• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Evaluasi Kesesuaian Prosedur Pengendalian Internal

Kajian Teori

1. Otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat

Tabel 5.8 Perbandingan antara teori dan praktik terkait otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini

No. Teori Praktik Sesuai Tidak

Sesuai

a.

Adanya

penginisialisasian, dan pemasukan sebuah kode otorisasi pada sebuah dokumen atau catatan.

Terdapat tanda centang pada nominal tertentu dalam

kuitansi maupun dokumen pendukung.

Tabel 5.8 (Lanjutan) Perbandingan antara teori dan praktik terkait otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini

No. Teori Praktik Sesuai Tidak

Sesuai

b.

Adanya

penandatangan pada semua dokumen atau catatan.

Tidak semua Bukti Kas Masuk pada kolom “Diserahkan oleh” ditandatangani oleh bagian Akuntansi. √ c. Terdapat struktur organiasi yang jelas dalam fungsi penerimaan kas.

Struktur organisasi telah dibentuk untuk mengatur karyawan bekerja sesuai dengan tanggung jawab pekerjaannya.

Sumber: Wawancara dan Observasi

a. Semua bukti pendukung maupun kuitansi telah mendapat tanda centang dan tanda benar pada samping nominal angka. Bukti transaksi yang telah diberi tanda oleh staff kassa menunjukan bahwa nominal tersebut telah dimasukkan ke dalam komputer. Selanjutnya bukti tersebut diserahkan kepada kepala kassa untuk diteliti kembali dan nantinya diserahkan ke bagian akuntansi. Dengan demikian terdapat kesesuaian antara teori dan praktik yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini.

b. Terdapat sedikit ketidaksesuaian antara teori dan praktik yang dijalankan dimana kolom yang seharusnya diotorisasi oleh staff akuntansi yaitu Bukti Kas Masuk dan Laporan Kas Harian terdapat beberapa dokumen yang tidak dicantumkan tanda tangan dalam dokumen tersebut. Walaupun transaksi yang terdapat dalam BKM maupun LKH sudah di jurnal dan di-input namun dan dokumen yang

tidak dicantumkan otorisasi oleh pihak yang terkait dianggap tidak sah. Dengan demikian terdapat ketidaksesuaian antara teori dengan praktik yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini.

c. Struktur organisasi yang dibentuk oleh pihak Rumah Sakit Panti Rini sudah diatur dengan jelas dan telah dijalankan dengan baik oleh semua karyawan. Pembagian tugas telah berjalan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing karyawan. Dengan demikian terdapat ketidaksesuaian antara teori dengan praktik yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini.

2. Pemisahan Tugas

Tabel 5.9 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pemisahan tugas dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini

No. Teori Praktik Sesuai Tidak

Sesuai a. Fungsi pencatatan terpisah dari fungsi penyimpanan.

Fungsi Pencatatan dilakukan oleh Bagian Kassa dan Bagian Akuntansi sedangkan Fungsi Penyimpanan dilakukan oleh Bagian Kassa dan Bagian Keuangan. √ b. Fungsi penyimpanan terpisah dari fungsi otorisasi.

Fungsi Penyimpanan dilakukan oleh Bagian Kassa dan Bagian Keuangan sedangkan Fungsi Otorisasi

dilakukan oleh Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi.

√ c. Fungsi otorisasi terpisah dari fungsi pencatatan.

Fungsi Otorisasi dilakukan oleh Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi sedangkan Fungsi Pencatatan dilakukan Bagian Kassa dan oleh Bagian Akuntansi.

Sumber: Wawancara dan Observasi

Dalam praktiknya Fungsi Pencatatan dilakukan oleh dua bagian yaitu Bagian Kassa dan Bagian Akuntansi. Bagian Kassa memiliki tugas

menyiapkan dokumen sumber dan memasukkan data secara online. Bagian Akuntansi memiliki tugas memelihara jurnal, buku besar, file, dan database; menyiapkan rekonsiliasi dan menyiapkan laporan.

