(2) Sekop kayu, biasanya digunakan untuk mengaduk pakan konsentrat agar
tercapur secara maksimal.
(3) Peralatan masak terdiri dari kompor dan panci, difungsikan untuk memasak air yang akan digunakan untuk mencampurkan pakan konsentrat sehingga pakan tersebut bersifat matang sehingga aman untuk di konsumsi oleh ternak kelinci.
(4) Arit/Sabit, digunakan untuk menyabit rumput lapang yang sangat berguna untuk ketersediaan hijauan pakan ternak.
(5) Pisau digunakan untuk menyembelih ternak kelinci yang berumur empat
bulan. Alat tersebut sangat penting bagi peternakan dalam menyediakan dan menghasilkan kelinci pedaging.
(6) Lemari pendingin (Frezzer) digunakan untuk menyimpan daging kelinci agar tahan lama dan menyimpan vaksin dan vitamin.
(7) Timbangan digunakan untuk menimbang campuran bahan pakan, bobot kelinci dan kelinci pedaging.
3. Proses Produksi
3.1. Tata Laksana Pemeliharaan (1) Pengadaan Indukan Kelinci
Kelinci yang dibudidayakan oleh Jaji’s Farm berjenis Vlaamse reus
(Flemish Giant) yang merupakan kelinci berukuran besar dengan bobot hidup dewasa mencapai 8 kilogram dengan harga indukan adalah Rp. 450.000,- per ekor.
Gambar 6. Indukan Kelinci Jenis VlamceReus di Jaji’sFarm
Pengadaan indukan kelinci diperoleh dari hasil regenerasi kelinci sebelumnya dan juga membeli kepada peternak lain yang berada di wilayah atau luar wilayah. Jaji’s Farm melakukan penyortiran terhadap anakan, kemudian dilakukan pemisahan untuk kelinci anakan yang memiliki kualitas baik.
(2) Pakan
Pakan yang diberikan terdiri dari pakan hijauan seperti rumput lapang atau limbah pertanian dan pakan konsentrat / penguat (Gambar 7).
Gambar 7. Pakan Hijauan dan Pakan Konsentrat di Jaji’Farm
Jaji’s Farm memperoleh pakan hijauan dengan mencari rumput sendiri (mengarit rumput) di daerah sekitar yang dilakukan oleh pekerja peternakan dengan asumsi biaya tenaga kerja sebesar Rp. 200,- per kilogram. Pakan penguat konsentrat didapatkan dengan membeli langsung ke pabrik penggilingan padi dengan harga Rp 3000,- per kilogram.
Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Banyaknya proporsi pakan yang diberikan disesuaikan dengan kondisi cuaca di lingkungan peternakan. Hal ini ditujukan agar kelinci terhindar dari gangguan penyakit pencernaan yang di akibatkan oleh pola pemberian pakan dan kondisi cuaca di peternakan. Proporsi pakan yang sering diberikan setiap kali pemberian adalah 2 ons rumput per ekor dan 1 ons konsentrat per ekor.
(3) Sanitasi
Pembersihan (sanitasi) kandang di Jaji’s Farm dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi hari dan sore hari sebelum ternak diberi pakan. Pembersihan dilakukan dengan cara menghilangkan kotoran dan sisa-sisa pakan yang berserakan, dengan cara menyapu keluar kandang dan dilap menggunakan lap basah.
(4) Reproduksi
Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik peternakan
mengatakan bahwa, “Tingkat keberhasilan perkawinan di Jaji’s Farm
mencapai 85 persen”. Tingkat keberhasilan ini ditentukan dari teknis
kelinci dimana Jaji’s Farm mampu menghasilkan kelinci anakan rata-rata 5 ekor per indukan dengan tingkat mortalitas sebesar 16-17 persen.
(5) Penanganan Penyakit
Penyakit yang biasanya menyerang pada ternak kelinci di peternakan
Jaji’s Farm adalah enteristis komplek, sembelit dan kudis. Usaha yang dilakukan Jaji’s Farm dalam mencegah timbulnya penyakit tersebut yaitu dengan melakukan pemberian vaksin dan berbagai vitamin terhadap ternak kelinci. Pemberian vaksin dan vitamin tersebut dilakukan setiap enam bulan sekali dengan biaya yang perlu dikeluarkan sebesar Rp. 2.550,- per ekor.
