• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2021 Inspektur, Ratih Pratiwi, SH NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2021 Inspektur, Ratih Pratiwi, SH NIP"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, maka telah tersusun Laporan Kinerja Inspektorat tahun 2020, yang merupakan perjalanan awal baru dari Renstra Inspektorat Tahun 2020-2024.

Tujuan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik dan terpercaya. Laporan Kinerja juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi yang obyektif bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam menilai capaian kinerja dan pertanggungjawaban Instansi Pemerintah guna meningkatkan kinerja serta bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut.

Selanjutnya pembuatan LAKIN ini adalah sebagai kewajiban yang diamanahkan dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan penyusunannya berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun 2020 ini dapat tersusun.

Mudah-mudahan Laporan Kinerja Inspektorat Tahun 2020 dapat dijadikan parameter terhadap pencapaian kinerja serta sebagai bahan evaluasi untuk menilai kinerja bagi aparatur Inspektorat LAPAN, dan semoga bermanfaat untuk pelaksanaan tugas fungsi Inspektorat pada tahun berikutnya. Kami juga menyadari bahwa Laporan Kinerja Inspektorat tahun 2020 ini masih terdapat kekurangan, yang akan kami perbaiki dengan komitmen penuh dari seluruh komponen yang ada di lingkungan Inspektorat.

Jakarta, Januari 2021 Inspektur,

Ratih Pratiwi, SH

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja (LAKIN) adalah laporan kinerja tahunan berisi pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah dalam mencapai tujuan/sasaran strategis. Pencapaian sasaran menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi, penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan. Pengukuran kinerja diawali dengan Penetapan Kinerja sesuai Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan, dilengkapi data pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan dan pengukuran pencapaian Sasarannya. Realisasi Keuangan Tahun 2020 dan LAKIN Unit lingkup Inspektorat merupakan sumber data penyusunan LAKIN. Laporan Kinerja Inspektorat tertuang dalam indikator kinerja dan terjabar dalam dua misi Inspektorat.

Asumsi perhitungan capaian sasaran adalah capaian realisasi indikator kinerja kegiatan tiap misi di atas 100 % tetap dianggap 100 % dan diberi bobot 1 untuk tiap indikator kinerjanya dalam perhitungan capaian realisasi tiap sasaran strategisnya, dimana rumus capaian tiap sasaran strategis adalah jumlah bobot indikator kinerja yang mencapai realisasi kinerja 100 % atau lebih dibagi total bobot indikator kinerja dikali 100 %. Analisis Kinerja yang digunakan yaitu analisis kinerja dari tiap sasaran strategis, bermaksud untuk mengetahui kinerja kegiatan dan tingkat keberhasilan pencapaian sasaran strategis baik parsial maupun komprehensif. Capaian sasaran strategis 2020 (komprehensif) dihitung menggunakan kumulasi persentase capaian semua sasaran strategisnya.

Evaluasi diri (self assessment) atas Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Inspektorat Tahun 2020 berdasarkan analisis capaian sasaran kegiatan menunjukkan dengan rata-rata tingkat capaian kinerja telah berkinerja baik (diatas 90%), namun terdapat 2 indikator yang belum masuk dalam perhitungan karena belum mendapat data dari Kemen PAN RB. Kemudian capaian realisasi anggarannya tahun 2020 sebesar 81,88%.

Hal ini menggambarkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja, koordinasi perencanaan dan keuangan telah menunjukkan keterpaduan dan hasil yang baik dilihat dari penggunaan anggaran. Berbagai kekurangan dan kelemahan dalam pencapaian kinerja mencakup: tatakelola (perencanaan, pelaksanaan, koordinasi dan evaluasi & pengendalian), kegiatan dan program, SDM (kompetensi dan sinergi) serta pemanfaatan anggaran secara tepat sasaran yang kiranya menjadi perhatian untuk meningkatkan kinerja pada waktu

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR DIAGRAM ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Kedudukan ... 1

1.2 Tugas dan Fungsi ... 2

1.3 Struktur Organisasi ... 2

1.4 Sumber Daya Manusia ... 3

1.5 Sarana dan Prasarana ... 7

1.6 Peran Strategis ... 11

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 16

2.1 Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2020 – 2024 ... 16

2.1.1 Visi dan Misi ... 16

2.1.2 Tujuan dan Sasaran ... 18

2.1.3 Kaitan Antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja ... 19

2.1.4 Arah Kebijakan ... 21

2.2 Perencanaan dan Penetapan Kinerja ... 22

2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ... 23

2.4 Strategi Pelaksanaan Program ... 24

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 25

3.1 Capaian Kinerja Pada Tahun 2020 ... 26

3.1.1 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ... 28

3.1.2 Perbandingan Realisasi Capaian IKSK Dengan Tahun Sebelumnya ... 47

3.1.3 Capaian Lain Diluar IKSK ... 53

3.2 Akuntabilitas Keuangan ... 54

3.2.1 Realisasi Anggaran 2020 ... 54

3.2.2 Pagu dan Realisasi per Sasaran Kegiatan 2020 ... 55

3.2.3 Capaian IKSK dan Realisasi Anggaran per IKSK 2020 ... 56

3.2.4 Analisis Efisiensi Sumber Daya ... 57

BAB IV PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA ... 61

(5)

BAB V PENUTUP ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 65

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Inspektorat ... 3

Gambar 1.2 Pemagaran Aset Tanah Belakang Kantor Inspektorat dan Pemasangan CCTV ... 8

Gambar 3.1 SOP Pengumpulan Data Kinerja Penyusunan LAKIN Inspektorat ... 26

Gambar 3.2 Penilaian Mandiri dalam rangka Pembangunan ZI tahun 2020 ... 30

Gambar 3.3 Hasil Indeks Persepsi Korupsi LAPAN tahun 2020 ... 31

Gambar 3.4 Evaluasi Internal SAKIP Satker ... 33

Gambar 3.5 Dokumentasi Kegiatan Inspektorat Tahun 2020 ... 37

Gambar 3.6 Dokumentasi Kegiatan PMP RB LAPAN Tahun 2020 ... 41

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengurangan SDM Inspektorat ... 3

Tabel 1.2 Penambahan Formasi Auditor Madya Inspektorat ... 3

Tabel 1.3 Pegawai Inspektorat Yang Telah Aktif Kembali dari Tugas Belajar ... 4

Tabel 1.4 Pengangkatan Jabatan Fungsional Inspektorat ... 4

Tabel 1.5 Penambahan CPNS Inspektorat ... 4

Tabel 1.6 Tenaga PPNPN Inpektorat ... 5

Tabel 1.7 Latar Belakang Pendidikan SDM Inspektorat ... 6

Tabel 1.8 Jumlah Pejabat Struktural Inspektorat LAPAN ... 6

Tabel 1.9 Penambahan Peralatan dan Mesin Pendukung ... 10

Tabel 2.1 Kaitan antara Visi, Misi, Tujuan Strategis, Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja ... 19

Tabel 2.2 IKSK Inspektorat ... 20

Tabel 2.3 Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) Inspektorat tahun 2020 ... 22

Tabel 2.4 Perjanjian Kerja Inspektorat tahun 2020 ... 23

Tabel 3.1 Capaian IKSK Inspektorat ... 28

Tabel 3.2 IKSK 1. Nilai Persepsi Korupsi ... 29

Tabel 3.3 IKSK 2. Nilai Evaluasi Mandiri AKIP pada komponen evaluasi kinerja ... 32

Tabel 3.4 IKSK 3. Nilai Area Penguatan Pengawasan ... 34

Tabel 3.5 IKSK 3. Hasil Evaluasi RB Internal Lembaga ... 35

Tabel 3.6 Kegiatan Penguatan Pengawasan Inspektorat tahun 2020 ... 36

Tabel 3.7 IKSK 4. Deviasi antara PMP RB LAPAN dengan Nilai RB LAPAN dari Kementerian PAN RB ... 40

Tabel 3.8 IKSK 4. Hasil Evaluasi RB Internal Lembaga ... 40

Tabel 3.9 IKSK 5. Rasio temuan BPK yang ditindaklanjuti terhadap total temuan BPK .... 42

Tabel 3.10 Rekapitulasi pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK per 31 Desember 2020 ... 43

Tabel 3.11 IKSK 6. Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat LAPAN (Skala likert 1-4) ... 46

Tabel 3.12 Hasil Survei Internal Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat LAPAN ... 46

Tabel 3.13 Target, Realisasi, dan Capaian Nilai Akuntabilitas Kinerja 2015-2020 ... 47

Tabel 3.14 Capaian Lain Diluar IKSK ... 53

Tabel 3.15 Realisasi Anggaran 2020 ... 54

Tabel 3.16 Pagu dan Realisasi per Sasaran Kegiatan 2020 ... 55

Tabel 3.17 Capaian IKSK dan Realisasi Anggaran per IKSK 2020 ... 56

(8)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Jumlah Pegawai Fungsional Inspektorat ... 6 Diagram 1.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan ... 7 Diagram 3.1 Rekapitulasi Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK

dari Tahun Ke Tahun ... 43 Diagram 3.2 Nilai kriteria hasil Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dari tahun ke tahun ... 49 Diagram 3.3 Realisasi Capaian Nilai AKIP LAPAN pada komponen evaluasi kinerja

2015-2020 ... 50 Diagram 3.4 Realisasi Capaian Implementasi Pengawasan Internal 2015-2020 ... 51 Diagram 3.5 Realisasi Capaian Persentase Tindak Lanjut Terhadap Temuan BPK

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Kedudukan

Pengawasan (controlling) adalah salah satu fungsi manajemen yang diperlukan untuk mengendalikan pelaksanaan program dan kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran.

