• Tidak ada hasil yang ditemukan

Elastisitas transmisi harga CPO Domestik terhadap harga TBS petani Sumatera Utara Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Elastisitas transmisi harga CPO Domestik terhadap harga TBS petani Sumatera Utara Utara

Elastisitas transmisi harga merupakan perbandingan perubahan persentase dari harga di tingkat pengecer/ pemasar/konsumen (Y) dengan perubahan harga di tingkat petani/produsen (X), yang bertujuan untuk mengetahui melihat berapa besar perubahan harga di pasar pengecer/ pemasar/konsumen (Y) akibat terjadinya perubahan harga sebesar satu satuan unit di pasar petani/produsen (X). Elastisitas transmisi harga yang akan di analisa adalah elastisitas transmisi harga antara harga CPO Domestik (X) terhadap harga TBS Sumatera Utara (Y), elastisitas transmisi harga antara harga CPO Domestik (X) terhadap harga TBS petani di Kabupaten Labuhanbatu (Y), dan elastisitas transmisi harga antara harga CPO Domestik (X) terhadap harga TBS petani di Kabupaten Serdang Bedagai (Y).

Sebelum menganalisa elastistas transmisi harga antara harga CPO Domestik (X) terhadap harga TBS petani di Kabupaten Labuhanbatu (Y), dan elastisitas transmisi harga antara harga CPO Domestik (X) terhadap harga TBS petani di Kabupaten Serdang Bedagai (Y). Terlebih dahulu menganalisa elastisitas transmisi harga antara harga CPO Domestik (X) terhadap harga TBS Sumatera Utara (Y) untuk mendapatkan koefisien regrei linier sederhana

(b1) sebagai parameter elastisitas transmisi harga sementara yang akan digunakan sebagai koefisien regresi linier sederhana untuk mencari nilai elastisitas transmisi harga antara harga CPO Domestik (X) terhadap harga TBS petani di Kabupaten Labuhanbatu (Y), dan elastisitas transmisi harga antara harga CPO Domestik (X) terhadap harga TBS petani di Kabupaten Serdang Bedagai (Y). ini dikarenakan harga TBS petani di Kabpaten Labuhanbatu dan Kabupaten Serdang Bedagai hanya mempunyai satu data time series yaitu pada bulan September 2009, sedangkan data time series pada harga TBS Sumatera Utara dan CPO Domestik sama-sama mempunyai jumlah 120.

Untuk dapat digunakan parameter elastisitas transmisi harga sementara (b1) tersebut, dilakukan asumsi pendekatan harga TBS Sumatera Utara sama dengan harga TBS di tingkat petani kabupaten tanpa memperhitung margin pemasaran (konstan). Dimana dalam keadaan titik seimbang (Caterius Paribus), harga TBS Elastisitas berada pada titik potong grafik Supply (harga TBS petani) dan Demand (harga TBS Sumatera Utara).

Hasil parameter elastisitas transmisi harga sementara (semua harga dalam nilai rill) dijelaskan pada tabel 8 dibawah ini :

Tabel 8. Fungsi regresi linier sederhana CPO Domestik terhadap harga TBS Sumatera Utara

Variabel B Std Error T-Hitung Signifikansi

Constant -136,009 13,414 -10,139 0,000

X = P CPO Domestik 0,229 0,003 86,299 0,000

R-Square = 0,984

F-Hitung = 7447,572 0,000

Keterangan : α = Signifikansi pada tingkat kesalahan 5% Sumber : Data olahan dari lampiran 13

Melalui analisis regresi linier sederhana, diperoleh hasil sebagai berikut : Y = -136,009 + 0,229X

Koefisien b0 sebesar -136,009, merupakan titik potong garis regresi tersebut dengan sumbu tegak Y. Koefisien b1 sebesar 0,229, yang menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikkan harga CPO Domestik sebesar Rp 1 per Kg, maka akan terjadi kenaikkan harga TBS Sumatera Utara sebesar Rp 0,229 per Kg.

Nilai R-Square (R2) sebesar 0,984, menunjukkan bahwa 98,4% perubahan harga TBS Sumatera Utara dipengaruhi oleh perubahan harga CPO Domestik. Sedangakan sisa sebesar 1,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamasukkan ke dalam model.

