• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekuitas Akhir

Dalam dokumen LK KPK TA 2016 Audited (Halaman 51-56)

Pengembalian Belanja

E.8. Ekuitas Akhir

Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp2.174.571.743.604,00 dan Rp1.892.272.535.344,00.

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA

F.1. Lokasi dan Status Kantor KPK

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPK menempati beberapa gedung, yaitu: a. Gedung Merah Putih di Jl. Kuningan Persada Kav.4, Setiabudi, Jakarta Selatan. b. Gedung di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1 Kuningan, Jakarta Selatan. Berdasarkan

KMK Nomor 130/KM.6/2015 tanggal 18 Maret 2015 tentang Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional, gedung dan tanah menjadi milik KPK serta BAST Nomor BA-110/KN/2016 tanggal 21 September 2016.

c. Lantai 3 dan sebagian lantai dasar Gedung eks Bank Uppindo di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-19 Kuningan Jakarta Selatan. Izin penempatan sesuai surat Menteri Keuangan Nomor S-07/ MK.06/2008 tanggal 14 Januari 2008.

d. Lantai 4, 5, dan 15 Gedung Kementerian BUMN, Jl. Medan Merdeka Selatan Nomor 13. Izin pinjam pakai sesuai surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor S-613/MBU/2009 tanggal 7 September 2009.

F.2. Hibah yang Diterima KPK

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, hibah yang dicantumkan dalam DIPA adalah hibah yang diterima dalam bentuk uang untuk membiayai kegiatan, sedangkan hibah dalam bentuk barang/jasa dicantumkan dalam Neraca dan diungkap dalam CaLK.  Hibah Dalam Bentuk Barang

Pada Tahun 2016 KPK menerima hibah barang dengan rincian sebagai berikut: Tabel 58. Rincian Hibah Dalam Bentuk Barang

No Donor Nilai (Rp) Jenis Barang

1 GIZ 19.253.880,00 Persediaan yang Diserahkan Untuk Masyarakat

2 GIZ 57.100.260,00 Paket Peralatan Whiteboard

Total 76.354.140,00

 Hibah Dalam Bentuk Jasa

Hibah dalam bentuk jasa merupakan hibah yang diterima KPK berupa kegiatan yang pelaksanaan dan pengelolaan dananya dilakukan oleh negara donor. Hibah dalam bentuk jasa yang diterima KPK tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1) USAID – Strengthening Integrity and Accountability Program 1

Berdasarkan USAID Agreement Nomor 497-026 tanggal 30 September 2009, KPK menerima hibah berupa bantuan penelitian untuk road map, kampanye pembuatan film K vs K, bantuan court monitoring, e-learning gratifikasi, dan pengembangan SDM KPK. Pelaksana proyek (implementing agency) adalah Management System International (MSI).

Periode proyek hibah dari 30 September 2009 s.d. 31 Agustus 2016, dengan nilai proyek keseluruhan adalah USD 5.152.109,00.

2) AUSAID - Australia Indonesia Partnership for Justice

Berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia tanggal 2 Mei 2011, KPK menerima hibah untuk proyek Australia Indonesia

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

Partnership for Justice dengan Nomor Register 2D76N3G8, berupa kegiatan kajian hukum dan internalisasi penyidik KPK, kegiatan kampanye anti korupsi terutama untuk kaum perempuan (SPAK), dukungan promosional produk pencegahan KPK, Enterprise Architecture, Assessment NTB. Pelaksana proyek (implementing agency) adalah CARDNO.

Periode proyek hibah ini dari 2 Mei 2011 s.d. 2 Mei 2016 dengan nilai proyek keseluruhan adalah AUD 1.300.000,00.

3) Jerman - Assistance in Combating and Preventing Corruption in Indonesia Fase I Berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Jerman dan Pemerintah Indonesia tanggal 21 September 2007, KPK menerima hibah untuk proyek Assistance in Combating and Preventing Corruption in Indonesia dengan Nomor Register 70745701, berupa Kegiatan peningkatan pelayanan Manajemen KPK melalui Training, penyediaan peralatan multimedia, buku perpustakaan, server, software, ACLC Bus, kerja sama KPK-CAC Timor Leste-Pemerintah Jerman, dsb. Pelaksana proyek (implementing agency) adalah GIZ.

Periode proyek hibah ini dari 21 September 2007 s.d. 30 Juni 2016 dengan nilai proyek keseluruhan adalah EUR 5.950.000,00.