Kegiatan Pengawasan dilaksanakan untuk menyakinkan dan menjamin bahwa program/kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang ditetapkan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Secara umum pengawasan membantu manajemen dalam 4 (empat) hal yaitu: 1. Meningkatkan kinerja organisasi;

2. Memastikan pelaksanaan kinerja berjalan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku;

3. Memberikan informasi yang independen atas kinerja organisasi;

4. Mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi terhadap deviasi dalam rangka pencapaian kinerja yang ada.

Keempat hal di atas dilakukan dengan cara memberikan informasi yang dibutuhkan manajemen secara tepat, agar mutu pengambilan keputusan menjadi lebih baik, ketidakpastian akibat keputusan dapat dikurangi dan rencana capaian kinerja manajemen akan dapat dicapai.

Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Laksana Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Inspektorat adalah unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Lapan meIalui Sekretaris Utama. Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di Iingkungan LAPAN. Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Inspektorat melaksanakan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

Inspektorat dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan memberikan penilaian, koreksi, masukan dan solusi agar pelaksanaan program lembaga sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara efektif, efisien dan ekonomis. Peran pengawasan dilaksanakan untuk dapat memberikan masukan kepada pimpinan dan mewujudkan peningkatan akuntabilitas kinerja lembaga.

(10)

1.2 Tugas dan Fungsi

Sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN, Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di lingkungan LAPAN.

Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern;

2. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala LAPAN; 4. Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan;

5. Pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian, tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga Inspektorat.

1.3 Struktur Organisasi

Inspektorat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Inspektorat membawahi Sub Koordinator Bagian Tata Usaha dan kelompok Jabatan Fungsional Auditor. Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur.

Pada tahun 2017 struktur organisasi LAPAN mengalami perubahan organisasi berdasarkan Perka LAPAN nomor 8 tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, ditetapkan pada tanggal 30 November 2017.

(11)

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Inspektorat

1.4 Sumber Daya Manusia

Pada tahun 2020 tidak ada penambahan jumlah pegawai/PNS Inspektorat, melainkan terjadi perubahan terhadap pengurangan jumlah pegawai sebanyak 2 (dua) orang dikarenakan pensiun yakni sebagai berikut:

Tabel 1.1

Pengurangan SDM Inspektorat

Nama NIP Jabatan TMT Pensiun

Drs. Dasuki, M.M 19591218 198203 1 004 Auditor Ahli Madya 1 Januari 2020 Drs. Johnny Siregar, M.M 19600630 199003 1 003 Auditor Ahli Madya 1 Juli 2020

Selain pegawai yang pensiun, terdapat penambahan pada formasi Auditor Madya karena adanya kenaikan jabatan 1 (satu) orang pegawai dengan data sebagai berikut :

Tabel 1.2

Penambahan Formasi Auditor Madya Inspektorat

(12)

Selain dengan penambahan pada tenaga CPNS, 1 (satu) orang pegawai Inspektorat yang telah aktif kembali dari tugas belajar dengan data sebagai berikut :

Tabel 1.3

Pegawai Inspektorat yang Telah Aktif Kembali dari Tugas Belajar

Nama NIP Jabatan TMT

Nurul Qomaryati, S.E., 19870917 201402 2 004 Auditor Pertama 1 September 2020

Pegawai Inspektorat tahun penerimaan 2019 sebanyak 6 (enam) orang telah diangkat menjadi pejabat fungsional dengan rincian 1 (satu) orang pegawai diangkat dalam jabatan perencana dan 5 (lima) orang pegawai di angkat dalam jabatan Auditor pertama dengan data sebagai berikut :

Tabel 1.4

Pengangkatan Jabatan Fungsional Inspektorat

Nama NIP Jabatan Sekarang TMT

M. Risman P.R , S.E. 19930318 201902 1 001 Perencana Ahli Pertama 1 November 2020 Rindy Aditya, S.E. 19890316 201902 1 001 Auditor Ahli Pertama 1 Desember 2020 Putrisya Nirbaya, S.E. 19940707 201902 2 001 Auditor Ahli Pertama 1 Desember 2020 Nurhikmah Fauziah, S.E. 19910917 201902 2 001 Auditor Ahli Pertama 1 Desember 2020 Novi Rahmayanti, S.E. 19951107 201902 2 001 Auditor Ahli Pertama 1 Desember 2020 Istiana Ambarwati, S.E. 19891124 201902 2 001 Auditor Ahli Pertama 1 Desember 2020

Pada akhir tahun 2020, Inspektorat mendapatkan 1 (satu) orang CPNS untuk formasi Analis Pengelolaan Keuangan APBN dari pelaksanaan seleksi CPNS LAPAN Tahun 2019 yang baru selesai tahun 2020 dengan data sebagai berikut :

Tabel 1.5

Penambahan CPNS Inspektorat

Nama NIP Jabatan TMT

(13)

Untuk mendukung kelancaran program dan kegiatan Inspektorat, maka selain PNS, Inspektorat juga mempekerjakan Tenaga PPNPN (Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri) sebagai berikut :

Tabel 1.6

Tenaga PPNPN Inpektorat

No Jabatan Jumlah

1 Pengemudi 2 Orang

2 Pramubakti 4 Orang

3 Tenaga kebersihan 1 Orang

4 Satpam 7 Orang

Total 14 Orang

Untuk mendukung peningkatan kompetensi Auditor Inspektorat pada tahun 2020, terdapat 1 (satu) orang pegawai Inspektorat yang mengikuti Diklat Penjenjangan Jabatan Fungsional Auditor Utama, 1 (satu) orang pegawai Inspektorat yang mengikuti Diklat Penjenjangan Jabatan Fungsional Auditor Muda, 6 (enam) orang pegawai mengikuti Dilkat Teknis Substansi yaitu Diklat Peran Konsultansi bagi Auditor Internal di Lingkungan APIP, 7 (tujuh) orang pegawai yang mengikuti Diklat Kompetensi Teknis Certified Risk Associate (CRA), dan 2 (dua) orang pegawai mengikuti Pelatihan & Sertifkasi Manajemen Risiko Madya dan Utama / Certified Risk Professional (CRP), serta 1 (satu) pegawai yang sedang mengikuti program beasiswa instansi untuk pendidikan pasca sarjana di Universitas Indonesia.

Selain itu pada tahun 2020, Inspektorat juga telah mengikutsertakan pegawai dalam berbagai diklat/pelatihan untuk meningkatkan dukungan layanan manajemen di lingkungan Inspektorat diantaranya: Diklat Manajemen Keuangan Negara, Pelatihan Manajemen Risiko SPBE, Pelatihan Penyusunan Dokumen HCDP, dan seminar/workshop lainnya.

PNS Inspektorat pada akhir tahun 2020 berjumlah 25 (dua puluh lima) orang dengan berbagai latar belakang pendidikan dan terdiri dari jabatan struktural dan fungsional, dengan rincian sebagai berikut.

