• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Escherichia coli

Escherichia coli umumnya diketahui terdapat secara normal dalam alat pencernaan manusia dan hewan. Escherichia coli yang menyebabkan penyakit pada manusia disebut Entero Pathogenic Escherichia coli (EPEC). ada 2 (dua) golongan Escherichia coli penyebab penyakit pada manusia yaitu:

1. Entero Toxigenic Escherichia coli (ETEC) yaitu mampu menghasilkan enterotoksin dalam usus kecil dan menyebabkan penyakit seperti kolera. Waktu

inkubasi penyakit ini 8 – 24 jam dengan gejala diare, muntah-muntah dan dehidrasi serupa dengan kolera.

2. Entero Invasive Escherichia coli (EIEC) yaitu mampu menembus dinding usus dan menimbulkan kolitis (radang usus besar) atau gejala demam, sakit kepala, kejang perut dan diare berdarah.

Pangan yang sering terkontaminasi bakteri ini adalah susu, air minum, daging, keju dan lain-lain. (Nurwantoro, 1997)

Di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya menggunakan bakteri Escherichia coli untuk pengujian air minum. Bakteri Escherichia coli lebih mudah mengisolasinya daripada jenis bakteri lainnya. Keberadaan bakteri Escherichia coli dalam sumber air dan makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia (Chandra, 2007). Karena itulah jika air atau makanan mangandung Escherichia coli, hendaknya harus dipertimbangkan penolakan pemakaian untuk air minum, sebab besar kemungkinan air atau makanan tersebut tercemar bahan-bahan kotor (Azwar, 1990).

Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia yang peranannya besar sekali terhadap kesehatan manusia. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit (Sutrisno, 1996). Didalam penularan penyakit, air berperan dalam empat cara:

1. Cara Water Borne

Kuman patogen dapat berada di dalam air minum untuk manusia dan hewan. Bila air yang mengandung kuman patogen ini terminum maka dapat terjadi

penyakit pada yang bersangkutan. Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung ini seringkali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air atau water borne disease. Diantara penyakit-penyakit tersebut diantaranya penyakit cholera, thypoid, hepatitis infeksiosa dan dysentri basiler. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Kusnoputranto, 2000).

2. Cara Water Washed

Cara penularan penyakit ini berkaitan erat dengan air bagi kebersihan umum alat-alat terutama alat-alat dapur dan makan dan kebersihan perorangan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia. Kelompok penyakit-penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis. Peranan terbesar air bersih dalam cara penularan water washed terutama berada di dalam bidang higiene dan sanitasi. Mutu air yang diperlukan tidak perlu seketat mutu air bersih untuk air minum, yang lebih menentukan dalam hal ini adalah banyaknya air yan tersedia. Kelompok penyakit yang sangat dipengaruhi oleh cara penularan ini sangat banyak dan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu (Kusnoputranto, 2000) :

a. Penyakit - penyakit infeksi saluran pencernaan yaitu penyakit diare

Penyakit diare merupakan penyakit yang penularannya bersifat fecal oral. Karena, penyakit-penyaki diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur diantaranya jalur yang melalui air (water borne) atau jalur yang melalui

alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed). Contoh penyakit dalam kelompok ini serupa dengan yang terdapat pada jalur water borne yaitu cholera, thypoid, hepatitis infeksiosa dan dysentri basiler. Berjangkitnya penyakit-penyakit ini sangat erat dengan kurang tersedianya alat untuk makan minum dan memasak serta untuk kebersihan alat-alat makan.

b. Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir

Berjangkitnya penyakit-penyakit kelompok ini sangat erat dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk higiene perorangan (mandi, cuci). pada umumnya dapat diturunkan angka penyakit ini dengan jalan menyediakan air yang cukup bagi kebersihan perorangan. Mutu mikrobiologis air bersih tidak seketat mutu mutu bagi air minum. Namun perlu diperhatikan persyaratan mutu air bersih sehingga air tidak mengandung mikroba-mikroba yang menimbulkan penyakit seperti fungus pada kulit, penyakit conjunctivitis, trachoma dan lain-lain.

c. Penyakit-penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh insekta parasit pada kulit dan selaput lendir

Kelompok penyakit ini sangat ditentukan oleh tersedianya air bersih untuk hygine perorangan yang ditujukan untuk mencegah insekta parasit pada tubuh dan pakaian. Insekta parasit akan mudah berkembang biak dan menimbulkan penyakit bila kebersihan perorangan dan kebersihan umum tidak terjamin. Parasit-parasit yang termasuk dalam kelompok ini adalah

lice, sarcoptes, scabieae, thypus endemik, louse borne relapsing fever dan sebagainya.

3. Cara Water Based

Penyakit ini dalam siklusnya memerlukan pejamu (host) perantara. Pejamu perantara ini hidup di dalam air. Contoh kelompok penyakit ini adalah penyakit schitosomiasis dan dracumulus medinensis (guinea warm). Larva schitosomiasis hidup di dalam keong-keong air. Setelah waktunya, larva ini akan mengubah bentuk menjadi cercaria dan menembus kulit (kaki) manusia yang berada di dalam air tersebut. Badan-badan air yang potensial untuk menjangkitkan jenis penyakit ini adalah badan-badan air yang terdapat di alam, yang sering berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari manusia seperti menangkap ikan, mandi, cuci dan sebagainya.

Dracunculus medinensis di Afrika Barat melengkapi siklus hidupnya di dalam crustacea air. Infeksi parasit dapat terjadi bila air yang mengandung parasit ini terminum (Kusnoputranto, 2000).

4. Water Related Insect Vector of Disease

Air merupakan tempat perindukan bagi beberapa macam insekta yang merupakan vektor beberapa macam penyakit. Air yang merupakan salah satu unsur alam yang harus ada di dalam lingkungan manusia merupakan media yang baik bagi insekta unutk berkembang biak. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh insekta ini adalah malaria, yellow fever, dengue, onchocerciasis, (river blindness), trypanosomiasis (tse-tse fly). Nyamuk

Aedes aegypti yang merupakan vektor penyakit dengue berkembang biak dengan mudah bila di lingkungan tersebut terdapat tempat-tempat sementara untuk air bersih seperti gentong air, pot dan sebagainya (Kusnoputranto, 2000).

Dokumen terkait