• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Pengujian - Pengujian Statistik

6.1.4. Estimasi Model

Karena tujuan utama penelitian adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan perbankan syariah, maka estimasi model VEC yang dianalisis, difokuskan pada estimasi pembiayaan perbankan syariah, LNPBS, terutama persamaan jangka panjang.

Tabel 12. Estimasi Kointegrasi

Peubah Kointegrasi 1 Kointegrasi 2

LNPBS(-1) 1.000000 0.000000 LNDPK(-1) 0.000000 1.000000 NPF(-1) 0.425923 0.338193 (0.06432) (0.05125) [ 6.62151]* [ 6.59907]* LPA(-1) -0.055478 -0.499084 (0.19393) (0.15451) [-0.28608] [-3.23021]* LNKBU(-1) 7.362829 3.850769 (1.91127) (1.52276) [ 3.85232]* [ 2.52881]* LNJII(-1) 0.599937 -0.449242 (0.57016) (0.45426) [ 1.05222] [-0.98895] LNIPI(-1) 0.289373 2.692673 (0.94007) (0.74898) [ 0.30782] [ 3.59513]* LNSWBI(-1) 0.070917 -0.066402 (0.12648) (0.10077) [ 0.56071] [-0.65896] @TREND(02:11) -0.177753 -0.087566 (0.04044) (0.03222) [-4.39583]* [-2.71802]* C -108.2131 -68.74216

Keterangan: Standard errors pada ( ), dan t-statistik pada [ ] * = signifikan t58 (α;5 persen) = 2.00

Tabel 12 menunjukkan estimasi vektor kointegrasi yang keseimbangan jangka panjang. Menggunakan uji kointegrasi metode Johansen dengan lag optimal satu maka terjadi dua kointegrasi dalam sistem VECM. Dengan terdapat kointegrasi dalam sistem, menunjukkan bahwa terjadi hubungan struktural jangka panjang antara peubah pembiayaan perbankan syariah dengan peubah internal perbankan, kondisi makroekonomi, kebijakan moneter, dan pasar modal. Dengan meletakkan peubah pembiayaan sebagai peubah yang dijelaskan, sesuai fokus penelitian, maka hasil estimasi pembiayaan perbankan syariah jangka panjang seperti persamaan berikut:

LNPBS(-1) = -0.43 NPF(-1) +0.05 LPA(-1) -7.36 LNKBU(-1) -0.60 LNJII(-1) -0.29LNIPI(-1) +0.07 LNSWBI(-1)

+0.18 TREND +108.21 ...(6.1) Jika dilakukan uji koefisien parsial menggunakan uji t, maka dari t statistik masing-masing peubah dibandingkan dengan t tabel, peubah pembiayaan bermasalah, NPF, dan peubah kredit bank umum, LNKBU, yang signifikan pada tingkat kesalahan lima persen, sedangkan peubah laba per aset, LPA, peubah indeks produksi industri, LNIPI, peubah Jakarta Islamic index, LNJII, dan peubah sertifikat wadiah Bank Indonesia, LNSWBI, tidak signifikan.

Meskipun dalam uji koefisien parsial hanya dua peubah yang signifikan, tetapi jika ditinjau secara keseluruhan, peubah-peubah yang terdapat dalam model, signifikan mempengaruhi pembiayaan perbankan syariah. Hal tersebut ditandai dengan nilai F statistik yang lebih besar dari nilai F tabel, artinya secara bersama-sama semua peubah independen mempengaruhi pembiayaan.

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan angka 45.78 persen, artinya kemampuan seluruh peubah independen menjelaskan peubah pembiayaan sebesar

45.78 persen, sedangkan sisanya sebesar 54.22 persen dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

Bagian kedua estimasi output model VEC adalah vektor koreksi kesalahan yang melibatkan seluruh peubah pada derajat pertama, I(1), dan koreksi kesalahan yang terbentuk. Bentuk lengkap dapat terlihat pada Lampiran 8, sedangkan jika difokuskan pada persamaan jangka pendek pembiayaan, D(LNPBS), maka estimasi yang terbentuk ditunjukkan pada Tabel 13.

