ABSTRAK
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS DAN PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT INAP NON BPJS (BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL)
Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
Bernardus Unggul Nugroho NIM : 112114017 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal terhadap penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS berdasarkan kajian teori serta melakukan pengujian efektivitas terhadap pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS. Penelitian ini berfokus pada penerimaan kas rumah sakit tanpa terkait dengan asuransi kesehatan dari pemerintah. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena aktivitas penerimaan kas memiliki risiko kecurangan yang cukup tinggi jika tidak memiliki sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal penerimaan kas yang tepat.
Populasi penelitian ini menggunakan seluruh kuitansi penerimaan kas pasien rawat inap pada tahun 2014. Sampel yang digunakan adalah 344 sampel kuitansi penerimaan kas pasien rawat inap. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan perbandingan kesesuaian sistem informasi akuntansi dan prosedur pengendalian internal penerimaan kas berdasarkan kajian teori. Serta melakukan pengujian efektivitas pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap.
Hasil penelitian terhadap kesesuaian sistem informasi akuntansi berdasarkan kajian teori dinyatakan telah sesuai meskipun terdapat sedikit penyesuaian penggunaan dokumen dan pencatatan berdasarkan kebutuhan rumah sakit. Selanjutnya penelitian terhadap kesesuaian prosedur pengendalian internal berdasarkan kajian teori dinyatakan terdapat beberapa perbedaan pengendalian internal namun perbedaan tersebut tidak memberikan dampak kecurangan atau manipulasi pada rumah sakit. Pada hasil pengujian efektivitas pengendalian internal dinyatakan sudah efektif karena bebas dari manipulasi data dan kecurangan berdasarkan hasil attribute ketepatan dan attribute pelaporan walaupun terdapat kelemahan pada attribute kelengkapan.
ABSTRACT
THE EVALUATION OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM AND INTERNAL CONTROL OF INPATIENTS CASH RECEIPTS
FOR NON-BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) Case of Study on Panti Rini Hospital, Yogyakarta
Bernardus Unggul Nugroho accounting information system and internal control on inpatient cash receipts for non BPJS. This research is according to the theory and some effectiveness tests of the internal control on inpatient cash receipts for non-BPJS. This research focuses on the hospital cash receipt without any relation to health insurance from the government. The accuracy and necessity of this research is based on high risks of dishonesty if there is no appropriate accounting information and internal control system.
The quantity of population of this research is based on the medical inpatient cash receipt in 2014. Samples are about 344 medical inpatient cash receipts. This research use comparison method and effectiveness internal control on inpatient cash receipts.
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS DAN PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS
PASIEN RAWAT INAP NON BPJS
(BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Bernardus Unggul Nugroho NIM : 112114017
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS DAN PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS
PASIEN RAWAT INAP NON BPJS
(BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Bernardus Unggul Nugroho NIM: 112114017
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Kita mungkin dilahirkan untuk kalah,
tapi kita tidak dilahirkan untuk menyerah”
-Suckseed-
“
Manusia takkan tau kekuatan maksimalnya
sampai ia berada dalam kondisi
dimana ia dipaksa kuat untuk bisa bertahan”
-Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar-Kupersembahkan untuk:
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI ─ PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Kas dan Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) (Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta)
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 19 Juli 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulis saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar ijazah yang telah diberikan universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 29 Juli 2016 Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Bernardus Unggul Nugroho
NIM : 112114017
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Kas dan Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) (Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta)
Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan yang sebenarnya.
Yogyakarta, 29 Juli 2016 Yang membuat pernyataan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Kas dan Pengendalian Internal Penerimaan
Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) (Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta)”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ilsa Haruti Suryandari, SE., S.IP., M.Sc., Ak., CA selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Bapak A. Eko Edy Santoso dan Ibu Yohana Murniati tercinta yang telah memberikan banyak dukungan, doa, dan motivasi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
8. Kakakku Andreas Bayu Wicaksono telah banyak memberikan semangat dan dorongan untuk menatap masa depan.
9. Sahabat seperjuangan selama masa perkuliahan: Monica, Timus, Galang, Galih, Brenda, Arum, Septin, Yeti, Anis, Dicky, Friska, Meta, Rima, dan Tresia, yang selalu mendukung saya selama proses perkuliahan dan selalu ada dalam suka dan duka.
10.Sahabat tipis: Dimas, Thea, Galang, Ade, Ega, Wawan, dan Patrick.
11.Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, dan keterbatasan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.
