• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Seksio sesarea Profunda

2.2.3 Epidemiologi Seksio Sesarea

Saat ini terjadi peningkatan angka seksio secara global. Peningkatan angka seksio sesarea terjadi di negara maju maupun berkembang. Pada tahun 1996 angka kejadian seksio sesarea di Amerika Serikat adalah 19,7%, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 31,3%.9 Di Inggris pada tahun 1996 terdapat 20,7%, sedangkan pada tahun 2006 terdapat 31,1% yang melakukan seksio sesarea.10 Di Asia Tenggara jumlah yang melakukan tindakan seksio sesarea sebanyak 9550 kasus per 100.000 kasus pada tahun 2005. Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia menurut data survey nasional pada tahun 2007 sudah mencapai 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22.8% dari seluruh persalinan. Hal ini menunjukkan angka kejadian seksio sesarea cendrung meningkat setiap tahunnya baik di negara maju maupun berkembang.

Presentase seksio sesarea dengan indikasi medis sebesar 65,18%, sedangkan yang bukan dengan indikasi medis sebesar 34,82%. Angka ini

merupakan bukti konkret bahwa saat ini seksio sesarea bukan lagi hanya indikasi medis, tetapi banyak faktor bukan medis yang dapat mempengaruhi.11 2.2.4 Indikasi Seksio Sesarea

2.2.4.1 Indikasi Medis

Melahirkan dengan cara seksio sesarea sebaiknya dilakukan atas pertimbangan medis dengan memperhatikan kesehatan ibu maupun bayinya. Artinya, janin atau ibu dalam keadaan gawat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan jalan seksio sesarea, dengan tujuan untuk memperkecil terjadinya risiko yang membahayakan jiwa ibu dan bayinya.21 a. Faktor Janin

1. Bayi terlalu besar

Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih (giant baby), menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir. Umumnya, pertumbuhan janin yang berlebihan karena ibu menderita kencing manis (diabetes mellitus), yang biasanya disebut bayi besar objektif.18 Bayi terlalu besar mempunyai risiko 4 kali lebih besar untuk terjadinya komplikasi persalinan.19

2. Kelainan Letak Bayi

Letak Sungsang Saat ini lebih banyak bayi letak sungsang yang lahir dengan seksio sesarea. Hal ini karena risiko kematian dan cacat/kecelakaan lewat vagina (spontan) jauh lebih tinggi. Lebih dari 50% bayi pernah mengalami letak sungsang dalam kurun.20 bulan kehamilan. Penyebab letak sungsang sering tidak diketahui pasti, secara teori dapat terjadi karena faktor ibu seperti kelainan bentuk rahim, tumor jinak rahim atau mioma, letak plasenta lebih rendah.20

Letak Lintang Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan) yaitu kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu. Bayi membutuhkan pertolongan seksio sesarea.22

17

3. Ancaman Gawat Janin (Fetal distress)

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan, memungkinkan dokter memutuskan untuk melakukan operasi. Apalagi ditunjang kondisi ibu yang kurang menguntungkan. Bila ibu menderita tekanan darah tinggi atau kejang pada rahim, mengakibatkan gangguan pada ari-ari dan tali pusat sehingga aliran oksigen kepada bayi menjadi berkurang. Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak, bahkan tidak jarang meninggal dalam rahim.18

4. Bayi Kembar

Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih.Kehamilan kembar dapat memberi risiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan bayi. Oleh karena itu dalam menghadapi kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif. Namun jika ibu mengandung 3 janin atau lebih maka sebaiknya menjalani seksio sesarea. Hal ini akan menjamin bayi-bayi tersebut dilahirkan dalam kondisi sebaik mungkin dengan trauma minimum.17

5. Faktor Plasenta

Plasenta Previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir. (prae= di depan; vias = jalan). Jadi yang dimaksud dengan plasenta yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding depan atau dinding belakang rahim di daerah fundus uteri.14

Plasenta previa dibagi 3, yaitu plasenta previa totalis, plasenta previa lateralis dan plasenta previa marginalis. Plasenta previa menyebabkan bagian terdepan janin sering sekali sulit untuk memasuki pintu atas panggul, oleh karena itu dilakukan seksio sesarea. Seksio sesarea pada plasenta previa selain untuk mengurangi kematian bayi, juga terutama dilakukan untuk kepentingan ibu, maka seksio sesarea juga dilakukan pada plasenta previa walaupun anak sudah mati.14

