• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGELOLAAN KASUS

B. Asuhan Keperawatan Kasus

6. Evaluasi

Setelah penulis membahas Asuhan Keperawatan pada pasien kanker kolorektal dengan prioritas masalah cairan dan elektrolit, penulis akan membandingkan dengan konsep keperawatan cairan dan elektrolit dan masalah-masalah yang penulis temukan pada pasien saat pengkajian maupun intervensi yang perawat berikan, serta evaluasi akhirnya.

Pada saat melakukan pengkajian keluarga pasien dapat diajak kerjasama dalam pengumpulan data yang diperlukan. Pada pengkajian penulis menemukan kesamaan dari data yang ada pada konsep dan data yang diperoleh langsung dari pasien.

Berdasarkan rumusan masalah yang ada pada konsep dasar cairan dan elektrolit, penulis menemukan diagnosa yang sama yaitu kekurangan volume cairan (hipovolemia), selain itu penulis menemukan masalah baru yang diperoleh dari pengkajian langsung kepada pasien yaitu penulis menemukan adanya gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dialami oleh pasien dan adanya intoleransi aktivitas pada pasien disebabkan dari kekuatan otot yang lemah karena kekurangan cairan akibat perdarahan yang dialami oleh pasien.

Evaluasi input dan output pada hari rabu tanggal 04 juni 2014 didapatkan input berasal dari makan 600cc, minum 1.000cc, infuse 1.500cc, ozid+NaCl 200cc, sohobion+NaCl 100cc, plasbumin 100cc, terapi injeksi gentamicin 240cc, cairan nutrient (combiflex®) 1.000cc, Air Metabolisme (AM) 200cc, dan output berasal dari IWL 600cc, (BAB, BAK, perdarahan) 7.000cc, balance cairan –2.660cc/24 jam. Didapatkan balance cairan di bawah batas normal, sedangkan rentang normal balance cairan adalah ±100cc. pasien tersebut mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan cairan: kekurangan volume cairan. Dan didukung oleh data yakni turgor kulit kembali lambat, membran mukosa kering, tekanan darah 110/60mmHg, HR 84x/I, RR 20x/I, pasien mengatakan haus dan perdarahan yang terus menerus keluar dari anus pasien, Kalium: 1,9 mmol/dl (normal: 3,5-5,5 mmol/dl), albumin 2,1 g/dl (normal:3,6-5,0 g/dl), Hb 6 gr/dl. Hal ini menyatakan masalah keperawatan belum teratasi, maka intervensi dilanjutkan yaitu pemberian transfusi darah dan cairan sesuai program terapi.

Evaluasi input dan output pada hari kamis tanggal 05 juni 2014 didapatkan input berasal dari makan 600cc, minum 1.500cc, infuse 1.000cc, ozid+NaCl 200cc, sohobion+NNaCl 100cc, terapi injeksi gentamicin 240cc, cairan nutrient (combiflex®)

1.000cc, Air Metabolisme (AM) 200cc, transfusi darah 500cc, KCl+NaCl 0,9% 1.000cc, dan output berasal dari IWL 600cc, (BAB, BAK, dan perdarahan) 7.000cc, balance

cairan –1.260 cc /24 jam. Turgor kembali lambat, membran mukosa kering, kekuatan otot 2 (lemah), Hb 7 gr/dl. Hal ini juga menyatakan masalah keperawatan belum teratasi, maka intervensi dilanjutkan yaitu lanjutkan program terapi cairan, dan membantu pasien dalam merubah posisi.

Evaluasi pada hari jumat tanggal 06 juni 2014 diperoleh data pasien tampak tidak nafsu makan, pasien mengatakan mual ketika mau makan, pasien tidak menghabiskan 1 porsi makannya, memban mukosa kering. Maka hal ini juga menyatakan masalah keperawatan belum teratasi.

Sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan penulis pada kasus, maka dilakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan dasar pasien, dan juga dilakukan implementasi keeperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien. Lalu ditemukan evaluasi yang menghasilkan analisa sebagai masalah belum teratasi. Dari tiga masalah yang ditemukan masih belum dapat teratasi berhubungan dengan selesainya masa dinas yang dilakukan di RSU Pirngadi Medan.

A. Kesimpulan

1. Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh (Alimul, 2006).

2. Karya Tulis Ilmiah ini membahas kasus pada seorang klien yaitu Tn. B yang dilaksanakan pada tanggal 02-06 Juni 2014 di RS Pirngadi Medan. Dan menghasilkan analisa sebagai masalah belum teratasi.

