• Tidak ada hasil yang ditemukan

Esensi Implementasi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter melibatkan aspek teori pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Tanpa ketiga aspek tersebut maka pendidikan karakter tidak akan efektif dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.57

Pendidikan karakter memiliki esensinya membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat yang baik dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat pendidikan karakter dalam konteks 55 Kemendiknas RI, Pedoman Sekolah: Pengembangan Pendidikan Budaya

dan Karakter Bangsa, (Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan

Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2011). h. 8. 56 Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter…, h. 17

57 Mansur Muslich, Pendidikan Karakter, Menjawab Tantangan Krisis

pendidikan Indonesia adalah pendidikan nilai yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.58

Hal ini sesuai dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada UUSPN No. 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.59

Sekolah sebagai lingkungan yang menggarap anak didik sebagai sumber daya manusia masa depan bangsa merupakan lingkungan tepat untuk menggarap karakter. Hal ini karena di lingkungan pendidikan, dalam hal ini sekolah, berbagai nilai positif ditransfer ke anak didik. Bahkan, tidak hanya ditransfer sebab anak didik secara mandiri dikondisikan untuk menciptakan sendiri nilai-nilai di dalam dirinya. Anak didik harus dapat mengambil nilai-nilai dalam pergaulannya sehari-hari dan mengintegrasikannya dengan kehidupannya. Hal ini tentu saja membutuhkan sikap terbuka yang dapat menerima

58 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012) , h. 23-24.

59 Dharma Kesuma, et.al, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di

kondisi dan mampu menyeleksi kondisi sesuai dengan kebutuhan dirinya.60

Pembentukan karakter juga tidak lepas dari peran guru, karena segala sesuatu yang dilakukan oleh guru mampu memengaruhi karakter peserta didik. Karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling berkaitan yakni pengetahuan moral, perasaan moral dan perilaku moral.61

Dengan kerjasama lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah, maka anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang secara optimal.62

Kemendiknas melansir bahwa berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip hak asasi manusia telah teridentifikasi menjadi nilai karakter yang dikelompokkan menjadi lima yaitu:

a. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa

b. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan diri sendiri

c. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan sesama manusia

60 Muhammad Saroni, Best Practice, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h.13

61 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Mendidik Siswa Menjadi

Pintar dan Baik, (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 72.

62 Zainul Miftah, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Bimbingan dan

d. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan lingkungan

e. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan kebangsaan.63

Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.64

Dalam melaksanakan pendidikan ini, hendaknya ada pola yang dapat memberikan kesan yang sungguh-sungguh yang menjadikan teori-teori akhlak dapat direalisasikan dan tercermin dalam pergaulannya.65

Doni mengemukakan dengan menempatkan pendidikan karakter dalam rangka dinamika proses pembentukan individu, para insan pendidik seperti guru, orang tua, staf sekolah, masyarakat dan lainnya, diharapkan semakin 63 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung:

Alfabeta, 2012), h. 32

64 Wiyani Novan Ardy, Membumikan Pendidikan Karakter di SD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 90

65 Ali Mas′ud, Akhlak Tasawuf, (Sidoarjo: CV Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), h.49

menyadari pentingnya pendidikan karakter sebagai sarana pembentuk pedoman perilaku, pengayaan nilai individu dengan cara memberikan ruang bagi figur keteladanan bagi anak didik dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses pertumbuhan berupa kenyamaan dan keamanan yang membantu suasana pengembangan diri satu sama lain dalam keseluruhan dimensinya.66

Secara operasional tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah sebagai berikut:

1. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. Tujuannya adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik pada saat masih sekolah maupun setelah lulus.

2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ini memiliki makna bahwa tujuan pendidikan karakter memiliki sasaran untuk meluruskan berbagai perilaku negatif anak menjadi positif.

3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab karakter

66 Amirullah Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter; Panduan Lengkap

Mendidik Karakter Anak di Sekolah, Madrasah, dan Rumah, (Jakarta:

bersama. Tujuan ini bermakna bahwa karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses pendidikan di keluarga.67

Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan pancasila.68

Pendidikan karakter mempunyai tujuan penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Selain itu, pendidikan karakter bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.69