4) Jerman - Assistance in Combating and Preventing Corruption in Indonesia Fase II Berdasarkan perjanjian antara GIZ dan KPK tanggal 6 Juni 2016, KPK menerima hibah untuk proyek Assistance in Combating and Preventing Corruption in Indonesia Fase II dengan Nomor Register 22GF34VA, berupa kegiatan penyediaan tenaga ahli, pengembangan kapasitas internal KPK, pengembangan standar kompetensi untuk trainer korupsi, pengembangan modul anti-korupsi pada sektor tertentu (pendidikan, kehutanan, dan kesehatan), pengembangan e-learning untuk Anti-Corruption Learning Center (ACLC), penyediaan technical assistance untuk implementasi e-planning/e-budgeting pada pemerintah daerah, dan pengembangan modul untuk CSO dengan topik implementasi social audit.

Periode proyek hibah ini dari 3 Juni 2016 s.d. 30 Juni 2018 dengan nilai proyek keseluruhan adalah EUR 2.000.000,00.

F.3. Titipan Uang Sitaan Tindak Pidana Korupsi dan Gratifikasi

Terdapat titipan uang sitaan dan gratifikasi yang belum mempunyai putusan yang berkekuatan hukum tetap sehingga belum dapat disetorkan ke Kas Negara. Titipan tersebut, diadministrasikan di Biro Perencanaan dan Keuangan untuk uang sitaan dan gratifikasi, serta Kedeputian Penindakan untuk titipan uang tindak pidana korupsi. Sampai dengan 31 Desember 2016, rincian titipan uang yang belum mempunyai kekuatan hukum tetap adalah sebagai berikut:

Tabel 59. Rincian Titipan Uang Yang Belum Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap

Kas di Brankas Pengelola Titipan Uang Sitaan dan Gratifikasi Biro Perencanaan dan Keuangan, terdiri dari:

Rupiah IDR 13.286.841.850,00

Dolar Amerika USD 924.971,00

Dolar Singapura SGD 929.155,00

Riyal Saudi Arabia SAR 11.453,00

Dolar Australia AUD 60,00

Euro EUR 1.390,00

Poundsterling GBP 3.785,00

Franc CHF 10,00

Peso Colombia (Mil) 200,00

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

Kas di Bank, dititipkan oleh Pengelola Titipan Uang Sitaan dan Gratifikasi Biro Perencanaan dan Keuangan, terdiri dari:

Rupiah IDR 396.814.126.354,96

Dolar Amerika USD 3.162.939,49

Jepang Yen JPY 1.714.339,00

F.4. Denda yang Belum Dibayar

Dari kurun waktu 2005 s.d. 31 Desember 2016, terdapat Uang Denda yang belum dibayar para terpidana. Sesuai fatwa Ketua MA Nomor: 040/KMA/III/2010 tanggal 29 Maret 2010 pembayaran denda merupakan pilihan dan dapat diganti dengan subsider pidana penjara. Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM dengan surat Nomor PAS.7.PK.01.01.02-1244 tanggal 7 Desember 2012 dan Nomor PAS.5.TI.01.04-171 tanggal 17 Maret 2015 beberapa terpidana telah bebas/bebas bersyarat. Dengan memperhatikan kedua hal tersebut, denda dari tahun 2005 s.d 31 Desember 2016 yang dapat ditagihkan adalah sebagai berikut:

Tabel 60. Rincian Denda Per 31 Desember 2016

Uraian Rp

Saldo Denda Terutang Per 31 Desember 2016 Penghapusan Denda (Subsider) 2016

Saldo Denda Per 31 Desember 2016

48.511.666.600 0

48.511.666.600

F.5. Benda Sitaan Yang Belum Berkekuatan Hukum Tetap

Benda-benda sitaan yang bernilai ekonomis yang disita dari para tersangka dan saksi dapat dilihat dalam Lampiran 8.

F.6. Benda Sitaan Yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap

Terdapat benda-benda sitaan yang telah berkekuatan hukum tetap baik barang rampasan yang sampai saat ini belum terlelang maupun barang rampasan yang dipergunakan untuk perkara lain serta yang akan dikembalikan kepada yang berhak. Daftar barang dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 9.

F.7. Barang Gratifikasi Belum Diserahkan ke Kementerian Keuangan

Terdapat barang gratifikasi yang telah ditetapkan Pimpinan KPK menjadi milik negara namun sampai dengan 31 Desember 2016 belum diserahkan ke Kementerian Keuangan. Barang tersebut dikelola oleh Direktorat Gratifikasi Deputi Bidang Pencegahan. Rincian barang gratifikasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 10.

F.8. Barang Gratifikasi Belum Diserahkan oleh Pelapor

Terdapat barang gratifikasi yang telah ditetapkan Pimpinan KPK menjadi milik negara namun sampai dengan 31 Desember 2016 belum diserahkan oleh pelapor ke Direktorat Gratifikasi Deputi Bidang Pencegahan. Rincian barang gratifikasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 11.

F.9. Pengelolaan Tunjangan Hari Tua (THT) Pimpinan dan Pegawai KPK

Berdasarkan Pasal 4 Ayat (1) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2006 tentang Hak Keuangan, Kedudukan Protokol, dan Perlindungan Keamanan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pasal 15 Ayat (3a) Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2005 tentang Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi,

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

Pimpinan, Penasihat, dan Pegawai KPK diberikan Tunjangan Hari Tua (THT).