Nilai signifikansi F-Hitung sebesar 0,000 < signifikansi α 0,005, menunjukkan bahwa

secara serempak perubahan harga CPO Domestik berpengaruh nyata terhadap perubahan harga TBS Sumatera Utara. Nilai signifikansi T-Hitung sebesar 0,000 < signifikansi α 0,005,

menunjukkan bahwa secara partial perubahan harga CPO Domestik juga berpengaruh nyata terhadap perubahan harga TBS Sumatera Utara.

Nilai Elastisitas transmisi harga CPO Domestik terhadap harga TBS Sumatera Utara (Et) sebesar 1,139. Ini menunjukkan bahwa nilai elastisitas transmisi harga lebih besar sama dengan satu (Et1,139 > 1), dapat diartikan bahwa perubahan harga CPO Domestik sebesar 1% akan mengakibatkan perubahan harga pada harga TBS Sumatera Utara sebesar 1,139% atau dapat juga diartikan bahwa perubahan harga pada harga TBS Sumatera Utara sebesar 113,9% mutlak dipegaruhi oleh perubahan harga CPO Domestik.

Tabel 9. Elastisitas transmisi harga CPO Domestik terhadap harga TBS Sumatera Utara

Pasar Rata-rata

P TBS SUMUT (Y)

Rata-rata

P CPO domestik (X) B Et

Sumatera Utara 992,572112 4938,305043 0,229 1,139

Elastisitas transmisi harga CPO Domestik terhadap harga TBS Sumatera Utara bersifat elastis. Dengan demikian setiap perubahan harga CPO Domestik ditransmisi secara sempurna hingga ke setiap perubahan harga TBS Sumatera Utara, dengan kata lain pemasaran CPO Domestik dan pemasaran TBS Sumatera Utara adalah efisien. Artinya besar persentase perubahan harga harga CPO Domestik sebanding dengan besarnya persentase perubahan harga TBS Sumatera Utara.

Selain menunjukkan besarnya perubahan harga di pasar CPO Domestik dan pasar TBS Sumatera Utara, nilai elastisitas transmisi harga juga dapat menyatakan tingkat kompetisi suatu pasar dan struktur pasar yang terbentuk. Ini dapat dilihat dari elastisitas transmisi harga sebesar 1,139 (Et1,139 > 1) dan mengindikasikan bahwa kompetisi yang terbentuk antara pasar CPO Domestik dengan pasar TBS Sumatera Utara adalah tidak ada kompetisi atau dengan kata lain sama-sama tidak dapat mempengaruhi harga pasar, sehingga struktur pasar yang terbentuk adalah pasar persaingan sempurna. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah terdapat sangat banyak penjual dan pembeli, produk yang dihasilkan oleh para produsen adalah homogen, bebas masuk dan keluar pasar, setiap produsen adalah penerim harga (price taker).

Tetapi secara nyata, setiap perubahan harga CPO Domestik tidak dapat ditransmisi secara sempurna hingga ke setiap perubahan harga TBS Sumatera Utara, dengan kata lain pemasaran CPO Domestik dan pemasaran TBS Sumatera Utara adalah tidak efisien. Artinya besar persentase perubahan harga CPO Domestik tidak sebanding dengan besarnya yang terjadi pada harga TBS Sumatera Utara. Ini dikarenakan, penerima harga TBS tersebut tidak mempunyai posisi tawar yang kuat untuk ikut serta dalam menentukan harga hasil panennya, harga TBS yang wajar diterima telah distorsi oleh berbagai kepentingan, biaya produksi yang mahal, tidak adanya perbedaan antar rendemen dengan umur tanaman, serta terlalu

panjangnya jalur tataniaga, sehingga banyak yang menggunakan jasa pengangkutan untuk menjual hasil TBS atau menjualnya ke tengkulak.

Dan struktur pasar yang terjadi pada pasar CPO Domestik, dan pada pasar TBS Sumatera Utara adalah pasar persaingan monopolistik. Ciri-ciri pasar ini adalah terdapat banyak penjual, produknya tidak homogen (berbeda corak), perusahaan mempunyai sedikit kekuatan mempengaruhi harga, masuk ke dalam industri/pasar relative mudah.