Dari analisis aspek teknis, dapat diperoleh hasil bahwa Jaji’s Farm memiliki lokasi usaha yang kurang tepat untuk peternakan karena berada di wilayah pemukiman yang padat penduduk serta jauh dari sumber input (hijauan. Akan tetapi dilihat berdasarkan sarana dan prasarana pendukung lainnya yang tersedia dinilai sudah mendukung untuk kelancaran operasional produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha peternakan kelinci ini sudah dilaksanakan dengan baik sehingga peternakan kelinci dapat berjalan dengan baik.
6.1.3. Aspek Manajemen dan Hukum
Analisis aspek manajemen berguna untuk melihat bentuk usaha, struktur organisasi, deskriptif pekerjaan, dan manajemen tenaga kerja. Jaji’s Farm belum memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana tidak secara tertulis dalam hitam di atas putih. Namun dengan demikian, bukan berarti peternak ini tidak memiliki struktur organisasi usaha. Tetap ada struktur organisasi di dalam usaha tersebut yang terbentuk secara alami dan tidak tertulis. Hal ini hanya untuk memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Deskriptif pekerjaan dalam menjalankan operasional usaha peternakan kelinci ini meliputi menjaga kebersihan kandang, pemberian pakan ternak sesuai jadwal, mencari pakan hijauan, serta mengontrol kesehatan ternak. Masing-masing pekerja telah memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas dengan sistem pengupahan oleh pemilik dilakukan dengan cara pembayaran bulanan.
Jaji’s Farm belum menentukan bentuk badan hukum usaha. Selain karena skala usaha yang dilakukan masih secara tradisional, hampir seluruh modal yang digunakan untuk menjalankan kegiatan peternakan kelinci ini berasal dari pemilik peternakan sehingga dapat disimpulkan bahwa Jaji’s Farm termasuk ke dalam perusahaan perseorangan. Keuntungan dari bentuk usaha ini adalah pemilik peternakan dapat memiliki seluruh keuntungan yang diperoleh dari perusahaan sedangkan kelemahannya adalah segala bentuk kerugian atau beban peternakan harus ditanggung sendiri oleh pemilik peternakan.
Dari analisis aspek manajemen, usaha peternakan Jaji’s Farm dapat dikatakan tidak ada masalah dalam manajemen yang dapat menghambat jalannya usaha peternakan kelinci, walaupun badan usaha serta struktur organisasi yang ada di Jaji’s Farm masih belum formal dan tidak tertulis. Akan tetapi usaha peternakan Jaji’s Farm dapat dikatakan layak untuk dijalankan.
6.1.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Jaji’s Farm sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti adanya kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang budidaya kelinci yang dibantu oleh dinas peternakan daerah. Jaji’s Farm memberikan sedikit kontribusinya dalam memajukan pendidikan dengan adanya kegiatan magang atau praktek kerja nyata di peternakan.
Dampak keberadaan peternakan kelinci ini juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur dengan adanya bantuan fasilitas sarana dan prasarana seperti perbaikan akses jalan menuju lokasi peternakan dan fasilitas peternakan lainnya yang dibutuhkan oleh peternakan.
Jaji’s Farm merupakan salah satu peternakan yang memasarkan daging kelinci di kabupaten Cianjur dan sekitarnya, sehingga peternak kelinci lain bisa mendistribusikan daging kelincinya ke Jaji’s Farm untuk menambah kuantitas produk daging kelinci yang di jual.
Gambar 8. Penampungan Limbah Urin Sementara di Jaji’s Farm 2011. Pembuangan limbah peternakan di Jaji’s Farm seperti kotoran dan urin kelinci dapat di tangani secara baik yaitu dengan melakukan pengumpulan di suatu tempat yang sudah disediakan sehingga tidak menimbulkan polusi yang serius yang dapat mengganggu aktifitas masyarakat setempat. Limbah kotoran dan urin dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan dijadikan pupuk kandang yang baik untuk pertanian.
Dari hasil analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, Jaji’s Farm
memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar dimana peternakan tersebut mampu memberikan informasi kepada masyarakat untuk berkarya di bidang peternakan kelinci serta informasi tata cara pemanfaatan hasil limbah peternakan. Diharapkan dapat membantu masyarakat pertanian dalam penyediaan pupuk kandang yang bernilai ekonomis dengan kualitas tinggi, sehingga usaha peternakan yang dilakukan oleh Jaji’s Farm dapat dikatakan layak untuk dijalankan.
