BAB II LANDASAN TEORI
2.2 Teori Pendukung
2.2.3 Entity Relational Diagram
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan representasi grafis dari logika database dengan menyertakan deskripsi detail mengenai seluruh entitas (entity), hubungan (relationship), dan batasan (constraint). (Mata-Toledo dan Cushman, 2007).
21
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model data yang dikembangkan berdasarkan objek. (Sutanta, 2011).
Kesimpulan dari kedua pendapat tersebuh ERD adalah teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu sistem yang dibangun.
Komponen-komponen utama dalam ERD adalah:
1. Entitas 2. Atribut 3. Relationship
4. Link
5. Cardinalitas
Merupakan tingkat hubungan yang terjadi antara satu dengan yang lain dan digunakan dengan garis. Pada Entity Relationship Diagram (ERD), ada tiga kemungkinan hubungan yang terjadi.
1. One to One relationship (1:1). Hubungan yang menjelaskan satu ke satu.
NID
Dosen
NID
Mengepalai 1 Jurusan
Gambar 2.3 Relasi One to One
2. One to Many / Many to One Relationship (1:M/M:1). Hubungan yang menjelaskan satu ke banyak.
NID MK
3. Many to Many Relationship (M:M). Hubungan yang menjelaskan banyak ke banyak.
Gambar 2.6 Relasi Many to Many 2.2.4 Normalisasi
Menurut Janner Simarmata dalam bukunya Perancangan basis data, menjelaskan bahwa: “Proses normalisasi mempunyai pengelompokkan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. Proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi, yaitu kemungkinan ada kesulitan pada saat menambah, menghapus, mengubah, membaca pada suatu database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut relasi dapat dipecahkan pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan mendapatkan database optimal. (Janner Simarmata, 2007).
23
Normalisasi merupakan proses pengelompokkan elemen data menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya”. Proses ini selalu diuji pada
beberapa kondisi. Dengan kata lain perancangan belum mendapatkan database yang optimal. Sebelum mengenal lebih jauh normalisasi, ada beberapa konsep yang harus diketahui lebih dahulu seperti field atau atribut kunci dan kebergantungan kunci (functional dependency). (Tata Sutabri, 2012).
Berdasarkan dari kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Normalisasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk mendapatkan suatu struktur entity-entity data yang meningkatkan stabilitas database.
2.2.4.1 Tingkatan Normalisasi
Secara umum proses normalisasi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap tidak normal, normalisasi tahap 1, normalisasi tahap 2, normalisasi tahap 3, pada tahap ketiga biasanya sudah akan diperoleh tabel yang optimal.
1. Bentuk tidak normal (Unnormalized Form) semua data yang ada direkam tanpa format tertentu. Data bisa jadi mengalami duplikasi.
2. Bentuk normal tahap 1 (Normalized Form 1) pada tahap ini dibentuk tabel-tabel yang menampung data yang ada dan dikelompokan berdasarkan suatu karakteristik tertentu. Pada tahap ini harus diusahakan tidak ada field dalam satu tabel yang berulang.
3. Bentuk normal tahap 2 (Normalized Form 2) dilakukan penentuan field kunci dari masing-masing tabel. Kunci-kunci tersebut harus unik dan mewakili tabel. Bentuk normal tahap 2 (2NF) terpenuhi jika sebuah tabel,
semua atribut selain primary key memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh.
4. Bentuk normal tahap 3 (Normalized form 3) dilakukan penentuan relasi antar tabel, sehingga akan ditemukan adanya field kunci sekunder pada tabel-tabel tertentu.
2.2.5 Diagram Konteks
Dalam bukunya yang berjudul Anlisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa: diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. (Al-bahra bin ladjamudin, 2005).
Diagram konteks dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan diproses atau dengan kata lain diagram tersebut digunakan untukmenggambarkan sistem secara umum atau global dari keseluruhan sistem yang ada. (Tata Sutabri, 2012).
Berdasarkan penjelasan diatas definisi dari diagram konteks adalah gambaran luas tentang perusahaan secara umum.
