• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Pada Tahun 2020

3.1.1 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Pada aspek pencapaian kinerja, mengukur keberhasilan pencapaian seluruh target kinerja output yang ditetapkan dalam Dokumen Perencanan baik itu Renstra, RKT,PK dan renaksi. Untuk capaian kinerja tahun 2020 mengukur seluruh target output yang ditetapkan dalam PK.

Capaian atas IKSK Inspektorat yang menunjukkan capaian Tujuan dan Sasaran Strategis secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Capaian IKSK Inspektorat

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 1: Nilai Persepsi Korupsi

6,72 6,70 99,70%

IKSK 2: Nilai Evaluasi Internal AKIP

7,86 8,45 107,50%

IKSK 3: Nilai area penguatan pengawasan

8,20 2,25* -

IKSK 4: Deviasi antara PMP RB LAPAN dengan Nilai RB LAPAN dari Kementerian PAN RB 8 18,43* -

IKSK 5: Rasio temuan BPK yang ditindaklanjuti terhadap total temuan BPK

85 86,63 101,92%

IKSK 6: Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat (Skala Likert 1-4)

3 3,27 109%

Analisis atas capaian kinerja sasaran dikaitkan dengan indikator kinerjanya dapat diuraikan sebagai berikut.

Sasaran 1. Terselenggaranya penguatan pengawasan internal a) IKSK 1. Nilai Persepsi Korupsi

Nilai kriteria hasil indeks persepsi korupsi ini diperoleh melalui survei mandiri kepada seluruh stakeholder LAPAN yang dilakukan secara online melalui laman http://rb.lapan.go.id.

Nilai kriteria hasil Indeks Persepsi Korupsi yaitu nilai hasil survei persepsi korupsi menurut penilaian masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN di lingkungan LAPAN. Berikut Capaian IKSK 1 pada tahun 2020.

Tabel 3.2

IKSK 1. Nilai Persepsi Korupsi

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 1: Nilai Persepsi Korupsi

6,72 6,70 99,70%

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 1 (IKSK 1) yaitu Nilai Kriteria Hasil Indeks Persepsi Korupsi mendapatkan nilai 3,83 dengan dikonversikan menjadi skala 1-7 (sesuai nilai LKE Kemen PANRB) maka menjadi 6,70 dari nilai 6,72 yang ditargetkan atau dengan capaian 99,70%.

Target Nilai Kriteria Hasil Indeks Persepsi Korupsi dicapai melalui kegiatan:

1. Verifikasi Hasil survei persepsi secara online perbulan (IPK per Tanggal 31 Desember 2019 = 3,83 dari skala 4);

2. Workshop Pembangunan Zona Integritas dengan Kemen PAN RB;

3. Pelaksanaan Penilaian Mandiri dalam rangka Pembangunan ZI dan Verifikasi Lapangan Kementerian PAN RB melalui Pembinaan untuk usulan 7 unit kerja berpredikat WBK dan 3 unit kerja berpredikat WBBM, dengan hasil meraih 3 predikat WBK (Pusfatja, SBPJ Parepare, dan Pustekbang) serta 1 unit kerja berpredikat WBBM (Pustekdata). Selain pada 10 satker yang diusulkan, pembinaan juga dilakukan pada satker lain. Hal ini ditujukan agar semua unit kerja di lingkungan LAPAN familiar dan dapat melakukan pembangunan zona integritas dimasing-masing unit kerja. Diharapkan pada tahun 2021, jumlah unit kerja yang di usulkan dan mendapatkan predikat WBK/WBBM dapat bertambah.

Gambar 3.2

Penilaian Mandiri dalam rangka Pembangunan ZI tahun 2020

Evaluasi mandiri SBPJ Parepare Evaluasi Mandiri Pustekdata

Gambar 3.3

Hasil Indeks Persepsi Korupsi LAPAN tahun 2020

Capaian ini tidak mencapai 100% dikarenakan pengisian survei yang dilakukan oleh

stakeholder LAPAN masih kurang optimal. Peningkatan pelayanan kepada stakeholder

LAPAN dan transparansi pengadaan barang/jasa, baik dengan metode lelang maupun pengadaan langsung sangat berpengaruh pada persepsi masyarakat dan stakeholder LAPAN mengenai penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme di lingkungan LAPAN.