Yogyakarta, 29 Juli 2016
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR... vii
A. Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi... 7
B. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas... 18
x
Halaman
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Deskripsi Data ... 59
B. Evaluasi Kesesuaian Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan Kajian Teori ... 94
C. Evaluasi Kesesuaian Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan Kajian Teori ... 101
D. Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini menggunakan Metode Fixed Sample Size Attribute Sampling..………...……….. 114
E. Pembahasan terhadap Hasil Penelitian ... 127
BAB VI PENUTUP... 132
A. Kesimpulan ... 132
B. Keterbatasan Penelitian ... 134
C. Saran ... 134
DAFTAR PUSTAKA ... 136
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Simbol Diagram Arus Data ... 25 Tabel 2.2 Simbol Bagan Alir Dokumen... 26 Tabel 2.3 Indikator untuk menilai kualitas manajemen risiko transaksi …. 30 Tabel 3.1 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Fungsi yang
dijalankan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 39 Tabel 3.2 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Dokumen yang
digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 40 Tabel 3.3 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Catatan yang
digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 40 Tabel 3.4 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Jaringan
Prosedur yang dijalankan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit
Panti Rini ... 41 Tabel 3.5 Perbandingan antara teori dan praktik terkait otorisasi
transaksi dan aktivitas yang tepat dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap
Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 42 Tabel 3.6 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pemisahan tugas
dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien
Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 42 Tabel 3.7 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengembangan
proyek dan pengendalian akuisisi dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap
Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 42 Tabel 3.8 Perbandingan antara teori dan praktik terkait mengubah
pengendalian manajemen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah
xii
Halaman Tabel 3.9 Perbandingan antara Teori dan Praktik terkait penggunaan
dokumen dan catatan dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit
Panti Rini ... 43
Tabel 3.10 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengamanan aset, catatan, dan data dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini... 44
Tabel 3.11 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengecekan kinerja yang independen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 44
Tabel 3.12 Indikator Menilai Kualitas Manajemen Risiko Transaksi... 47
Tabel 3.13 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute Sample ... 50
Tabel 3.14 Kriteria Tingkat Efektivitas dalam Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal ... 51
Tabel 5.1 Jurnal Transaksi saat Pasien Pulang... 72
Tabel 5.2 Jurnal Pendapatan Rawat Inap ... 73
Tabel 5.3 Jurnal Pendapatan melalui Bank ... 73
Tabel 5.4 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Fungsi yang ada dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 94
Tabel 5.5 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 95
xiii
Halaman Tabel 5.7 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Jaringan
Prosedur yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 99 Tabel 5.8 Perbandingan antara teori dan praktik terkait otorisasi
transaksi dan aktivitas yang tepat dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 101 Tabel 5.9 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pemisahan tugas
dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 103 Tabel 5.10 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengembangan
proyek dan pengendalian akuisisi dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 106 Tabel 5.11 Perbandingan antara teori dan praktik terkait mengubah
pengendalian manajemen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ... 106 Tabel 5.12 Perbandingan antara teori dan praktik terkait penggunaan
dokumen dan catatan dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini... 108 Tabel 5.13 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengamanan
aset, catatan, dan data dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini... 111 Tabel 5.14 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengecekan
kinerja yang independen dalam Prosedur Pengendalian Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini... 113 Tabel 5.15 Indikator Untuk Menilai Kualitas Manajemen Risiko
xiv
Halaman Tabel 5.17 Pembagian Kelompok Populasi Menggunakan Median ... 118 Tabel 5.18 Daftar Nomor Kuitansi yang Mendapat Fungsi Random ... 119 Tabel 5.19 Daftar Sampel Setelah Diurutkan Berdasarkan Fungsi
Random ... 120 Tabel 5.20 Daftar Kuitansi yang dijadikan Sampel ... 121 Tabel 5.21 Keterangan Simbol dalam Pemeriksaan Attribute Sample
Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal ... 122 Tabel 5.22 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute
Kelengkapan... 123 Tabel 5.23 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute
Ketepatan ... 124 Tabel 5.24 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute
Pelaporan... 125 Tabel 5.25 Ringkasan Pemeriksaan terhadap Attribute Sample ... 126 Tabel 5.26 Kriteria Tingkat Efektivitas dalam Pengujian Efektivitas
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 58
Gambar 5.1 Tracer ... 60
Gambar 5.2 Data Pasien Rawat Inap ... 61
Gambar 5.3 Kartu Piutang Pasien ... 62
Gambar 5.4 Rekening Pemeriksaan Poli ... 62
Gambar 5.5 Rekening Laboratorium ... 63
Gambar 5.6 Kartu Laboratorium ... 63
Gambar 5.7 Rekening Radiologi ... 64
Gambar 5.8 Perasat Harian Rawat Inap ... 64
Gambar 5.9 Bukti Penitipan Uang Muka ... 65
Gambar 5.10 Rekap Kuitansi Pasien Rawat Inap ... 66
Gambar 5.11 Kuitansi Pulang... 66
Gambar 5.12 Tanda Ijin Pulang ... 67
Gambar 5.13 Pendapatan Uang Muka ... 67
Gambar 5.14 Pendapatan Rawat Inap ... 68
Gambar 5.15 Pendapatan Elektronik Debit Card ... 69
Gambar 5.16 Pendapatan Macam-Macam ... 69
Gambar 5.17 Bukti Kas Masuk K01 ... 70
Gambar 5.18 Laporan Kas Harian K01 ... 71
xvi
Halaman Gambar 5.20 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 2) ... 76 Gambar 5.21 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 3) ... 76 Gambar 5.22 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah
Sakit Panti Rini (Bagian 4) ... 77 Gambar 5.23 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah
Sakit Panti Rini (Bagian 5) ... 77 Gambar 5.24 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 1) ... 78 Gambar 5.25 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 2) ... 79 Gambar 5.26 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 3)... 80 Gambar 5.27 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 4) ... 81 Gambar 5.28 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 5) ... 82 Gambar 5.29 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 6) ... 83 Gambar 5.30 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
xvii ABSTRAK
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS DAN PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT INAP NON BPJS (BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL)
Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
Bernardus Unggul Nugroho NIM : 112114017 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal terhadap penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS berdasarkan kajian teori serta melakukan pengujian efektivitas terhadap pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS. Penelitian ini berfokus pada penerimaan kas rumah sakit tanpa terkait dengan asuransi kesehatan dari pemerintah. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena aktivitas penerimaan kas memiliki risiko kecurangan yang cukup tinggi jika tidak memiliki sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal penerimaan kas yang tepat.
Populasi penelitian ini menggunakan seluruh kuitansi penerimaan kas pasien rawat inap pada tahun 2014. Sampel yang digunakan adalah 344 sampel kuitansi penerimaan kas pasien rawat inap. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan perbandingan kesesuaian sistem informasi akuntansi dan prosedur pengendalian internal penerimaan kas berdasarkan kajian teori. Serta melakukan pengujian efektivitas pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap.