Fungsi Penyimpanan dilakukan oleh dua bagian yaitu Bagian Kassa dan Bagian Keuangan. Bagian Kassa bertugas menangani kas dalam hal penerimaan dan pencatatan bukti transaksi yang memiliki tugas menangani kas fisik serta menyimpan sementara ke brankas; menangani persediaan, peralatan, dan aktiva tetap; dan menerima cek dari pasien. Bagian Keuangan memiliki tugas menangani kas dengan menyimpan kas fisik ke bank; menangani persediaan, peralatan, atau aktiva tetap; dan menulis cek. Fungsi Otorisasi dilakukan oleh Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi. Bagian Keuangan memiliki tugas melakukan otorisasi atas catatan transaksi atas Bukti Kas Masuk dan laporan Kas Harian yang dibuat oleh Bagian Kassa. Bagian Akuntansi juga memiliki tugas melakukan otorisasi atas catatan transaksi atas Bukti Kas Masuk dan laporan Kas Harian yang dibuat oleh bagian Kassa dan membuat pembukuan atas transaksi yang telah diperiksa. Dengan demikian dapat disimpulkan:

a. Berdasarkan praktik yang telah dilakukan Rumah Sakit Panti Rini dapat disimpukan bahwa terdapat ketidaksesuaian pemisahan tugas antara Fungsi Pencatatan dengan Fungsi Penyimpanan karena Bagian Kassa memiliki tugas yang berada dalam kedua fungsi tersebut. Namun demikian prosedur tersebut dapat berjalan tanpa adanya

kecurangan karena Fungsi Pencatatan juga dikerjakan oleh Bagian Akuntansi sedangkan Fungsi Penyimpanan juga dikerjakan oleh Bagian Keuangan sehingga masih terdapat pengawasan antar bagian. b. Berdasarkan praktik yang telah dilakukan Rumah Sakit Panti Rini

dapat disimpukan bahwa terdapat ketidaksesuaian pemisahan tugas antara Fungsi Penyimpanan dengan Fungsi Otorisasi karena Bagian Keuangan memiliki tugas yang berada dalam kedua fungsi tersebut. Namun demikian prosedur tersebut dapat berjalan tanpa adanya kecurangan karena Fungsi Penyimpanan juga dikerjakan oleh Bagian Kassa sedangkan Fungsi Otorisasi juga dilakukan oleh Bagian Akuntansi sehingga masih terdapat pengawasan antar tiap bagian. c. Berdasarkan praktik yang telah dilakukan Rumah Sakit Panti Rini

dapat disimpukan bahwa terdapat ketidaksesuaian pemisahan tugas antara Fungsi Otorisasi dengan Fungsi Pencatatan karena Bagian Akuntansi memiliki tugas yang berada dalam kedua fungsi tersebut. Namun demikian prosedur tersebut dapat berjalan tanpa adanya kecurangan karena Fungsi Otorisasi juga dilakukan oleh Bagian Keuangan sedangkan Fungsi Pencatatan juga dikerjakan oleh Bagian Kassa sehingga masih terdapat pengawasan antar tiap bagian.

3. Pengembangan Proyek dan Pengendalian Akuisisi (Perolehan)

Tabel 5.10 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini

No. Teori Praktik Sesuai Tidak

Sesuai

a.

Adanya komite pengarahan, rencana induk strategis, rencana pengembangan proyek, jadwal pengolahan data, pengukuran kinerja sistem, dan tinjauan pasca-implementasi.

Terdapat komite pengarahan, rencana induk strategis, rencana pengembangan proyek, jadwal pengolahan data, pengukuran kinerja sistem, dan tinjauan pasca-implementasi pada Rumah Sakit Panti Rini.