(14)

1. Berdasarkan Pendidikan :

Tabel 1.7

Latar belakang Pendidikan SDM Inspektorat

Pendidikan S2 S1 D3 SLTA Jumlah 8 17 0 0 25 2. Berdasarkan Jabatan : a. Struktural Tabel 1.8

Jumlah Pejabat Struktural Inspektorat LAPAN

Jabatan Struktural

Eselon II Eselon III Eselon IV Jumlah

1 0 0 1

b. Fungsional

Diagram 1.1

Jumlah Pegawai Fungsional Inspektorat

1 1 1 1 1 2 17 24 0 5 10 15 20 25 30 C A L O N A N A L I S P E N G E L O L A A N K E U A N G A N A P B N C A L O N P R A N A T A K O M P U T E R P E R E N C A N A B E N D A H A R A A N A L I S K E P E G A W A I A N A R S I P A R I S A U D I T O R

JUMLAH PEGAWAI

(15)

3. Berdasarkan Golongan :

Diagram 1.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

1.5 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang mendukung program dan kegiatan Inspektorat tahun 2020 adalah berupa tanah dan bangunan dan peralatan mesin. Tanah yang digunakan Inspektorat adalah seluas 4.730 M2, dimana di atas tanah tersebut berdiri sebuah bangunan

gedung kantor permanen seluas 460 M2 yang dimanfaatkan untuk operasional kegiatan

Inspektorat. Selain bangunan kantor, Inspektorat memiliki 2 (dua) area parkir mobil dan motor, 1 (satu) unit gedung pos jaga, lapangan upacara, dan 12 (dua belas) unit tanah dan bangunan rumah negara golongan III. Pada tanggal 23 November 2020 menindaklanjuti Nota Dinas Kepala Biro KSHU Nomor 811/PL.04/11/2020/KSHU tanggal 11 November 2020 hal Pelaksanaan Inventarisasi, Update Data dan Perbaikan Pencatatan pada SIMAK BMN terkait Pengalihan Pencatatan dan Penghapusan BMN berupa Rumah Negara Golongan III, maka Inspektorat LAPAN melalui Nota Dinas Inspektur melakukan pengusulan penghapusan untuk tanah bangunan dan rumah negara golongan III yang

(16)

Peralatan dan mesin pendukung utama kegiatan operasional Inspektorat diantaranya terdiri atas 4 (empat) unit kendaraan dinas roda empat dan 2 (dua) unit kendaraan roda dua, dimana 2 (dua) unit kendaraan yang terdiri atas 1 (satu) mobil dan 1 (satu) motor dengan kondisi rusak berat telah diberhentikan penggunaannya dan telah diusulkan untuk penghapusan ke KPKNL melalui surat Inspektur nomor B/97/PL.03/10/2020. Selain itu Inspektorat memiliki 28 (dua puluh delapan) unit komputer PC, 36 (tiga puluh enam) unit Laptop/Notebook, dan 2 (dua) unit server yang ditempatkan di Pustikpan. Dari peralatan mesin tersebut 7 (tujuh) komputer PC dan 9 (sembilan) Laptop/Notebook serta 76 (tujuh puluh enam) peralatan dan mesin lainnya dengan kondisi rusak berat telah diberhentikan penggunaannya dan telah disetujui penjualan secara lelang melalui surat Sekretaris Utama nomor B/1638/PL.04/11/2020.

Untuk sarana prasarana berupa peralatan mesin pendukung utama kegiatan operasional Inspektorat untuk kelancaran pelaksanaan tugas tercatat dalam SIMAK-BMN.

Sebagai tindaklanjut dari LHP BPK Nomor 56B/HP/XVI/05/2020 tanggal 15 mei 2020, tentang pengamanan aset tetap tanah pada satker lingkungan LAPAN, Inspektorat telah melakukan koordinasi dengan warga sekitar tanah tersebut dan bekerjasama dalam pelaksanaan pemagaran aset tanah belakang kantor Inspektorat LAPAN. Selain itu, dilakukan pemasangan CCTV baik di dalam maupun di luar bangunan kantor guna untuk meningkatkan keamanan dan pemantauan sarana dan prasarana Inspektorat agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak berwenang/tidak bertanggungjawab.

Gambar 1.2

(17)
(18)

Selain pengamanan BMN, pada tahun 2020 juga terdapat penambahan peralatan dan mesin, yakni bersumber dari pengadaan langsung serta dari Hibah yang diperoleh dari Biro Perencanaan dan Keuangan berupa 1 (satu) unit Thermo Gun yang difungsikan untuk mengecek suhu tubuh pegawai selama masa pandemi covid-19. Berikut Tabel penambahan peralatan dan mesin per tanggal 31 Desember 2020:

Tabel 1.9

Penambahan peralatan dan mesin pendukung

No Peralatan dan Mesin Pendukung Jumlah Tambahan

1 Mesin Potong Rumput 1 Unit

2 AC (1 PK) 2 Unit

3 Laptop 2 Unit

4 Rak Arsip 1 Unit

(19)

1.6 Peran Strategis

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP bahwa APIP mempunyai fungsi dan peran sebagai Quality Assurance, Consulting, dan Early Warning

System. Dengan peran ini Inspektorat diharapkan menjadi unit pengawasan untuk

mengawal kinerja lembaga. Aspek strategis dalam memberikan jaminan kualitas pengelolaan program/kegiatan dan anggaran LAPAN.

Aspek strategis lainnya yaitu memberikan layanan konsultansi dan masukan kepada pimpinan dan seluruh unit kerja di lingkungan LAPAN. Kemudian memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan atau resiko terjadinya kesalahan administrasi dan substansi dalam pengelolaan program/kegiatan dan anggaran, mandatori lain APIP melakukan pengawalan pelaksanaan Pengadaaan Barang/Jasa di lingkungan LAPAN.

Regulasi yang terkait bidang pengawasan, yaitu:

1. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan;

5. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS;

8. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;

9. Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2015 tentang LAPAN;

10. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi;

11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi; 12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 25 Tahun 2020 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2020 - 2024;

13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Dan Melayani Di Lingkungan Instansi

(20)

14. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 4 Tahun 2018 tentang Indikator Kinerja Utama Satuan Kerja Yang Secara Fungsional Berada Dibawah Dan Bertanggung Jawab Kepada Kepala;

15. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN;

16. Perka LAPAN Nomor 3 Tahun 2014 Kode Etik Pegawai LAPAN;

17. Perka LAPAN Nomor 3 Tahun 2015 tentang Renstra LAPAN Tahun 2015 – 2019; 18. Perla LAPAN Nomor 20 Tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi di

Lingkungan LAPAN

19. Peraturan Lembaga Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan

Whistleblowing Sistem di Lingkungan LAPAN

20. Peraturan Lembaga Nomor 22 Tahun 2015 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan LAPAN

21. Perla LAPAN Nomor 8 Tahun 2020 tentang Renstra LAPAN Tahun 2020-2024

Penguatan fungsi APIP perlu didukung komponen-komponen yang memberikan manfaat tercapainya target kinerja, yaitu antara lain:

1. Adanya standardisasi proses kerja;

2. Tuntutan tugas APIP sebagai Consulting, Quality Assurance and Early Warning

System;

3. Penerapan prinsip good governance;

4. Kebutuhan akan peningkatan dan evaluasi penyelenggaraan SPIP;

5. Komitmen lembaga dalam meningkatkan dan kemudian mempertahankan opini WTP atas laporan keuangan;

6. Komitmen lembaga dalam berupaya meningkatkan hasil penilaian kinerja dan reformasi birokrasi oleh Kemen PANRB;

7. Komitmen lembaga dalam rangka menata dan menyelaraskan rencana kerja anggaran dengan program kegiatan LAPAN guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran;

8. Komitmen pimpinan untuk meningkatkan akuntabilitas dan pengawasan; 9. Peningkatan Kapabilitas APIP;

10. Peningkatan kematangan implementasi SPIP; 11. Sinergi pengawasan internal dan ekstenal; 12. Penerapan SPBE;

(21)

15. Public Campaign dan koordinasi dalam implementasi penguatan pengawasan; 16. Pembangunan LAPAN sebagai zona integritas WBK dan WBBM.

Inspektorat sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) harus memiliki pemahaman yang memadai atas proses bisnis organisasi sehingga dapat memetakan risiko dengan tepat dan memahami implikasi hukum atas kebijakan publik yang dihasilkan oleh LAPAN. APIP dapat memberikan masukan kepada pembuat kebijakan mengenai upaya preventif yang perlu dipertimbangkan agar pembuat kebijakan tidak terkait dalam kasus pelanggaran hukum.

Inspektorat sebagai APIP juga memiliki peran dalam mengawal terlaksananya kebijakan pemerintah di Lingkungan LAPAN yang bersifat strategis, antara lain:

1) Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Inspektorat selaku APIP yang merupakan pelaksana fungsi quality assurance dan

consultancy dituntut untuk dapat menentukan tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP

dan merumuskan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraan SPIP di lingkungan LAPAN sesuai dengan PP No. 60 tahun 2008 tentang SPIP. Berdasarkan Buku 2 Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015-2019 diketahui bahwa target nasional Peningkatan Maturitas SPIP adalah pada Level 3, sehingga masing-masing K/L memiliki kewajiban mencapai target Level 3. Kebijakan target level maturitas SPIP pada periode 2020-2024 masih belum berubah, sehingga target secara Nasional masih pada level 3.

2) Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi

Dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Inspektorat secara aktif berperan dalam beberapa aspek antara lain:

a) Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi;

b) Tim Pelaksana Bidang Pengawasan. melalui pemantauan implementasi Kebijakan penguatan;

c) Tim Pelaksana Bidang Penguatan Akuntabilitas, melalui evaluasi kinerja; d) Penilaian Mandiri Pelaksanaan Evaluasi Reformasi Birokrasi (PMPRB).

Dalam Pelaksanaan PMPRB di LAPAN, Inspektorat bertanggung jawab sebagai koordinator Asesor PMPRB LAPAN dan telah melaksanakan beberapa hal antara lain: a) Merencanakan dan mengorganisasikan PMPRB.

(22)

d) Mengikutsertakan pejabat fungsional utama dan pejabat di tunjuk lainnya yang dinilai kompeten sebagai Asesor PMPRB dan terlibat sepenuhnya sejak tahap awal hingga akhir proses PMPRB.

e) Melakukan reviu kertas kerja Asesor sebelum menyusun kertas kerja LAPAN. f) Mencapai konsensus atas pengisian kertas kerja sebelum menetapkan nilai

PMPRB LAPAN.

g) Mengkomunikasikan dan melaksanakan Rencana Aksi Tindak Lanjut (RATL). 3) Gerakan Nasional Sapu Bersih Pungutan Liar (Gerakan Nasional Saber Pungli)

Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar, LAPAN telah menindaklanjuti dengan penetapan Keputusan Kepala LAPAN Nomor 54 Tahun 2017 tentang Tim Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar di Lingkungan LAPAN. Dalam hal ini, Inspektorat selaku Koordinator Pelaksana Satgas Saber Pungli di Lingkungan LAPAN harus mampu mengkoordinasikan seluruh aktivitas pelaksanaan Sapu Bersih Pungutan Liar di lingkungan LAPAN dalam rangka keberhasilan gerakan ini.

4) Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

Dasar pembangunan zona integritas adalah pencanangan pembangunan zona integritas menuju WBK dengan menandatangani dokumen pakta integritas. Inspektorat sebagai Unit Penggerak Integritas (UPI) bertugas untuk memberikan dorongan, dukungan administratif dan teknis kepada unit kerja dalam melaksanakan kegiatan pencegahan korupsi. Untuk memenuhi semua tantangan dan peran tersebut, Inspektorat sebagai APIP LAPAN dituntut untuk selalu siap menghadapi segala perubahan dan perkembangan yang akan dihadapi. Selain itu, sebagai Tim Penilai Internal (TPI) inspektorat melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan Zona Integritas pada unit kerja yang di usulkan sebagai Unit kerja berpredikat WBK/ WBBM ke Kementerian PAN RB.

Oleh karena itu, Inspektorat harus secara berkesinambungan terus meningkatkan profesionalisme sebagai organisasi pembelajar agar menjadi APIP yang akuntabel yang mampu menjalankan tugas dan fungsi secara efektif dan efisien, bersih dari segala bentuk penyalahgunaan wewenang dan dapat mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan atas pencapaian Visi Misi yang telah ditetapkan oleh organisasi secara transparan.

(23)

5) Internal Audit Capability Model (IACM)

Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-1633/K/JF/2011 tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah, Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas pengawasan yang terdiri dari tiga unsur yang saling terkait yaitu kapasitas, kewenangan, dan kompetensi SDM APIP. Peningkatan kapabilitas merupakan upaya terstruktur untuk memperkuat, meningkatkan, mengembangkan kelembagaan dari tata laksana/proses bisnis/manajemen dan sumber daya manusia APIP agar dapat melaksanakan peran dan fungsi APIP yang efektif.

Untuk dapat menjalankan tugas tersebut, maka unit APIP harus memiliki kapabilitas yang memadai, baik dari aspek kelembagaan, proses bisnis pengawasan, maupun SDM APIP. Penilaian dilakukan dengan assessment dengan model Internal Audit

Capability Model (IACM), dan akan terus berkelanjutan untuk meningkatkan

kapabilitas APIP.

Berdasarkan Buku 2 Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015-2019 diketahui bahwa target nasional Peningkatan IACM adalah pada Level 3, sehingga masing-masing K/L memiliki kewajiban mencapai target Level 3. Kebijakan target level IACM pada periode 2020-2024 masih belum berubah, sehingga target secara Nasional masih pada level 3.

(24)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Dokumen Perencanaan dan Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen yang dimanfaatkan oleh setiap pimpinan Instansi Pemerintah untuk memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi kinerja dalam LAKIN serta menilai keberhasilan organisasi.

Perencanaan dan Penetapan Kinerja Inspektorat tidak dapat dipisahkan dari Rencana Strategis karena merupakan penjabaran tahunan dari Renstra Inspektorat 2020 – 2024. 2.1 Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2020 – 2024

Rencana Strategis (Renstra) meliputi pernyataan Visi dan Misi, Penetapan Tujuan, serta penentuan strategi/cara pencapaian tujuan (kebijakan, program, dan kegiatan).

Perumusan Renstra Inspektorat mencakup Visi, Misi, Tujuan, Serta Cara Pencapaian Tujuan, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:

2.1.1 Visi dan Misi

Visi, misi dan tujuan Inspektorat LAPAN merupakan gambaran besar bersama-sama dengan sasaran strategis, visi misi tersebut diharapkan dapat menggerakan penggunaan seluruh sumber daya pengawasan Inspektorat. Pernyataan visi juga merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh segenap jajaran Inspektorat LAPAN.

Inspektorat melaksanakan fungsi pengawasan, salah satu fungsi manajemen, yang menjadi alat bantu Kepala Lembaga dalam mengawasi pelaksanaan program dan kegiatan Lembaga oleh unit-unit kerja sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing, serta menjadi salah satu sumber informasidan memberikan masukan kepada Kepala LAPAN dalam pengambilan langkah-langkah dan penetapan kebijakannya.

Pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan Lembaga harus akuntabel atau bisa dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas terwujud apabila pelaksanaan program dilakukan secara terbuka dan transparan. Terbuka dapat diartikan sebagai sikap antisipatif terhadap berbagai masukan konstruktif dari semua pihak terkait, baik dari dalam maupun dari luar, sehingga pelaksanaan program dapat berhasil guna, berdaya guna, dan berlangsung secara transparan. Keterbukaan dan transparansi dimaksudkan sebagai upaya pencegahan berbagai bentuk pemborosan dan penyimpangan pengelolaan sumber daya serta praktek-praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

(25)

Untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja tersebut, diperlukan unit pengawasan yang profesional, proporsional dan mandiri, baik sistem maupun sumber daya manusia, sehingga mampu memberikan kontribusi dan masukan secara obyektif dan konstruktif untuk perbaikan manajemen serta langkah-langkah pengambilan keputusan dan kebijaksanaan oleh Kepala LAPAN.

Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari Visi, serta berisi pernyataan yang akan dilakukan untuk mencapai Visi. Perumusan Visi mengacu pada tugas dan fungsi sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja LAPAN sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2017, Inspektorat mempunyai tugas pengawasan fungsional di lingkungan LAPAN.

Maka dari itu, Inspektorat memiliki Visi dan Misi, sebagai berikut :

Untuk melaksanakan Visi dan Misi tersebut Inspektorat menjabarkan dalam Tugas Fungsi sebagai berikut:

1. Menyiapkan perumusan kebijakan pengawasan internal;

2. Melaksanakan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya;

3. Melaksanakan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala; 4. Penyusunan laporan hasil pengawasan; dan

5. Pelaksanaan administrasi Inspektorat.

Visi Inspektorat untuk periode Renstra 2020-2024 “BIROKRASI LAPAN YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL”.

Untuk mewujudkan Visi tersebut, Misi yang akan dilaksanakan oleh Inspektorat adalah:

1. Melaksanakan Penguatan Pengawasan dalam mewujudkan birokrasi yang transparan dan akuntabel;

(26)

2.1.2 Tujuan dan Sasaran

Pada periode Renstra 2020-2024 Inspektorat menetapkan tujuan yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis organisasi dalam rangka mencapai visi dan misi Inspektorat. Tujuan yang ditetapkan Inspektorat, yaitu :

Sasaran Inspektorat merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan secara lebih spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) periode secara tahunan melalui kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (Performance

Plan).

Sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan strategis yang terkait. Dalam hal ini, Sasaran Strategis ditetapkan Inspektorat untuk mendukung terselenggaranya pengawasan internal yang efektif dan efisien. Untuk mencapai Tujuan tersebut, ditetapkan 1 (Satu) Sasaran Kegiatan, yaitu :

Adapun sebagai Indikator Kinerja Tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

“Terselenggaranya Pengawasan Internal yang menjamin Mutu atas Kinerja Lembaga dalam Mewujudkan Birokrasi yang Transparan dan Akuntabel”

Terselenggaranya Penguatan Pengawasan Internal

1. Nilai Perilaku Anti Korupsi. 2. Nilai Evaluasi Internal AKIP. 3. Nilai area penguatan pengawasan.

4. Deviasi antara PMP RB LAPAN dengan Nilai RB LAPAN dari Kementerian PAN RB.

5. Rasio temuan BPK yang ditindaklanjuti terhadap total temuan BPK. 6. Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat (Skala Likert 1-4)

(27)

2.1.3 Kaitan Antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kaitan antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Kaitan antara Visi, Misi, Tujuan Strategis, Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja

Visi dan misi Inspektorat diarahkan pada penguatan pelaksanaan pengawasan dan peningkatan profesionalitas APIP untuk mengawal LAPAN dalam penerapan Good

Governance. Dalam proses perwujudan visi dan misi Inspektorat, Sasaran Kegiatan yang

ditetapkan mengarah pada penguatan implementasi Reformasi Birokkrasi khususnya terkait bidang Penguatan pengawasan untuk mewujudkan pemerintah yang bersih dan bebas praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotime sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.

VISI MISI TUJUAN STRATEGIS SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SASARAN KEGIATAN (IKSK) Birokrasi LAPAN Yang Transparan Dan Akuntabel 1. Melaksanakan Penguatan Pengawasan dalam mewujudkan birokrasi yang transparan dan akuntabel; 2. Menyelenggarakan layanan Pengawasan internal LAPAN. Terselenggaranya Pengawasan Internal yang menjamin Mutu atas Kinerja Lembaga dalam Mewujudkan Birokrasi yang Transparan dan Akuntabel Terselenggaranya penguatan pengawasan internal 1) Nilai persepsi korupsi 2) Nilai Evaluasi Internal AKIP 3) Nilai area penguatan pengawasan 4) Deviasi antara PMP RB LAPAN dengan Nilai RB LAPAN dari Kementerian PAN RB 5) Rasio temuan BPK yang ditindaklanjuti terhadap total temuan BPK 6) Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat (Skala Likert 1-4)

(28)

Praktik perwujudan Sasaran Kegiatan yang telah ditetapkan, diuraikan dalam menetapkan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan sebagai pengukuran capaian, yaitu:

Tabel 2.2 IKSK Inspektorat

Nomor Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

IKSK 1 Nilai Persepsi korupsi

IKSK 2 Nilai Evaluasi Internal AKIP

IKSK 3 Nilai area penguatan pengawasan

IKSK4 Deviasi antara PMP RB LAPAN dengan Nilai RB LAPAN

dari Kementerian PAN RB

IKSK 5 Rasio temuan BPK yang ditindaklanjuti terhadap total temuan BPK

IKSK 6 Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat (Skala Likert 1-4)

IKSK 1 sampai dengan IKSK 6 merupakan turunan dari Sasaran Kegiatan dari Terselenggaranya penguatan pengawasan internal. Nilai persepsi korupsi yang merepresentasikan anggapan masyarakat terkait indikasi korupsi di LAPAN. Nilai Evaluasi Internal AKIP merupakan hasil Implementasi SAKIP Unit Kerja yang dilakukan secara internal. Nilai area penguatan pengawasan yang merepresentasikan kuat atau lemahnya sistem pengawasan di lingkungan LAPAN, Nilai area penguatan pengawasan berasal dari Nilai Penguatan Pengawasan Hasil Evaluasi PMPRB dilakukan oleh Kemen PAN RB. Deviasi antara PMP RB LAPAN dengan Nilai RB LAPAN dari Kementerian PAN RB yang merepresentasikan tingkat akurasi dan kualitas implementasi RB yang dilakukan oleh seluruh LAPAN dan dilakukan pengawasan oleh Inspektorat. Selanjutnya, Rasio temuan BPK yang ditindaklanjuti terhadap total temuan BPK merupakan Persentase temuan BPK yang ditindaklanjuti terkait pengelolaan keuangan dan BMN LAPAN. IKSK 6 Indeks atas layanan Inspektorat (Skala Likert 1-4), menunjukkan indeks layanan internal yang telah diberikan Inspektorat, seperti Audit Internal, Reviu, dan Evaluasi. Target kinerja IKSK ditetapkan dalam Rencana Aksi Inspektorat yang didalamnya juga mencantumkan kegiatan terkait. Penyusunan Rencana Aksi atas terkait kegiatan ditetapkan dengan mempertimbangkan dan melakukan analisis kebutuhan pencapaian target kinerja. Hal ini dilakukan supaya terdapat keselarasan dari Sasaran Kegiatan sampai dengan

(29)

2.1.4 Arah Kebijakan

Arah kebijakan dan strategi LAPAN menggambarkan koridor strategis yang mengawal dan memastikan pelaksanaan strategi dilakukan sesuai dengan rencana strategis yang telah disusun. Arah kebijakan dan strategi memuat langkah yang berupa program indikatif untuk memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (jangka menengah) serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis LAPAN. Dengan demikian, arah kebijakan dan strategi LAPAN tahun 2020-2024 dirumuskan sebagai berikut:

1. Pemanfaatan Produk Sains Antariksa dan Atmosfer untuk Pembangunan Nasional Berkelanjutan;

2. Optimasi Produk Penginderaan Jauh Sesuai Standar Nasional dan Internasional. 3. Penguatan Peran LAPAN dalam Pengembangan Ekosistem Produk Teknologi

Penerbangan dan Antariksa.

4. Kebijakan Penerbangan dan Antariksa Nasional Berbasis Penelitian (Research-Based Policy).

5. Implementasi Reformasi Birokrasi LAPAN sesuai Roadmap Reformasi Birokrasi nasional menuju birokrasi berkelas dunia.

Berdasarkan pada rumusan 5 (lima) arah kebijakan tersebut Inspektorat mempunyai peran penting pada arah kebijakan Nomor 5 yaitu Implementasi Reformasi Birokrasi LAPAN sesuai Roadmap Reformasi Birokrasi nasional menuju birokrasi berkelas dunia pada Strategi pertama yaitu mengoptimalkan pelaksanaan 8 (delapan) area perubahan Reformasi Birokrasi LAPAN, terutama pada area Penguatan Pengawasan. Area Penguatan Pengawasan bertujuan untuk memperkuat sistem pengawasan guna mengurangi dan menghilangkan penyimpangan yang terjadi dalam birokrasi. Strategi khusus yang akan diimplementasikan antara lain adalah penguatan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM, penguatan Indeks Persepsi Korupsi, peningkatan kapabilitas APIP dan penguatan Maturitas SPIP.

Sebagai langkah awal untuk menyusun strategi yang tepat, Inspektorat telah menetapkan kebijakan-kebijakan yang selaras dengan kebijakan LAPAN. Arah kebijakan yang ditetapkan Inspektorat adalah:

a. Optimalisasi kegiatan Pengawasan internal di lingkungan LAPAN;

b. Implementasi program Penguatan Pengawasan Reformasi Birokrasi di seluruh unit kerja LAPAN;

(30)

2.2 Perencanaan dan Penetapan Kinerja

Perencanaan kinerja tahun 2020 merupakan salah satu bentuk implementasi (pemanfaatan) Renstra dalam perencanaan tahunan Inspektorat. Perencanaan kinerja tahun 2020 diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki. Setiap sasaran strategis yang telah ditetapkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah program dan kegiatan. Dalam setiap program terdapat sejumlah kegiatan yang merupakan tindakan nyata untuk dilaksanakan pada tahun bersangkutan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Dalam lingkup Inspektorat yang merupakan unit kerja eselon II di lingkungan LAPAN, perencanaan kinerja diwujudkan dalam bentuk Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) tahun 2020 yang meliputi:

Tabel 2.3

Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) Inspektorat tahun 2020

No Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

1. Terselenggaranya penguatan pengawasan internal 1. Nilai Implementasi Pengawasan Internal 8

2. Tercapainya kriteria hasil implementasi RB

2. Nilai Kriteria Hasil Indeks Persepsi Korupsi

3,5

3. Persentase tindak lanjut terhadap temuan BPK

85%

4. Nilai AKIP LAPAN pada komponen evaluasi kinerja

7,5

Dari uraian tabel tersebut, Inspektorat menetapkan 4 (empat) Indikator Kinerja disertai dengan target kinerja yang diharapkan dapat mencapai sasaran implementasi reformasi birokrasi, kebijakan dan administrasi di bidang pengawasan internal yang efisien, dan menghindarkan penyimpangan dalam pengelolaan anggaran di seluruh jajaran dan unit kerja.