Hambatan dalam mencapai target IKSK ini, yakni jumlah pengisian responden, pengelolaan aplikasi survei mandiri IPAK yang masih belum terpantau dengan baik. Tantangan yang muncul dengan adanya pembangunan zona integritas adalah masing-masing satker melakukan penilaian mandiri IPAK. Sehubungan hal tersebut perlu koordinasi secara intensif dengan satker terkait survei IPAK agar pelaksanaan survey memiliki standar yang sama dan terpantau dengan baik. Hal ini dimaksudkan juga untuk memperbaiki metode penghitungan untuk survey mandiri IPAK Lembaga. Selain itu, aplikasi IPAK juga perlu diperbaharui, untuk disesuaikan dengan standar penilaian survei IPAK Kemen PAN RB yang terbaru.

Upaya dalam mengatasi hambatan tersebut diantaranya :

1. Mengelola aplikasi survei IPAK untuk terpantau dengan baik, serta dilakukan monitoring dan evaluasi setiap bulannya;

2. Melakukan koordinasi secara intensif dengan satker terkait survei IPAK di masing-masing satker;

3. Mendorong Sub Bagian Layanan Pengadaan yang mengelola proses pengadaan barang/jasa untuk mendorong responden dalam mengisi survei IPAK;

4. Memperbaharui aplikasi IPAK untuk disesuaikan dengan standar penilaian survei IPAK Kemen PAN RB yang terbaru.

b) IKSK 2. Nilai Evaluasi Internal AKIP

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 2 (IKSK 2) yaitu Nilai Evaluasi Internal AKIP LAPAN. Nilai evaluasi dimaksud berupa hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) oleh MenPAN RB dan/ atau Evaluasi Mandiri AKIP LAPAN sesuai PermenPAN RB Nomor 25 Tahun 2012. Pada indikator ini, nilai indikator yang dilihat adalah pada komponen evaluasi kinerja. Hasil evaluasi mandiri pada komponen evaluasi kinerja mendapatkan nilai 8,45 dari target nilai 7,86 atau dengan capaian 107,50% dari target yang ditetapkan.

Berikut tabel capaian Nilai AKIP LAPAN tahun 2020 pada komponen evaluasi kinerja berdasarkan evaluasi mandiri AKIP LAPAN

.

Tabel 3.3

IKSK 2. Nilai Evaluasi Mandiri AKIP pada komponen evaluasi kinerja

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 2: Nilai Evaluasi Internal AKIP

7,86 8,45 107,50%

Hasil Capaian 107,50% menunjukkan bahwa Evaluasi Mandiri AKIP yang dilakukan sudah baik dan bahkan melebihi target, namun hal ini menunjukkan bahwa perolehan evaluasi harus dipertahankan, atau bahkan ditingkatkan sehingga Laporan Kinerja yang

Sebagai pembanding, LAPAN perlu melihat hasil evaluasi AKIP dari eksternal yakni oleh Kemen PAN RB. Hal ini dilakukan untuk menentukan standar evaluasi seperti apa yang seharusnya dilakukan agar standar evaluasi internal dan eksternal setidaknya tidak berbeda jauh. Kemudian, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 2 (IKSK 2) ini dicapai melalui kegiatan, berupa:

1. Workshop Evaluasi LAKIP dengan Kemen PAN RB (untuk Tim Evaluator dari Inspektorat dan Biro Renkeu).

2. Koordinasi awal melalui FGD dalam rangka penyamaan persepsi dan pembagian tugas dalam pelaksanaan evaluasi SAKIP.

3. Pelaksanaan Evaluasi Implementasi SAKIP Satker.

4. Workshop LAKIP dengan Lembaga Emkacademy untuk Persiapan Evaluasi SAKIP berikutnya.

Gambar 3.4

Hambatan dalam mencapai target IKSK ini, diantaranya terdapat pandemi Covid-19 sehingga menyebabkan pola kerja pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan berubah. Kemudian terdapat Perubahan LKE Kemen PAN RB sehingga diperlukan penyesuaian untuk melakukan evaluasi serta membutuhkan data pendukung lainnya. Untuk itu, sebagai evaluator mandiri antara Biro Renkeu dan Inspektorat perlu dilakukan koordinasi yang lebih matang. Selain itu, koordinasi dengan Kemen PAN RB juga diperlukan untuk mengetahui kesesuaian antara evaluasi yang dilakukan mandiri dengan evaluasi yang dilakukan oleh Kemen PAN RB.

Upaya ke depannya yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan pola kerja evaluasi AKIP mandiri yang telah dilakukan tahun 2020, yakni dengan online menggunakan Breakout

Room pada Zoom Meeting. Kemudian melakukan penjadwalan dari awal tahun, sehingga

pelaksanaan evaluasi mandiri tidak terburu-buru dan masih tersedia waktu untuk perbaikan hasil evaluasi. Selain itu, koordinasi antara Biro Renkeu, Inspektorat dan Kemen PAN RB juga lebih ditingkatkan supaya hasil evaluasi mandiri dan hasil evaluasi yang dilakukan Kemen PAN RB tidak berbeda jauh.

c) IKSK 3. Nilai Area Penguatan Pengawasan Tabel 3.4

IKSK 3. Nilai Area Penguatan Pengawasan

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 3: Nilai Area Penguatan Pengawasan

8,20 2,25* -

Nilai Area Penguatan Pengawasan merupakan nilai penerapan hasil evaluasi reformasi birokrasi area penguatan pengawasan yang dinilai oleh Kementerian PAN dan RB. Pengukuran terhadap nilai implementasi diukur atas capaian nilai implementasi penguatan pengawasan internal sesuai Peraturan Lembaga LAPAN Nomor 8 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Tahun 2020-2024. Untuk saat ini, hasil evaluasi RB yang dilakukan oleh Kemen PAN RB belum terbitkan, sehingga digunakan Nilai Area Penguatan Pengawasan berdasarkan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang di evaluasi oleh Asesor Lembaga.

Berdasarkan penilaian internal atas penilaian akhir Asesor Lembaga, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 3 (IKSK 3) yaitu Nilai Area Penguatan Pengawasan mendapatkan nilai 2,25 dari nilai 8,20 dari yang ditargetkan. Nilai ini masih di bawah target, hal ini disebabkan oleh Lembar Kerja Evaluasi (LKE) yang digunakan untuk Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, telah berubah format dan bobot penilaiannya oleh Kemen PAN RB. Pada format LKE yang sebelumnya, penilaian berdasarkan pada 2 Komponen, yakni Komponen Pengungkit (60%) dan Komponen hasil (40%). Pada LKE yang baru, penilaian di bagi menjadi Komponen Pemenuhan (20%), Komponen hasil antara dan area perubahan (10%), Komponen Reform (30%), dan Komponen hasil (40%). Pada LKE tahun 2019 nilai maksimum pada area penguatan pengawasan adalah 12, pada LKE tahun 2020 nilai maksimum menjadi 2,5.

Perubahan format tersebut membuat pola penghitungan hasil menjadi berubah dan perlu dilakukan penyesuaian dalam konversi nilai. Hasil penilaian Internal RB disampaikan dari Berita Acara Konsensus Evaluasi PMPRB Lembaga No. 6/OT.05/06.2020 dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.5

IKSK 3. Hasil Evaluasi RB Internal Lembaga

Pencapaian nilai tersebut dicapai dengan dilaksanakannya kebijakan Kepala LAPAN terkait implementasi pengawasan internal peraturan Kepala Nomor:

a. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 20 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional;