Sumber: Wawancara dan Observasi

e. Pada Rumah Sakit Panti Rini terdapat komite pengarahan, rencana induk strategis, rencana pengembangan proyek, jadwal pengolahan data, pengukuran kinerja sistem, dan tinjauan pasca-implementasi. Namun terdapat kendala dimana peneliti tidak dapat memperoleh informasi tersebut secara lebih rinci dikarenakan informasi tersebut cukup pribadi dan hanya diperuntukan untuk pihak internal Rumah Sakit Panti Rini.

4. Mengubah Pengendalian Manajemen

Tabel 5.11 Perbandingan antara teori dan praktik terkait mengubah pengendalian manajemen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini

No. Teori Praktik Sesuai Tidak

Sesuai a.

Adanya pembaharuan sistem mengikuti

perkembangan teknologi.

Rumah Sakit Panti Rini menggunakan Program Sistem dari Budi

Darmojo.

Tabel 5.11 (Lanjutan) Perbandingan antara teori dan praktik terkait mengubah pengendalian manajemen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini

No. Teori Praktik Sesuai Tidak

Sesuai

b.

Karyawan pada bagian penerimaan kas mampu menguasai teknologi informasi.

Setiap karyawan menguasai teknologi informasi yang

dijalankan Rumah Sakit Panti Rini.

Sumber: Wawancara dan Observasi

a. Pada tahun 2014 program sistem yang dijalankan oleh Rumah Sakit Panti Rini adalah Program Sistem oleh Budi Darmojo. Program ini digunakan sebagai sistem pencatatan dan pembukuan dalam aktivitas penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini. Selama tahun 2014 tidak ada perubahan sistem yang terjadi pada pihak rumah sakit. Ada sedikit kendala pada program ini karena data yang ada belum dapat terintegrasi ke seluruh bagian yang terkait.

b. Karyawan bagian kassa, bagian keuangan, dan bagian akuntansi telah menggunakan teknologi informasi pada setiap kegiatan pencatatan transaksi. Seluruh data transaksi atas biaya pasien telah tersimpan di dalam komputer. Sehingga penguasaan karyawan terhadap teknologi dalam upaya meningkatkan keamanan penerimaan kas telah dilaksanakan dengan baik.

5. Penggunaan dokumen dan catatan

Tabel 5.12 Perbandingan antara teori dan praktik terkait menggunakan dokumen dan catatan dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini

No. Teori Praktik Sesuai Tidak

Sesuai a. Pencatatan dilakukan secara terkomputerisasi. Penggunaan program Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit Panti Rini sebagai sistem pencatatan. √ b. Tiap dokumen menyediakan ruang untuk otorisasi.

Terdapat ruang otorisasi dalam dokumen BKM dan LKH. √ c. Dalam dokumen terdapat sebuah ruang untuk tanda tangan pihak penerima.

Terdapat ruang untuk tanda tangan bagi pihak penerima kuitansi. √ d. Dokumen dinomori secara urut, sehingga masing-masing dapat dibukukan.

Tiap dokumen kuitansi dan dokumen

pendukungnya sudah terdapat nomor urut tercetak sedangkan BKM nomor urutnya ditulis secara manual.

e.

Jejak audit dalam penelusuran transaksi individu melalui sistem, memperbaiki kesalahan, dan memverifikasi output sistem.

Program Sistem oleh Darmojo dapat melakukan pencarian data

berdasarkan nomor register rawat inap.

Sumber: Wawancara dan Observasi

a. Dalam praktiknya Rumah Sakit Panti Rini telah memiliki program khusus yaitu Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Panti Rini, program ini telah didesain untuk sistem pencatatan penerimaan kas yang dikhususkan untuk rumah sakit Panti Rini sehingga kebutuhan pencatatan yang belum ada di sistem sebelumnya dapat teratasi.

