IV. METODE PENELITIAN
4.4 Metode dan Prosedur Analisis Data
4.4.2 Estimasi Biaya Eksternal
Estimasi biaya eksternal yang diperhitungkan dalam penelitian ini akibat pencemaran yang ditimbulkan aktivitas pabrik gula di Desa Cepiring. Biaya eksternal diestimasi dengan menggunakan metode cost of illness, replacement cost, dan change of productivity. Metode cost of illness yaitu mengestimasi biaya eskternal atau kerugian ekonomi dengan menggunakan biaya kesehatan yang dikeluarkan akibat penurunan tingkat kesehatan (sakit) yang pernah dialami. Pada metode ini informasi yang diperlukan meliputi: (1) jenis penyakit yang diderita akibat pencemaran udara dan air sumur; (2) tingkat mengalami penyakit, seberapa sering responden mengalami penyakit tersebut; (3) besar biaya yang dikeluarkan responden untuk mengobati penyakit yang diderita; (4) tempat pergi berobat, apakah ke rumah sakit atau Puskesmas.
Metode replacement cost berdasarkan pada kasus penggunaan sumber daya antara lain akibat tercemarnya air sumur masyarakat dan kasus pengembalian kesuburan tanah pertanian akibat tercemarnya tanah. Informasi yang diperlukan pada kasus tercemarnya air sumur antara lain: (1) sumber air pengganti, yaitu darimana sumber air pengganti yang digunakan responden untuk memenuhi keperluan rumah tangga seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dan kebutuhan konsumsi atau minum; (2) Jumlah kebutuhan air pengganti; (3) besar biaya yang
27 dikeluarkan responden untuk membeli sumber daya air pengganti. Pendekatan rumus yang digunakan yaitu:
Total biaya pengganti = C x n……..…...………. (1) Dimana:
C = biaya pengganti air bersih yang digunakan (Rp/KK)/biaya berobat yang digunakan (Rp/KK)
n = total responden yang terkena dampak (orang)
Total biaya berobat = C x n………...(2) Dimana:
C = biaya berobat yang digunakan (Rp/KK) n = total responden yang terkena dampak (orang)
Kerugian masyarakat rumah tangga diestimasi dengan menjumlahkan rataan dari kerugian akibat biaya pengganti air bersih dan kerugian akibat biaya berobat, berikut rumus yang digunakan:
Total rataan kerugian per KK ∑
∑
∑
∑ ….…….(3)
Dimana:
n = jumlah responen yang terkena dampak
Informasi yang diperlukan pada kasus tercemarnya tanah pertanian antara lain: (1) perlakuan-perlakuan apa yang telah dilakukan untuk mengembalikan kesuburan tanah; (2) jumlah perlakuan yang dipakai untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah; (3) besarnya biaya yang dikeluarkan petani untuk mengembalikan kesuburan tanah. Pendekatan rumus yang digunakan yaitu:
Biaya perbaikan kualitas lahan = L x Pf x Qf ………..(4)
Dimana:
L = luas lahan yang terkena dampak (ha) Pf = harga pupuk (Rp)
Qf = kuantitas pupuk yang dipakai (kg)
Metode perhitungan biaya eksternal berupa kerugian petani karena penurunan produktivitas pertanian dalam kasus ini yang terkena dampak adalah
28
komoditi padi. Metode change in productivity approach digunakan untuk mengestimasi eksternalitas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu:
ΔI = I1– I2 ……….(5)
Dimana:
ΔI = selisih penerimaan sebelum dan sesudah pencemaran (Rp) I1 = penerimaan sebelum pencemaran (Rp)
I2 = penerimaan sesudah pencemaran (Rp)
4.4.3 Analisis Nilai WTA Masyarakat Terhadap Pencemaran Akibat Aktivitas Pabrik Gula
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui nilai WTA responden dan faktor- faktor yang memengaruhi nilai tersebut, nilai tersebut diestimasi dengan menggunakan pendekatan contingent valuation method. Berikut tahapan-tahapan CVM :
1. Membangun pasar hipotetik