Solusio Plasenta Kondisi ini merupakan keadaan plasenta yang terlepas dari dinding rahim baik sebagian maupun seluruhnya dari tempatnya berimplantasi sebelum anak lahir. Solusio plasenta bisa terjadi setiap waktu setelah kehamilan 20 minggu, kebanyakan terjadi dalam trimester ketiga.21 Pelepasan plasenta biasanya ditandai dengan perdarahan yang bisa keluar dari vagina, tetapi bisa juga tersembunyi dalam rahim, yang dapat membahayakan ibu dan janinnya. Persalinan dengan seksio sesarea biasanya dilakukan untuk menolong agar janin segera lahir sebelum mengalami kekurangan oksigen atau keracunan air ketuban dan menghentikan perdarahan yang mengancam nyawa ibu.14 b. Faktor Ibu

1. Disproporsi Sefalo-pelvik

Disproporsi sefalo-pelvik adalah ketidakseimbangan kepala dan panggul ibu. Disproporsi sefalo-pelvik mencakup panggul sempit, fetus yang tumbuh terlampau besar atau adanya ketidakseimbangan relative antara ukuran kepala bayi dan pelvis (panggul).15

2. Disfungsi Uterus

Disfungsi uterus mencakup kerja uterus yang tidak terkoordinasi, hal ini menyebabkan tidak adanya kekuatan untuk mendorong bayi keluar dari rahim. Hal ini menyebabkan kemajuannya terhenti sama sekali, sehingga perlu penanganan dengan seksio sesarea.15

3. Partus tak maju

Partus tak maju berarti bahwa meskipun kontraksi uterus kuat, janin tidak dapat turun karena faktor mekanis. Partus tak maju dapat disebabkan oleh karena disproporsi sefalo-pelvik, malpresentase dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Partus tak maju adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara, dan lebih dari 18 jam pada multipara.14

19

4. Pre-eklampsia dan eklampsia

Pre-eklampsia adalah suatu sindrom yang dijumpai pada ibu hamil di atas 20 minggu ditandai dengan hipertensi dan proteinuria dengan atau tanpa edema. Eklampsia adalah pre-eklampsia disertai dengan gejala kejang umum yang terjadi pada waktu hamil, waktu partus atau dalam 7 hari post partum bukan karena epilepsi.24

2.2.4.2 Indikasi Sosial

Selain indikasi medis terdapat indikasi sosial untuk melakukan seksio sesarea. Menurut penelitian yang dilakukan sebuah badan di Washington DC, Amerika Serikat, pada tahun 1994 menunjukkan bahwa setengah dari jumlah persalinan seksio sesarea, yang secara medis sebenarnya tidak diperlukan. Artinya tidak ada kedaruratan persalinan untuk menyelamatkan ibu dan janin yang dikandungnya. Indikasi sosial timbul oleh karena permintaan pasien walaupun tidak ada masalah atau kesulitan dalam persalinan normal. Hal ini didukung oleh adanya mitos-mitos yang berkembang di masyarakat.14

Persalinan yang dilakukan dengan seksio sesarea sering dikaitkan dengan masalah kepercayaan yang masih berkembang di Indonesia. Masih banyak penduduk di kota-kota besar mengaitkan waktu kelahiran dengan peruntungan nasib anak dilihat dari faktor ekonomi. Tentunya tindakan seksio sesarea dilakukan dengan harapan apabila anak dilahirkan pada tanggal dan jam sekian, maka akan memperoleh rezeki dan kehidupan yang baik.15

Adanya ketakutan ibu-ibu akan kerusakan jalan lahir (vagina) sebagai akibat dari persalinan normal, menjadi alasan ibu memilih bersalin dengan cara seksio sesarea. Padahal penelitian membuktikan bahwa mitos tersebut tidak benar karena penyembuhan luka di daerah vagina hampir sempurna. Pendapat lain yaitu, bayi yang dilahirkan dengan seksio sesarea menjadi lebih pandai karena kepalanya tidak terjepit di jalan lahir. Padahal sebenarnya tidak ada perbedaan antara kecerdasan bayi yang dilahirkan dengan cara seksio sesarea ataupun pervaginam.15

Di sisi lain, persalinan dengan seksio sesarea dipilih oleh ibu bersalin karena tidak mau mengalami rasa sakit dalam waktu yang lama. Hal ini terjadi karena kekhawatiran atau kecemasan menghadapi rasa sakit pada persalinan normal.14

Dokumen terkait