Namun demikian masih terdapat kelemahan dalam program ini yaitu masih kurang mampunya program dalam mencari data pasien berdasarkan nomor kuitansi. Hal ini sedikit menyulitkan peneliti dalam mencari data yang dibutuhkan dalam penelitian efektivitas pengendalian internal. Dengan demikian pencatatan yang dilakukan secara terkomputerisasi telah dijalankan oleh pihak Rumah Sakit Panti Rini.

b. Dalam dokumen Bukti Kas Masuk terdapat empat ruang untuk otorisasi; ruang pertama ditandatangani oleh Kasir sebagai orang yang mencatat Bukti Kas Masuk, ruang kedua ditandatangani oleh bagian Akuntansi yang telah melakukan pembukuan, ruang ketiga ditandatangi oleh KaSubsi Keuangan yang telah melakukan pengecekan pencatatan transaksi dengan kas yang ada di brankas, dan untuk ruang terakhir diisi oleh bagian Akuntansi untuk selanjutnya dokumen diarsipkan. Sedangkan untuk Laporan Kas Harian terdapat lima ruang untuk otorisasi; ruang pertama ditandatangani oleh bagian Akuntansi yang telah melakukan pembukuan, ruang kedua ditandatangi oleh KaSubsi Keuangan yang telah melakukan pengecekan pencatatan transaksi dengan kas yang telah diterima, ruang ketiga, keempat, dan kelima ditandatangi oleh Kasir sehingga jika terjadi kesalahan penulisan dapat langsung dikonfirmasi dengan Kasir yang terkait. Dengan demikian praktik yang dilakukan oleh Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori karena terdapat ruang

otorisasi untuk pihak yang berkaitan dengan otorisasi sebuah bukti transaksi.

c. Pihak pasien yang telah dinyatakan sembuh dan sudah menyelesaikan administrasi diberi kuitansi atas semua biaya selama masa perawatan. Dokumen yang telah ditandatangani oleh pihak keluarga ini sebagai bukti bahwa keluarga pasien telah melakukan kewajibannya. Dengan demikian praktik yang dilakukan oleh Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori karena terdapat ruang otorisasi untuk pihak penerima.

d. Setiap kuitansi dan dokumen pendukung yang lain sudah terdapat nomor urut tercetak untuk memastikan tidak adanya kuitansi yang memiliki nomor kuitansi ganda. Namun untuk BKM, nomor urut dokumennya tidak tercetak, sehingga bagian yang bertugas mengisi BKM menulis secara manual nomor urutnya dan tanggal dokumen tersebut dibuat. Untuk dokumen LKH tidak ada nomor urutnya namun digantikan dengan tanggal dokumen tersebut dibuat. Dengan demikian praktik yang dilakukan oleh Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori karena terdapat jejak audit di setiap dokumen bukti transaksi.

e. Sebagai auditor sangat penting mengetahui arus kas yang dijalankan suatu instansi maka auditor akan mengecek bagaimana program sistem yang telah dijalankan. Dengan menggunakan program sistem oleh Darmojo dapat melakukan pencarian data berdasarkan nomor register

rawat inap. Namun ada sedikit kelemahan dimana pencariannya belum dapat melakukan pencarian berdasarkan nomor kuitansi sehingga sedikit memakan waktu dalam melakukan pencarian dokumen berdasarkan nomor kuitansi.

6. Pengamanan Aset, Catatan, dan Data

Tabel 5.13 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengamanan aset, catatan, dan data dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini

No. Teori Praktik Sesuai Tidak

Sesuai a. Menciptakan dan menegakkan kebijakan dan prosedur yang tepat.

Kasi Administrasi Umum dan Keuangan melakukan pengawasi terhadap setiap kegiatan yang dilakukan oleh karyawan. √ b. Memelihara catatan akurat dari seluruh aset.

Bagian akuntansi telah merekonsiliasi jumlah yang tercatat atas aset

perusahaan ke perhitungan fisik dari aset tersebut.

c. Membatasi akses

terhadap aset.

Adanya brankas untuk penyimpanan sementara sebelum di setor ke bank.

d.

Akses atas cek dan dokumen bank dibatasi ke personel

berwenang.

Akses terhadap cek dan dokumen bank dilakukan oleh KaSubsi Keuangan dan Kasi Administrasi Umum dan Keuangan.

