• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Escherichia coli

Escherichia coli atau biasa disingkat Bakteri Escherichia coli adalah salah satu spesies utama bakteri gram negatif umumnya merupakan flora normal saluran pencernaan manusia dan hewan. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini hidup pada tinja, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti diare,muntaber dan masalah pencernaan lainnya.(Pelczar,2005).

Escherichia coli terdapat secara normal dalam alat-alat pencernaan manusia dan hewan. Walaupun bakteri secara normal hidup disaluran pencernaan, tetapi dapat bersifat enteropatagenetic, memberikan pertumbuhan yang serius atau infeksi yang fatal pada beberapa bagian di dalam tubuh (Suryawirya, 2005).

2.9.1 Sifat-sifat Echerichia coli

Escherichia coli merupakan flora komersal yang paling banyak pada usus manusia dan hewan. Dapat berubah menjadi oportunis pathogen bila hidup di luar usus yaitu lokasi normal tempatnya berada dan dapat menyebabkan infeksi salurah kemih, saluran empedu, infeksi luka dan masitis pada sapi (Supardi, 1999).

Menurut WHO (2005), bakteri Escherichia coli adalah salah satu bakteri

satu zat pencemar yang potensial dalam kerusakan makanan dan minuman. Pada suhu dan lingkungan yang cocok, satu bakteri akan berkembang biak lebih dari 500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam telah berkembang menjadi 2.000.000 (dua juta) sel, dalam 12 jam sudah menjadi 1.000.000.000 (satu milyar) sel.

Bakteri Escherichia coli tidak bisa bertahan pada tempat yang kering dan kena pembasmi hama, dan akan mati pada suhu 600 C selama 30 menit. Bila dilihat dibawah mikroskop maka kumpulan Escherichia coli berwarna merah, sedangkan secara makroskopik terlihat kilau metalik disekitar media (Depkes RI, 1991).

Bakteri Escherichia coli tumbuh pada suhu antara 10°-40°C,dengan suhu optimum 37°C. pH optimum untuk pertumbuhannya adalah pada 7,0-7,5, pH minimum pada 4,0 dan maksimum pada 9,0. Bakteri ini relatif sangat sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada suhu pasteurisasi makanan atau selama pemasakan makanan. Sehingga untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada makanan, sebaiknya disimpan pada suhu rendah (Jawetz DKK, 2003).

2.9.2 Klasifikasi Bakteri Escherichia coli 1. Entero pathogenic Escherichia coli ( EPEC)

EPEC penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang dan tidak membahayakan pada sebagian orang dewasa. EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil. Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair. Masa inkubasinya 1-6 hari dengan rata-rata 12-36 jam. Gejala yang dapat ditimbulkan apabila terinfeksi Escherichia coli jenis ini antara lain : muntah, diare, sakit perut, dan demam (Arisman, 2009).

2. Escherichia coli Enterotoksigenik (ETEC)

ETEC penyebab utama traveller’s diarrhea dan infantile di negara berkembang (miskin). Diare pada kasus ini berupa watery diarrhea, dengan gradasi keparahan berkisar dari ringan sampai parah. Masa inkubasinya 1-3 hari dengan rata-rata 10-12 jam. Gejala yang dapat ditimbulkan apabila terinfeksi Escherichia coli jenis ini antara lain : diare (tanpa demam hingga diare berat yang mirip dengan kolera namun tanpa darah-lendir), kram perut, muntah, berlanjut sebagai dehidrasi dan syok (Arisman, 2009).

3. Escherichia coli Enteroinvasif (EIEC)

Escherichia coli enteroinvasif (EIEC) dapat menginvasi sel-sel epitel mukosa usus sehingga menyebabkan terjadinya wat, disentri, demam, muntah, kram dan nyeri perut hebat serta tinja kerap mengandung darah (Arisman, 2009).

4. Escherichia coli Enterohemoragik (EHEC)

Bakteri ini hidup dalam daging mentah. Bentuk diare sangat berat dan dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat ginjal akut, anemia hemoltik mikriangiopatik, dan trombositopenia. Banyak kasus colitis hemoragik dan komplikasinya dapat dicegah dengan memasak daging sapi sampai matang (Hawley, 2003).

5. Escherichia coli Enteroagregatif (EAEC)

Menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat sedang berkembang. Bakteri ini ditandai dengan pola khas pelekatannya pada mukosa intestinal dan menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin. Akibatnya adalah

kerusakan mukosa, pengeluaran sejumlah besar mucus dan terjadinya diare (Hawley, 2003).

2.9.3 Penyakit yang Disebabkan Escherichia coli

Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya epidemic penyakit – penyakit saluran pencernaan makanan, seperti, kolera, typus, disentri, diare, dan penyakit cacing. Bibit penyakit ini berasal dari faeces manusia yang menderita penyakit – penyakit tersebut. Indikator yang menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah dikotori faeces adalah dengan adanya Escherichia coli dalam air tersebut, karena dalam faeces manusia, baik sakit maupun sehat terdapat bakteri.

Escherichia coli dapat juga menimbulkan pneumonia, endokarditis, infeksi pada luka dan abses pada berbagai organ. Bakteri ini juga merupakan penyebab utama meningitis pada bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractus urinarius (pyelonephritis cysticis) pada manusia yang dirawat dirumah sakit (infeksi nasokomial). Pencegahan infeksi bakteri ini dilakukan dengan perawatan yang sebaik – baiknya di rumah sakit, antara lain : pemakaian antibiotik secara tepat, tindakan antiseptik secara benar.

Penyakit yang dapat timbul akibat terjadinya pencemaran bakteri Escherichia coli adalah :

1. Diare

Escherichia coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan diseluruh dunia. Escherichia coli ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat – sifat virulensinya dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Gejala diare adalah tinja encer dengan frekuensi empat kali atau lebih dalam sehari, yang kadang – kadang disertai dengan muntah, badan lesu atau

lemah, panas, tidak nafsu makan, serta darah dan lendir dalam faeces. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.

2. Infeksi saluran kemih

Penyebab yang paling lazim infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama kira – kira 90 % wanita muda. Gejala yang ditimbulkan yaitu : sering kencing, disuria, hematuria, dan piuria.

Kebanyakan infeksi ini disebabkan oleh Escherichia coli dengan sejumlah tipe antigen O.

3. Sepsis

Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, Escherichia coli dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat sangat rentan terhadap sepsis Escherichia coli karena tidak memiliki antibodi IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih.

4. Meningitis

Escherichia coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi. Escherichia coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen. Antigen ini bereaksi silang dengan polisakarida simpai golongan B dari N meningitidis.

Dokumen terkait