• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. HASIL PENELITIAN

3. Euthanasia Menurut HAM

a. Definisi Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan dasar atau suatu hal yang sudah melekat dalam diri manusia secara kodrat, universal, dan juga menjadi sebuah anugerah dari Tuhan yang Maha Esa. Hal itu berkaitan dengan hak hidup, hak berkeluarga, hak untuk mengembangkan diri, hak berkomunikasi, hak kesejahteraan, dan hak

40

yang lainnya. Oleh karena itu hak tersebut tidak lah bisa untuk dirampas ataupun diabaikan oleh siapapun.

Di dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusai, hak hidup merupakan hak yang dimana didalamnya juga termasuk dalam kebebasan dasar manusia. Pada pasal 9 ayat (1) disebutkan bahwa “setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan kehidupannya”.

Sedangkan didalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pasal 3 dikatakan bahwa “setiap orang berhak atas kehidupan, kemerdekaan dan keselamatan pribadinya”. Dengan adanya jaminan konstitusi dan juga peraturan perundang-undangan tersebut bisa dilihat bahwa Indonesia sangatlah menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.

Selain daripada itu, disini juga membahas pengertian Hak Asasi Manusia menurut para ahli. Berikut ini ada beberapa pengertian tentang Hak Asasi Manusia.

1. Soetandyo Wignjosoebroto “Hak-hak mendasar (fundamental) yang diakui secara universal sebagai hak-hak yang melekat pada manusia karena hakikat dan kodratnya sebagai manusia.”29

2. Maidin Gultom “Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang melekat pada manusia yang mencerminkan martabatnya, yang harus

29 Soetandyo Wignjosoebroto (2003), Hak-hak Asasi Manusia: Konsep Dasar Dan Pengertiannya Yang Klasik Pasa Masa masa Awal Perkembangannya dalam Toleransi Keragaman, Dalam: Rahayu, “Hukum Hak Asasi Manusia (HAM)”, Universitas Diponegoro, Semarang, Cet. II, 2012, h. 2.

41

memperoleh jaminan hukum, sebab hak-hak hanya dapat efektif apabila hak-hak itu dapat dilindungi hukum”.30

3. Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia “Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.”

Berdasarkan dengan uraian pengertian yang ada diatas penulis menyimpulkan bahwa Hak Asasi Manusia merupakan suatu hak dasar yang dimana setiap manusia sudah mendapatknya dan melekat pada diri manusia sebagau hakikat serta kodratnya sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Manusia merupakan makhluk Tuhan yang Maha Esa yang dimana sejak lahir sudah dianugerahi hak dasar yang sering kita sebut hak asasi, dimana hak tersebut diberikan tanpa adanya perbedaan antara umat manusia yang satu dengan yang lainnya. Hak asasi tersebut seperti sudah dijelaskan berdasarkan dengan pengertian yang ada, biasanya manusia tersebut diberikan hak untuk mengembangkan dirinya, peranan, dan juga pemberian kesejahteraan hidup manusia. Manusia diberikan hak asasi dan memiliki tanggung jawab serta kewajiban yang dimana dipergunakan untuk menjamin keberadaan, harkat, dan

30 Maidin Gultom, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia”, PT Refika Aditama, Bandung, 2008, h. 7.

42

martabat kemuliaan manusia, dan juga menjaga keharmonisan kehidupan (Effendi, 2005).

b. Euthanasia dan Hak Asasi Manusia

Semakin berkembangnya zaman, kebebasan manusia dalam melakukan sesuatu untuk dirinya menimbulkan adanya desakan atas tuntutan mengenai pengakuan terhadap praktek euthanasia. Hal ini justru menjadi sebuah perbedaan yang sangat menonjol. Dimana kita semua tau hak asasi manusia merupakan sebuah hak dasar setiap manusia yang sudah ada dan melekat di diri manusia sejak manusia masih berada di dalam Rahim sang ibu. Asal usul hakiki hak adalah kesadaran moral, hak-hak yang semata-mata atas dasar perintah kesadaran moral, yang dimana itu disebut sebagai “hak alamiah” atau “asasi”.

Akan tetapi menurut Jeremy Benthm didalam bukunya yang berjudul “The Theory of Legislation” yang kemudian dikutip oleh Abussalam disebutkan bahwa selain hak alamiah, ada pula yang dinamakan hak “non alamiah” yang dimana hak itu lahir dari kesadaran bebas antara pemilik hak alamiah.31

Maka dari itu berdasarkan dengan penjelasan yang di berikan oleh Abussalam kita dapat lihat hak merupakan sesuatu yang sudah melekat di dalam diri manusia, yang dimana itu merupakan hak mendasar sehingga kita semua sering menyebutnya dengan sebutan Hak Asasi Manusia. Jika dilihat berdasarkan dengan siklus kehidupan setiap manusia, manusia mempunyai hak untuk hidup, berkembang menjalani kehidupan, hak mencari kasih sayang, hak mendapatkan kebebasan pribadi, bahkan mempunyai hak yang berkaitan dengan

31 Abdussalam, 2010, HAM Dalam Proses Peradilan, Jakarta : PTIK Press, hlm 7

43

proses kematian. Maka sebab itu didalam konteks ini, kematian juga termasuk dari hak asasi manuia karena berhubungan dengan hak hidup seseorang.

