2.1 Wisata Air
2.2.1 Eksternalitas Positif
Eksternalitas positif merupakan bagian dari eksternalitas. Eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang diuntungkan. Dengan kata lain, eksternalitas positif merupakan eksternalitas yang bersifat menguntungkan.
H1 H MSC = MPC +MEC MPC MEC MSB Jumlah Produksi e d Q1 Q2 0 Rp
19 Pada kasus eksternalitas positif, produsen dalam melaksanakan aktivitasnya tidak menghiraukan eksternalitas positif yang diakibatkan oleh usahanya terhadap orang lain, atau menganggap MEB = 0, sehingga akan menyebabkan kecenderungan dalam menentukan tingkat produksi yang terlalu rendah. Hal ini disebabkan karena produsen menentukan tingkat produksi pada MPC = MPB sedangkan bagi seluruh masyarakat tingkat produksi yang efisien terjadi pada tingkat produksi dimana MSB = MPB + MEB, MSC = MPC + MEC. Digunakan asumsi MEC = 0, maka terlihat bahwa MSB > MPB sedangkan MSC + MPC. Selama MSB > MSC maka produksi seharusnya ditingkatkan sampai MSB = MSC. Berdasarkan kurva Gambar 2, maka terlihat dengan adanya eksternalitas positif menyebabkan kurva MSC berada di bawah kurva MPC.
Gambar 2. Kurva Eksternalitas Positif
Sumber: Mangkoesoebroto (1993) MPB Harga H0 0 Q0 Q1 Jumlah Produksi MSC MPC H1
20 2.3 Metode Estimasi Penilaian Lingkungan dengan Contingent
Valuation Method (CVM)
Barang dan jasa lingkungan tergolong kedalam barang non market
value. Berbagai macam metode dapat digunakan untuk mengukur nilai dari
suatu barang dan jasa lingkungan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi nilai dari barang dan jasa lingkungan adalah dengan
Contingent Valuation Method (CVM).
Metode yang dibangun oleh Davis pada tahun 1963 ini merupakan
suatu pendekatan yang memungkinkan semua komoditas yang tidak diperjualbelikan di pasar dapat diestimasi nilai ekonominya, termasuk nilai ekonomi dari barang lingkungan. Metode CVM menggunakan pendekatan secara langsung dengan menanyakan kepada masyarakat atas kesediaan untuk membayar (WTP) akibat manfaat tambahan yang diperoleh dari suatu perubahan lingkungan dan atau seberapa besar kesediaan masyarakat untuk menerima (WTA) kompensasi akibat penurunan kualitas barang lingkungan (Hanley dan Spash, 1993).
Tujuan CVM adalah untuk menghitung nilai atau penawaran yang mendekati, jika pasar dari barang-barang lingkungan tersebut benar-benar ada. Asumsi dasar yang belaku di CVM adalah bahwa individu-individu memahami benar pilihan masing-masing dan cukup mengenal kondisi lingkungan yang dinilai. Oleh karena itu, pasar hipotetik (kuesioner dan responden) harus mendekati kondisi pasar yang sebenarnya. Responden harus mengenal secara baik barang yang ditanyakan dan alat hipotetik yang digunakan untuk pembayaran, seperti pajak dan biaya masuk secara langsung.
21 Tahapan-tahapan untuk mengetahui nilai WTP (Hanley dan Spash, 1993), adalah:
1) Membuat Pasar Hipotetik (Setting Up the Hypothectical Market) 2) Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP/WTA (Obtaining Bids)
3) Memperkirakan Nilai Rata-Rata WTP dan/atau Nilai Tengah WTA
(Calculating Average WTP and/or Mean WTA)
4) Memperkirakan Kurva Permintaan (Estimating Demand Curve) 5) Menjumlahkan Data (Agregating Data)
6) Mengevaluasi Penggunaan CVM (Evaluating the CVM Exercise) 2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Berdasarkan studi pustaka diperoleh beberapa hasil kajian yang mendekati kemiripan penelitian mengenai eksternalitas positif Banjir Kanal Barat Jakarta sebagai potensi wisata air dan dapat dijadikan rujukan penelitian. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Bahroin Idris Tampubolon. Tampubolon (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping (Studi Kasus Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor)”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengkuantifikasikan besarnya nilai kesediaan menerima dana kompensasi oleh masyarakat akibat eksternalitas negatif yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan batuan gamping. Besarnya nilai WTA masyarakat diketahui dengan menggunakan perhitungan Willingness to Accept. Hasil yang ditunjukkan oleh penelitian tersebut bahwa nilai total WTA masyarakat adalah sebesar Rp 447.975.000,00 per bulan.