Hasil penelitian terhadap kesesuaian sistem informasi akuntansi berdasarkan kajian teori dinyatakan telah sesuai meskipun terdapat sedikit penyesuaian penggunaan dokumen dan pencatatan berdasarkan kebutuhan rumah sakit. Selanjutnya penelitian terhadap kesesuaian prosedur pengendalian internal berdasarkan kajian teori dinyatakan terdapat beberapa perbedaan pengendalian internal namun perbedaan tersebut tidak memberikan dampak kecurangan atau manipulasi pada rumah sakit. Pada hasil pengujian efektivitas pengendalian internal dinyatakan sudah efektif karena bebas dari manipulasi data dan kecurangan berdasarkan hasil attribute ketepatan dan attribute pelaporan walaupun terdapat kelemahan pada attribute kelengkapan.
xviii ABSTRACT
THE EVALUATION OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM AND INTERNAL CONTROL OF INPATIENTS CASH RECEIPTS
FOR NON-BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) Case of Study on Panti Rini Hospital, Yogyakarta
Bernardus Unggul Nugroho accounting information system and internal control on inpatient cash receipts for non BPJS. This research is according to the theory and some effectiveness tests of the internal control on inpatient cash receipts for non-BPJS. This research focuses on the hospital cash receipt without any relation to health insurance from the government. The accuracy and necessity of this research is based on high risks of dishonesty if there is no appropriate accounting information and internal control system.
The quantity of population of this research is based on the medical inpatient cash receipt in 2014. Samples are about 344 medical inpatient cash receipts. This research use comparison method and effectiveness internal control on inpatient cash receipts.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan faktor utama masyarakat dalam meningkatkan mutu kehidupan. Tanpa adanya kesehatan yang baik, setiap individu akan sangat kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Maka perlu adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai bagi setiap individu dalam rangka mencegah maupun mengobati. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan rujukan.
rumah sakit publik swasta non profit yang dimiliki oleh yayasan Panti Rapih yang diprakarsai oleh suster-suster anggota Kongregasi Carolus Boromeus.
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Sedangkan Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu. Berdasarkan jenisnya Rumah Sakit Panti Rini merupakan rumah sakit umum yang telah memberikan pelayanan kesehatan yang cukup memadai.
Rumah Sakit Panti Rini termasuk rumah sakit yang berada di pinggir kota Yogyakarta. Dengan masih sedikitnya rumah sakit di kawasan tersebut maka aktivitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Panti Rini cukup tinggi. Dengan tingginya aktivitas pelayanan kesehatan maka aktivitas transaksi penerimaan kas juga akan meningkat. Dengan tingginya aktivitas transaksi, risiko kemungkinan terjadinya kesalahan pencatatan atau adanya kecurangan juga cukup tinggi. Penerimaan kas menjadi fokus utama dalam kegiatan operasional rumah sakit karena risiko yang cukup besar jika terdapat kesalahan.
pengendalian internal dapat memenuhi fungsi sistem informasi akuntansi menyangkut adanya pengendalian yang memadai untuk pengamanan aset dan data organisasi. Dengan demikian jika pengendalian internal di Rumah Sakit Panti Rini dinyatakan kurang efektif, maka sistem informasi akuntansi yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini tidak aman dan kemungkinan adanya kecurangan cukup besar terjadi.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan melakukan evaluasi kesesuaian sistem informasi akuntansi kas dan prosedur pengendalian internal penerimaan kas yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori. Serta melakukan evaluasi terhadap efektivitas pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini menggunakan metode Fixed Sample Size Attribute Sampling.
B. Rumusan Masalah
Apakah sistem informasi akuntansi akuntansi kas dan pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS di Rumah Sakit Panti rini telah berjalan efektif?
C. Batasan Masalah
efektivitas pengendalian internal peneliti memfokuskan pengujian terhadap attribute kelengkapan, attribute ketepatan, dan attribute pelaporan.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada Bagian Kassa, Bagian Akuntansi dan Bagian Keuangan.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sistem informasi akuntansi kas dan pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS di Rumah Sakit Panti Rini.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit Panti Rini
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak rumah sakit mengenai informasi kesesuaian sistem informasi akuntansi berdasarkan kajian teori dan tingkat efektivitas sistem pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS. Sehingga dalam pengambilan keputusan di masa mendatang kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Panti Rini dapat berjalan lebih baik. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan mengenai praktik akuntansi yang terjadi di lapangan dengan menerapkan ilmu yang telah diterima dari selama mengikuti kegiatan perkuliahan.
F. Sistematika Penulisan
Penulis penelitian ini dikelompokkan menjadi enam bab, yaitu bab pendahuluan, bab landasan teori, bab metode penelitian, bab gambaran umum Rumah Sakit Panti Rini, bab pembahasan, serta bab penutup.
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yang terdiri atas: deskripsi sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal, deskripsi diagram arus data dan bagan alir, serta deskripsi pengujian efektivitas pengendalian internal. Bab III : Metode Penelitian
Bab IV : Gambaran Umum Rumah Sakit Panti Rini
Bab ini menjelaskan secara garis besar Rumah Sakit Panti Rini seperti: sejarah umum, visi dan misi, falsafah dan nilai, motto dan tujuan, deskripsi jabatan, serta struktur organisasi.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini terdiri atas: deskripsi data, evaluasi kesesuaian sistem informasi akuntansi penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori, evaluasi kesesuaian prosedur pengendalian internal berdasarkan kajian teori, pengujian efektivitas pengendalian, dan pembahasan.
Bab VI : Penutup
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi
Semua organisasi membutuhkan informasi untuk membuat keputusan yang efektif dan efisien. Maka perlu adanya rangkaian aktivitas yang saling terkait, terkoordinasi, dan terstruktur agar tujuan yang telah dibuat dapat tercapai. Agar Semuanya dapat berjalan dengan lancar maka perlu adanya sistem informasi akuntansi sebagai patokan atau arahan dari semua aktivitas dijalankan. Perlu juga adanya pengendalian sebagai alat kontrol terhadap seluruh aktivitas sistem informasi akuntansi yang telah berjalan. Berikut ini penjelasan sistem informasi akuntansi dan pengendalian secara lebih rinci. 1. Pengertian Sistem
Menurut Romney (2014: 3), “Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen-komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”.
2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi menjadi bagian penting dalam menjalankan suatu aktivitas usaha. Maka perlu adanya sistem informasi akuntansi yang tepat dan jelas.
Tentang Sistem Informasi Akuntansi, Romney (2014: 10) menyatakan sebagai berikut:
Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpukan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian inernal dan ukuran keamanan.