Sumber: Wawancara dan Observasi

a. Segala kegiatan operasional yang dilakukan oleh semua yang terkait dengan bagian keuangan telah dilaksanakan dengan baik dan runtut. Hal ini tidak lepas dari peran Manajer dan Kasi Administrasi Umum dan Keuangan dalam melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang

harus dilakukan oleh setiap karyawan dalam melakukan setiap pekerjaan yang telah ditugaskan.

b. Pencatatan rekonsiliasi ini dilakukan secara periodik selama 1 bulan sekali. Pencatatan rekonsiliasi ini dilakukan oleh KaSubsi Akuntansi. Rekonsiliasi ini membandingkan apakah jumlah kas yang dicatat telah sama dengan perhitungan fisik dari semua aset. Dengan demikian praktik pemeliharaan terhadap catatan akuntansi yang akurat telah sesuai dengan teori.

c. Terdapat brankas dalam kantor bagian keuangan untuk menjamin keamanan dari aset yang dimiliki rumah sakit Panti Rini. Dengan adanya tempat penyimpanan yang aman dapat mengurangi tindakan seorang karyawan dalam mengakses kas dan aset kertas seperti cek. Dengan demikian praktik terhadap adanya pembatasan akses terhadap kas telah sesuai dengan teori.

d. Untuk menjaga surat berharga berupa cek dan dokumen bank agar tidak disalahgunakan maka akses terhadap cek hanya dibatasi oleh KaSubsi Keuangan dan Kasi Administrasi Umum dan Keuangan sehingga perpindahan aset dapat selalu terkontrol.

7. Pengecekan kinerja yang independen

Tabel 5.14 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengecekan kinerja yang independen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini

No. Teori Praktik Sesuai Tidak

Sesuai a. Manajer melakukan pengawasan terhadap kinerja karyawan secara periodik.

Secara periodik manajer melakukan pengawasan terhadap hasil yang telah dicapai dengan kinerja karyawan.

b.

Rekonsiliasi catatan yang dikelola secara independen. Bagian akuntansi membuat laporan rekonsiliasi bank. √ c.

Terdapat orang kedua yang bertugas

meninjau pekerjaan orang pertama terhadap transaksi yang diproses.

Pada bagian kassa terdapat Kepala Kassa yang bertugas meninjau pekerjaan karyawan kassa terhadap dokumen kuitansi dan

pendukungnya.

Sumber: Wawancara dan Observasi

a. Manajer selalu melakukan pengawasan secara periodik yaitu satu bulan sekali dengan cara membandingkan kinerja karyawan Rumah Sakit Panti Rini dengan kinerja yang direncanakan seperti yang ditunjukkan di dalam anggaran, target, perkiraan. Kinerja karyawan juga dibandingkan dengan kinerja periode sebelumnya. Dengan demikian pengawasan kinerja karyawan oleh manajemen telah dijalankan sesuai dengan teori.

b. Rekonsiliasi bank dibuat oleh KaSubsi Akuntansi sebagai bukti verifikasi bahwa saldo rekening yang dibuat pihak Panti Rini yaitu Buku Bank telah sesuai dengan saldo Rekening Koran (salinan rekening bank untuk tiap nasabah) dari Bank. Dengan adanya laporan

ini dapat diketahui kesesuaian saldo kas dan bank yang ada di Laporan Keuangan benar-benar ada dan dimiliki perusahaan. Dengan demikian rekonsiliasi yang dibuat secara independen telah dijalankan oleh pihak Rumah Sakit sesuai dengan teori.

c. Dalam praktiknya transaksi yang telah dicatat dan dibuat laporan oleh karyawan kassa selanjutnya diserahkan kepada kepala Kassa untuk dicek kesesuaian antara kas fisik yang ada di brankas dengan saldo kas yang dicatat. Dengan demikian adanya orang kedua yang bertugas meninjau pekerjaan orang pertama terhadap transaksi yang diproses telah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

D. Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien

Dokumen terkait