Tabel 13. Estimasi Model Koreksi Kesalahan

Peubah D(LNPBS) Standard error t-statistik Koreksi Kesalahan 1 -0.060284 (0.02011) [-2.99718]* Koreksi Kesalahan 2 0.004337 (0.02457) [ 0.17652] D(LNPBS(-1)) -0.401060 (0.12384) [-3.23849]* D(LNDPK(-1)) -0.160552 (0.09094) [-1.76547]** D(NPF(-1)) 0.018428 (0.01128) [ 1.63361] D(LPA(-1)) 0.018680 (0.01481) [ 1.26136] D(LNKBU(-1)) 0.655438 (0.34986) [ 1.87343]** D(LNJII(-1)) 0.034706 (0.05916) [ 0.58667] D(LNIPI(-1)) 0.085003 (0.06419) [ 1.32416] D(LNSWBI(-1)) -0.015919 (0.01219) [-1.30636] C 0.043139 (0.00818) [ 5.27372]* * = P<0.05 t58 (α;5 persen) = 2.00 ** = P<0.10 t58 (α;10 persen) = 1.67

Tabel 13 menunjukkan bahwa salah satu peubah koreksi kesalahan signifikan terhadap pembiayaan sebesar -0.06, artinya terdapat penyesuaian dari persamaan jangka pendek menuju persamaan jangka panjang sebesar 0.06 persen. Dapat pula diartikan bahwa setiap bulan, kesalahan dikoreksi sebesar 0.06 persen menuju keseimbangan jangka panjang. Dari beberapa peubah yang mempengaruhi pembiayaan dalam jangka pendek, hanya peubah diferensi satu dari pembiayaan yang signifikan pada tingkat kesalahan lima persen, dan jika ditingkatkan menjadi 10 persen, terdapat tiga peubah yang signifikan, yaitu pembiayaan,

dana pihak ketiga dan kredit bank umum pada diferensi satu dan lag satu. Berikut hasil estimasi persamaan jangka pendek pembiayaan perbankan syariah:

D(LNPBS) = -0.06 ( LNPBS(-1) +0.43 NPF(-1) -0.06 LPA(-1) +7.36 LNKBU(-1) +0.60 LNJII(-1) +0.29 LNIPI(-1) +0.07 LNSWBI(-1) -0.18 @TREND-108.21 ) +0.00 ( LNDPK(-1) +0.34 NPF(-1) -0.50 LPA(-1) +3.85 LNKBU(-1) -0.45 LNJII(-1) +2.69 LNIPI(-1) -0.07 LNSWBI(-1) -0.09 @TREND -68.74 ) -0.40 D(LNPBS(-1)) -0.16 D(LNDPK(-1))

+0.02 D(NPF(-1)) + 0.02 D(LPA(-1)) +0.66 D(LNKBU(-1)) + 0.03 D(LNJII(-1))

+0.09 D(LNIPI(-1)) -0.02 D(LNSWBI(-1)) +0.04 ...(6.2)

Sesuai tujuan pertama penelitian, untuk menganalisis keterkaitan kebijakan moneter syariah, makroekonomi, pasar modal syariah, industri perbankan dan internal bank syariah terhadap pembiayaan bank syariah, maka estimasi yang digunakan adalah persamaan jangka panjang model VEC yang terbentuk melalui proses kointegrasi pada sub bab 6.1.3.