Elastisitas transmisi harga (semua harga dalam nilai rill) CPO Domestik terhadap harga TBS petani di Kabupaten Labuhan Batu dan harga TBS petani di kabupaten Serdang Bedagai bernilai 1,757 dan 1,966 atau lebih besar dari satu (Et > 1), dapat diartikan bahwa perubahan harga CPO domestik sebesar 1% akan mengakibatkan perubahan harga pada harga TBS petani di Kabupaten Labuhan Batu dan harga TBS petani di kabupaten Serdang Bedagai sebesar 1,757% dan 1,966% atau dapat juga diartikan bahwa perubahan harga pada harga TBS petani di Kabupaten Labuhan Batu dan harga TBS petani di kabupaten Serdang Bedagai sebesar 175,7% dan 196,6% dipegaruhi oleh perubahan harga CPO Domestik.

Tabel 10. Elastisitas transmisi harga CPO Domestik terhadap harga TBS petani

Kabupaten Rata-rata P TBS petani (Y) Rata-rata P CPO domestik (X) B Et Labuhan Batu 828,922 6361,374 0,229 1,757 Serdang Bedagai 740,998 6361,374 0,229 1,966

Sumber : Data olahan dari lampiran 7, 13, dan 14

Elastisitas transmisi harga CPO Domestik terhadap harga TBS petani di Kabupaten Labuhan Batu dan harga TBS petani di kabupaten Serdang Bedagai bersifat inelastis. Dengan demikian perubahan harga CPO Domestik tidak dapat ditransmisi secara sempurna hingga ke harga TBS petani di Kabupaten Labuhan Batu dan harga TBS petani di kabupaten Serdang Bedagai, dengan kata lain pemasaran CPO Domestik tidak efisien. Artinya besar persentase

perubahan harga ditingkat konsumen dalam hal ini harga CPO Domestik tidak sebanding dengan besarnya yang diterima oleh petani dalam hal ini harga TBS petani di Kabupaten Labuhan Batu dan harga TBS petani di kabupaten Serdang Bedagai. Ketika harga CPO Domestik mengalami peningkatan harga sebesar Rp 1 per Kg, maka harga TBS petani di Kabupaten Labuhanbatu dan harga TBS petani di kabupaten Serdang Bedagai akan mengalami peningkatan harga kurang dari Rp 1 per Kg yang seharusnya mengalami peningkatan harga lebih besar Rp 1 per Kg. Ini dikarenakan, penerima harga TBS tersebut tidak mempunyai posisi tawar yang kuat untuk ikut serta dalam menentukan harga hasil panennya, Harga TBS yang wajar diterima telah distorsi oleh berbagai kepentingan, perusahaan inti tidak akan mau mengurangi keuntungannya. Selanjutnya hal yang terjadi di lapangan adalah penurunan harga TBS yang akan diterima petani sehingga biaya pengolahan yang dikeluarkan perusahaan dapat dikatakan tidak mengalami banyak perubahan.

Tetapi Ketika harga CPO Domestik mengalami penurunan harga sebesar Rp 1 per Kg, maka harga TBS petani di Kabupaten Labuhanbatu dan harga TBS petani di kabupaten Serdang Bedagai akan mengalami penurunan harga lebih besar sama dengan ( > ) sebesar Rp 1 per Kg pula. Keadaan ini disebabkan oleh dampak krisis global sebesar 50% dan 50% lagi merupakan dampak dari PEMILU Presiden tahun 2009, hari-hari besar, menurnnya permintaan akan TBS dari PKS, rendemen TBS rendah, banjir buah, buah rusak, potongan pinjaman petani TBS dari agen dan lainya, pasaran minyak dunia turun, dan jenis bibit TBS adalah Durah (lampiran 19a,b).

Dan dari hasil pengamatan di lapangan struktur pasar yang terjadi pada pasar CPO Domestik, dan pada pasar TBS petani di Kabupaten Labuhanbatu dan pasar di kabupaten Serdang Bedagai adalah pasar persaingan monopsoni. Suatu pasar dikatakan sebagai pasar monopsoni apabila di dalam pasar tersebut hanya terdapat satu pembeli, penjual atau produsennya banyak, produk yang di jual unik, dan perusahaan hanya ada satu.

BAB VI

Dokumen terkait