2.2.6 Pengertian DFD (Data Flow Diagram)
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah atau suatu sistem yang dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodelogi pengembangan sistem yang terstruktur. DFD
25
merupakan alat yang cukup populer sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus data didalam sistem dengan terstruktur dan jelas. (Jogiyanto, 2014).
Data flow diagram digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang
telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan. Data flow diagram juga digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur.
Tabel 2.3 Tabel Data Flow Diagram (DFD)
2.2.7 Pengertian HIPO (Hierarchy Input Process Output)
HIPO merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM.
HIPO dapat digunakan sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem.(Jogiyanto, 2014).
HIPO (Hirarchy Input Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisiinput yang diproses dan menghasilkan output.
(Praptiningsih, 2012).
Dari kedua penjabaran diatas HIPO adalah digunakan sebagai alat untuk mendesain suatu sistem dan untuk mendokumentasikan sebuah sistem yang dikembangkan.
HIPO mempunyai sasaran utama sebagai berikut:
1. Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungs-fungsi dari sistem
2. Untuk lebih menekan fungsi-fungsi yang harus diselesaikan oleh program, bukanya menunjukan statemen-statemen program yang digunakan untuk melaksanakan fungsi tersebut.
3. Untuk menyediakan penjelaskan yang jelas dari input yang harus digunakan dan output yang harus dihasilkan oleh masing-masing fungsi pada tiap-tiap tingkatan dari diagram HIPO.
4. Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pemakai.
2.2.8 Crystal Report
Crystal report merupakan program yang dapat digunakan untuk membuat,
menganalisis dan menterjemahkan informasi yang terkandung dalam database atau program ke dalam berbagai jenis laporan yang sangat flexibel. (Andri Kuniyo dan Kusrini, 2007).
Crystal Report merupakan program yang terpisah dengan Microsoft Visual
Basic 6.0, tetapi keduanya dapat dihubungkan (Linkage). (Madcoms, 2010).
27
Crystal Report merupakan program untuk membuat laporan dan bisa
terhubung dari sistem yang dikembangkan menggunakan Visual Basic.
2.3 Bahasa Pemrograman
Bahasa pemrograman adalah perangkat lunak atau software yang dapat digunakan dalam proses pembuatan program yang melalui beberapa tahapan-tahapan penyelesaian masalah. (Indrajani, 2007).
Pemrogramman merupakan kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh komputer. (Jogiyanto, 2014).
Kesimpulan dari kedua pendapat tersebut pemrograman adalah suatu cara untuk membuat suatu sistem dengan menulis kode program untuk tujuan tertentu dan kode tersebut dibaca dan dieksekusi oleh komputer.
2.3.1 Mirosoft Visual Basic .NET
Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman paling laris dan paling sukses di dunia. Dimana tercatat sampai pada tahun 2005 Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang paling banyak dipakai oleh para programmer bahkan diyakini sampai saat ini. Menjadi pilihan berbagai kalangan tentunya Visual Basic memiliki berbagai hal yang patut dijadikan alasan, selain bahasa pemrograman yang sangat (paling) mudah dipelajari oleh berbagai kalangan baik awam maupun ahli, Visual Basic yang didukung penuh oleh produsennya (Microsoft) selalu dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman seperti penyesuaian model pemrograman modern yang berbasis OOP (Onject Oriented Programming). (A.M hirin, 2011). Visual basic adalah salah satu
bahasa pemrograman berbasis desktop yang dikeluarkan (diproduksi) oleh perusahaan perangkat lunak komputer terbesar yaitu Microsoft (A.M hirin, 2011).
Kesimpulan dari kedua pendapat tersebut Visual Basic adalah sebuah bahasa pemrograman berbasis dekstop.
2.4 Testing dan Pengujian 2.4.1 Black Box
Menurut (Black, 2009), Structural test (atau yang biasa disebut white-box tests dan glass-box tests) menemukan bug dalam elemen struktur tingkat rendah seperti yang terjadi di tingkatan code , data base scemas, chips, subassemblies dan interfaces. Pengujian struktural ini didasarkan pada bagaimana suatu sistem beroperasi. Contohnya, pengujian struktural akan mengungkapkan tempat penyimpanan database masih memiliki ruang penyimpanan username sebanyak 80 karakter, tetapi pada kenyataannya hanya memungkinkan menyimpan 40 karakter.
