• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. POKOK-POKOK PAK DAN HIDUP MENGGEREJA

B. Hidup Menggereja

4. Empat Kegiatan Inti Gereja

Katekismus Gereja Katolik merumuskan Gereja sebagai “himpunan orang- orang yang digerakkan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni, berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan Tubuh Kristus, menjadi Tubuh Kristus”. Oleh karena itu tujuan dari hidup menggereja

sendiri tak lain adalah menjalankan empat kegiatan inti Gereja, yaitu Liturgia, Kerygma, Koinonia yang mengarah pada martyria, dan Diakonia.

Keempat kegiatan inti Gereja juga dituliskan di dalam Kitab Suci, yaitu dalam Kis 2:41-47 tidak hanya berhimpun untuk memecahkan roti dan memuji Allah (ay. 46-47 : Liturgia), tetapi juga bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, (ay. 42: kerygma), bertekun dalam persekutuan, (ay. 42: koinonia) dan rela menjual harta miliknya dan membagikannya pada semua orang sesuai dengan kebutuhannya, (ay. 47: martyria).

a. Liturgi (Liturgia)

Liturgia adalah segala bentuk kegiatan ibadat kepada Tuhan yang dilakukan oleh umat, baik secara pribadi ataupun bersama baik sakramen maupun yang bukan sakramen. Liturgi bukan merupakan tontonan, melainkan perayaan. Melalui perayaan itu sebagai pengungkapan iman Gereja, orang mengambil bagian dalam misteri yang dirayakan. Tentu saja bukan hanya dengan partisipasi lahiriah. Yang pokok adalah hati yang ikut menghayati apa yang diungkapkan oleh doa (KWI, 1996: 392).

Ini berarti mengamalkan tiga tugas pokok Kristus sebagai Imam, Guru dan Raja. Dalam kehidupan menggereja, peribadatan menjadi sumber dan pusat hidup beriman. Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan, mengakui dan menyatakan identitas Kristiani mereka dalam Gereja Katolik. Hal ini dinyatakan dengan doa, simbol, lambang-lambang dan dalam kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan dalam memimpin perayaan liturgis tertentu seperti: menjadi lector, pemazmur, organis, mesdinar, paduan suara, penghias dan

mengambil bagian secara aktif dalam setiap perayaan dengan berdoa bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi dan sikap badan.

Kaum remaja dituntut berperan aktif dalam perayaan ekaristi yang berlangsung guna menampakkan dan mengembangkan imannya kepada Kristus bagi sesama. Dalam hal ini ajaran Konsili Vatikan II menjelaskan bahwa:

Umat beriman menghadiri misteri iman itu sebagai orang luar atau penonton yang bisu, melainkan supaya melalui upacara dan doa-doa memahami misteri itu dengan baik, dan ikut serta penuh khidmat dan secara aktif. Hendaknya mereka rela diajar oleh sabda Allah, disegarkan oleh santapan tubuh Tuhan dan bersyukur kepada Allah (SC, art. 48).

Liturgi bukanlah upacara perorangan, melainkan perayaan bersama. Liturgi merupakan perayaan bersama seluruh anggota Gereja sebagai sakramen kesatuan. Oleh karena itu kehadiran dan keterlibatan masing-masing kaum remaja merupakan sikap yang menunjang keberhasilan dari perayaan itu sendiri. Kaum remaja terdiri dari bermacam-macam orang dan fungsi, maka keterlibatan mereka dalam berliturgi juga beranekaragam sesuai dengan fungsinya. Artinya, meskipun liturgi merupakan perayaan seluruh Gereja, liturgi merangkum keterlibatan berbagai peran dan tingkatan yang sebenarnya melayani satu kepentingan yakni pembangunan tubuh Kristus. Dasar keterlibatan kaum remaja adalah rahmat Imamat umum yang dimiliki setiap orang berkat sakramen baptis dan krisma yang diterimanya. Keikutsertaan kaum remaja dalam pelaksanaan liturgi bukan sekedar untuk membantu imam, tetapi merupakan pelaksanaan imamat umum semua umat.