6.2. Analisis Aspek Finansial
Analisis finansial bertujuan untuk melihat sejauh mana kelayakan pelaksanaan usaha peternakan kelinci dilihat dari segi keuangan. Analisis kelayakan finansial di peternakan kelinci ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk pendirian dan pengoperasian usaha peternakan kelinci.
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penilaian investasi di Jaji’s Farm
yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh Jaji’s Farm selama umur proyek selama 10 tahun. Penentuan umur proyek tersebut didasarkan pada umur ekonomis kandang, karena merupakan aset yang paling penting untuk usaha peternakan kelinci.
Analisis aspek finansial yang akan dilakukan mengacu pada dua kondisi usaha Jaji’s Farm yaitu kondisi pertama dilihat dari keadaan peternakan saat ini (kondisi aktual) yang memiliki luas lahan 100 meter persegi dengan jumlah
populasi indukan sebanyak 150 ekor betina dan 20 ekor jantan. Kondisi kedua
yaitu kondisi dimana peternakan mengalami pengembangan (kondisi
Pengembangan) seperti luas lahan dengan penambahan luas lahan menjadi sebesar 220 meter persegi dan populasi indukan kelinci sebanyak 360 ekor betina dan 40 ekor jantan serta penambahan variabel peternakan lainnya.
6.2.1. Arus Kas (CashFlow)
6.2.1.1. Arus Penerimaan (Inflow) Kondisi Aktual A. Penerimaan Kondisi Aktual
Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek atau usaha peternakan kelinci. Arus manfaat pada usaha peternakan kelinci ini diantaranya dari penjualan kelinci pedaging dan kelinci anakan. Untuk perincian penerimaan usaha peternakan kelinci dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Proyeksi Penerimaan Usaha di Jaji’sFarm Kondisi Aktual
Penjualan Jumlah
(ekor)
Harga per ekor (Rp)
Total Penerimaan (Rp)
Pedaging 2100 60.000 126.000.000
Anakan 1125 30.000 33.750.000
Sumber : Jaji’s Farm 2011
Penjualan komoditas kelinci di Jaji’s Farm (Tabel 6) sebanyak 2100 ekor untuk kelinci pedaging dan 1125 ekor untuk kelinci anakan setiap tahunnya sehingga pendapatan yang diperoleh Jaji’s Farm dari penjualan kelinci pedaging dan kelinci anakan adalah sebesar Rp.159.750.000,- per tahun.
B. Nilai Sisa Kondisi Aktual
Nilai sisa merupakan tambahan manfaat yang diperoleh peternakan di akhir tahun yang merupakan nilai dari barang modal yang tidak habis pakai selama umur proyek. Nilai sisa berasal dari investasi yang belum habis umur ekonomisnya selama umur proyek. Komponen nilai sisa di Jaji’s Farm meliputi: Indukan (amortisasi), kandang batre, motor, frezzer, timbangan dan komponen lainnya yang digunakan sampai habis pakai atau rusak atau bernilai 0 di akhir umur proyek.
Nilai sisa yang diperoleh peternakan sebelum adanya pengembangan sebesar Rp 43.675.000,-. Berikut ini adalah Tabel 7 perincian perhitungan nilai sisa dari biaya investasi di Jaji’sFarm.
Tabel 7. Nilai Sisa dari Komponen Biaya Investasi di Jaji’s Farm Kondisi Aktual.
No. Komponen Biaya Nilai Beli (Rp) Umur Ekonomis (Thn) Nilai sisa (Rp) 1 Indukan 76.500.000 5 30.600.000 2 Kandang Batre 17.000.000 5 8.500.000 3 Motor 12.500.000 5 4.000.000 4 Frezzer 2.500.000 5 500.000 5 Timbangan 250.000 5 75.000
Total Nilai Sisa 43.675.000
Sumber : Jaji’s Farm (2011)
6.2.1.2. Arus Penerimaan (Inflow) Kondisi Pengembangan A. Penerimaan Kondisi Pengembangan
Penerimaan yang diperoleh Jaji’s Farm setelah dilakukan pengembangan berasal dari adanya penambahan jumlah populasi indukan kelinci yang dibudidayakan menjadi 360 ekor kelinci betina dan 40 ekor kelinci jantan sehingga total indukan sebesar 400 ekor indukan.