THT tersebut dikelola pihak ketiga dan akan dibayarkan kepada pimpinan/pegawai saat pimpinan/pegawai selesai menjalani tugas di KPK. Sampai dengan 31 Desember 2016, THT 664 peserta dengan nilai sebesar Rp56.702.814.419,00 dikelola dengan metode syariah oleh PT BNI Life, sedangkan THT 479 peserta dengan nilai sebesar Rp39.152.597.02,00 dikelola dengan metode konvensional oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

F.10. Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK

Sesuai Surat BPK Nomor 211/S/XIV/12/2016 tanggal 30 Desember 2016 perihal Hasil Pemantauan atas Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI sampai dengan Semester II Tahun 2016 pada KPK, menunjukkan bahwa dari dua belas LHP (10 LHP Laporan Keuangan, 1 LHP Kinerja Fungsi Penindakan, dan 1 LHP Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu atas Pengelolaan Belanja Barang dan Modal, Barang Bukti, Barang Sitaan dan Barang Rampasan) dengan 79 temuan dan 157 rekomendasi, 121 rekomendasi telah ditindaklanjuti KPK, 27 rekomendasi belum sesuai, 6 rekomendasi belum ditindaklanjuti/dalam proses tindak lanjut, dan 3 rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti dengan alasan yang sah. Monitoring Tindak Lanjut LHP Laporan Keuangan dapat dilihat pada Lampiran 12.

F.11. Rekening Pemerintah

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK tahun 2004 s.d 2015, tidak ditemukan rekening pada KPK yang tidak dilaporkan pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat maupun Laporan Keuangan KPK.

Rekening yang ditutup untuk periode Januari s.d Desember 2016 sebanyak 27 rekening. Rekening-rekening ditutup karena:

1. Perkara yang terkait dengan rekening tersebut telah mendapat putusan yang telah berkekuatan hukum tetap; atau

2. Rekening tersebut batal menerima transaksi.

Saldo dari rekening yang ditutup diperlakukan sesuai amar putusan majelis hakim. Daftar rekening yang dipertahankan dan ditutup dapat dilihat pada Lampiran 13.

F.12. Jaminan Bank/Bank Garansi untuk Pemeliharaan

Berdasarkan Surat dari Dirjen Perbendaharaan Nomor S-9284/PB/2013 tanggal 20 Desember 2013 tentang Perlakuan Akuntansi Atas Jaminan Pemeliharaan/Garansi Bank. Sesuai dengan surat tersebut terdapat Jaminan Bank sebagai berikut:

Tabel 61. Rincian Jaminan Bank/Bank Garansi untuk Pemeliharaan

No Vendor Nomor

Jaminan Nilai (Rp) Keterangan

1. PT. Vivastor Techno Logica 1111423121600 016 67.274.845 Pengadaan Sistem Perkabelan IT Gedung Baru KPK 2016 2. PT. Data Proteksindo 01.1104.16.000 04.SIG.K

304.920.000 Pengadaan Server dan Storage KPK 2016 3. PT. Nusantara Compnet Integrator 1111423021600 004-0695314 673.086.400 Pengadaan Pembangunan Jaringan Infrastruktur Eksternal

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

F.13. Jaminan Bank/Bank Garansi untuk Pekerjaan

Selain jaminan pemeliharaan, terdapat juga jaminan dan bank garansi atas pelaksanaan pekerjaan pada KPK dengan rincian pada Lampiran 14.

F.14. Piutang Uang Pengganti Terpidana Meninggal Dunia

Terdapat dua terpidana a.n. Hamdani Amin (2006) dan Sutan Bathogana (2016) yang meninggal dunia ketika menjalani proses hukuman kurungan pidana. Terpidana dimaksud masih mempunyai kewajiban kepada Negara berupa Uang Pengganti sebesar masing-masing Rp1.068.092.902,00 dan Rp50.000.000,00 serta USD7.500,00. Untuk kepastian hukum atas kewajiban Uang Pengganti dimaksud, saat ini KPK sedang dalam proses permintaan pendapat Jaksa Pengacara Negara apakah kewajiban membayar Uang Pengganti akan hapus seiring dengan meninggalnya seorang terpidana atau masih melekat ke ahli waris.

F.15. Penyelesaian Kerugian Negara yang Masih Berupa Informasi

Terdapat 25 kasus berupa informasi kerigian negara yang terdiri dari 9 kasus yang berasal dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Kedeputian PIPM dan 16 kasus yang berasal dari LHP BPK masih dalam proses penyelesaian ganti kerugian negara dengan rincian pada Lampiran 15.

Dalam dokumen LK KPK TA 2016 Audited (Halaman 51-56)

Dokumen terkait