b. Pewartan (Kerygma)

Kerygma adalah segala bentuk pewartaan, pengajaran iman dan komunikasi iman untuk saling meneguhkan, berbagi pengalaman iman dan saling meluruskan

pandangan iman. Setiap orang yang menerima pewartaan Kristus mengemban tugas pewartaan seperti yang telah diperintahkan oleh Yesus Kristus. Pewartaan Injil adalah tugas setiap orang Katolik (LG, art. 16-17). Pewartaan hendaknya diterima dalam arti luas dan tidak terbatas hanya pada homili, pelajaran agama ataupun pendalaman Kitab Suci saja. Pewartaan hendaknya selalu kita bawa dalam kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, seluruh umat beriman dalam hal ini adalah kaum remaja diharapkan bekerjasama dalam karya pewartaan Injil khususnya dalam lingkup karya dan kehidupan keluarga mereka.

Bidang karya ini, diharapkan dapat membantu Umat Allah untuk mendalami kebenaran Firman Allah, menumbuhkan semangat untuk menghayati hidup berdasarkan semangat Injili, dan mengusahakan pengenalan yang semakin mendalam akan pokok iman Kristiani supaya tidak mudah goyah dan tetap setia. Beberapa karya yang termasuk dalam bidang ini, misalnya: pendalaman iman, katekese para calon baptis dan persiapan penerimaan sakramen-sakramen lainnya. Termasuk dalam kerygma ini adalah pendalaman iman lebih lanjut bagi orang yang sudah Katolik lewat kegiatan-kegiatan katekese.

c. Persekutuan (Koinonia) demi kesaksian (Martyria)

Dalam 1 Kor 15:57-58, Santo Paulus menyampaikan nasihatnya “syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.

Sebagai orang beriman, kita dipanggil dalam persatuan erat dengan Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus Kristus, PuteraNya, dalam kuasa Roh Kudus. Bidang karya ini, dapat menjadi sarana untuk membentuk jemaat yang berpusat dan menampakkan kehadiran Kristus. Hal ini berhubungan dengan „cura anima‟ (pemeliharaan jiwa-jiwa) dan menyatukan jemaat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Oleh karena itu diharapkan dapat menciptakan kesatuan: antar umat, umat dengan paroki/keuskupan dan umat dengan masyarakat. Paguyuban ini diwujudkan dalam menghayati hidup menggereja baik secara territorial (Keuskupan, Paroki, Stasi/Lingkungan, keluarga) maupun dalam kelompok- kelompok kategorial yang ada dalam Gereja.

Hal ini dapat diwujudkan dengan menghayati hidup sehari-hari sebagai orang beriman di tempat kerja maupun di tengah masyarakat, ketika menjalin relasi dengan umat beriman lain, dan dalam relasi hidup bermasyarakat. Melalui bidang karya ini, umat beriman diharapkan dapat menjadi ragi, garam dan terang di tengah masyarakat sekitarnya, sehingga mereka disukai semua orang dan tiap- tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Dengan berkumpul bersama teman-temannya dalam sebuah persekutuan siswa diharapkan tidak hanya sekedar berkumpul saja melainkan dapat memberi kesaksian sebagai anggota Gereja melalui persekutuannya di tengah kehidupan mereka.

d. Pelayanan (Diakonia)

Melalui bidang karya ini, umat beriman menyadari akan tanggungjawab pribadi mereka akan kesejahteraan sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya

kerjasama dalam kasih, keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keiklasan hati untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan seluruh jemaat (Kis 4:32-35).

Melalui empat kegiatan inti Gereja tersebut siswa tidak hanya berkembang dalam iman saja, melainkan dapat ikut ambil bagian dalam perkembangan Gereja. Keterlibatan siswa dalam perkembangan Gereja, misalnya dalam perkembangan Gereja sebagai persekutuan dimana di dalamnya terdapat persekutuan yang erat antar anggotanya, Seperti dalam persekutuan dalam PIR di tengah mereka.

Dokumen terkait