Pasar hipotetik dibentuk berdasarkan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan akibat aktivitas pabrik gula di Cepiring. Penurunan kualitas lingkungan berupa pencemaran air tanah, udara, kebisingan dan pencemaran lainnya. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan untuk mengukur berapa besar kerugian yang dirasakan masyarakat dengan mengetahui kesediaan masyarakat menerima dana kompensasi. Pabrik memahami dampak yang ditimbulkan, oleh karena itu perlu adanya dana kompensasi yang harus dikeluarkan oleh pabrik. Kompensasi dirasa perlu karena masyarakat sekitar kawasan pabrik mempunyai hak untuk dapat memanfaatkan air tanah (sumur) mereka kembali tanpa tercemar dan hak untuk dapat membiayai pengobatan yang pernah dirasakan akibat pencemaran baik cair maupun udara. Pemberian dana kompensasi ini sebagai pertanggungjawaban atas penurunan kualiatas lingkungan di Desa Cepiring. Pasar hipotetik dibuat dalam skenario sebagai berikut:
Pabrik gula telah memiliki pengelolaan limbah cair dengan berjalannya IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), limbah gas, maupun limbah padat, namun melihat kondisi yang ada, masih adanya limbah yang memberikan dampak ke masyarakat sekitar. Kondisi tersebut membuat pihak pabrik akan memberlakukan pemberian dana kompensasi terhadap masyarakat di sekitar
29 kawasan pabrik yang terkena eksternalitas negatif. Besarnya dana kompensasi ditanyakan langsung kepada masyarakat Cepiring, berapa nilai yang bersedia mereka terima atas penurunan kualitas lingkungan akibat dampak aktivitas pabrik gula. Besar dana kompensasi yaitu berkisar antara Rp 10.0000 – Rp 1.200.000/KK/bulan. Harga Rp 10.000 diperoleh dari harga biaya berobat puskesmas Cepiring, sedangkan harga Rp 1.200.000 diperoleh dari harga pemasangan instalasi PDAM Kabupaten Kendal.
Melalui skenario di atas, maka responden akan mengetahui gambaran terkait kondisi hipotetik adanya rencana upaya dari pihak pemerintah dan pencemar untuk mengatasi pencemaran yang terjadi.
2. Memperoleh penawaran besaran WTA
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini untuk memperoleh penawaran adalah bidding game. Metode ini diterapkan dengan melakukan penawaran, diawali pada penawaran maksimal yaitu sebesar Rp. 1.200.000 hingga angka minimum yang mau diterima oleh responden
3. Menghitung dugaan nilai tengah (EWTA)
Nilai Tengah WTA (EWTA) dapat diduga dengan mencari nilai rata-rata dari keseluruhan nilai WTA dibagi jumlah responden. Perhitungan dari dugaan EWTA responden diperoleh dengan rumus:
∑ ……….………(6)
Dimana:
EWTA = dugaan nilai rataan WTA (Rp) Wi = batas bawah WTA pada kelas-i
Pfi = frekuensi relatif kelas ke-i
n = jumlah responden
i = sampel (1,2,3,….., n) 4. Menduga kurva penawaran WTA
Menduga kurva penawaran adalah proses menentukan variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap nilai WTA. Pendugaan kurva penawaran dilakukan menggunakan persamaan sebagai berikut:
30 Dimana:
mid MWTA = Nilai WTA responden PNDK = tingkat pendidikan (tahun) JTT = jarak tempat tinggal (meter) KU = kualitas udara (deskriptif)
KBS = kualitas kebisingan dan getaran (deskriptif)
PCMA = dummy kerugian pencemaran air tanah (rugi=1; tidak rugi=0) UPY = dummy variabel belum adanya upaya mengatasi pencemaran
(tidak ada=1, ada=0)
ɛ = galat
5. Menjumlahkan data
Menjumlahkan data merupakan proses nilai rata-rata penawaran dikonversikan terhadap populasi yang dimaksud. Nilai total WTA dari masyarakat dapat diketahui setelah menduga nilai tengah WTA. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
∑ ……….(8)
Dimana:
TWTA = Total WTA
WTAi = WTA individu ke-i
ni = jumlah sampel ke-i yang bersedia menerima sebesar WTA
i = responden ke-i yang bersedia menerima dana kompensasi 6. Evaluasi pelaksanaan CVM
Evaluasi Pelaksanaan CVM memerlukan pendekatan seberapa besar tingkat keberhasilan dalam pengaplikasian CVM. Pelaksanaan model CVM dapat dievaluasi dengan melihat tingkat keandalan (realibility) fungsi WTA dengan melihat nilai R-squares (R2) dari model OLS (Ordinary Least Square) WTA. Menurut Mitchell dan Carson (1989) dalam Hanley dan Spash (1993) batas minimum nilai R2 yang realibel adalah 15 persen.