Tabel 8. Proyeksi Penerimaan Usaha di Jaji’s Farm dengan Kondisi Pengembangan per tahun
Penjualan Jumlah
(ekor)
Harga per ekor (Rp) Total Penerimaan (Rp) Pedaging 5040 60.000 302.400.000 Anakan 2700 30.000 81.000.000 Pinjaman Modal 100.000.000
Sumber : Jaji’s Farm 2011
Dilihat berdasarkan tabel 8 diatas diperoleh total penerimaan sebesar Rp. 483.400.000,- per tahun. Total penerimaan tersebut dikarenakan adanya pinjaman modal sebesar Rp. 100.000.000,- disebabkan keterbatasan modal yang dihadapi oleh pihak peternakan sehingga untuk memudahkan usaha peternakan ini berjalan,
pihak peternakan meminjam modal ke Bank BRI dengan batas waktu lima tahun. Penambahan jumlah indukan berpengaruh terhadap besarnya penerimaan peternakan tersebut sehingga dihasilkan produksi untuk kelinci anakan sebesar 2700 ekor per tahun dengan penerimaan sebesar Rp. 81.000.000,- per tahun. Untuk produksi kelinci pedaging dihasilkan sebanyak 5040 ekor dengan penerimaan sebesar Rp. 302.400.000,- per tahun.
B. Nilai Sisa Kondisi Pengembangan
Nilai sisa yang diperoleh peternakan dengan kondisi pengembangan sebesar Rp. 138.751.250,-. Perincian dari nilai sisa peternakan dalam kondisi pengembangan dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Nilai Sisa dari Komponen Biaya Investasi di Jaji’sFarm.
No. Komponen Biaya Jumlah Umur Nilai Sisa
Biaya (Rp) Ekonomis (Thn)
1 Lahan (Beli) 36.000.000 36.000.000
2 Indukan 180.000.000 5 72.000.000
3 Batre + HidingBox 40.000.000 5 20.000.000
4 Motor 25.000.000 5 9.400.000
5 Frezzer 5.000.000 5 1.175.000
6 Timbangan 500.000 5 176.250
Total 138.751.250
Sumber : Jaji’s Farm (2011)
6.2.1.3. Arus Pengeluaran (Outflow) Kondisi Aktual
Komponen biaya dikelompokan menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan biaya operasional terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel.
A. Biaya Investasi dan Reinvestasi Kondisi Aktual
Biaya investasi pada Jaji’s Farm pada kondisi tanpa pengembangan diperoleh dari berbagai macam komponen yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Berikut adalah rincian biaya investasi Jaji’s Farm dapat dilihat dari Tabel 10.
Tabel 10. Biaya Investasi Jaji’s Farm Kondisi Aktual.
No Komponen Jumlah Harga Jumlah
1 Indukan 170 450.000 76.500.000 2 Kandang Bangunan 1 15.000.000 15.000.000 3 Batre + Kotak 170 50.000 8.500.000 4 Ember 4 30.000 120.000 5 Sekop 2 30.000 60.000 6 Kompor 1 150.000 150.000 7 Tempat Urin 22 15.000 330.000 8 Motor 1 12.500.000 12.500.000 9 Arit 3 30.000 90.000 10 Pisau 3 15.000 45.000 11 Tempat Pakan 170 5.000 850.000 12 Frezzer 1 2.500.000 2.500.000 13 Boot 3 50.000 150.000 14 Timbangan 1 250.000 250.000 Total 125.545.000
Sumber : Jaji’s Farm (2011)
Pada Tabel 10 dapat dilihat komponen-komponen biaya investasi yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 125.545.000,- dan dilakukan reinvestasi pada tahun tertentu sesuai dengan umur ekonomis barang yang diinvestasikan.
Selain itu dilakukan reinvestasi untuk barang-barang yang memiliki umur ekonomis kurang dari 10 tahun. Rincian biaya reinvestasi di Jaji’s Farm dapat dilihat pada Tabel 11.
Komponen biaya investasi seperti kandang bangunan tidak memiliki biaya reinvestasi, dikarenakan komponen biaya tersebut memiliki umur ekonomis selama 10 tahun.