Pengujian struktural melibatkan pengetahuan teknis terperinci dari sistem.
Untuk menguji software, tester membuat pengujian yang paling struktural dengan melihat kode dan struktur data itu sendiri. Untuk pengujian hardware, tester membuat pengujian struktural untuk membandingkan spesifikasi chip untuk pembacaan oscilloscopes atau meter tegangan.
2.5 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu ini penulis mengambil sumber referensi dari beberapa jurnal mengenai tentang sisten penjualan yang akan penulis teliti.
Referensi jurnal diataranya:
29
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu
No. Penulis Judul Masalah Hasil dan Kontribusi 1. Ahmad Subiyan, Perancangan Bagaimana Diharapkan
Zyad Rusdi Program menghasilkan dapat aplikasi sebuah sistem membantu penjualan yang mampu dalam berbasis mempermudah penyimpanan dekstop dalam data – data pada DIN melakukan barang,
Sticker penjualan di pesanan, dan DIN Sticker penjualan yang
terjadi
2 Ujang Mulayana, Perancangan Toko Ilham Memberikan Dian Gustina Sistem Cellular kemudahan
Informasi merupakan toko menggunakan Penjualan yang akan sistem sistem handphone diubah sistem penjualan Berbasis yang manual online, dimana dekstop menjadi customer bisa pada toko terkomputerisasi langsung
ilham memesan
3 Novita Rini Sisitem Bagaimana mempermudah
informasi membuat sistem proses
Penjualan informasi pelaporan stock
barang toko penjualan di barang sumber urip Toko Sumber (inventori)
Urip serta
mempermudah pembuatan laporan
penjualan, serta dapat
mengubah sistem manual menjadi komputerisasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sekilas Tentang Toko Maju Mapan
Toko Maju Mapan adalah toko untuk menjual produk segala macam kebutuhan sembako masyarakat disekitar desa karang bahagia di kabupaten bekasi.
Toko maju mapan menjual berbagai macam produk mulai dari produk sembako, alat rumah tangga, gas, air isi ulang dan lain-lain.
3.2 Definisi Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah, (Sugiyono, 2013).
Metodologi dapat memberikan ide tentang bagaimana sebuah pengembangan sistem dapat lebih bisa di monitor, sehingga progres yang dicapai dapat dengan segera di terima baik oleh sipeneliti maupun oleh sponsor (jika ada).
Didalam pengembangan aplikasi atau sistem informasi, terdapat beberapa metodologi pengembangan sistem yang sudah dikenal, yaitu :
5. Structured Design
Waterfall Development
Waterfall Model merupakan model klasik yang sederhana dengan
aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya.
31
Parallel Development
Parallel Development Methodology merupakan suatu cara pada
SDLC yang melakukan fase design dan implementation secara bersamaan.
7. Rapid Application Development Prototyping
Metodologi prototyping melakukan analisis, desain dan implementasi secara bersamaan untuk menghadirkan sebuah sistem dengan skala kecil dalam fungsi minimal kemudian di review oleh user untuk dilakukan proses development secara berulang hingga menghasilkan sebuah system.
Throwaway Prototyping
Pada metodologi ini Analisa dilakukan lebih mendalam, prototype dibuat dan ditest, pengalaman yang diperoleh dari
latihan ini digunakan untuk membuat produk finalnya, tetapi prototype-nya sendiri dibuang.
8. Agile Development
Extreme programming
Extreme programming adalah sebuah pendekatan atau model
pengembangan perangkat lunak yang mencoba menyederhanakan berbagai tahapan dalam proses pengembangan tersebut sehingga menjadi lebih adaptif dan fleksibel.