Terdapat perbedaan pada sasaran dan indikator kinerja yang tercantum dalam RKT 2020 dan Perjanjian Kinerja (PK) 2020. Ini disebabkan karena penyusunan RKT berlangsung pada Januari 2019 dan masih menggunakan struktur indikator kinerja pada Renstra 2015 – 2019. Sedangkan PK 2020 merujuk indikator kinerja dalam Renstra 2020 – 2024 terbit pada September 2020.

(31)

2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2020

Perjanjian Kinerja (PK) merupakan tekad dan janji kinerja yang akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab/kinerja. Dengan demikian PK ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya. Perjanjian Kinerja ini akan menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.

Perjanjian Kinerja Tahun 2020 yang telah ditandatangani antara Inspektur dengan Kepala LAPAN pada bulan Januari 2020 sebagai berikut :

Tabel 2.4

Perjanjian Kerja Inspektorat tahun 2020

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 1: Nilai Persepsi Korupsi 6,72 IKSK 2: Nilai Evaluasi Internal

AKIP

7,86

IKSK 3: Nilai area penguatan pengawasan

8,20

IKSK 4: Deviasi antara PMP RB LAPAN dengan Nilai RB LAPAN dari Kementerian PAN RB

8

IKSK 5: Rasio temuan BPK yang ditindaklanjuti terhadap total temuan BPK

85

IKSK 6: Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat LAPAN (Skala likert 1-4)

(32)

2.4 Strategi Pelaksanaan Program

Upaya-upaya optimasi peran dan kontribusi Inspektorat terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga, dilakukan melalui dua pendekatan, yakni sebagai berikut.

1. Pendekatan internal, dengan peningkatan komunikasi dengan pejabat eselon I, peningkatan koordinasi dengan semua unit kerja setingkat eselon II dan eselon III, serta konsolidasi berkesinambungan di lingkungan Inspektorat.

2. Pendekatan eksternal, dengan menciptakan dan menumbuhkembangkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait, guna menguatkan kapasitas dan kapabilitas Inspektorat.

Untuk mengimplementasikan kebijakan pengawasan, Inspektorat menyusun strategi dengan menetapkan langkah-langkah yang menjadi fokus bagi Inspektorat yaitu:

a. Memanfaatkan tingginya harapan dan apresiasi para pemangku kepentingan/stakeholders terhadap peranan Inspektorat dalam Pengawasan; b. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk menunjang

keberhasilan program Pengawasan;

c. Meningkatkan peran Auditor dalam mengawal pelaksanaan program dan kegiatan serta penyusunan Laporan Keuangan;

d. Meningkatkan tugas Pengawasan sesuai peraturan perundangan-undangan dan kebijakan pemerintah;

e. Melaksanakan prioritas Pengawasan dengan berdasarkan pada risk-based audit; f. Melakukan monitoring dan percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil

Pengawasan internal dan eksternal;

g. Meningkatkan peran consulting dan quality assurance APIP dalam mengawal pelaksanaan program strategis Lembaga;

h. Meningkatkan kapasitas Internal Audit Capability Model (IACM);

i. Meningkatkan pemanfaatan sarana teknologi dan sistem informasi untuk pengembangan mekanisme Pengawasan;

(33)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja atau tindakan seseorang, badan hukum, dan pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak-pihak yang mempunyai hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Sedangkan kinerja merupakan gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

Kinerja instansi pemerintah banyak mendapat perhatian dari berbagai lapisan masyarakat. Kinerja tersebut dapat dilihat secara langsung dari hasil kegiatan atau pelaksanaan program kerja sesuai dengan tugas dan fungsi. Kinerja juga dapat dilihat dari laporan yang disiapkan oleh tiap instansi pemerintah dimana laporan tersebut harus dapat dipahami dan mudah diukur sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian. Demikian pula dengan kinerja Inspektorat harus dapat diukur sehingga dapat menggambarkan atau menjelaskan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan hasil perumusan yang dituangkan pada Renstra LAPAN. Sedangkan strategi untuk pencapaian tujuan dan sasaran dilakukan berdasarkan kebijakan yang mengacu kepada tugas pokok dan fungsi Inspektorat atau merupakan kebijakan dalam melaksanakan misinya.

Laporan Kinerja (LAKIN) disusun berdasarkan data hasil kinerja yang dilakukan oleh Inspektorat selama tahun anggaran berjalan. Data tersebut didapat dari laporan kegiatan yang diserahkan oleh penanggung jawab pada masing-masing kegiatan yang telah ditunjuk oleh Inspektur. Laporan kegiatan tersebut dikumpulkan dan dielaborasi menjadi sebuah laporan yang akan disajikan sebagai penggambaran hasil kinerja yang telah dicapai Inspektorat selama tahun 2020.

Guna memperoleh data untuk menyusun LAKIN, Sekretariat Utama telah menyusun

Standar Operasional Procedure (SOP) Nomor 35/PR.04.03/11/2018 tentang Penyusunan

Laporan Kinerja (LAKIN) Satuan Kerja di Lingkungan Sekretariat Utama, Inspektorat, Pusat Inovasi dan Standar Penerbangan dan Antariksa, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Penerbangan dan Antariksa, Balai dan Stasiun Bumi. Dimana alur penyusunan LAKIN Inspektorat 2020 sesuai SOP tersebut adalah sebagai berikut.

(34)

Gambar 3.1

SOP Pengumpulan Data Kinerja Penyusunan LAKIN Inspektorat

3.1 Capaian Kinerja Pada Tahun 2020

Pengukuran tingkat capaian kinerja Inspektorat tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Rencana tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat dilihat pada lampiran tabel Perjanjian Kinerja Tahun 2020 (PK 2020).

Indikator kinerja yang ditetapkan digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran tercapainya pelaksanaan kebijakan dan administrasi di bidang pengawasan internal, efisiensi dan menghindarkan penyimpangan, dipatuhinya peraturan perundangan yang berlaku dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, pencapaian visi, misi, dan program lembaga oleh seluruh jajaran dan semua unit kerja berupa jumlah unit kerja yang berkinerja baik.

(35)

Pada tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan, hal ini dikarenakan dinamika kondisi kebijakan nasional yang sangat tinggi. Salah satu pendorong dinamika ini adalah dengan adanya pandemi COVID-19. Kondisi darurat nasional non-bencana alam pertama kali ditetapkan pada melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Status Bencana Non Alam COVID-19 Sebagai Bencana Nasional pada tanggal 13 April 2020. Munculnya pandemi ini memberi dampak yang sangat besar pada kebijakan nasional, baik dalam kebijakan anggaran maupun mengenai metode pelaksanaan kerja dan penilaian kinerja.

Adanya pandemi ini membatasi ruang gerak pegawai karena adanya kebijakan

physical distancing dalam rangka menjaga kesehatan masyarakat untuk mencegah

penyebaran virus covid-19. Untuk mencegah dan menekan penyebaran Covid -19 Kementerian PAN RB mengeluarkan SE Men PAN RB. NOMOR 19 TAHUN 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah, tanggal 16 Maret 2020. Hal ini mendasari Instansi Pemerintah untuk memberlakukan system Kerja Work From Office (WFO) dan Work

From Home (WFH), dan terahir berkembang menjadi Flexible Working Arrangement (FWA)

pada masa New Normal. LAPAN menindak lanjuti kebijakan tersebut dengan menerapkan sistem kerja baru dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 1 Tahun 2020 Antisipasi Penyebaran Virus Corona (Covid-19) di Lingkungan Kerja LAPAN, dan menyesuaikan dengan kebijakan Men PAN RB melalui penetapan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai LAPAN Dalam Tatanan Normal Baru.