Dengan pernyataan demikian maka sebuah sistem informasi akuntansi merupakan sebuah struktur yang saling berkaitan antar setiap subsistem yang berkaitan dengan akuntansi. Sehingga perlu tanggung jawab dan koordinasi yang jelas antar subsistem agar tercipta keteraturan dalam suatu sistem.
3. Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian internal dalam suatu instansi atau perusahaan merupakan bagian dari sistem yang penting. Hal ini karena sistem informasi akuntansi membutuhkan alat kontrol untuk mengetahui aktivitas yang dijalankan.
Tentang Pengendalian Internal, Romney (2014: 10) menyatakan sebagai berikut:
Berdasarkan pernyataan tersebut dengan adanya pengendalian atas sistem informasi akuntansi dapat memberikan kemungkinan bahwa hasil atas target yang telah dibuat dapat terlaksana secara efektif dan efisien karena karyawan mendapat tanggung jawab untuk mengerjakan tugas berdasarkan tanggung jawab yang telah diberikan.
4. Tujuan Pengendalian Internal
Menurut Romney (2014: 226), “pengendalian internal menyiapkan proses untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian telah tercapai”.
Tujuan pengendalian internal yang harus dicapai adalah sebagai berikut ini:
a. Mengamankan aset. Kecurangan yang sering terjadi biasanya adalah pencurian asset yang mungkin dilakukan oleh karyawan sehingga perlu pengawasan yang tepat untuk mencegah tindakan kecurangan tersebut. Perusahaan dapat mencegah dan mendeteksi perolehan, penggunaan, atau penempatan yang tidak sah.
b. Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset perusahaan secara akurat dan wajar. Setiap transaksi yang dilakukan harus dicatat sesuai prosedur yang telah ada, hal ini untuk menjamin kesesuaian aset yang terdapat dalam laporan dengan aset riil.
d. Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
e. Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional. Setiap kegiatan operasional membutuhkan perencanaan yang matang agar biaya operasional yang harus dikeluarkan tidak terlalu besar.
f. Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditentukan. Prosedur yang telah dibuat harus selalu dipatuhi oleh semua karyawan, selain untuk meningkatkan kinerja dari setiap karyawan hal ini dapat mencegah kecurangan yang mungkin dilakukan oleh karyawan.
g. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Aturan dalam perusahaan dibuat untuk meningkatkan ketertiban karyawan. Hal ini juga untuk menjaga hubungan baik antar karyawan maupun antar karyawan dan atasan.
5. Lingkungan Pengendalian Internal
Menurut Romney (2014: 232), “Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian internal perusahaan”.
Sebuah lingkungan pengendalian mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Filosofi manajemen, gaya pengoperasian, dan selera risiko
Kesadaran manajemen terhadap pentingnya pengendalian internal, sehingga manajemen akan menetapkan kebijakan dan prosedur yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Perusahaan memiliki sebuah filosofi atau kepercayaan dan sikap yang dianut bersama, tentang risiko yang mempengaruhi kebijakan, prosedur, komunikasi lisan dan tertulis, serta keputusan. Selera risiko merupakan jumlah risiko yang bersedia diterima perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasarannya.
b. Komitmen terhadap integritas, nilai etis, dan kompetensi
Perusahaan membutuhkan karyawan yang berkompeten dalam bidangnya dan memiliki nilai-nilai kejujuran untuk menciptakan keamanan dalam setiap kegiatan organisasi perusahaan. Hal ini untuk melindungi data dari campur tangan yang tidak diotorisasi.
c. Pengawasan pengendalian internal oleh dewan direksi
Dewan direksi yang terlibat mewakili pemangku kepentingan dan memberikan tinjauan independen manajemen yang bertindak seperti sebuah pengecekan dan penyeimbang atas tindakan tersebut.
d. Struktur organisasi
sebuah kerangka untuk operasi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan.
e. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab
Wewenang dan tanggung jawab ditetapkan dan dikomunikasikan menggunakan deskripsi pekerjaan formal, pelatihan pegawai, jadwal pengoperasian anggaran, kode etik, serta kebijakan dan prosedur tertulis.
f. Standar sumber daya manusia yang menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten
Kebijakan sumber daya manusia (SDM) dan praktik yang mengatur kondisi kerja, insentif pekerja, dan kemajuan karier dapat menjadi kekuatan dalam mendorong kejujuran, efisiensi, dan layanan yang loyal. Kebijakan SDM harus berisi tingkat keahlian yang diperlukan, perilaku etis, dan integritas yang diperlukan.
g. Pengaruh eksternal
Pengaruh eksternal meliputi persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh bursa efek dan Financial Accounting Standards Board (FASB). Mereka juga menyertakan persyaratan yang dipaksakan oleh badan regulasi, seperti bank, utilitas, dan perusahaan asuransi.
6. Aktivitas Pengendalian
bahwa tujuan pengendalian telah dicapai dan respons risiko dilakukan”. Manajemen harus memastikan bahwa:
a. Pengendalian dipilih dan dikembangkan untuk membantu mengurangi risiko hingga tingkat yang dapat diterima.
b. Pengendalian umum yang sesuai dipilih dan dikembangkan memlalui teknologi.
c. Aktivitas pengendalian diimplementasikan dan dijalankan sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan yang telah ditentukan. 7. Prosedur Pengendalian Internal
Menurut Romney (2014: 242), “Prosedur Pengendalian Internal menjalankan aktivitas pengendalian pengelolaan suatu sistem berjalan tanpa terdapat tindakan penyimpangan”.
Prosedur pengendalian internal dijelaskan sebagai berikut: a. Otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat
Penetapan kebijakan bagi para pegawai untuk diikuti dan kemudian memberdayakan mereka guna melakukan fungsi organisasi tertentu. Para pegawai yang memproses transaksi harus memverifikasi adanya otorisasi yang sesuai. Para auditor meninjau transaksi untik memverifikasi otorisasi yang tepat, seperti ketiadaan transaski yang mengindikasikan sebuah masalah pengendalian yang mungkin terjadi. b. Pemisahan tugas
atau proses bisnis. Hal ini untuk menghindari kecurangan yang mungkin terjadi jika seorang pegawai mendapat tugas rangkap.