Ringkasan estimasi jangka panjang pembiayaan perbankan syariah pada Persamaan (6.1), dengan tambahan sisi penawaran dan permintaan dan signifikansi hubungan, pada Tabel 14. Tabel 14 menunjukkan bahwa dari sisi penawaran, peubah pembiayaan bermasalah, sertifikat wadiah Bank Indonesia, dan laba per aset, menunjukkan arah sesuai dengan dugaan awal, dari sisi penawaran, kredit bank umum, indeks produksi industri, dan Jakarta Islamic

Tabel 14. Ringkasan Estimasi Kointegrasi Jangka Panjang Pembiayaan

Deskripsi Peubah Koefisien T-Statistik Signifikansi

Sisi Penawaran:

Pembiayaan bermasalah - 0.43 -6.62 Signifikan

Laba per aset 0.06 0.29 Tidak signifikan

Sertifikat wadiah Bank

Indonesia - 0.07 -0.56 Tidak signifikan

Sisi Permintaan:

Kredit bank umum - 7.36 -3.85 Signifikan

Indeks produksi industri - 0.29 -0.31 Tidak signifikan Jakarta Islamic index - 0.60 -1.05 Tidak signifikan

Dari sisi penawaran, hanya peubah pembiayaan bermasalah yang signifikan mempengaruhi pembiayaan dengan koefisien sebesar -0.43, artinya setiap kenaikan satu persen pembiayaan bermasalah, pembiayaan yang ditawarkan mengalami penurunan sebesar 0.43 persen. Dapat pula berarti bahwa jika perbankan syariah mampu menekan pembiayaan bermasalah sebesar satu persen, maka perbankan syariah mampu menambah penawaran sebesar 0.43 persen pembiayaan kepada masyarakat. Dua peubah sisi penawaran lainnya, laba per aset dan sertifikat wadiah Bank Indonesia secara parsial tidak signifikan menentukan pembiayaan perbankan syariah.

Signifikannya pembiayaan bermasalah menunjukkan bahwa kondisi pembiayaan bermasalah pada bank syariah harus mendapat perhatian, karena jika terjadi pembiayaan bermasalah, maka akan mengurangi potensi kemampuan bank menyalurkan pembiayaan selanjutnya. Apabila terjadi pembiayaan bermasalah, bank wajib menyediakan cadangan khusus untuk menutup kemungkinan resiko, yang dimasukkan pada pos Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Penyediaan dana pada pos tersebut mengurangi potensi penawaran pembiayaan

pada periode berikutnya.

Di sisi permintaan, temuan menarik bahwa, kredit bank umum signifikan mempengaruhi permintaan pembiayaan perbankan syariah. Koefisien kredit bank umum menunjukkan arah negatif sebesar 7.36, artinya setiap kenaikan satu persen kredit bank umum, menurunkan permintaan pembiayaan perbankan syariah sebesar 7.36 persen, atau permintaan pembiayaan perbankan syariah naik 7.36 persen, jika terjadi penurunan kredit bank umum sebesar satu persen.

Hal tersebut tidak sesuai dengan dugaan awal bahwa jika terjadi kenaikan kredit bank umum, maka permintaan pasar keuangan domestik juga meningkat, termasuk permintaan pembiayaan perbankan syariah. Justru yang terjadi sebaliknya, selama periode penelitian, hubungan jangka panjang antara pembiayaan perbankan syariah dengan kredit bank umum menunjukkan hubungan substitusi. Jika diasumsikan pasar pembiayaan dan kredit tetap, maka yang berperan adalah kategori nasabah yang floating consumer, yaitu nasabah yang mudah berpindah dari bank konvensional ke bank syariah, atau sebaliknya.

Dua peubah sisi permintaan lainnya, indeks produksi industri dan Jakarta

Islamic index, tidak signifikan secara parsial untuk mempengaruhi pembiayaan.

Tidak signifikannya indeks produksi industri menunjukkan bahwa kinerja sektor manufaktur formal tidak mampu mempengaruhi pembiayaan perbankan syariah, demikian pula dengan Jakarta Islamic index, yang menunjukkan kinerja pasar modal juga tidak mampu mempengaruhi pembiayaan perbankan syariah. Hal tersebut sejalan dengan komposisi pembiayaan berdasarkan golongan pembiayaan, termasuk usaha kecil menengah, atau non usaha kecil menengah. Data per Juni 2008, menunjukkan bahwa golongan nasabah usaha kecil menengah mencapai 70.70 persen, sedangkan sebesar 29.30 persen adalah golongan nasabah

non usaha kecil menengah.

Dokumen terkait