Hal ini memunculkan tantangan baru pada masa penyesuaian sistem kerja. Dengan adanya model remote working, LAPAN sebagaimana Lembaga lainnya dituntut agar tetap dapat berkinerja dan mencapai target yang ditetapkan. Hal ini dilakukan dengan pengembangan aplikasi e-office baik, dalam proses perencanaan sampai dengan pengawasan. Salah satu perubahan lainnya yang tampak dengan signifikan adalah dengan beralihnya pertemuan tatap muka menjadi pertemuan secara virtual menggunakan aplikasi

online meeting seperti Zoom dan/ atau Google Meet.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan sebelumnya lebih cenderung pada kegiatan tatap muka, terutama dalam kegiatan yang bersifat konfirmasi atau konsultasi. Dengan adanya pandemi dan model kerja yang baru, pelaksanaan kegiatan pengawasan melakukan penyesuaian dengan melakukan kombinasi pelaksanaan secara virtual dan tatap muka jika diperlukan. Target dalam kegiatan pendukung pencapaian kinerja juga dilakukan penyesuaian dengan kondisi yang berlaku. Akan tetapi secara umum, kondisi pandemi ini

(36)

3.1.1 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Pada aspek pencapaian kinerja, mengukur keberhasilan pencapaian seluruh target kinerja output yang ditetapkan dalam Dokumen Perencanan baik itu Renstra, RKT,PK dan renaksi. Untuk capaian kinerja tahun 2020 mengukur seluruh target output yang ditetapkan dalam PK.

Capaian atas IKSK Inspektorat yang menunjukkan capaian Tujuan dan Sasaran Strategis secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Capaian IKSK Inspektorat

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 1: Nilai Persepsi Korupsi

6,72 6,70 99,70%

IKSK 2: Nilai Evaluasi Internal AKIP

7,86 8,45 107,50%

IKSK 3: Nilai area penguatan pengawasan

8,20 2,25* -

IKSK 4: Deviasi antara PMP RB LAPAN dengan Nilai RB LAPAN dari Kementerian PAN RB 8 18,43* -

IKSK 5: Rasio temuan BPK yang ditindaklanjuti terhadap total temuan BPK

85 86,63 101,92%

IKSK 6: Indeks kepuasan atas layanan Inspektorat (Skala Likert 1-4)

3 3,27 109%

Analisis atas capaian kinerja sasaran dikaitkan dengan indikator kinerjanya dapat diuraikan sebagai berikut.

(37)

Sasaran 1. Terselenggaranya penguatan pengawasan internal a) IKSK 1. Nilai Persepsi Korupsi

Nilai kriteria hasil indeks persepsi korupsi ini diperoleh melalui survei mandiri kepada seluruh stakeholder LAPAN yang dilakukan secara online melalui laman http://rb.lapan.go.id.

Nilai kriteria hasil Indeks Persepsi Korupsi yaitu nilai hasil survei persepsi korupsi menurut penilaian masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN di lingkungan LAPAN. Berikut Capaian IKSK 1 pada tahun 2020.

Tabel 3.2

IKSK 1. Nilai Persepsi Korupsi

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 1: Nilai Persepsi Korupsi

6,72 6,70 99,70%

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 1 (IKSK 1) yaitu Nilai Kriteria Hasil Indeks Persepsi Korupsi mendapatkan nilai 3,83 dengan dikonversikan menjadi skala 1-7 (sesuai nilai LKE Kemen PANRB) maka menjadi 6,70 dari nilai 6,72 yang ditargetkan atau dengan capaian 99,70%.

Target Nilai Kriteria Hasil Indeks Persepsi Korupsi dicapai melalui kegiatan:

1. Verifikasi Hasil survei persepsi secara online perbulan (IPK per Tanggal 31 Desember 2019 = 3,83 dari skala 4);

2. Workshop Pembangunan Zona Integritas dengan Kemen PAN RB;

3. Pelaksanaan Penilaian Mandiri dalam rangka Pembangunan ZI dan Verifikasi Lapangan Kementerian PAN RB melalui Pembinaan untuk usulan 7 unit kerja berpredikat WBK dan 3 unit kerja berpredikat WBBM, dengan hasil meraih 3 predikat WBK (Pusfatja, SBPJ Parepare, dan Pustekbang) serta 1 unit kerja berpredikat WBBM (Pustekdata). Selain pada 10 satker yang diusulkan, pembinaan juga dilakukan pada satker lain. Hal ini ditujukan agar semua unit kerja di lingkungan LAPAN familiar dan dapat melakukan pembangunan zona integritas dimasing-masing unit kerja. Diharapkan pada tahun 2021, jumlah unit kerja yang di usulkan dan mendapatkan predikat WBK/WBBM dapat bertambah.

(38)

Gambar 3.2

Penilaian Mandiri dalam rangka Pembangunan ZI tahun 2020

Evaluasi mandiri SBPJ Parepare Evaluasi Mandiri Pustekdata

(39)

Gambar 3.3

Hasil Indeks Persepsi Korupsi LAPAN tahun 2020

Capaian ini tidak mencapai 100% dikarenakan pengisian survei yang dilakukan oleh

stakeholder LAPAN masih kurang optimal. Peningkatan pelayanan kepada stakeholder

LAPAN dan transparansi pengadaan barang/jasa, baik dengan metode lelang maupun pengadaan langsung sangat berpengaruh pada persepsi masyarakat dan stakeholder LAPAN mengenai penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme di lingkungan LAPAN.

Hambatan dalam mencapai target IKSK ini, yakni jumlah pengisian responden, pengelolaan aplikasi survei mandiri IPAK yang masih belum terpantau dengan baik. Tantangan yang muncul dengan adanya pembangunan zona integritas adalah masing-masing satker melakukan penilaian mandiri IPAK. Sehubungan hal tersebut perlu koordinasi secara intensif dengan satker terkait survei IPAK agar pelaksanaan survey memiliki standar yang sama dan terpantau dengan baik. Hal ini dimaksudkan juga untuk memperbaiki metode penghitungan untuk survey mandiri IPAK Lembaga. Selain itu, aplikasi IPAK juga perlu diperbaharui, untuk disesuaikan dengan standar penilaian survei IPAK Kemen PAN RB yang terbaru.

(40)

Upaya dalam mengatasi hambatan tersebut diantaranya :

1. Mengelola aplikasi survei IPAK untuk terpantau dengan baik, serta dilakukan monitoring dan evaluasi setiap bulannya;

2. Melakukan koordinasi secara intensif dengan satker terkait survei IPAK di masing-masing satker;

3. Mendorong Sub Bagian Layanan Pengadaan yang mengelola proses pengadaan barang/jasa untuk mendorong responden dalam mengisi survei IPAK;

4. Memperbaharui aplikasi IPAK untuk disesuaikan dengan standar penilaian survei IPAK Kemen PAN RB yang terbaru.

b) IKSK 2. Nilai Evaluasi Internal AKIP

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 2 (IKSK 2) yaitu Nilai Evaluasi Internal AKIP LAPAN. Nilai evaluasi dimaksud berupa hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) oleh MenPAN RB dan/ atau Evaluasi Mandiri AKIP LAPAN sesuai PermenPAN RB Nomor 25 Tahun 2012. Pada indikator ini, nilai indikator yang dilihat adalah pada komponen evaluasi kinerja. Hasil evaluasi mandiri pada komponen evaluasi kinerja mendapatkan nilai 8,45 dari target nilai 7,86 atau dengan capaian 107,50% dari target yang ditetapkan.

Berikut tabel capaian Nilai AKIP LAPAN tahun 2020 pada komponen evaluasi kinerja berdasarkan evaluasi mandiri AKIP LAPAN

.

Tabel 3.3

IKSK 2. Nilai Evaluasi Mandiri AKIP pada komponen evaluasi kinerja

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 2: Nilai Evaluasi Internal AKIP

7,86 8,45 107,50%

Hasil Capaian 107,50% menunjukkan bahwa Evaluasi Mandiri AKIP yang dilakukan sudah baik dan bahkan melebihi target, namun hal ini menunjukkan bahwa perolehan evaluasi harus dipertahankan, atau bahkan ditingkatkan sehingga Laporan Kinerja yang

(41)

Sebagai pembanding, LAPAN perlu melihat hasil evaluasi AKIP dari eksternal yakni oleh Kemen PAN RB. Hal ini dilakukan untuk menentukan standar evaluasi seperti apa yang seharusnya dilakukan agar standar evaluasi internal dan eksternal setidaknya tidak berbeda jauh. Kemudian, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 2 (IKSK 2) ini dicapai melalui kegiatan, berupa:

1. Workshop Evaluasi LAKIP dengan Kemen PAN RB (untuk Tim Evaluator dari Inspektorat dan Biro Renkeu).

2. Koordinasi awal melalui FGD dalam rangka penyamaan persepsi dan pembagian tugas dalam pelaksanaan evaluasi SAKIP.

3. Pelaksanaan Evaluasi Implementasi SAKIP Satker.

4. Workshop LAKIP dengan Lembaga Emkacademy untuk Persiapan Evaluasi SAKIP berikutnya.

Gambar 3.4

(42)

Hambatan dalam mencapai target IKSK ini, diantaranya terdapat pandemi Covid-19 sehingga menyebabkan pola kerja pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan berubah. Kemudian terdapat Perubahan LKE Kemen PAN RB sehingga diperlukan penyesuaian untuk melakukan evaluasi serta membutuhkan data pendukung lainnya. Untuk itu, sebagai evaluator mandiri antara Biro Renkeu dan Inspektorat perlu dilakukan koordinasi yang lebih matang. Selain itu, koordinasi dengan Kemen PAN RB juga diperlukan untuk mengetahui kesesuaian antara evaluasi yang dilakukan mandiri dengan evaluasi yang dilakukan oleh Kemen PAN RB.