NO PROSES BOBOT NILAI Nilai Pokja Lembaga Nilai Asesor Lembaga 1. Manajemen Perubahan 2,00 1,87 1,79 2. Deregulasi Kebijakan 2,00 1,50 1,50

3. Penataan dan Penguatan Organisasi 3,00 2,84 2,84

4. Penataan Tatalaksana 2,50 2,29 2,27

5. Penataan Sistem Manajemen SDM 3,00 2,95 2,92

6. Penguatan Akuntabilitas 2,50 2,38 2,38

7. Penguatan Pengawasan 2,50 2,21 2,25

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 2,50 2,50 2,50

c. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 22 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional;

d. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 23 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

Satker di lingkungan LAPAN telah dilakukan sosialisasi dan telah dilaksanakan implementasi terhadap peraturan tersebut. Pelaksanaan evaluasi dan monitoring direncanakan akan dilakukan periodik dan akan dilakukan secara online dengan melakukan pengembangan sIstem informasi pengawasan. Informasi terkait aplikasi wbs.lapan.go.id sudah di sampaikan kepada satker melalui Surat Edaran Nomor 9/PW.04.00/09/2020 tentang penerapan Whistleblowing System secara online di lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

Selain itu, IKSK 3 ini dicapai melalui kegiatan pengawasan internal sesuai dengan tugas dan fungsi APIP sebagai berikut.

Tabel 3.6

Kegiatan Penguatan Pengawasan Inspektorat tahun 2020

Jenis

Kegiatan Nama Kegiatan Keterangan

Audit Audit

Operasional

Audit operasional pada 16 satuan kerja : 1. BPAA Agam; 2. SBPJ Parepare; 3. BKSPAAPJ Biak; 4. BPAA Pasuruan; 5. BPAA Pontianak; 6. BPAA Sumedang; 7. Pusfatja; 8. Pustekdata; 9. PusKKPA; 10. Inspektorat; 11. Pusainsa; 12. PSTA; 13. BUTPAA Garut; 14. Pustekbang; 15. Pusteksat; 16. Pustekroket.

Reviu Reviu LK Satker dan LK Lembaga Tahun Anggaran 2019 dan Semester I Tahun Anggaran 2020

Reviu PA dan PBJ TW IV 2019

Reviu PA dan PBJ TW I, TW II dan TW III Tahun Anggaran 2020 Reviu Draft Kontrak 1. Pussainsa; 2. PSTA; 3. Biro KSHU; 4. Pustekdata Reviu RKA K/L Reviu RK BMN Reviu LK Pseudo

Kegiatan Pengawasan

Lainnya

Penilaian Risiko Pustekbang Pengawalan

Program Strategis LAPAN

Program Strategis LAPAN : 1. Roket Bertingkat;

2. Obnas;

3. Feasibility Study Bandar Antariksa; 4. Pembangunan Lab. DO-160; 5. Uji Terbang Roket RX-450 Peningkatan Implementasi Penguatan Pengawasan Monitoring WBS Online

Monitoring Penanganan Pengaduan

Gambar 3.5

Dokumentasi Kegiatan Inspektorat Tahun 2020

Pendampingan PDTT BPK

Reviu LK Lembaga Evaluasi SAKIP

Hambatan dalam mencapai target IKSK ini, diantaranya adalah perubahan pola kerja pelaksanaan jadwal kegiatan penguatan pengawasan yang disebabkan adanya pandemi Covid-19. Kemudian terdapat Perubahan LKE Kemen PAN RB sehingga diperlukan penyesuaian dan pembahasan yang berulang-ulang serta membutuhkan data pendukung lainnya. Disamping itu terdapat pula permintaan pengawasan baik dari pihak internal LAPAN maupun eksternal yang banyak dan mendesak dengan SDM yang terbatas, seperti Reviu Revisi Anggaran, Reviu Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, dan pengawasan lainnya.

