DEGRADASI TNKS TAHUN 1994
6.3. Evaluasi Dampak Kebijakan Peningkatan Alokasi Sektor Pengeluaran Pembangunan Prioritas
Dampak peningkatan alokasi pengeluaran pembangunan sektor prioritas
tanpa adanya perubahan dalam alokasi pengeluaran rutin dan pembangunan (tanpa
adanya realokasi) terhadap penyebaran alokasi pengeluaran sektor-sektor
pengeluaran pembangunan. Secara umum peningkatan alokasi salah satu sektor
pengeluaran pembangunan akan diikuti dengan menurunnya alokasi sektor lain
kecuali sektor pertanian, seperti disajikan pada Tabel 33.
Tabel 33. Evaluasi Dampak Peningkatan Alokasi Pengeluaran Sektor Prioritas Terhadap Alokasi Pengeluaran Sektor Lain
No Sektor Pengeluaran Pembangunan
Sektor prioritas Transportasi Pengembangan Wilayah Sumberdaya Manusia Bengkulu 1 Transportasi (%) 3.24 -1.09 -1.09 2 Pengembangan Wilayah (%) -0.46 3.24 -0.46 3 Sumberdaya Manusia (%) -0.28 -0.28 3.24 4 Sektor lain-lain (%) -0.58 -0.58 -0.58 Jambi 1 Transportasi (%) 3.24 -0.99 -0.99 2 Pengembangan Wilayah (%) -0.42 3.24 -0.42 3 Sumberdaya Manusia (%) -0.26 -0.26 3.24 4 Sektor lain-lain (%) -0.52 -0.52 -0.52 Sumbar 1 Transportasi (%) 3.21 -0.94 -0.94 2 Pengembangan Wilayah (%) -0.40 3.21 -0.40 3 Sumberdaya Manusia (%) -0.24 -0.24 3.21 4 Sektor lain-lain (%) -0.50 -0.50 -0.50
Keterangan: Angka ”TEBAL” menunjukkan kenaikan alokasi sektor prioritas masing-masing kawasan
Peningkatan alokasi salah satu sektor pengeluaran pembangunan prioritas
akan diikuti dengan penurunan alokasi sektor prioritas lain dan sektor-sektor non-
prioritas, dengan besaran bervariasi sesuai respon masing-masing sektor terhadap
alokasi sektor pengeluaran pembangunan ini selanjutnya akan mendorong
perubahan struktur pembiayaan pembangunan sektor swasta, tetapi dengan
dampak yang berbeda untuk masing-masing kebijakan seperti disajikan pada
Tabel 34.
Tabel 34. Evaluasi Dampak Peningkatan Alokasi Pengeluaran Sektor Prioritas Terhadap Penyebaran Kredit Perbankan
No Kelompok Kredit Sektor prioritas Transportasi Pengembangan Wilayah Sumberdaya Manusia Bengkulu
1 Investasi dan Modal Kerja (%) -2.51 0.75 1.85
2 Usaha Kecil dan Menengah (%) -4.66 6.38 -2.48
3 Sektor Pertanian (%) -4.49 0.25 3.49
Jambi
1 Investasi dan Modal Kerja (%) -2.75 0.80 1.81
2 Usaha Kecil dan Menengah (%) -4.52 6.53 -2.28
3 Sektor Pertanian (%) -4.95 0.34 3.41
Sumbar
1 Investasi dan Modal Kerja (%) -2.90 0.86 1.76
2 Usaha Kecil dan Menengah (%) -4.46 6.54 -2.19
3 Sektor Pertanian (%) -5.22 0.46 3.31
Kebijakan peningkatan alokasi pengeluaran pembangunan sektor
transportasi akan mendorong menurunnya proporsi kredit investasi dan modal
kerja, usaha kecil dan menengah, serta sektor pertanian. Pada sisi lain peningkatan
alokasi pengeluaran pembangunan sektor pengembangan wilayah akan
mendorong peningkatan proporsi ketiga kelompok kredit. Dampak yang bervariasi
terjadi akibat peningkatan alokasi pengeluaran pembangunan sektor sumberdaya
manusia yang mendorong peningkatan proporsi kredit pada sektor produksi yaitu
menyebabkan menurunnya proporsi kredit usaha kecil dan menengah. Hal ini
mengindikasikan bahwa peningkatan alokasi sektor transportasi dan sumberdaya
manusia akan mendorong peningkatan proporsi kredit usaha besar dan diduga
menjadi faktor pendorong masuk investasi oleh usaha skala besar. Secara umum
perubahan distribusi kredit perbankan ini juga didorong oleh perkembangan sosial
ekonomi kawasan, seperti peningkatan output perkapita yang mendorong
peningkatan kredit konsumsi, sehingga proporsi kredit investasi dan modal kerja
akan mengalami penurunan. Perubahan dalam perilaku alokasi pengeluaran
pembangunan dan distribusi kredit perbankan ini selanjutnya akan mempengaruhi
perkembangan sosial, ekonomi dan lingkungan kawasan, seperti disajikan pada
Tabel 35.