Upaya ke depannya yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan pola kerja evaluasi AKIP mandiri yang telah dilakukan tahun 2020, yakni dengan online menggunakan Breakout

Room pada Zoom Meeting. Kemudian melakukan penjadwalan dari awal tahun, sehingga

pelaksanaan evaluasi mandiri tidak terburu-buru dan masih tersedia waktu untuk perbaikan hasil evaluasi. Selain itu, koordinasi antara Biro Renkeu, Inspektorat dan Kemen PAN RB juga lebih ditingkatkan supaya hasil evaluasi mandiri dan hasil evaluasi yang dilakukan Kemen PAN RB tidak berbeda jauh.

c) IKSK 3. Nilai Area Penguatan Pengawasan Tabel 3.4

IKSK 3. Nilai Area Penguatan Pengawasan

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian

Terselenggaranya penguatan

pengawasan internal

IKSK 3: Nilai Area Penguatan Pengawasan

8,20 2,25* -

Nilai Area Penguatan Pengawasan merupakan nilai penerapan hasil evaluasi reformasi birokrasi area penguatan pengawasan yang dinilai oleh Kementerian PAN dan RB. Pengukuran terhadap nilai implementasi diukur atas capaian nilai implementasi penguatan pengawasan internal sesuai Peraturan Lembaga LAPAN Nomor 8 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Tahun 2020-2024. Untuk saat ini, hasil evaluasi RB yang dilakukan oleh Kemen PAN RB belum terbitkan, sehingga digunakan Nilai Area Penguatan Pengawasan berdasarkan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang di evaluasi oleh Asesor Lembaga.

(43)

Berdasarkan penilaian internal atas penilaian akhir Asesor Lembaga, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 3 (IKSK 3) yaitu Nilai Area Penguatan Pengawasan mendapatkan nilai 2,25 dari nilai 8,20 dari yang ditargetkan. Nilai ini masih di bawah target, hal ini disebabkan oleh Lembar Kerja Evaluasi (LKE) yang digunakan untuk Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, telah berubah format dan bobot penilaiannya oleh Kemen PAN RB. Pada format LKE yang sebelumnya, penilaian berdasarkan pada 2 Komponen, yakni Komponen Pengungkit (60%) dan Komponen hasil (40%). Pada LKE yang baru, penilaian di bagi menjadi Komponen Pemenuhan (20%), Komponen hasil antara dan area perubahan (10%), Komponen Reform (30%), dan Komponen hasil (40%). Pada LKE tahun 2019 nilai maksimum pada area penguatan pengawasan adalah 12, pada LKE tahun 2020 nilai maksimum menjadi 2,5.

Perubahan format tersebut membuat pola penghitungan hasil menjadi berubah dan perlu dilakukan penyesuaian dalam konversi nilai. Hasil penilaian Internal RB disampaikan dari Berita Acara Konsensus Evaluasi PMPRB Lembaga No. 6/OT.05/06.2020 dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.5

IKSK 3. Hasil Evaluasi RB Internal Lembaga

Pencapaian nilai tersebut dicapai dengan dilaksanakannya kebijakan Kepala LAPAN terkait implementasi pengawasan internal peraturan Kepala Nomor:

a. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 20 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional;

NO PROSES BOBOT NILAI Nilai Pokja Lembaga Nilai Asesor Lembaga 1. Manajemen Perubahan 2,00 1,87 1,79 2. Deregulasi Kebijakan 2,00 1,50 1,50

3. Penataan dan Penguatan Organisasi 3,00 2,84 2,84

4. Penataan Tatalaksana 2,50 2,29 2,27

5. Penataan Sistem Manajemen SDM 3,00 2,95 2,92

6. Penguatan Akuntabilitas 2,50 2,38 2,38

7. Penguatan Pengawasan 2,50 2,21 2,25

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 2,50 2,50 2,50

(44)

c. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 22 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional;

d. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 23 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

Satker di lingkungan LAPAN telah dilakukan sosialisasi dan telah dilaksanakan implementasi terhadap peraturan tersebut. Pelaksanaan evaluasi dan monitoring direncanakan akan dilakukan periodik dan akan dilakukan secara online dengan melakukan pengembangan sIstem informasi pengawasan. Informasi terkait aplikasi wbs.lapan.go.id sudah di sampaikan kepada satker melalui Surat Edaran Nomor 9/PW.04.00/09/2020 tentang penerapan Whistleblowing System secara online di lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

Selain itu, IKSK 3 ini dicapai melalui kegiatan pengawasan internal sesuai dengan tugas dan fungsi APIP sebagai berikut.

Tabel 3.6

Kegiatan Penguatan Pengawasan Inspektorat tahun 2020

Jenis

Kegiatan Nama Kegiatan Keterangan

Audit Audit

Operasional

Audit operasional pada 16 satuan kerja : 1. BPAA Agam; 2. SBPJ Parepare; 3. BKSPAAPJ Biak; 4. BPAA Pasuruan; 5. BPAA Pontianak; 6. BPAA Sumedang; 7. Pusfatja; 8. Pustekdata; 9. PusKKPA; 10. Inspektorat; 11. Pusainsa; 12. PSTA; 13. BUTPAA Garut; 14. Pustekbang; 15. Pusteksat; 16. Pustekroket.

Reviu Reviu LK Satker dan LK Lembaga Tahun Anggaran 2019 dan Semester I Tahun Anggaran 2020

Reviu PA dan PBJ TW IV 2019

Reviu PA dan PBJ TW I, TW II dan TW III Tahun Anggaran 2020 Reviu Draft Kontrak 1. Pussainsa; 2. PSTA; 3. Biro KSHU; 4. Pustekdata Reviu RKA K/L Reviu RK BMN Reviu LK Pseudo

(45)

Kegiatan Pengawasan

Lainnya

Penilaian Risiko Pustekbang Pengawalan

Program Strategis LAPAN

Program Strategis LAPAN : 1. Roket Bertingkat;

2. Obnas;

3. Feasibility Study Bandar Antariksa; 4. Pembangunan Lab. DO-160; 5. Uji Terbang Roket RX-450 Peningkatan Implementasi Penguatan Pengawasan Monitoring WBS Online

Monitoring Penanganan Pengaduan

Gambar 3.5

Dokumentasi Kegiatan Inspektorat Tahun 2020

(46)

Pendampingan PDTT BPK

Reviu LK Lembaga Evaluasi SAKIP

Gambar

Tabel 2.2    IKSK Inspektorat  Nomor Indikator Kinerja
Tabel 3.15  Realisasi Anggaran 2020  No  Alokasi Anggaran  Pagu Anggaran Semula  (Rp)  Pagu Anggaran Setelah Penghematan  (Rp.)  Realisasi (Rp.)  1  Pencapaian  sasaran kegiatan     1.200.000.000   849.831.000  691.632.198  2  Pencapaian diluar  sasaran ke

Referensi

Dokumen terkait

Bila tidak ada sanggahan dari para rekanan dalam masa sanggah, maka panitia melakukan proses pengadaan dengan mengundang para rekanan yang sudah lulus untuk mengajukan

Untuk itu pemilihan teman sebaya sebagai sahabat dan relasi anak dengan teman sebayanya yang lain menjadi sangat penting agar anak memiliki penyesuaian sosial yang baik di

Media periklanan televisi juga menjadi alternatif pilihan yang menarik bagi perusahaan dimana media periklanan televisi memiliki jangkauan yang luas serta unsur

Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito)

Penelitian yang telah dilakukan oleh, tentang melakukan penelitian yaitu”Sistem Kasus penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang akan peneliti kembangkan

Dari hasil wawancara dengan orang tua yang memiliki anak usia 0 – 3 tahun, mereka merasa senang dengan diakannya penelitian ini karena selama ini orang tua tidak pernah

Kegiatan ajudikasi dalam pendaftaran tanah adalah untuk pendaftaran tanah yang pertama sekali merupakan prosedur khusus yang prosesnya dilakukan pada pemberian

Berdasarkan penelitian Wahid (1987) penyimpanan dengan cara dikeringanginkan akan mengurangi kelembaban pada bagian pangkal batang dan akar yang terputus dibandingkan