33
Metode juga merupakan suatu cara yang dapat digunakan peneliti dan dapat dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuan, didalam mengembangkan sebuah sistem informasi atau sebuah aplikasi diperlukan metodologi yang tepat. Hal ini di karenakan dengan adanya metodologi, peneliti dapat mendokumentasikan setiap requirement terhadap sistem dengan detial dan lebih teliti.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengembangan sistem yang dilakukan ini, penulis menggunakan alat bantu yang berupa Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian terapan :
6. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang bersumber dari buku-buku dan dokumen yang berhubungan dengan sistem yang dibangun pada penelitian.
Penulis melakukan studi pustaka dengan cara mencari referensi melalui Ebook, jurnal dan skripsi yang berhubungan dengan penelitian dan
metode pengembangan sistem yang sesuai dengan pengembangan yang akan dilakukan, serta referensi lain yang berhubungan dengan penelitian.
Artikel yang digunakan adalah artikel yang diunduh dari internet yang berkaitan dengan masalah pada penelitian ini.
6. Observasi
Melakukan pengamatan dari hasil penelitian untuk mendapatkan data-data yang akurat yang dihasilkan secara langsung serta pengujian sebagai bahan untuk pembuatan analisis dalam penyusunan laporan akhir ini.
3.4 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah metode waterfall. menggambarkan pendekatan yang sistematis dan juga berurutan pada pengembangan perangkat lunak, dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna lalu berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning), permodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem ke para pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan pada perangkat lunak lengkap yang dihasilkan (Pressman, 2012). Tahapan metode waterfall dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1 Metode Waterfall
Dalam pengembangannya metode waterfall memiliki beberapa tahapan yang berurut yaitu :requirement (analisis kebutuhan), design system (desain sistem), Coding (pengkodean) dan Testing (pengujian), Penerapan Program, pemeliharaan.
Tahapan tahapan dari metode waterfall adalah sebagai berikut
35
8. Requirement Analisis
Tahap ini pengembang sistem diperlukan komunikasi yang bertujuan untuk memahami perangkat lunak yang diharapkan oleh pengguna dan batasan perangkat lunak tersebut. Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, diskusi atau survei langsung. Informasi dianalisis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh pengguna.
2. System Design
Spesifikasi kebutuhan dari tahap sebelumnya akan dipelajari dalam fase ini dan desain sistem disiapkan. Desain Sistem membantu dalam menentukan perangkat keras(hardware) dan sistem persyaratan dan juga membantu dalam mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.
6. Implementation
Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan di program kecil yang disebut unit, yang terintegrasi dalam tahap selanjutnya. Setiap unit dikembangkan dan diuji untuk fungsionalitas yang disebut sebagai unit testing.
2. Integration & Testing
Seluruh unit yang dikembangkan dalam tahap implementasi diintegrasikan ke dalam sistem setelah pengujian yang dilakukan masing-masing unit. Setelah integrasi seluruh sistem diuji untuk mengecek setiap kegagalan maupun kesalahan.
6. Operation & Maintenance
Tahap akhir dalam model waterfall. Perangkat lunak yang sudah jadi, dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah
sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.
3.5 Flowmap Sistem yang Berjalan
Pada saat ini, proses penjualan dan pembelian barang masih menggunakan proses microsoft excel mulai dari laporan penjualan barang sampai laporan pembelian barang. Peneliti merasa kurang efektif dalam jangka panjang untuk melakukan proses penyimpanan atau pengolahan data, berikut adalah flowmap sistem yang berjalan :
Flowchart Sistem Berjalan Toko Maju Mapan
Pembeli Kasir Owner
Gambar 3.2 Flowmap Sistem Berjalan
37
Berikut adalah alur dari penjelasan flowmap sistem berjalan pada toko maju mapan:
2. Pembeli melakukan memilih barang dan melakukan pembelian ke toko maju mapan.
3. Setelah pembeli melakukan pembelian, pembeli kekasir untuk melakukan pembayaran di toko maju mapan.
4. Kasir melakukan perhitungan apa saja barang yang dibeli sesuai harga barang dan dikalkulasikan total dari pembelian tersebut.
