perdagangan bebas internasional), dan

growth oriented (orientasi perkembangan) dari sisi kebijakan ekonomi. Kedua, mendorong paham individualisme secara ekstrem dalam segala aspek (ekonomi, budaya, politik, bah­ kan sosial). Ketiga, korporatisme dalam arti entitas korporasi menjadi sentral dalam kegiatan masyarakat. Keempat, mini­ mum state yang menempatkan negara hanya sebagai “wasit” dan mendorong hegemoni korporasi dalam kehidupan. Ke­

158

Bisnis Ala Nabi

lima, keuntungan maksimumdalam kehidupan ekonomi yang mengorbankan prinsip kelestarian lingkungan dan stabilitas sosial. Keenam, pengurangan subsidi dan proteksi secara ra­ dikal, termasuk kepada sektor­sektor yang seharusnya mem­ peroleh subsidi, misalnya untuk sektor sosial dan pertanian se­ cara luas. Ketujuh, privatisasi secara radikal termasuk BuMN yang blue chip (sehat dan menguntungkan) serta memberi peluang penguasaan oleh pihak asing. Kedelapan, liberalisasi

pada pasar inansial sehingga menjadi faktor pendorong ter­ jadinya proses decoupling dan sektor riil sulit bergerak.1

Dalam konsep Islam, kebebasan pasar haruslah diimbangi dengan maksimalisasi peran negara. umar sebagai kepala negara juga kerap kali mengintervensi kebijakan pasar de­ ngan melakukan beberapa hal seperti berikut:

Pertama, membuat kebijakan untuk mengurangi beban pajak terhadap beberapa barang, misalnya pajak perdagangan nabati dan kurma orang Suriah sebesar 50 persen. hal ini di­ lakukan umar dalam rangka memperlancar arus pemasukan barang pangan ke kota­kota atau ibu kota negara saat itu.

Kedua, melakukan pengawasan pasar terhadap tindak atau perilaku pasar yang cenderung memonopoli atau per­ saingan usaha tidak sehat. Perilaku pelaku pasar yang mem­ banting harga, mengambil keuntungan secara berlebihan, melakukan penjualan dengan harga yang lebih murah untuk mematikan pedagang lain, serta melakukan monopoli tidak luput dari pantauan umar. Mengapa monopoli sangat dila­

1 Didin S. Damanhuri, Korupsi Reformasi Birokrasi dan Masa Depan Ekonomi Indo -

Ekonomi Syariah ...

159

rang? Sebab harga jual harus dapat menutupi ongkos produk­ si barang dalam kondisi produsen yang sangat tidak mengun­ tungkan sekalipun. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi produsen untuk tidak membawa barang ke pasar (menim­ bun). Jika melakukan penimbunan, tentu ia akan menaikkan harga setinggi mungkin untuk menutupi ongkos barang se­ lama ditimbunnya.

Pengawasan pasar yang dilakukan umar dilakukan se­ cara intensif dan sangat hati­hati. Sebab, di satu sisi negara berhak mengintervensi pasar dalam rangka menghapus ben­ tuk monopolisasi oleh sebagian pelaku pasar. Namun, di sisi lain negara juga harus menghidupkan persaingan pasar de­ ngan memberi kesempatan yang sama kepada semua orang untuk berusaha atau berdagang.

Maka, tak jarang jika umar sering turun langsung ke pasar untuk melihat jalannya mekanisme pasar dan mengon­ trol tindakan yang bersifat monopolistik dan persaingan usa­ ha tidak sehat. Beliau memberi teguran keras kepada para pedagang yang melanggar aturan perdagangan yang telah dibuat pemerintah. Salah satu ungkapan beliau yang terekam dalam sejarah, “Yang boleh berdagang di pasar ini hanya me­ reka yang memahami aturan. Barang siapa yang mengambil keuntungan yang tidak pantas, baik secara sadar maupun ti­ dak, akan saya akan tindak dan kenai sanksi (denda).”

adapun tujuan dari kebijakan “ekonomi tengah” yang dilakukan umar adalah dalam rangka menyejahterakan rak­ yat dan mendistribusikan keadilan bagi seluruh penduduk. Negara berkewajiban penuh untuk meningkatkan kesejah­

160

Bisnis Ala Nabi

teraan rakyatnya, sekaligus menjaga sistem pasar agar dapat bersaing secara sehat.

Dalam konteks bangsa kita saat ini, ekonomi tengah ala umar bin Khattab kiranya dapat menjadi acuan dalam me nge lola perekonomian negara. Sistem pasar dan inter­ vensi negara hendaklah dijalankan secara berimbang dan pro­ porsional. lebih penting dari itu, kebijakan ini harus dilakukan dalam rangka menyejahterakan rakyat. Keberpihakan hanya kepada pasar dapat menjadikan negara semakin liberal dan tidak terkontrol sehingga terciptalah situasi masyarakat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Seba­ liknya, keberpihakan penuh terhadap intervensi negara akan menjadikan keterbelengguan hak­hak individu dalam ber­ usaha sehingga akan mematikan kreativitas dan kebebasan warga. Maka dari itu, “ekonomi tengah” adalah solusinya. Wallahualam.[]

S

aaT ini, perekonomian kita masih dalam kondisi sulit. Meskipun angka pertumbuhan tinggi, ekonomi rakyat masih berada dalam pusaran kemiskinan. Pemeratan penda­ patan juga masih sangat timpang. Kesan bahwa yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin sangat terasa dalam kehi dupan masyarakat. hal ini ditunjukkan oleh Ratio gini (pengukuran pendapatan masyarakat) telah mencapai angka 4,1. angka ini menunjukkan betapa sangat tingginya ketimpangan ekonomi masyarakat di sebuah negara.

harapan tumbuhnya perekonomian meskipun dengan cara jalan “merangkak” kelihatannya masih sulit diwujud­ kan, bahkan indikasi set back perekonomian kita justru terli­ hat makin memprihatinkan. lihat saja kasus mahalnya harga bawang, melambungnya harga bahan pokok, sulit didapat­ nya lapangan pekerjaan, dan tingginya angka pengangguran. Kondisi ini tentunya dapat berakibat pada meningkatnya orang miskin yang semakin berlipat.

MEnGUkUHkAn EkOnOMI

SYARIAH

162

Bisnis Ala Nabi

Dalam dokumen Buku Bisnis Ala Nabi (Halaman 192-197)