Terdapat tiga Pemisahan fungsi akuntansi yaitu pemisahan fungsi otorisasi, penyimpanan, dan pencatatan guna meminimalkan kemampuan pegawai untuk melakukan penipuan. Masing-masing fungsi telah memiliki tugas yaitu:
1) Fungsi akuntansi otorisasi yaitu menyetujui transasksi dan keputusan.
2) Fungsi akuntansi pencatatan yaitu mempersiapkan dokumen sumber atau memasukkan data ke dalam sistem komputer; memelihara jurnal, buku besar, file, atau database; dan menyiapkan rekonsiliasi dan laporan kinerja.
3) Fungsi akuntansi penyimpanan yaitu menangani kas, peralatan, persediaan, atau aktiva tetap; menerima cek pelanggan yang datang; dan menulis cek.
c. Pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi (perolehan)
Pengendalian pengembangan sistem yang penting meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Sebuah komite pengarah memandu dan mengawasi pengembangan dan akuisisi (perolehan) sistem informasi.
3) Sebuah rencana pengembangan proyek menunjukkan tugas yang dijalankan, orang yang akan menjalankannya, biaya proyek, tanggal penyelesaian, dan tonggak proyek yaitu poin signifikansi ketika kemajuan ditinjau dan waktu penyelesaian aktual serta perkiraan dibandingkan.
4) Sebuah jadwal pengolahan data menunjukkan kapan setiap tugas seharusnya dijalankan.
5) Pengukuran kinerja sistem meliputi troughput yaitu jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah sistem selama periode waktu tertentu, utilization yaitu persentase waktu penggunaan sistem, dan response time yaitu lamanya waktu yang diperlukan sistem untuk
merespon.
6) Sebuah tinjauan pasca-implementasi dijalankan setelah sebuah proyek pengembangan diselesaikan untuk menentukan apakah manfaat antisipasi tercapai.
d. Mengubah pengendalian manajemen
Sebuah rencana pengembangkan dan perbaharuan dalam menyelaraskan sistem informasi organisasi dengan strategi bisnisnya secara berkala. Hal ini digunakan untuk meningkatkan pengawasan terhadap karyawan seiring meningkatnya kemajuan teknologi.
e. Menggunakan dokumen dan catatan
seluruh data transaksi yang relevan. Dokumen yang mengawali sebuah transaksi harus menyediakan sebuah ruang untuk otorisasi. Dokumen harus dinomori secara urut, sehingga masing-masing dapat dibukukan. f. Pengamanan aset, catatan dan data
Kecurangan terhadap aset, catatan dan data sangat mungkin terjadi dalam perusahaan. Untuk menghindari kejahatan yang mungkin terjadi terhadap aset perusahaan perlu dilakukan beberapa pengamanan yaitu: 7) Menciptakan dan menegakkan kebijakan dan prosedur yang tepat. 8) Memelihara catatan akurat dari seluruh aset.
9) Membatasi akses terhadap aset. 10)Melindungi catatan dan dokumen. g. Pengecekan kinerja yang independen
Pengecekan kinerja yang independen, dilakukan oleh seseorang tetapi bukan merupakan orang yang melakukan operasi aslinya. Tugasnya membantu memastikan bahwa transaksi diproses dengan tepat.
8. Pihak yang Bertanggung Jawab atas Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2016: 139), “Jika pengendalian internal akuntansi dirancang dan diterapkan dengan baik oleh manajemen di dalam pengelolaan maka informasi yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan terjamin ketelitian dan keandalannya.”
a. Manajemen Puncak
Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menyelenggarakan secara efektif pengedalian internal organisasinya. Dalam hal ini manajer puncak bertanggung jawab untuk mencipatakan atmosfer pengendalian di tingkat puncak, agar kesadaran terhadap pengendalian internal menjadi tumbuh diseluruh organisasi.
b. Dewan Komisaris dan Komite Audit
Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan nenyelenggarakan pengendalian internal. Sedangkan fungsi dari komite audit berdampak terhadap auditor diantaranya ialah menunjuk auditor, membicarakan lingkup audit dengan auditor, meminta audit melaporkan hasil auditnya, dan mereview laporan keuangan dan hasil audit yang telah dilakukan auditor.
c. Personel lain entitas
d. Auditor Independen
Auditor independen sebagai bagian dari prosedur audit namun tidak dapat diharapkan dapat menyatakan pendapat atas efektifitas pengendalian internal kliennya.
e. Pihak Eksternal Lain
Pihak luar lain yang bertanggung jawab atas pengendalian internal entitas adalah badan pengatur (regulatory body), seperti bank Indonesia dan bapepam. Badan ini yang mengatur persyaratan minimum pengendalian internal yang harus dipenuhi oleh suatu entitas dan memantau kepatuhan entitas terhadap persyaratan tersebut.
B. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Penerimaan kas merupakan aktivitas yang terdapat dalam seluruh kegiatan usaha. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas menjadi aktivitas yang cukup menjadi sorotan karena memungkinkan terjadinya kecurangan jika terdapat sistem informasi akuntansi yang tidak jelas dan terkoordinasi dengan baik. Berikut penjelasan mengenai sistem informasi akuntansi atas penerimaan kas sebagai upaya untuk mengurangi risiko terjadinya kecurangan.
1. Fungsi atas Penerimaan Kas
a. Fungsi Penerimaan Kas
Fungsi ini berkaitan dengan penerimaan kas baik secara tunai maupun kredit. Fungsi Penerimaan Pembayaran dilakukan oleh Bagian Kassa yang selanjutnya diserakan Ke Fungsi Kas untuk di-input ke dalam komputer dan dicatat ke dalam dokumen sebagai bukti penerimaan kas. Penerimaan kas berupa uang muka dicatat oleh Fungsi Piutang sebagai bukti atas piutang yang belum tertagih. Fungsi Piutang ini bertanggung jawab atas penerimaan dan pencatatan piutang yang dilakukan oleh Bagian Kassa.
b. Fungsi Kas
Fungsi ini berkaitan dengan penerimaan kas baik secara tunai maupun transfer melalui bank. Selain itu memiliki tanggung jawab atas penerimaan kas dari piutang. Fungsi kas berada di tangan Bagian Kassa.
c. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat pembukuan transaksi penerimaan kas dan pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. Fungsi ini berada di Bagian Jurnal.
d. Fungsi Pemeriksaan Intern
oleh Fungsi Akuntansi. Dalam struktur organisasi Fungsi Pemeriksa Internal berada di tangan Bagian Pemeriksa Intern.