3. Pada klien dilakukan pengkajian ditemukan data subjektif klien mengeluh merasa haus dan ingin minum terus menerus, dan juga mengeluh tidak bisa bergerak serta merasakan mual dan data objektif antara lain, Hb 6 gr/dl, turgor kulit kembali lambat, membran mukosa kering, berat badan turun dastis dan tampak sangat kurus, perdarahan terus menerus keluar dari anus. Evaluasi input dan output didapatkan input berasal dari makan 600cc, minum 1.500cc, infuse 1.000cc, ozid+NaCl 200cc, sohobion+NaCl 100cc, terapi injeksi 240cc, cairan nutrient (combiflex®) 1.000cc, Air Metabolisme (AM) 200cc, transfusi darah 500cc, KCl+NaCl 0,9% 1.000cc, dan output berasal dari IWL 600cc, (BAB, BAK, dan perdarahan) 7.000cc, balance cairan –1.260 cc /24 jam. Dengan data-data di atas maka penulis menegakkan diagnosa keperawatan gangguan cairan dan elektrolit sebagai masalah prioritas.

4. Dilakukan transfusi darah dan cairan intravena sesuai terapi untuk memperbaiki keadaan klien.

B. Saran

Diharapkan kepada pelayanan kesehatan khususnya perawat untuk lebih memperhatikan gangguan cairan dan elektrolit yang dialami oleh pasien dalam memberikan asuhan keperawatan. Dimulai dari pengkajian yang tepat untuk mendapatkan data yang akurat sehingga ktiteria hasil tercapai dan kebutuhan dasar klien terpenuhi.

Dengan asuhan keperawatan yang tepat penatalaksanaan cairan dan elektrolit dapat berlangsung maksimal demi terpenuhinya kebutuhan dasar pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba medika.

Kayra, N. 2013. Menghitung Balance Cairan. (online). Tersedia: http://www.nurkayat.wordpress.com/ratna/menghitung-balance-cairan. (12 Juni 2014)

Kusnadi & Atoilah. 2013. Askep Pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Garut: In media.

Potter dan perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol 1 edisi 4. Jakarta: EGC.

Pranata, A. E. 2013. Manajemen Cairan & Elektrolit. Yogyakarta: Nuha Medika. Smeltzer, S. C & Bare, B G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner &

Suddarth. Jakarta: EGC.

Suratun dan Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.

Tamsuri, Anas. 2009. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson, M Judith. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.

Dx

Hari/

Tanggal Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi 1,2,3 Rabu 04 juni 2014 14.00 14.00 14.15 15.40 16.00

Memantau keadaan umum pasien.

Memberikan obat oral, yaitu metronidazol dan paracetamol.

Memonitor tanda-tanda vital.

Mengkaji turgor kulit dan kelembaban membran mukosa dan keluhan haus. Mengkaji kemampuan aktivitas dan alasan ketidakseimbangan. Mengkaji kekuatan otot. Menganjurkan kepada

keluarga untuk

peningkatan masukan cairan pada pasien 2,5-3 liter setiap 24 jam.

Mengkaji makanan pasien setiap hari.

Mendengarkan suara peristaltik usus.

Memindahkan barang-barang yang tidak diperlukan disekitar pasien.

Membantu melakukan personal hygiene (mengganti diapers) dan membantu merubah posisi sim kiri dan sim kanan. Memberikan cairan intravena sesuai dengan program terapi, yaitu: Cairan nutrient (combiflex® 1000cc), sohobion 1 amp + NaCl

S :

Pasien mengatakan haus dan ingin sering minum.

Pasien mengatakan mual dan mau muntah ketika makan Pasien mengatakan sulit bergerak. O : TD: 110/60mmHg HR: 84x/i RR: 20x/i T: 37oC Hb: 6 gr/dl

Turgor kulit kembali lambat

Membran mukosa kering

Tampak perdarahan yang banyak pada diapers

Balance cairan = Input – output = 4.940 – 7.600 = – 2.660

pasien tampak tidak nafsu makan

Makanan pasien tidak habis 1 porsi (hanya habis 2/3 porsi) Telah diberi plasbumin 25% 100cc (pukul 09.00WIB) Peristaltik usus 50x/menit (normal 5-35x/menit) Kekuatan otot 2 (lemah)

Pasien tidak mampu melakukan aktivitas

17.00

18.00

19.00

100cc, dan injeksi treeway Gentamicin 80 mg.

Memberikan diet pasien (MII)

Menganjurkan pasien makan dengan perlahan-lahan.

Menganjurkan kepada keluarga untuk memberi makan pasien sedikit tapi sering (contoh: bubur, roti, dll) dengan bahan makanan yang tidak bersifat iritatif dan menganjurkan untuk menghindari makanan terlalu manis, berlemak atau makanan pedas. Kolaborasi memonitor kadar serum kalium 1,9 mmol/dl (normal:3,5-5,5mmol/dl)

Memonitor nilai albumin, yaitu 2,1 g/dl (nilai normal: 3,6-5,0 g/dl) Memonitor masukan (intake) dan pengeluaran (output), sbb: -Input = Makan=200cc x 3=600cc, Minum=1000 cc, AM = 5cc x 40kg=200, Infus = NaCl 0,9% 1.500cc/24jam, combiflex®1000cc/24jam, Sahobion 1 amp+ NaCl 100cc, Ozid+NaCl 100cc/12jam = 200cc, Plasbumin 25% 100cc, Gentamicyn240mg/24jam, Total= 4.940cc -Output = IWL=15cc x 40kg=600cc, BAB+BAK+perdarahan pada diapers = 7x1.000 = 7.000 A :