Pandangan dari segala pihak yang kontra ataupun menentang terkait adanya praktek euthanasia ini jelas didasari dari segi hak asasi manusia, yang dimana banyak kita tahu bahwa keduanya bisa dibilang sangat bertolak belakang dari apa yang ada di dalam Universal Declaration of Human Rights atau Deklarasi Universal HAM (DUHAM) yang didalamnya telah mencantumkan sejumlah hak-hak asasi manusia. Dari sekian banyak nya hak-hak asasi manusia yang berada didalamnya, hak mati lah yang tidak terdapat didalamnya. Hak tersebut kemudian terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu:32

● Hak yang dimiliki individu-individu terhadap negara. Biasanya hak-hak ini disebut hak-hak warga negara dan hak politis (civil and political rights).

Kelompok hak ini meliputi hak atas kehidupan, kebebasan, keamanan pribadi, penolakan perbudakan, keikutsertaan dalam hidup politik, hak atas milik, hak untuk menikah, hak mengungkapkan pendapat, hak mengikuti hati nurani, hak beragama, hak berserikat. Negara atau instansi lain tidak pernah boleh menghindari atau mengganggu individu dalam mewujudkan hak-hak ini, tapi sebaliknya harus menjamin tenvujudnya semua hak ini.

● Hak lain yang tidak dimiliki manusia terhadap negara, justru sebagai anggota masyarakat bersama dengan anggota-anggota lain. Hak-hak ini biasa disebut hak-hak ekonomi, sosial dan budaya (economic, social and cultural rights). Diantaranya adalah hak atas pekerjaan, hak atas pendidikan,

32 K. Bertens, Perspektif Etika: Esai-Esai tentang Masalah Aktual, ctk. Kelima, Kanisius, Jogjakarta, 2001, hlm. 22

44

hak atas pelayanan kesehatan, hak ikut serta dalam kegiatan budaya, dan sebagainya. Di sini individu tidak bisa menuntut dari negara bahwa ia diberi pekerjaan, pendidikan dan sebagainya. Akan tetapi sebagai warga negara bisa menuntut bahwa masyarakat diatur sedemikian rupa sehingga kesempatan kerja tersedia optimal mungkin, ada sekolah yang biayanya terjangkau dan cukup untuk menampung semua anak, dan fasilitas kesehatan yang cukup untuk semua orang sakit yang membutuhkan.

Pandangan mengenai hak untuk mati ini menjadi sebuah perdebatan yang menjadi pro dan kontra didalamnya, karena hak mati itu sendiri dipandang oleh beberapa orang sudah tercakup pengertiannya dalam hak untuk hidup yang selama ini telah diketahui secara jelas. Munculnya praktek euthanasia sebagai Hak Asasi Manusia yang dilihat dari segi hak untuk mati, merupakan sebuah konsekuensi yang bisa dibilang masuk akal dari adanya hak untuk hidup. Hal tersebut dilihat berdasarkan pemikiran yang menyatakan bahwa jika setiap orang berhak untuk hidup, maka setiap orang juga berhak untuk memilih kematiannya bagi dirinya sendiri.

Menurut J.S. Mill salah satu tokoh yang menganut aliran utilitarianisme, dia berpandangan bahwa ada hak universal untuk hidup ataupun hak untuk mati yang sebagaimana dikehendaki seseorang dengan catatan perbuatan yang dilakukan tersebut tidak merugikan orang lain. Akan tetapi menariknya dari para penganut utilitaris modern dalam pembelaan euthanasia biasanya digunakan untuk orang yang sedang mengalami sakit.

45

Menurut Robert H. Williams, pemikiran yang lahir terkait euthanasia disebabkan oleh 2 (dua) ha1 yaitu:

● Bahwa manusia diberi kemampuan oleh Tuhan untuk berpikir;

● Bahwa manusia mempunyai kemampuan mental dan emosi untuk membuat keputusan dan menggunakannya seefektif mungkin.

Jika dijelaskan dengan rinci, hal yang menjadi alasan berbeda yang dapat digunakan untuk mendukung euthanasia antara lain :33

 tesis filosofis bahwa setiap pribadi rasional mempunyai hak yang tak dapat dialihkan dan tak dapat dikurangi untuk membunuh dirinya;

 anggapan mengenai kepemilikan - anggapan bahwa kehidupan seseorang merupakan miliknya sendiri;

 fakta materiil, yaitu bahwa sejumlah penyakit dirasakan membuat sangat menderita;

 keputusan yang mengakibatkan sejumlah kehidupan, kendatipun bukan karena rasa sakit, tidak mempunyai arti;

 pendapat bahwa ketergantungan pada perhatian orang lain itu merendahkan dan tidak pantas;

 gagasan bahwa teknis medis modern memaksa kita untuk menerima pembunuhan belas kasih (baca: euthanasia) dalam banyak kasus;

 teori filosofis nengenai tindakan dan kelalaian.

33 Jenny Teichman, Op. cit., hlm. 75-76.

46

C. ANALISIS PROBLEMA PENGATURAN PELAKSANAAN PRAKTEK

Dokumen terkait