2. Dokumen atas Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2016: 407) Dokumen yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut:
a. Kuitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut untuk kemudian dijadikan bukti transaksi.
b. Pita register kas (cash register tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas (cash register). Pita register ini merupakan dokumen pendukung atas penerimaan kas.
c. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk mencatat transaksi penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas.
3. Catatan Akuntansi
a. Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat segala penerimaan kas yang terjadi dan meringkas data keuangannya.
b. Jurnal Penerimaan Kas
Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat jurnal khusus penerimaan kas dari berbagai sumber.
c. Buku Pembantu Piutang
Buku pembantu ini terdiri dari kartu piutang yang digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada tiap debitur. Buku pembantu ini merupakan rincian akun piutang usaha yang diselenggarakan dalam buku besar.
d. Buku Besar
Buku besar merupakan tempat untuk menampung informasi-informasi rekening yang dicatat dalam jurnal yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Menurut Mulyadi (2016: 392) jaringan prosedur yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut:
a. Prosedur Penerimaan Kas
pada bukti pembayaran) yang berarti telah diselesaikannya transaksi pembayaran.
b. Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran atas piutang. Bagian kassa selanjutnya memberikan bukti transaksi atas pembayaran piutang tersebut. Pembayaran atas piutang tersebut selanjutnya dicatat dan dibukukan.
c. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
Sistem pengendalian internal terhadap kas mengharuskan dengan segera menyetorkan kas ke bank pada hari yang bersangkutan. Uang yang diterima disetorkan ke bank dalam jumlah penuh.
d. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank.
5. Unsur Pokok Sistem Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2016: 130) unsur pokok sistem pengendalian internal atas penerimaan kas yaitu:
a. Oganisasi
fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:
1) Fungsi Penerimaan Kas harus terpisah dari Fungsi Akuntansi Fungsi Penerimaan Kas yang memiliki tugas untuk menerima pembayaran dan menyimpan uang harus terpisah dari Fungsi Akuntansi yang bertugas mencatat pembukuan keuangan perusahaan. Hal ini untuk menghindari kecurangan dalam manipulasi penerimaan dan pencatatan.
2) Transaksi penerimaan kas harus dilaksanakan oleh Fungsi Penerimaan Kas, Fungsi Kas, dan Fungsi Akuntansi
Tidak ada transaksi penerimaan kas yang dilakukan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut, maka perlu adanya beberapa fungsi yang memiliki tugas terpisah. Dengan dilaksanakannya setiap transaksi oleh berbagai fungsi tersebut akan tercipta adanya pengecekan internal pekerja setiap fungsi tersebut oleh fungsi lainnya.
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1) Penerimaan Kas diotorisasi oleh fungsi Kas dengan cara membubuhkan cap “Lunas”.
2) Penerimaan kas dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.
4) Pencatatan dalam jurnal penerimaan kas harus didasarkan pada Bukti Kas Masuk yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang yang dilampiri dengan dokumen pendukung.
c. Praktik yang Sehat
1) Jumlah kas yang diterima dari penerimaan kas disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi atau hari kerja berikutnya.
2) Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa keuangan. 3) Saldo kas yang disimpan di perusahaan harus dilindungi dari
kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya. 4) Penggunaan rekening Koran (bank statement), yang merupakan
informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa internal (internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.
5) Kas yang ada di perusahaan (cash in safe) dan kas yang ada dalam perjalanan (cash in transit) diasuransikan dari kerugian.
6) Kasir dilengkapi dengn alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang disimpan di perusahaan. (misalnya lemari besi atau brankas.
C. Sistem Teknik Dokumentasi
Menurut Romney (2014: 59), “Dokumentasi merupakan narasi, bagan alir, diagram, tabel dan representasi grafis lainnya dari data dan informasi yang menjelaskan cara sistem bekerja”.
Ada beberapa alat dokumentasi yang ada yaitu bagan alir data (data flow chart) dan bagan alir dokumen (document flowchart).Secara rinci dijabarkan
sebagai berikut: 1. Bagan Alir Data
Menurut Mulyadi (2016: 45), “Bagan alir data adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem”. Berikut simbol diagram arus data:
Tabel 2.1 Simbol Diagram Arus Data
2. Bagan Alir Dokumen
Menurut Romney (2014: 67), “Bagan alir dokumen dikembangkan untuk mengilustrasikan arus dokumen dan data antar-area pertanggungjawaban dalam organisasi”.
Bagan ini menelusuri dokumen dari awal hingga akhir, menunjukkan setiap dokumen dimulai, didistribusikan, tujuan, disposisi, dan semua hal yang terjadi saat mengalir melewati sistem. Berikut simbol bagan alir dokumen:
Tabel 2.2 Simbol Bagan Alir Dokumen
Simbol Nama Penjelasan Simbol Input/
Output
Dokumen Dokumen atau laporan elektronik atau kertas.
dokumen pada muka dokumen di sudut kana atas.
Output elektronik
Informasi ditampikan oleh alat output
elektronik seperti terminal, monitor, atau layar.
Entri data elektronik
Alat entri data elektronik seperti
komputer, terminal, tablet atau telepon.
Alat input dan
output elektronik
Entri data elektronik dan simbol output
Tabel 2.2 (Lanjutan) Simbol Bagan Alir Dokumen
Fungsi pemrosesan yang dilakukan oleh komputer; biasanya menghasilkan perubahan dalam data atau informasi.
Operasi manual Operasi pemrosesan yang dilakukan secara manual.
Database Data yang disimpan secara elektronik
dalam database.