Masalah belum teratasi. Turgor kulit kembali lambat

Perdarahan keluar terus menerus dari anus

Tidakseimbang cairan yaitu Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

Nafsu makan menurun Mual dan mau muntah Kekuatan otot lemah P :

Intervensi dilanjutkan Pemberian transfusi darah dan cairan sesuai dengan program terapi

Memberikan cairan pada makanan atau beri minum saat makan

Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering

Membantu pasien dalam merubah posisi

20.00 Total= 7.600 cc Balance cairan= Input – output = 4.940–7.600= –2.660cc Memberikan 2 kantung darah kepada keluarga pasien untuk dilakukan transfusi darah pada pasien.

No Dx.

Hari/

Tanggal Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi 1,2,3 Kamis, 05 juni 2014 14.00 14.10 15.00 16.00 17.00 19.00 Memantau KU pasien. Memberikan obat oral, yaitu metronidazol dan paracetamol.

Mengkaji turgor kulit dan kelembaban membran mukosa dan keluhan haus. Mengkaji kekuatan otot. Memonitor terapi komponen darah sesuai program terapi (sudah dilakukan transfusi 2bag/500cc).

Memberikan cairan KCl + NaCl 1000cc. dan mengganti cairan nutrien (combiflex® 1000cc) yang telah habis.

Memantau tetesan infuse. Memberikan cairan intravena sesuai dengan program terapi, yaitu: sohobion 1 amp + NaCl 100cc, dan injeksi treeway Gentamicin 80 mg.

Memberikan diet pasien (MII)

Memonitor masukan (intake) dan pengeluaran (output), sbb:

-Input =

Makan=200cc x 3=600cc, S :

Pasien mengatakan haus dan ingin sering minum.

Pasien mengatakan mual dan mau muntah ketika makan.

Pasien mengatakan letih dan tidak bisa bergerak

Istri pasien

mengatakan sudah dilakukan transfusi darah pada dini hari pukul 24.00 WIB sebanyak 2 kantung darah.

O :

Turgor kulit kembali lambat Membran mukosa kering Hb = 7 gr/dl Balance cairan = Input – output = 6.340 – 7.600 = – 1.260

pasien tampak tidak nafsu makan

Makanan pasien tidak habis 1 porsi (hanya habis 2/3 porsi)

Kekuatan otot 2 (lemah)

Pasien tidak mampu melakukan aktivitas A :

20.00 Minum=1.500 cc, AM = 5cc x 40kg=200, Infus = NaCl 0,9% 1.000cc/24jam, combiflex®1000cc/24jam, Sahobion 1 amp+ NaCl 100cc,

Ozid+NaCl 100cc/12jam = 200cc,

Gentamicyn240mg/24jam, Asering 1000cc + KCl, Transfusi darah 2bag 500cc, Total= 5.840cc -Output = IWL=15cc x 40kg=600cc, BAB+BAK+perdarahan pada diapers = 7x1.000 = 7.000 Total= 7.600 cc Balance cairan= Input – output = 6.340–7.600= –1.260cc Memantau nilai Hb.

Masalah belum teratasi. Turgor kulit kembali lambat

Tidakseimbang cairan yaitu Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

Nafsu makan menurun Mual dan mau muntah Kekuatan otot lemah P :

Intervensi dilanjutkan Memberikan cairan intravena sesuai dengan program terapi Memberikan cairan pada makanan atau beri minum saat makan

Membantu pasien dalam merubah posisi

No. Dx

Hari/

Tanggal Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi 1,2,3 Jumat 06 juni 2014 08.00 09.00 09.30 10.00 Memantau KU pasien.

Mengganti dan merapikan tempat tidur pasien, dan membantu pasien dalam mengubah posisi sim kiri dan sim kanan untuk melakukan parbeden.

Mengkaji turgor kulit dan membran mukosa serta keluhan haus.

Mengkaji kekuatan otot.

Memantau tetesan infuse. S :

Pasien mengatakan haus

Pasien mengatakan mual ketika makan Pasien mengatakan letih dan tidak bisa bergerak

O :

Turgor kulit kembali lambat

Membran mukosa kering

pasien tampak tidak nafsu makan

Kekuatan otot 2 (lemah)

Pasien tidak mampu melakukan aktivitas A :

Masalah belum teratasi. Turgor kulit kembali

12.00

13.00

Memberikan minum kepada pasien.

Memberikan diet pasien (MII)

Membantu pasien untuk mobilisasi (memindahkan sebelah kaki pasien yang terjatuh dari tempat tidur)

lambat

Nafsu makan menurun Mual dan mau muntah Kekuatan otot lemah Kekuatan otot lemah P : Intervensi dilanjutkan Memberikan cairan intravena sesuai dengan program terapi. Memberi makan sedikit tapi sering Membantu pasien dalam merubah posisi

Dokumen terkait