IV. STATISTIK SUMBER DAYA LAUT DAN PESISIR
4.4. Perdagangan Perikanan / Fishery Trade
4.4.1. Ekspor Perikanan / Fishery Exports
Volume ekspor hasil perikanan pada periode 2007–2012 mengalami fluktuasi. Peningkatan ekspor perikanan tertinggi terjadi di tahun 2013 yaitu mencapai 1 258,2 ribu ton atau meningkat sebesar 2,37 persen dibandingkan volume ekspor hasil perikanan tahun 2012. Namun di tahun 2014 terjadi penurunan volume ekspor hasil perikanan sebesar 26,83 persen dibandingkan tahun 2013 yaitu mencapai 920,6 ribu ton. (Gambar 4.6.).
Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang volume ekspor hasil perikanannya terbesar. Pada tahun 2012, volume ekspor hasil perikanan di Provinsi Jawa Timur sebesar 352,8 ribu ton atau sekitar 28,7 persen dari total ekspor hasil perikanan di Indonesia yang mencapai 1.229,1 ribu ton. Volume ekspor hasil perikanan menurut provinsi tahun 2008-2012 dapat dilihat di lampiran Tabel 4.32.
Nilai ekspor hasil perikanan cenderung meningkat selama kurun waktu 2007-2012. Nilai ekspor hasil perikanan tahun 2007 mencapai US$ 2,3 miliar, meningkat menjadi US$ 3,9 miliar pada tahun 2012.
GDP of fisheries sub-sector. Province with the smallest contribution to the fisheries sub-sector is DKI Jakarta Province with only of 0.04 percent. Percentage of fishery contribution to gross regional domestic product at current market price by province in periode 2010- 2014 is presented in appendix on Table 4.31.
4.4.1. Fishery Exports
The exports volume of fishery products in the period 2007-2012 was experiencing fluctuatively. The highest exports increasement occurs in 2013 which reached 1 258.2 thousand tons or increased 2.37 percent compared to 2012. Although in 2014 ,the exports volume of fishery products was decreased to 26.83 percent compare to 2013 which reach the total number of 920.6 thousand ton. (Figure 4.6.).
Jawa Timur was a province with the highest exports volume of fishery product. In 2012, the exports volume of fishery product in Jawa Timur Province amounted to 352.8 thousand tons or approximately 28.7 percent of the total exports volume of fishery products in Indonesia which reached 1,229.1 thousand tons. Volume of export on fishery products by province in 2008-2012 can be seen in appendix of Table 4.32.
The exports value of fishery product stend to increased during the period 2007-2012. The exports value of fishery products in 2007 reached US$ 2.3 billion, increased to US$ 3.9 billion in 2012. During that
http://www.bps.go.id
S T A T I S T I C S O F M A R I N E A N D C O A S T A L R E S O U R C E S
S t a t i s t i c s o f M a r i n e a n d C o a s t a l R e s o u r c e s 2 0 1 5 65 Selama periode tersebut terjadi kenaikan sebesar
US$ 1.594 juta dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 14,12 persen per tahun. Nilai ekspor hasil perikanan tahun 2012 meningkat dibandingkan nilai ekspor tahun 2011 yaitu terjadi kenaikan sebesar US$ 333 juta atau naik 9,44 persen.
Pulau Jawa terutama Provinsi Jawa Timur memberikan kontribusi yang besar terhadap nilai ekspor hasil perikanan nasional. Total ekspor hasil perikanan dari Pulau Jawa tahun 2012 mencapai US$ 2,5 miliar atau sebesar 65,73 persen. Nilai ekspor hasil perikanan menurut provinsi tahun 2008-2012 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.33.
Kontribusi nilai ekspor hasil perikanan terhadap total nilai ekspor Indonesia pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibanding tahun 2011. Pada tahun 2012 kontribusi nilai ekspor dari hasil perikanan mencapai 2,03 persen, sedangkan tahun 2011 sebesar 1,99 persen. Total nilai ekspor tahun 2012 mencapai US$ 190,0 miliar, sedangkan tahun 2011 mencapai US$ 203,5 miliar. Kontribusi nilai ekspor tahun 2011 dan 2012 menurut provinsi disajikan pada lampiran Tabel 4.34.
Selain sertifikasi, kendala lain yang dihadapi Indonesia adalah adanya penolakan produk perikanan di kawasan Uni Eropa. Penolakan produk perikanan dari Indonesia biasanya dikarenakan adanya kontaminasi logam berat dan zat kimia (antibiotik). Berdasarkan data dari RASFF (Rapert Alert System for Food and Feed), sebuah lembaga di Uni Eropa yang mengurus keamanan komoditas pangan kawasan itu, Indonesia berada di posisi ke-18 pada tahun 2010 dengan 11
period, there was an increasing of US$ 1.594 million with an average growth of 14.12 percent per year. The export value of fishery products in 2012 increased compared to the value of exports in 2011 which is an increase of US$ 333 million or up to 9.44 percent.
Java Island, especially Jawa Timur Province greatly contributed to the exports value of fishery product. Total exports value of fishery product from Java Island in 2012 reached US$ 2.5 billion or about 65.73 percent. Value of exports on fishery product by province in 2008-2012 can be seen in appendix of Table 4.33.
Contribution of exports value of fishery product to total of Indonesia exports value in 2012 has increased compare to 2011. In 2012, the contribution of exports value of fishery product reached 2.03 percent, while in 2011 reached 1.99 percent. Total exports value in 2012 reached US$ 190.0 billion, while in 2011 reached US$ 203.5 billion. The contribution of exports value in 2011 and 2012 by province are presented in appendix of Table 4.34.
Besides certification, other constraint that is faced by Indonesia is the prohibition of fishery products in European Union region. The prohibiton of Indonesian fishery products due to suspects of contamination of heavy metals and chemicals (antibiotics) substances. Based on data from RASFF (Rapert Alert System for Food and Feed), an institution in the European Union which administers the region’s security of food commodities, Indonesia was in18th position in 2010 with 11 cases of
http://www.bps.go.id
S T A T I S T I K S U M B E R D A Y A L A U T D A N P E S I S I R
S t a t i s t i k S u m b e r D a y a L a u t d a n P e s i s i r 2 0 1 5 66
kasus penolakan komoditas hasil perikanan oleh Uni Eropa. Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) KKP bertekad untuk meminimalkan jumlah penolakan komoditas hasil perikanan Indonesia yang dikirim ke Uni Eropa bahkan hingga mencapai nol atau tidak ada kasus.
Lampiran Tabel 4.35 menyajikan volume dan nilai ekspor hasil perikanan menurut komoditi. Pada tahun 2012, produk Cakalang dan Tuna merupakan komoditi terbesar yang di ekspor ke luar negeri, dengan benua Asia merupakan benua terbesar penerima ekspor dari Indonesia. Sedangkan nilai ekspor terbesar diperoleh dari komoditi udang kemudian diikuti ikan Cakalang dan Tuna.