Pita Magnetis
Data yang disimpan dalam pita
magnetis; pita yang merupakan media penyimpanan backup data yang populer.
File dokumen kertas
File dokumen kertas; huruf
mengidentifikasi file urutan pemesanan, N = secara numerik, A = secara alfabet, D = berdasarkan tanggal.
Jurnal/ buku besar Jurnal atau buku besar akuntansi berbasis kertas.
Simbol Arus dan Lain- Lain
Arus dokumen atau pemrosesan
Mengarahkan arus pemrosesan atau dokumen; arus normal ke bawah dan ke kanan.
Hubungan komunikasi
Transmisi data dari satu lokasi geografis ke lokasi lainnya via garis komunikasi.
Tabel 2.2 (Lanjutan) Simbol Bagan Alir Dokumen
Simbol Nama Penjelasan Simbol Arus dan Lain- Lain
Konektor
luar-halaman Entri dari, atau keluar ke, halaman lain.
Terminal
Awal, akhir, atau titik interupsi dalam proses; juga digunakan untuk
mengindikasikan pihak luar.
Keputusan Langkah pembuatan keputusan.
Anotasi (Catatan tambahan)
Penambahan komentar deskripsi atau catatan penjelasan sebagai klarifikasi.
Sumber: Marshall B. Romney (2014: 67)
D. Model Sampel Statistik
Menurut Mulyadi (2002: 253), “Statistical sampling adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan sampel yang akan diperiksa”. Statistical sampling dibagi menjadi dua yaitu attribute sampling dan variable
sampling. Attribute sampling atau disebut pula proportional sampling
1. Fixed-sample-size attribute sampling
Menurut Mulyadi (2002: 253), “Model Fixed-sample-size attribute sampling digunakan jika auditor melakukan pengujian pengendalian
terhadap suatu unsur pengendalian internal, dan auditor tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan atau kesalahan”. Model pengambilan sampel ini adalah model yang paling banyak digunakan dalam audit. Pengambilan sampel dengan model ini ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya kualitas tertentu dalam suatu populasi. Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
a. Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian internal. Attribute adalah karakteristik yang bersifat kualitatif suatu unsur yang membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain. Dalam hubungannya dengan pengujian pengendalian, attribute adalah penyimpangan dari atau tidak adanya unsur tertentu
dalam suatu pengendalian internal yang seharusnya ada.
b. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya. Apabila attribute telah ditentukan, auditor harus menentukan populasi yang akan diambil, misalnya kelompok dokumen apa yang akan diambil.
c. Penentuan besarnya sampel. Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi tersebut secara statistik, maka auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
Tingkat keandalan ditentukan berdasarkan indikator risiko transaksi, yang dijabarkan pada tabel berikut.
Tabel 2.3 Indikator untuk menilai kualitas manajemen risiko transaksi Indikator Kuat (strong) Memuaskan
(satisfactory) Lemah (weak)
2) Rumus Slovin dalam perhitungan jumlah sampel
Menurut Husein (2003: 102), “Untuk menentukan berapa
minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat menggunakan rumus Slovin”. Setelah mengetahui besarnya
risiko kesalahan maka sudah dapat dihitung banyaknya sampel menggunakan rumus Slovin. Berikut ini perhitungannya:
Keterangan:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
3) Penentuan Desired Upper Precision Limit (DUPL)
Desired Upper Precision Limit merupakan batas ketepatan atas
yang diharapkan. DUPL nantinya digunakan sebagai patokan penentu tingkat efektivitas pengendalian internal.
d. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi. Setelah ditentukan besarnya sampel, langkah selanjutnya adalah menentukan anggota populasi yang akan menjadi sampel. Agar setiap anggota populasi dapat menjadi sampel, maka auditor dapat menggunakan tabel acak.
e. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas unsur pengendalian internal. Langkah selanjutnya adalah memeriksa attribute yang telah ditentukan sebelumnya pada sampel yang akan
diambil. Auditor harus mencatat berapa kali menemukan attribute yang tidak sesuai dengan pengendalian internal yang telah dilakukan. f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel. Apabila
2. Stop or Go Sampling
Menurut Mulyadi (2002: 261), “Dalam stop or go sampling ini, jika audior tidak menemukan adanya penyimpangan atau menemukan jumlah penyimpangan tertentu yang telah ditetapkan, ia dapat menghentikan pengambilan sampelnya”.
Jika auditor menggunakan fixed sample size attribute sampling, kemungkinan ia akan terlalu banyak mengambil sampel. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan model attribute sampling yaitu stop or go sampling.
3. Discovery Sampling
Menurut Mulyadi (2002: 270), “Penggunaan discovery sampling digunakan jika auditor memperkirakan tingkat kesalahan dalam populasi sebesar nol atau mendekati nol persen”.
Discovery sampling digunakan pula oleh auditor dalam pengujian
substantif. Jika tujuan audit untuk menemukan paling tidak satu kesalahan yang mempunyai dampak potensial terhadap suatu akun, discovery sampling umumnya dipakai untuk tujuan tersebut.
E. Deskripsi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) 1. Pengertian BPJS
mengalami kecelakaan atau sakit. Dengan fakta demikian pemerintah membentuk Badan Jaminan Sosial Kesehatan.
Menurut UU no. 24 tahun 2011 tentang BPJS pasal 7 ayat (1) dan Ayat (2), pasal 9 ayat (1) dan UU. No. 40 Tahun 2011 Tentang SJSN, Pasal 1 Angka 8, Pasal 4 Dan Pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa sebagai berikut:
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) Bulan di Indonesia.
2. Fungsi BPJS
Fungsi dibentuknya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dijelaskan sebagai berikut:
Berdasarkan Undang-Undang BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
34 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus dan deskripsi analitis yaitu dengan menggunakan objek tertentu dan mengambil kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan yang diteliti. Hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada perusahaan tertentu. Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung pada subjek dan objek penelitian dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan Deskriptif analitis adalah penelitian dengan membandingkan antara teori yang telah dikemukakan sebelumnya dengan hasil penelitian yang telah dikumpulkan, yang kemudian hasilnya akan dianalisa untuk mengetahui apakah pihak organisasi yang bersangkutan telah menerapkan teori-teori tersebut secara memadai atau tidak.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Menurut Amirin (2009) subjek penelitian merupakan sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya akan diteliti. Subjek dari penelitian ini adalah Rumah Sakit Panti Rini.