Upaya yang dilakukan ke depannya adalah menyesuaikan pelaksanaan kegiatan dengan pandemi Covid-19 serta melakukan penyesuaian dengan tuntutan pemanfaatan sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pengawasan. Antara lain dalam melakukan pengawasan menggunakan media online seperti zoom meeting, namun apabila diperlukan untuk melakukan pengawasan langsung ke lapangan bisa dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Kemudian terkait metode penilaian (perubahan LKE Kemen PAN RB), diperlukan pemahaman lebih lanjut serta pembahasan yang kemudian disepakati bersama, sehingga pembahasan bisa lebih optimal. Selain itu, koordinasi antar Auditor dengan satuan kerja juga perlu dilakukan lebih intensif, agar pengawasan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan baik

Perubahan LKE menjadi salah satu hambatan dalam mengukur keberhasilan kinerja dalan IKSK 3. Perubahan bobot maksimal penilaian dari 12 menjadi 2,5 perlu menjadi pertimbangan dalam menghitung keberhasilan atau kegagalan kinerja Inspektorat dalam mengawal area Penguatan Pengawasan. Agar dapat dilakukan penghitungan yang tepat perlu dilakukan penyesuaian dalam penentuan target kinerja. Sebelum pelaksanaan penghitungan kinerja berikutnya akan diusulkan revisi target indikator kinerja sasaran kegiatan pada Renstra Inspektorat. Oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi dengan Biro Perencanaan dan Keuangan dalam pembahasan perubahan target kinerja.

d) IKSK 4. Deviasi antara PMP RB LAPAN dengan Nilai RB LAPAN dari Kementerian PAN RB

Deviasi antara PMPRB LAPAN dengan nilai RB LAPAN merepresentasikan tingkat akurasi dan kualitas PMPRB yang dilakukan oleh Inspektorat. Perhitungan dilakukan dengan membandingkan antara Nilai PMPRB dikurangi Nilai hasil evaluasi Kemen PAN RB dengan Nilai hasil evaluasi Kemen PAN RB dan dikalikan 100%.

digunakan adalah Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMP RB) LAPAN berdasarkan penilaian internal.

Tabel 3.7

IKSK 4. Deviasi antara PMP RB LAPAN dengan Nilai RB LAPAN dari Kementerian PAN RB

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 4: Deviasi antara PMP RB LAPAN dengan Nilai RB LAPAN dari Kementerian PAN RB 8 18,43* -

*Realisasi Berdasarkan Nilai PMP RB LAPAN

Hasil penilaian Internal RB disampaikan dari Berita Acara Konsensus Evaluasi PMPRB Lembaga No. 6/OT.05/06.2020 dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.8

IKSK 4. Hasil Evaluasi RB Internal Lembaga

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 4 (IKSK 4) ini dicapai melalui kegiatan, berupa: a. Koordinasi antara tim RB baik yang level Lembaga maupun unit kerja level eselon I b. Pelatihan untuk asesor Lembaga dan unit kerja oleh Kemen PAN RB;

c. Evaluasi mandiri pelaksanaan RB yang dilakukan dengan Tim Asesor internal

NO PROSES BOBOT NILAI Nilai Pokja Lembaga Nilai Asesor Lembaga 1. Manajemen Perubahan 2,00 1,87 1,79 2. Deregulasi Kebijakan 2,00 1,50 1,50

3. Penataan dan Penguatan

Organisasi 3,00 2,84

2,84

4. Penataan Tatalaksana 2,50 2,29 2,27

5. Penataan Sistem Manajemen SDM 3,00 2,95 2,92

6. Penguatan Akuntabilitas 2,50 2,38 2,38

7. Penguatan Pengawasan 2,50 2,21 2,25

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan

Publik 2,50 2,50

2,50

Gambar 3.6

Kegiatan yang mendasari capaian ini adalah rangkaian pelaksanaan kegiatan evaluasi mandiri yang dilakukan oleh Tim Asesor PMPRB bersama tim pelaksana RB Lembaga dan unit kerja yang dikoordinasikan oleh Inspektur. Sampai dengan saat ini tingkat akurasi pelaksanaan RB masih belum bisa di ukur karena hasil evaluasi dari Kementerian PAN RB masih belum ada. Selama pelaksanaan kegiatan PMPRB LAPAN beberapa hal yang menjadi catatan yang bagi tim antara lain adalah:

1. Pelaksanaan evaluasi menjadi terkesan terburu-buru hal ini dikarenakan kebijakan dari Kementerian PAN RB terkait form LKE yang berubah. Dengan adanya perubahan LKE, maka perlu dilakukan koordinasi dengan para tim Unit Kerja untuk koreksi pengisian LKE dan melakukan evaluasi ulang pada waktu yang terbatas.

2. Evaluasi mandiri RB ini terdiri dari rangkaian persiapan dan evaluasi dari internal unit kerja dan Lembaga. Oleh karena itu, komunikasi dalam tim baik unit kerja dan Lembaga menjadi penting. Untuk kedepan perlu membentuk strategi pembagian peran dan tugas untuk melakukan pelaksanaan evaluasi yang lebih efektif dan efisien.

3. Reformasi birokrasi merupakan kegiatan yang kontinu, untuk kelancaran pada kegiatan evaluasi yang akan mendatang, tim harus di persiapkan dari awal. Hal ini dimaksudkan agar tim dapat mengantisipasi perubahan-perubahan karena sudah ada pembagian tugas dan tanggung jawab.

e) IKSK 5. Rasio temuan BPK yang ditindaklanjuti terhadap total temuan BPK Realisasi Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 5 (IKSK 5) berdasarkan pemutakhiran data internal per 31 Desember 2020 adalah 86,63% dari target yang ditetapkan yaitu 85%. Jumlah temuan hasil pemeriksaan BPK yang telah ditindaklanjuti oleh Satker-Satker, baik yang bersifat administratif maupun penyelesaian TGR, mempengaruhi peningkatan pencapaian target IKSK 5. Berikut tabel capaian IKSK 5 tersebut.

Tabel 3.9

IKSK 5. Rasio temuan BPK yang ditindaklanjuti terhadap total temuan BPK

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 5: Rasio temuan BPK yang ditindaklanjuti terhadap total temuan BPK

Berikut adalah rekapitulasi pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK per 31 Desember 2020.

Tabel 3.10

Rekapitulasi pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK per 31 Desember 2020

Temuan

Pemeriksaan Rekomendasi

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

Sesuai dengan Rekomendasi Belum Sesuai dan Dalam Proses Tindak Lanjut Belum Ditindaklanjuti Tidak Dapat Ditindaklanjuti dengan alasan yang sah % Selesai di TL % Belum Selesai di TL 166 359 311 48 0 0 86,63% 13,37%

Berikut rekapitulasi pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK dari tahun ke tahun yang relatif semakin menurun. Berdasarkan trend tersebut, maka Akuntabilitas Laporan Keuangan LAPAN semakin membaik.

Diagram 3.1

Rekapitulasi Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK dari Tahun Ke Tahun

0 50 100 150 200 250 300 Akumulasi s.d 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Untuk Target Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 5 (IKSK 5) dicapai melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi TL LHP BPK dan Inspektorat Semester I dan Semester II melalui:

1. Koordinasi pengumpulan data tindak lanjut LHP BPK dan Inspektorat yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan audit operasional.

2. Rekonsiliasi data dan Informasi proses Tindak Lanjut LHP BPK dan Inspektorat serta TGR dengan Tim LK dan Tim LBMN.

3. Penyusunan Laporan TL LHP (Semester I dan Semester II).

4. Monitoring dan Evaluasi TL LHP BPK Semester I dan Semester II 2020. Gambar 3.7

Pada Indikator rasio temuan BPK dengan temuan BPK yang sudah di tindaklanjuti, kegiatan utamanya adalah mengkoordinasikan hasil temuan LHP BPK dan pengumpulan bukti pelaksanaan tindaklanjut yang di lakukan oleh satuan kerja di lingkungan LAPAN. Tantangan utama dalam pemenuhan indikator ini adalah adanya tuntutan standar persentase 85% temuan yang ditindaklanjuti karena akan mempengaruhi Opini BPK. Selain itu, tantangan dalam pelaksanaannya adalah kegiatan monitoring yang bersamaan dengan kegiatan pengawasan lainnya sehingga menjadi tumpang tindih.