Tabel 11. Biaya Reinvestasi Jaji’sFarm Kondisi Aktual. No. Komponen Biaya Umur (Thn) Jumlah biaya (Rp)
Biaya Reinvestasi (tahun)
3 4 5 6 7 9 10 1 Indukan 5 76.500.000 76.500.000 2 Batre+box 5 17.000.000 17.000.000 3 Ember 2 120.000 120.000 120.000 120.000 120.000 4 Sekop 3 60.000 60.000 60.000 60.000 5 Kompor 2 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 6 Tempat urin 3 330.000 330.000 330.000 330.000 7 Motor 5 12.500.000 12.500.000 8 Arit 3 90.000 90.000 90.000 90.000 9 Pisau 3 45.000 45.000 45.000 45.000 10 Tempat Pakan 5 850.000 850.000 11 Frezzer 5 2.500.000 2.500.000 12 Sepatu Boot 3 150.000 150.000 150.000 150.000 13 Timbangan 5 250.000 250.000
Total Biaya Reinvestasi 270.000 675.000 270.000 109.600.000 945.000 270.000 675.000 Sumber : Jaji’s Farm (2011)
B. Biaya Operasional Kondisi Aktual
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan agar terlaksananya kegiatan produksi usaha tersebut. Biaya ini meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel yang dikeluarkan secara berkala selama peternakan ini masih berjalan.
1. Biaya Tetap Kondisi Aktual
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Jaji’s Farm meliputi: tagihan listrik, gaji karyawan, telepon, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan transportasi. Berikut ini adalah rincian biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Biaya Tetap Jaji’sFarm Kondisi Aktual
No Komponen Biaya Rincian Biaya
Biaya/bulan Biaya/tahun 1 Sewa Lahan - 2.500.000 2 Tagihan Listrik 30.000 360.000 3 Gaji 4.080.000 48.960.000 4 Transportasi 300.000 3.600.000 5 Telepon 150.000 1.800.000 6 PBB - 80.000 Total 57.300.000
Sumber : Jaji’s Farm 2011
a) Sewa Lahan
Di Jaji’s Farm lahan yang digunakan untuk peternakan kelinci berstatus lahan sewa dengan biaya sewa sebesar Rp. 2.500.000,- per tahun dengan luas lahan peternakan adalah 100 meter persegi. Lahan tersebut mampu menampung kelinci sebanyak 200 ekor.
b) Tagihan Listrik
Penggunaan tenaga listrik di Jaji’s Farm digunakan hanya untuk alat bantu penerangan kandang ketika ada kegiatan pada malam hari. Biaya tagihan listrik di
Jaji’s Farm adalah sebesar Rp. 30.000,- per bulan sehingga Jaji”s Farm harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 360.000,- per tahun.
c) Gaji
Tenaga kerja di Jaji’s Farm berjumlah tiga orang salah satunya adalah pemilik peternakan. Gaji yang diberikan peternakan sebesar Rp. 2.040.000,- per bulan. Pemilik peternakan memiliki tugas mencakup melakukan pemasaran dan manajer peternakan.
Untuk dua orang pekerja memiliki tugas dibagian produksi dan budidaya peternakan dengan gaji yang diberikan untuk masing-masing sebesar Rp. 1.020.000,- per bulan. Tugas tersebut meliputi pengadaan bahan pakan, pemberian pakan serta sanitasi kandang yang dilakukan secara bergantian setiap hari sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh Jaji’s Farm sebesar Rp. 48.960.000,- per tahun
d) Transportasi
Biaya transportasi yang dikeluarkan di peternakan ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan bahan pakan dan penjualan produk akhir dari peternakan. Biaya transportasi yang dikeluarkan sebesar Rp. 10.000,- per hari untuk kendaraan bermotor roda dua. Dalam penggunaannya dilakukan berbagai pertimbangan yang di tinjau dari jarak tempuh yang akan dilalui dengan menggunakan fasilitas transportasi dan perawatan kendaraan. Biaya yang harus dikeluarkan oleh Jaji’s Farm untuk transportasi sebesar Rp. 3.600.000,- per tahun.
e) Telepon
Biaya telepon yang dikeluarkan oleh Jaji’s Farm sebesar Rp 150.000 per bulan sehingga pengeluaran biaya telepon setiap tahunnya sebesar Rp 1.800.000,- per tahun.
f) Pajak Bumi dan Bangunan
Pembayaran PBB merupakan kewajiban setiap warga negara Indonesia yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Biaya yang dikeluarkan Jaji’s Farm sebesar Rp 80.000 per tahun.
