• Tidak ada hasil yang ditemukan

Elemen-elemen Gaya kerja

GAYA KERJA DAN CARA PENYELESAIAN KONFLIK YANG TERBAIK BAGI SEORANG PENGAWAS

A. GAYA KERJA PERAN PENGAWAS

3. Elemen-elemen Gaya kerja

Tugas seorang pengawas sekolah berbeda dengan tugas seorang penagih atau seorang pramuniaga, maka dapat dipahami bahwa elemen kerja yang penting untuk seorang pengawas sekolah akan berbeda dari

elemen-Kepribadian dan Sosial-MKPS 35 elemen kerja seorang atasan, maupun seorang penagih. Untuk menemukan elemen kerja seorang pengawas sekolah kita harus menganalisa pekerjaan yang biasanya mereka lakukan.

Pada hakikatnya, tugas utama seorang pengawas sekolah adalah mengawasi dan sekaligus membantu para kepala sekolah dan guru agar mereka berhasil mewujudkan kepentingan para pengawas sekolah dan juga memperoleh kepentingan mereka sendiri sehingga mereka merasa puas dalam bekerja di bawah bimbingan pengawas sekolahnya. Disamping itu para pengawas sekolah seringkali harus pula berunding dengan pihak lain agar kepentingan kedua belah pihak bisa terpenuhi dan semua merasa puas dengan hasil perundingan.

Dengan tugas utama seperti disebutkan di atas, maka elemen kerja yang penting diperhatikan dalam membahas Gaya Kerja seorang pengawas sekolah adalah:

a. Mengkomunikasikan Gagasan

Pada dasarnya mengkomunikasikan Gagasan adalah tindakan untuk memberi penjelasan pada pihak lawan mengenai hal yang merupakan keyakinan dan harapan pihak pertama. Gagasan yang dikomunikasikan bisa berupa tuntutan, permintaan, saran, informasi atau bisa juga perasaan-perasaan.

Dalam mengkomunikasikan gagasan, adakalanya menawarkan bantuan yang bisa dilakukan pihak pertama agar dalam hal ini isi gagasan lebih berupa penawaran bantuan. Penawaran bantuan ini dapat dajukan tanpa syarat apa-apa, atau bisa juga dengan persyaratan tertentu sesuai dengan kepentingan pihak pertama.

Di lain pihak, yang dikomunikasikan bisa juga tuntutan agar pihak kedua melakukan hal-hal tertentu agar pihak pertama bisa mencapai kepentingannya. Pengajuan keinginan ini bisa dilakukan dengan menyebutkan tawaran imbalan atau bisa juga disampaikan sebagai tuntutan yang disertai ancaman.

b. Mengkaji gagasan pihak lain

Mengkaji gagasan pihak lain adalah tindakan yang dilakukan (pihak pertama) untuk memahami jalan pikiran pihak-pihak kedua, baik yang meliputi kepentingan yang ingin mereka peroleh maupun saran yang

Kepribadian dan Sosial-MKPS 36 mereka berikan. Tindakan ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan atau dengan mengamati tingkah laku pihak kedua.

Dalam hal ini, secara sadar atau tidak, seseorang melakukan analisis untuk menduga atau memahami hal-hal yang dibutuhkan pihak lain. Analisis terhadap pesan yang tidak berupa ucapan sangat perlu, karena sering kali kita bertemu dengan orang yang tidak berterus terang tentang maksudnya, atau bertemu dengan orang yang tidak pandai mengucapkan keinginannya. Dengan memperhatikan gerak gerik seseorang biasanya kita sudah dapat meduga walaupun tidak selalu tetap apa keinginan seseorang yang tidak ia ucapkan.

c. Menangani keluhan

Menangani keluhan adalah tindakan penyelesaian masalah yang dilakukan pihak pertama sehubungan dengan pernyataan (keluhan) yang disampaikan oleh pihak kedua yang menganggap bahwa kenyataan yang ada tidak sesuai dengan harapannya (harapan pihak kedua).

