• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekspor Produk Guna Memperluas Pasar

Dalam dokumen HUBUNGAN EKONOMI DAN POLITIK CINA ASEAN (Halaman 78-82)

IMPLEMENTASI KERJASAMA CINA DALAM KERANGKA ACFTA

5.1.2 Ekspor Produk Guna Memperluas Pasar

Selain daripada pemenuhan kebutuhan dalam bidang sumber daya alam pertumbuhan ekonomi Cina yang pesat juga berimplikasi terhadap perluasan akses pasar yang ingin di capai oleh Cina guna untuk memasarkan hasil-hasil dari produksinya. Selain karena faktor sumber daya alam yang melimpah kawasan Asia Tenggara juga memiliki potensi lain yang menjadi daya tarik bagi Cina untuk melakukan kerjasama sama. Potensi daya tarik tersebut yakni kawasan Asia Tenggara merupakan kawasan yang potensial untuk memasarkan produk-produk hasil industrialisasi Cina. Produk-produk hasil industrialisasi Cina seperti produk manufaktur juga dibutuhkan di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina meskipun di sisi lain Cina juga

mengimpor produk manufaktur dari beberapa Negara tersebut.77

Jika Negara-negara di kawasana ASEAN memiliki sumber daya alam yang melimpah di mana hal tersebut menjadi keuntungan bagi Negara-negara di kawasan ASEAN dalam melakukan kerja sama dengan Cina, maka bagi Cina potensi pasarlah yang salah satunya juga membuat Cina tertarik dengan kawasan ASEAN ini. Meskipun dalam jumlah total penduduk yang hanya setengah dari total penduduk Cina yang berjumlah 1.3 milyar jiwa, akan tetapi potensi penduduk 500 juta jiwa dari total ke sepuluh Negara kawasan ASEAN tersebut juga tidak dapat di kesampingkan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi Cina. Bagi Cina kawasan Asia Tenggara menjadi pilihan untuk melakukan kerjasama karena selain menyediakan bahan baku sumber daya alam untuk industrialisasinya

77

79

kawasan Asia Tenggara juga menyediakan pasar untuk kebutuhan ekspor produk manufaktur dari Cina. Kemajuan ekonomi di Cina mengharuskan Negara tersebut mencari kawasan yang potensial akan sumber daya alam untuk pemenuhan bahan baku industrialisasinya dan juga pasar untuk memasarkan produk hasil dari industrialisasi di Cina dan kawasan ASEAN memiliki kemampuan untuk

mendukung kebutuhan Cina tersebut.78

Perluasan akses pasar yang di lakukan oleh Cina ini lebih di karenakan pertumbuhan GDP Cina terus meningkat pasca membuka diri dan mengadakan reformasi ekonomi tahun 1978 pada masa pemerintahan Deng Xiaoping dan mencapai puncaknya pada tahun 1992. Pada tahun 90 an GDP Cina tumbuh rata-rata 10,1 persen selama kurun waktu tersebut dan merupakan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Total perdagangan Cina 1,7 persen pada tahun 1990 dan mencapai 4,1 persen pada tahun 2000. Menurut data dari bank dunia presentase ekspor Cina ke seluruh dunia juga terus meningkat hingga 6,4 persen pada tahun 2005 dan 7,7 persen pada tahun 2007 dari jumlah total ekspor komoditas manufaktur yang ada di dunia. Hal tersebut mengindikasikan

kemampuan Cina dalam mengekspor komoditas ke seluruh dunia.79

Dari struktrur ekspor Cina terhadap dunia tersebut dapat di lihat bahwa Cina bukan lagi Negara pengekspor produk-produk hasil pertanian seperti Negara berkembang lainnya. Pada awal tahun 1980 an ekspor Cina masih di dominasi oleh hasil pertanian akan tetapi pada tahun 2000 struktur ekspor Cina menjadi