Hal yang umumnya menjadi hambatan dalam pelaksanaan tindaklanjut antara lain adalah: 1. Adanya temuan warisan yang sulit untuk di lacak dan ditindaklanjuti, terutama

untuk temuan yang melibatkan pihak luar LAPAN.

2. Pihak manajemen, terutama dari pengelola keuangan yang kurang tanggap dalam melakukan tindaklanjut.

3. Kesulitan dari tim internal satuan kerja untuk melakukan tindaklanjut karena ada yang harus dikoordinasikan dengan tim pusat dan prosesnya bisa berjalan lama karena adanya saling keterkaitan dengan pihak luar atau satker lainnya.

Untuk mendorong peningkatan rasio tindaklanjut atas LHP BPK bisa dilakukan strategi sebagai berikut :

1. Pemberitahuan secara berkala kepada satuan kerja, terutama pada Manajemen Atas untuk melakukan tindak lanjut atas LHP

2. Koordinasi dengan tim TPKN untuk permasalahan temuan yang bersifat warisan dan jika di perlukan di lakukan koordinasi dengan pihak eksternal seperti LKPP dan/atau BPK.

3. Menyusun strategi komunikasi antar satker dan penyusunan proses pengumpulan data sehingga data TL terkelola lebih baik.

f) IKSK 6. Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat LAPAN (Skala likert 1-4) Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 6 (IKSK 6) berdasarkan pengisian survei kepuasan atas layanan Inspektorat LAPAN yang disebarkan kepada seluruh satuan kerja LAPAN atau secara internal LAPAN. Berikut tabel capaian IKSK 6 tersebut.

Tabel 3.11

IKSK 6. Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat LAPAN (Skala likert 1-4)

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 6: Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat LAPAN

(Skala likert 1-4)

3 3,27 109%

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan online, Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat LAPAN menunjukkan Nilai 3,27 dengan persentase Capaian Target 109%. Hal ini menunjukkan layanan Inspektorat telah baik dan melebihi Target Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat yakni dengan target nilai Indeks 3. Berikut merupakan Tabel hasil pelaksanaan Survei internal tersebut.

Tabel 3.12 Hasil Survei Internal

Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat LAPAN Nilai IKM Layanan Pengawasan

Nilai Total Komponen (Hasil Pengisian) 3.817 Nilai Total Maksimal Pengisian 4.672

Persentase IKM (%) 81,70

Konversi (Skala Likert 1-4) 3,27

Dalam pengisian survei tersebut diisi dengan jumlah 73 Responden yang berasal dari seluruh Satker LAPAN. Nilai Total hasil pengisian berjumlah 3.817 dari Total Maksimal Pengisian 4.672, dengan presentase 81,70% dari Total Maksimal Pengisian. Kemudian nilai persentase dikonversikan menjadi Skala Likert 1-4 maka nilai total pengisian menjadi nilai 3,27.

Survei kepuasan layanan Inspektorat merupakan pengukuran yang dilakukan untuk melihat tingkat kepuasan masyarakat atas layanan pengawasan yang di berikan Inspektorat kepada stakeholdernya dalam hal ini stakeholder internal yakni satuan kerja di lingkungan

LAPAN. Jenis layanan yang diberikan inspektorat kepada Satuan Kerja antara lain adalah audit, reviu, pendampingan PBJ dan lainnya.

Tantangan dalam pelaksanaan survei adalah penentuan responden dan menetapkan standar komponen dalam isi survei. Hambatan dalam pelaksanaan survei adalah belum di tetapkannya standar komponen pertanyaan sehingga tim Inspektorat kesulitan dalam

Dokumen terkait