d. Menolak permintaan

Bila hal-hal yang diminta (secara langsung atau tidak) oleh pihak kedua tidak mungkin dipenuhi oleh seorang pengawas , maka ia harus terpaksa menolak permintaan itu. Penolakan ini bisa ia lakukan secara terang-terangan/terbuka atau secara diam-diam.

e. Menegur kesalahan dan menyampaikan kritik

Menegur kesalahan adalah tindakan pihak pertama dalam rangka memperbaiki/mengoreksi tindakan pihak kedua yang dinilai tidak sesuai dengan tata cara, nilai, atau kesepakatan yang berlaku. Di lain pihak, menyampaikan kritik tidak selalu harus berupa penyampaian celaan. Perlu disadari bahwa kritik sebetulnya tidak sama dengan kecaman. Kritik (bahasa aslinya adalah krinen) sebetulnya berarti evaluasi/penilaian yang juga bisa berakhir secara positif. Bandingkan dengan guru yang mengoreksi hasil kerja muridnya, bisa saja ia kemudian memberikan angka 1- atau 100, yang menunjukkan bahwa muridnya memperoleh nilai sempurna. Oleh karena itu penyampaian kritik atau komentar ini bisa tidak terbatas hanya pada pernyataan setuju atau tidak setuju terhadap

Kepribadian dan Sosial-MKPS 37 tawaran yang diajukan, tetapi meliputi juga evaluasi terhadap konsisten itu, dan lain sebagainya.

f. Menyelesaikan konflik

Menangani konflik adalah tindakan pihak pertama untuk menyelesaikan kondisi pertentangan yang disebabkan adanya kepentingan yang saling berbenturan. Pada dasarnya, dalam usaha menyelesaikan konflik seseortang bisa mengambil sikap mengalah pada kepentingan orang lain, bisa menuntut agar orang lain mengalah pda kepentingannya, atau bisa juga bekerja sama dengan pihak kedua untuk mencari kemungkinan-kemungkinan lain agar kepentingan kedua belah pihak bisa terpenuhi secara maksimal.

g. Mengambil keputusan

Pada saat kerja sama bisa saja terdapat konflik yang tidak terselesaikan, maka ada kalanya seseorang harus mengambil keputusan mengenai apa yang akan ia lakukan dalam situasi itu. Perlu diingat bahwa elemen kerja pengambilan keputusan ini harus dibedakan dengan pengambilan keputusan dalam persoalan yang tidak melihat pandangan orang lain. (Misalnya ketika seseorang tanpa campur tangan orang lain harus memutuskan apakan ia akan memesan mie bakso atau sate kambing).

Walaupun pada dasarnya tiap orang mempunyai cara sendiri dalam menjalankan tugasnya, tetapi berdasarkan persamaan-persamaan dalam cara mereka melakukan perundingan kita dapat menggolongkan cara-cara itu ke dalam salah satu dari kelima Gaya-Kerja Utama, yang telah disebutkan di bagian depan.

4. Negosiasi

Dalam menjalankan fungsinya, para pengawas akan banyak melakukan kegiatan negosiasi dengan kepala sekolah dan guru. Negosiasi itu mungkin saja berhasil mencapai kesepakatan yang memuaskan semua pihak, atau suatu keputusan yang dirasakan berat sebelah, bahkan mugkin pula sama sekali tidak mencapai kesepakatan.

Kepribadian dan Sosial-MKPS 38 Di lain pihak, tidak jarang pula hasil negosiasi itu benar-benar penting sehingga dijadikan bahan penyusunan suatu kebijakan sekolah. Mengingat bahwa setiap perundingan biasanya melibatkan kegiatan negosiasi, maka pengetahuan dan keterampilan negosiasi perlu dikuasai dengan baik dan mahir oleh setiap pengawas sekolah