78 Ibid.

79Wibowo I “Belajar Dari Cina Bagaimana Cina Merebut Peluang Dalam Era Globalisasi”,2007, Hal. 31

80

terbalik dan lebih banyak di bidang manufaktur. Pada saat kerjasama free trade dengan ASEAN dalam ACFTA dapat di lihat antara tahun 2000 sampai 2010 ekspor dari Cina masih di dominasi oleh produk manufaktur yang berupa barang-barang elektronik dan peralatan mesin di mana ini mengindikasikan proses

industrialisasi besar-besaran di Cina.80

Dengan adanya ACFTA peningkatan ekspor Cina semakin besar karena Negara-negara di ASEAN yang memiliki total jumlah penduduk lima ratus juta jiwa menjadi pasar yang potensial bagi produk dari Cina. Beberapa contoh berikut merupakan peningkatan ekspor Cina ke Negara di ASEAN yakni seperti di Indonesia peningkatan ekspor minyak dan gas ke Indonesia dari Cina juga terjadi pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 61.4 persen sedangkan peningkatan ekspor ke Indonesia di bidang bukan minyak dan gas juga mengalami peningkatan dari 37.34 persen menjadi 47.24 persen pada tahun 2005-2009 dan di

tahun 2010 peningkatan ekspor Cina ke Indonesia mencapai 96 persen.81 Di

Thailand ekspor Cina juga mengalami peningkatan yang signifikan seperti pada tahun 2010 terjadi peningkan ekspor Cina sebesar 46 persen pada bidang produk-produk manufaktur lebih besar dari tahun sebelumnya yakni tahun 2009 sebesar

39 persen.82

Peningkatan ekspor juga terjadi antara Cina dengan Malaysia dalam kerjasama ACFTA. Ekspor Cina ke Malaysia mengalami peningkatan sebesar 45

80 Ibid hal.32

81Keith E. Flick & Kalyan M. Kemburi “ASEAN-China Free Trade Area: Challenges, Opportunities and the Road Ahead”.2012. S. Rajaratnam School of International Studies.Singapore. hal. 30

81

persen di mulai dari tahun 2005 di bidang manufaktur juga seperti mesin listrik dan perlengkapannya, perlengkapan telekomunikasi, perekam suara dan televise.begitu juga di Filipina terjadi peningkatan perdagangan bilateral di antara keduanya pada tahun 2007 dan 2008 dari 7.5 milyar dolar menjadi 28.6 milyar dolar. Ekspor Cina yang utama ke Filipina yakni dalam bidang manufaktur seperti mesin listrik dan perlengkapannya, besi dan baja, bahan mineral tambang dan

pakaian.83 Ekspor Cina di kamboja mengalami peningkatan antara tahun 2007

sampai dengan tiga bulan di awal tahun 2010 dari 739 juta dolar menjadi 843 juta dolar dalam bidang manufaktur. Sedangkan dengan Singapura ekspor Cina juga mengalami peningkatan akan tetapi juga terjadi peningkatan di bidang impor dalam produk-produk elektronik

Maka dari itu dengan pertumbuhan ekonomi Cina yang meningkat pesat dan juga perkembangan ekspornya ke seluruh dunia yang juga besar menimbulkan konsekuensi bagi Cina untuk mencari tempat perluasan akses pasarnya guna untuk memasarkan produk industrialisasinya yang di dominasi sebagian besar oleh produk dalam bidang manufaktur. Maka ASEAN dengan 500 juta populasinya menjadi tempat yang tepat untuk perluasan akses pasar Cina tersebut karena dapat menimbulkan komplementarias atau saling melengkapi di antara keduanya di mana ASEAN memiliki sumber daya alam yang di butuhkan Cina dan ASEAN juga membutuhkan produk manufaktur dari Cina.

82

Dalam dokumen HUBUNGAN EKONOMI DAN POLITIK CINA ASEAN (Halaman 78-82)