5. Lalu kasir memberi struk yang diisi manual berguna untuk pembeli mengetahui total harga barang yang dibeli.
6. Setelah itu pembeli melakukan pembayaran.
7. Kasir melakukan rekapitulasi data pembelian selama seminggu, bulan maupun tahun dan memberikan laporan tersebut ke pemilik toko.
3.6 Flowmap Usulan
Flowmap yang diusulkan penulis adalah pembuatan sistem penjualan berguna untuk mempermudah karyawan atau kasir toko untuk melakukan penjualan dan membuat laporan hasil penjualan pada toko maju mapan. Berikut adalah flowmap yang diusulkan penulis:
Flowchart Sistem Berjalan Toko Maju Mapan
Pembeli Kasir Owner
Mulai Mulai Menerima Laporan
Rekap
Cetak Struk Cetak Laporan
Pembayaran Penjualan
39
Berikut adalah alur dari penjelasan flowmap usulan pada toko maju mapan:
3. Pembeli melakukan memilih barang dan melakukan pembelian ke toko maju mapan.
4. Setelah pembeli melakukan pembelian, pembeli kekasir untuk melakukan pembayaran di toko maju mapan.
5. Kasir melakukan login sistem untuk melakukan proses input barang 6. Lalu kasir melakukan input barang sesuai kode yang tertera pada barang
yang dibeli oleh pembeli.
7. Setelah kasir melakukan input barang lalu kasir melakukan perhitungan barang sesuai barang yang dibeli oleh pembeli.
8. Pembeli melakukan pembayaran sesuai nominal total yang telah dihitung oleh sistem.
9. Lalu kasir melakukan cetak struk pembelian berguna untuk bukti pembayaran dan pembelian.
10. Kasir melakukan cetak rekapitulasi sesuai data yang ada pada sistem 11. Kasir melakukan rekapitulasi data sesuai data yang dibutuhkan pemilik.
12. Pemilik menerima laporan rekapitulasi data dari sistem yang telah dicetak oleh kasir.
PEMBAHASAN
4.1 Perancangan Sistem
Pada bab sebelumnya dijelaskan mengenai metode penelitian, prosedur-prosedur yang digunakan untuk membuat sistem dan metode pengumpulan data flowmap sistem berjalan dan flowmap usulan. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai prosedur pengolahan data pada aplikasi penjualan di toko maju mapan.
4.2 Diagram Konteks
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke dalam sistem atau output dari sistem yang memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Berikut ini diagram konteks dari aplikasi penjualan toko:
Melakukan Pembayaran Menghitung barang yang dibeli customer Dan mencetak struk pembayaran
Menerima Merekap Data
Customer Kasir
Struk Penjualan dan Pembelian
Customer Aplikasi Penjualan Menerima Barang
membeli barang Dari customer
Melihat laporan
Rekapitulasi Owner
Penjualan dan pembelian
Gambar 4.1 Diagram Konteks Aplikasi Penjualan.
40
41
4.3 Data Flow Diagram
Menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem yang baru yang akan dikembangkan secara logika dan menjelaskan arus data dari mulai pemasukan sampai dengan keluaran data tingkatan diagram arus data mulai dari diagram konteks Berikut adalah DFD (Data Flow Diagram) dari aplikasi sistem informasi hasil produksi adalah sebagai berikut :
Kasir Melakukan Login Sistem
Login 1.0
Menu Utama 2.0
Melakukan Input
data barang Barang
3.0
Input Data
Pembelian Barang Pembelian 4.0
Input Data Penjualan Penjualan 5.0
Rekapitulasi Pembelian dan
Lap.
Penjualan
Rekapitulasi Owner
6.0
Gambar 4.2 DFD Aplikasi Penjualan.
4.4 Normalisasi
Suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi. Berikut ini adalah tahapan dari normalisasi sebagai berikut:
4.4.1 Unnormalized
Adalah suatu kondisi dimana sebuah tabel yang memiliki rangkap atau data yang terduplikasi. adalah kumpulan data data mentah yang dimasukkan semua dalam satu tabel yang sama (tidak dipecah ke tabel lain Unnormalized pada aplikasi sistem informasi hasil produksi:
Tabel 4.1 Tabel Unnormalized.