Biaya variabel merupakan biaya yang selalu berubah selama proses produksi berlangsung. Biaya variabel berkaitan dengan jumlah input yang digunakan serta jumlah output yang dihasilkan. Komponen biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya vaksin dan vitamin serta pajak pendapatan usaha.
a) Biaya Pakan
Dalam usahanya Jaji’s Farm menggunakan dua jenis pakan yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat. Diasumsikan Jaji’s Farm memperoleh pakan hijauan dengan membeli dengan harga Rp. 200,- per kilogram dan harga pakan konsentrat adalah Rp. 3000,- per kilogram. Berikut adalah Tabel 13, rincian biaya untuk pemberian pakan hijauan dan konsentrat di Jaji’sFarm.
Tabel 13. Pemberian Pakan Hijauan dan Konsentrat Kondisi Aktual
Sumber : Jaji’s Farm 2011
Total biaya pakan yang diberikan sebesar Rp. 40.608.000,- per tahun. Terdapat kurang lebih 30 persen kelinci anakan yang dijual pada umur dua bulan sehingga perhitungan pemberian biaya pakan pada umur tiga bulan adalah Rp. 1.575.000,- untuk pakan hijauan dan Rp. 11.812.500,- untuk pakan konsentrat.
b) Biaya Vaksin dan Vitamin
Vaksin dan vitamin digunakan untuk menjaga kekebalan tubuh ternak kelinci sehingga tidak mudah terserang penyakit. Biaya yang harus dikeluarkan oleh Jaji’s Farm adalah Rp. 2.250,- per ekor per enam bulan. Berikut adalah Tabel 14 pemberian vaksin dan vitamin untuk peternakan dalam kondisi aktual.
Kebutuhan Pakan Pakan/ekor
(Kg) Biaya/ekor (Rp) Total Biaya (Rp) Indukan Hijauan 72 14.400 2.448.000 Konsnetrat 36 108.000 8.360.000
Kebutuhan Pakan 2 Bulan
Hijauan 5 900 675.000 Konsentrat 3 7.650 5.737.500
Kebutuhan Pakan 3 Bulan
Hijauan 15 3.000 1.575.000
Konsentrat 8 22.500 11.812.500
Total Biaya
Hijauan 92 18.300 4.698.000
Konsentrat 46 138.150 35.910.000
Tabel 14. Proyeksi Biaya Vaksin dan Vitamin Kondisi Aktual
Sumber : Jaji’sFarm
Pemberian vaksin dan vitamin dilakukan dua kali dalam setahun sehingga total biaya yang dikeluarkan oleh Jaji’s Farm untuk pemberian vaksin dan vitamin sebesar Rp. 1.563.000,- per tahun.
c) Pajak Pendapatan Usaha
Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang perubahan terhadap Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983, yaitu penetapan tarif penghasilan wajib pajak badan menggunakan tarif tunggal sebesar 25 persen.
Pajak pendapatan usaha yang dikenakan terhadap usaha peternakan Jaji’
Farm adalah sebesar Rp. 11.933.313,-. Penghitungan pajak pendapatan tersebut diperoleh dari perhitungan laporan laba rugi pada kondisi aktual yang dapat dilihat pada lampiran 8.
6.2.1.4. Arus Pengeluaran (Outflow) Kondisi Pengembangan A. Biaya Investasi dan Reinvestasi Kondisi Pengembangan
Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Jaji’s Farm pada investasi awal adalah sebesar Rp. 320.665.000,-. Komponen peternakan yang memiliki biaya paling besar adalah pengadaan indukan kelinci, hal ini dipengaruhi oleh skala populasi ternak mencapai 400 ekor sehingga membutuhkan biaya investasi awal yang besar. Biaya investasi pada peternakan kelinci Jaji’s Farm dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15. Biaya Investasi Jaji’s Farm Kondisi Pengembangan.
No. Komponen biaya Satuan Jumlah Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
1 Beli Lahan Meter 120 300.000 36.000.000
2 Indukan Ekor 400 450.000 180.000.000
3 Kandang Bangunan Unit 2 15.000.000 30.000.000
4 Batre + Hiding Box Unit 400 100.000 40.000.000
5 Ember Unit 9 30.000 270.000
6 Sekop Unit 5 30.000 150.000
7 Kompor Unit 2 150.000 300.000
Pemberian Vaksin dan Vit Jumlah Ternak (Ekor) Biaya (Rp)
Bulan 1 170 382.500
Bulan 7 525 1.181.250
8 Tempat Urin Unit 52 15.000 780.000
9 Motor Unit 2 12.500.000 25.000.000
10 Arit Unit 7 30.000 210.000
11 Pisau Unit 7 15.000 105.000