22 Penelitian yang dilakukan oleh Dian Diniyati dan Budiman Achmad di tahun 2007 yang berjudul “Analisis Manfaat Ekonomi Ekowisata Sekitar Danau Toba” bertujuan untuk mengetahui respon pengunjung terhadap kegiatan ekowisata terpilih disekitar Danau Toba dan perkiraan manfaat ekonomi. Pendugaan nilai ekonomi ekowisata dilakukan dengan metode survey dan metode kontingensi, yaitu kesediaan wisatawan membayar (WTP) jika ingin menikmati obyek wisata dan kesediaan wisatawan dibayar (WTA) jika hak untuk menikmati obyek wisata dilarang. Hasil perhitungan yang didapat menujukkan nilai total WTA wisatawan lebih besar daripada nilai total WTP wisatawan terhadap obyek wisata disekitar Danau Toba.
Pusat Penelitian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Tanjung Pinang melakukan penelitian pada tahun 2010 yang berjudul “Kajian Pengembangan Ekowisata Bahari Sebagai Mata Pencaharian Alternatif Bagi Masyarakat Di Kabupaten Bintan”. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan WTP dan WTA untuk menilai potensi ekonomi dari hasil pengkajian potensi ekowisata bahari yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bintan. Hasil yang didapat menunjukkan potensi ekowisata yang dapat dikembangkan sekitar 62 obyek dan kegiatan ekowisata serta potensi ekonomi sebesar Rp 109.741.621.510,00. Penelitian-penelitian terdahulu ini bisa dirangkum ke dalam Tabel 9.
23 Tabel 9. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Beberapa kesamaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada metode untuk penentuan besarnya nilai ekonomi yang ditimbulkan dari eksternalitas positif potensi wisata air BKB Jakarta yaitu Contingen Valuation Method (CVM) namun terdapat juga beberapa perbedaan. Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah: lokasi tempat penelitian, tujuan, dan jenis kegiatan yang melatarbelakangi timbulnya eksternalitas positif. Lokasi tempat penelitian ini adalah sepanjang daerah jalur hijau terusan BKB Jakarta
Nama Peneliti Judul Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian Bahroin Idris Tampubolon (2011) Analisis Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping (Studi Kasus Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor) Alat analisis yang digunakan adalah WTA dengan metode Contingen Valuation Method (CVM)
Nilai total WTA masyarakat adalah sebesar Rp 447.975.000,00 per bulan Budiman Achmad (2007) Analisis Manfaat Ekonomi Ekowisata Sekitar Danau Toba
Alat analisis yang digunakan adalah WTP dan WTA dengan metode survei dan kontingensi
Nilai total WTA wisatawan lebih besar daripada nilai total WTP wisatawan terhadap obyek wisata disekitar Danau Toba Pusat Penelitian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PPSPL) (2010) Kajian Pengembangan Ekowisata Bahari Sebagai Mata Pencaharian Alternatif Bagi Masyarakat Di Kabupaten Bintan Alat analisis yang digunakan adalah pendekatan WTP dan WTA Potensi ekowisata yang dapat dikembangkan sekitar 62 obyek dan kegiatan ekowisata serta potensi ekonominya sebesar Rp 109.741.621.510,00 Sumber: Penulis(2012)
24 Halimun sampai daerah Karet yang berpotensi sebagai tempat wisata air. Jenis kegiatan dalam penelitian ini adalah wisata air yang menjadi potensi keberadaan BKB Jakarta sehingga dapat menimbulkan eksternalitas positif.
25 III. KERANGKA PEMIKIRAN