Kode_Barang Nama_Barang Jenis Kode_Kategori Satuan
Harga_Beli Harga_Jual Stock Faktur Nama_Barang
Harga_Beli Jumlah Subtotal Kode_Pelanggan KodePtg
Dibayar Kembali Total Tanggal password
kode_supplier nama_supplier
4.4.2 Normalisasi Pertama (1NF)
Normalisasi pertama adalah suatu hubungan yang jika dan hanya jika setiap atribut bernilai tunggal untuk setiap baris. Sehingga dari bentuk tidak normal dan dilakukan pemecahan menjadi 10 tabel, yaitu:
43
1. Tabel Petugas
Tabel 4.2 Tabel Normalisasi pertama tabel User.
username password hak_akses
Admin Admin Admin
User User User
Petugas Petugas Petugas
2. Tabel Barang
Tabel 4.3 Tabel Normalisasi pertama tabel Barang.
4.4.3 Normalisasi Kedua (2NF)
Bentuk dari normalisasi kedua data telah dibentuk dalam normalisasi prtama berikut adalah normalisasi kedua:
1. Tabel Detail Beli
Tabel 4.4 Tabel Normalisasi kedua tabel Detailbeli.
2. Tabel Detail jual
Tabel 4.5 Tabel Normalisasi kedua tabel Detailjual.
3. Tabel Pembelian
Tabel 4.6 Tabel Normalisasi kedua tabel Pembelian.
4.4.4 Normalisasi Ketiga (3NF)
Bentuk normalisasi ketiga yaitu dilakukan pemisahan tabel dan bertujuan untuk menghilangkan seluruh atribut atau field yang tidak berhubungan dengan primary key. Dengan demikian tidak ada ketergantungan transitif pada setiap kandidat key. Berikut gambar normalisasi ketiga (3NF) dari sistem informasi hasil produksi.
1. Tabel Penjualan
Tabel 4.7 Tabel Normalisasi ketiga tabel Penjualan.
45
6. Tabel Supplier
Tabel 4.8 Tabel Normalisasi ketiga tabel Supplier.
4.5 Relasi Antar Tabel
Hubungan antara tabel yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata. Relasi merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan lainnya yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata dan berfungsi untuk mengatur mengatur operasi suatu database berikut relasi antar tabel dari aplikasi sistem informasi hasil produksi
Gambar 4.3 Relasi Antar Tabel
4.6 Entity Relationship Diagram (ERD)
Membeli Barang Diterima Kasir Melakukan Pembelian
Pelanggan
Input Membuat
Melakukan Penjualan Melakukan Supplier
Gambar 4.4 Entity Relationship Diagram (ERD)
4.7 Hierarchy Input Process Output (HIPO)
LOGIN
Lap. Pembelian Lap. Penjualan BARANG
Gambar 4.5 HIPO Aplikasi Penjualan.
47
4.8 Kamus Data
kamus data merupakan alat komunikasi antara user dan analis sistem tentang data yang mengalir di dalam sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh user. Sementara itu, pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input, laporan dan database. Berikut adalah kamus data dari sistem informasi hasil produksi:
1. Tabel User
Tabel 4.10 Tabel Kamus data tabel Tbarang.
Field Type Size Keterangan
Kode_barang Text 8 Primary Key, Not null
nama_barang Text 25 Not null
jenis_barang Text 25 Not null Nama database : dbtoko Nama tabel : tdetailbeli
Tabel 4.11 Tabel Kamus data tabel TBodyblended.
Nama database : dbtoko Nama tabel : detailjual
Tabel 4.12 Tabel Kamus data tabel detailjual.
Field Type Size Keterangan
49
5. Tabel Pembelian
Nama database : dbtoko Nama tabel : tpembelian
Tabel 4.13 Tabel Kamus data tabel tpembelian.
Field Type Size Keterangan
faktur Text 8 Primary Key, Not null
tanggal date Not null
total integer 25 Not null
kodeptg Text 25 Not null
kodeptg Text 25 Not null