Tabel 35. Evaluasi Dampak Peningkatan Alokasi Pengeluaran Pembangunan Sektoral Masing-masing Kawasan
No Variabel
Sektor Pengeluaran Pembangunan
Transportasi Pengembangan Wilayah Sumberdaya Manusia B J S B J S B J S Ekonomi 1 Pangsa PDB Pertanian -0.42 -0.42 -0.41 0.43 0.40 0.38 0.17 0.15 0.14 2 Pertumbuhan output 0.87 0.92 0.94 -0.67 -0.67 -0.67 -0.31 -0.30 -0.29 3 PDB/Kapita -1.18 -1.05 -0.89 -0.26 -0.33 -0.33 2.48 2.43 2.23 Sosial
1 Partisipasi angkatan kerja -0.26 -0.24 -0.22 -0.28 -0.26 -0.24 -0.09 -0.07 -0.06 2 Pengangguran terbuka -0.27 -0.29 -0.31 -0.15 -0.16 -0.16 0.21 0.19 0.18 3 Pangsa TK Pertanian 1.48 1.54 1.58 0.14 0.04 -0.02 -0.20 -0.26 -0.27
Lingkungan
1 Laju deforestasi -4.58 -4.27 -5.44 3.80 3.37 4.22 1.19 0.96 1.17 2 Degradasi zona penyangga -0.36 -0.28 -0.21 0.40 0.32 0.27 0.06 0.01 0.00 3 Degradasi TNKS 0.11 0.12 0.12 0.04 0.05 0.05 -0.13 -0.12 -0.12
Keterangan: Angka ”Tebal” menunjukkan hasil simulasi sesuai dengan diharapkan B = Bengkulu, J = Jambi dan S = Sumatera Barat
Hasil evaluasi dampak kebijakan masing-masing skenario (pilihan sektor
prioritas) bervariasi dan sebaliknya antar kawasan dalam skenario yang sama
relatif sama tetapi dengan besaran yang lebih bervariasi. Peningkatan alokasi
pengeluaran sektor transportasi tanpa diikuti dengan realokasi pengeluaran rutin
mampu mendorong peningkatan laju pertumbuhan output melalui perubahan
struktur perekonomian. Penurunan pangsa PDB sektor pertanian tidak diikuti
dengan menurunnya pangsa tenaga kerja sektor pertanian yang mengindikasikan
penurunan output perkapita sektor pertanian. Pada sisi lain peningkatan pangsa
tenaga kerja sektor pertanian yang diikuti dengan penurunan pengangguran
terbuka mengindikasikan adanya migrasi tenaga kerja dari sektor non-pertanian ke
sektor pertanian. Peningkatan pangsa tenaga kerja sektor pertanian dan penurunan
partisipasi kerja diduga menjadi penyebab peningkatan laju pertumbuhan output
tidak diikuti dengan meningkatnya output perkapita sebagai salah satu indikator
kesejahteraan. Pada aspek lingkungan kebijakan prioritas sektor transportasi yang
mendorong penurunan partisipasi kerja ini akan mengurangi tekanan terhadap
lahan yang terindikasi dengan menurunnya laju deforestasi dan degradasi zona
penyangga. Pada sisi lain tekanan terhadap taman nasional semakin meningkat
sebagai implikasi dari penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan alokasi pengeluaran sektor pengembangan wilayah tanpa
diikuti dengan realokasi pengeluaran rutin mendorong semakin meningkatnya
ketergantungan perekonomian kawasan terhadap sektor pertanian. Peningkatan
pangsa sektor pertanian baik dalam pembentukan output maupun dalam
menurun. Laju pertumbuhan output yang semakin lambat dan menurunnya tingkat
partisipasi kerja akan menyebabkan semakin menurunnya output perkapita.
Penurunan tingkat pengangguran terbuka merupakan implikasi dari menurunnya
suplai tenaga kerja (partisipasi kerja) dan penyerapan tenaga kerja masih
didominasi oleh sektor pertanian. Dampak kebijakan ini yang cenderung tidak
baik bagi perkembangan sosial ekonomi kawasan menyebabkan tekanan lebih
besar terhadap sumberdaya lahan dan hutan. Hal ini terlihat dengan meningkatnya
laju deforestasi kawasan, degradasi hutan baik pada zona penyangga maupun
taman nasional.
Peningkatan alokasi pengeluaran sektor sumberdaya manusia akan
mendorong peningkatan output perkapita tetapi akan diikuti dengan meningkatnya
pengangguran terutama pada sektor non-pertanian. Hal ini terlihat dengan
meningkatnya pangsa output dan penurunan pangsa tenaga sektor pertanian. Pada
sisi lain penurunan suplai tenaga kerja yang diikuti dengan menurunnya tenaga
kerja sektor pertanian mengindikasikan adanya peningkatan partisipasi sekolah
pada daerah pedesaan dan diduga pengangguran terdidik lebih banyak berasal dari
pedesaan. Pengangguran terdidik pada pedesaan ini akan memberikan tekanan
terhadap kawasan non-konservasi dengan meningkatnya deforestasi kawasan dan
degradasi hutan zona penyangga tetapi peningkatan pengetahuan akan
mengurangi tekanan terhadap taman nasional. Degradasi hutan taman nasional
yang menurun diduga hanya bersifat sementara, karena dengan semakin
berkurangnya sumberdaya di luar taman nasional suatu saat akan mendorong
Berdasarkan hasil simulasi dampak peningkatan alokasi sektor
pengeluaran pembangunan prioritas yang menyebabkan penurunan alokasi
pengeluaran pembangunan sektor lainnya akan berimplikasi menurunnya kinerja
beberapa indikator sosial ekonomi dan lingkungan. Untuk itu perlu upaya lain
terutama dengan meningkatkan alokasi pengeluaran pembangunan yang dapat
dilakukan melalui dua alternatif yaitu melalui peningkatan anggaran