2. Objek Penelitian
pusat perhatian atau sasaran penelitian. Objek penelitian Rumah Sakit Panti Rini yaitu:
a. Fungsi, Dokumen, Catatan, Jaringan Prosedur, Diagram Arus Data dan Bagan Alir penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS di Rumah Sakit Panti Rini yang digunakan sebagai deskrispi data serta dasar evaluasi kesesuaian sistem informasi akuntansi berdasarkan kajian teori.
b. Prosedur pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini yang digunakan sebagai dasar evaluasi kesesuaian prosedur pengendalian internal berdasarkan kajian teori. c. Pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS
Rumah Sakit Panti Rini dalam pengujian efektivitas Rumah Sakit Panti Rini dengan menggunakan Fixed sample size attribute sampling.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian dilaksanakan pada Rumah Sakit Panti Rini Jalan Solo, Tirtomartani Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2015.
D. Populasi Dan Sampel
transaksi dari setiap pasien. Sehingga jika akan melakukan pelacakan penerimaan kas dari tiap pasien dapat dilihat melalui kuitansi.
2. Menurut Moh Nazir (2014) Sampel adalah bagian dari populasi. Hanya sebagian dari keseluruhan populasi yang akan diteliti sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 344 kuitansi dari transaksi tunai selama tahun 2014.
E. Data Penelitian
Data yang diambil dari penelitian ini adalah 1. Deskripsi dan fasilitas Rumah Sakit Panti Rini. 2. Struktur organisasi dan deskripsi jabatan. 3. Prosedur pencatatan akuntansi.
4. Kuitansi pembayaran selama tahun 2014.
5. Dokumen pendukung atas transaksi yang terjadi selama tahun 2014. 6. Bukti Kas Masuk selama tahun 2014.
7. Laporan Kas Harian selama tahun 2014.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
2. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap praktik sistem informasi akuntansi dan prosedur pengendalian internal penerimaan kas dari pasien rawat inap non BPJS yang telah dijalankan Rumah Sakit Panti Rini.
3. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan cara mempelajari data yang sudah ada. Data yang dipakai peneliti adalah dokumen berupa kuitansi, dokumen pendukung atas kuitansi, Bukti Kas Masuk, dan Laporan Kas Harian.
G. Teknik Analisis Data
1. Mendeskripsikan data tentang penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
Data ini didapat dengan cara wawancara dan observasi terhadap penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS yang terdiri dari dua komponen utama yaitu:
a. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
Mendeskripsikan data penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berkaitan dengan beberapa komponen berikut ini:
2) Dokumen yang digunakan atas penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS
3) Catatan yang digunakan atas penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS
4) Jaringan prosedur sistem informasi akuntansi atas penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS
5) Diagram arus data penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS 6) Bagan alir penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS
b. Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
Medeskripsikan data Rumah Sakit Panti Rini yang berkaitan dengan prosedur pengendalian internal yang menyangkut beberapa komponen: 1) Otorisasi Transaksi dan Aktivitas Yang Tepat
2) Pemisahan Tugas
3) Pengembangan Proyek dan Pengendalian Akuisisi (Perolehan) 4) Mengubah Pengendalian Manajemen
5) Menggunakan Dokumen dan Catatan 6) Pengamanan Aset, Catatan, dan Data 7) Pengecekan Kinerja yang Independen
2. Evaluasi kesesuaian sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori
dijalankan oleh pihak Rumah Sakit Panti Rini. Ada beberapa komponen yang menjadi bahan penelitian dalam pengambilan keputusan evaluasi.
a. Komponen pertama adalah fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas
Mendeskripsikan fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. Fungsi yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian teori dengan praktik di lapangan meliputi Fungsi Kas, Fungsi Akuntansi, dan Fungsi Pemeriksaan Intern. Tabel perbandingan Fungsi ditampilkan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Fungsi yang dijalankan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori Praktik Sesuai Tidak
Sesuai
1) Fungsi Kas
2) Fungsi Akuntansi
3) Fungsi Pemeriksaan Intern
Sumber: Mulyadi (2016: 407)
b. Komponen kedua adalah dokumen yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas
Tabel 3.2 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori Praktik Sesuai Tidak
c. Komponen ketiga adalah catatan yang terkait dalam Sistem informasi akuntansi Penerimaan Kas
Mendeskripsikan catatan yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. Catatan yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian teori dengan praktik di lapangan meliputi Jurnal Umum, Jurnal Penerimaan Kas, Buku Pembantu Piutang, dan Buku Besar. Tabel perbandingan catatan ditampilkan seperti berikut.
Tabel 3.3 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Catatan yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori Praktik Sesuai Tidak
d. Komponen keempat adalah jaringan prosedur yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas
Rumah Sakit Panti Rini. Jaringan prosedur yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian teori dengan praktik di lapangan meliputi Prosedur Penerimaan Kas, Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang, Prosedur Penyetoran Kas Ke Bank, dan Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas. Tabel perbandingan jaringan prosedur ditampilkan seperti berikut.
Tabel 3.4 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Jaringan Prosedur yang dijalankan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori Praktik Sesuai Tidak
Sesuai
1) Prosedur Penerimaan Kas
2) Prosedur Penerimaan Kas dari
Piutang
3) Prosedur Penyetoran Kas ke Bank 4) Prosedur Pencatatan Penerimaan
Kas
Sumber: Mulyadi (2016: 392)
3. Evaluasi kesesuaian prosedur pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori
a. Otorisasi Transaksi dan Aktivitas Yang Tepat
Tabel 3.5 Perbandingan antara teori dan praktik terkait otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori Praktik Sesuai Tidak
2) Adanya penandatangan pada semua
dokumen atau catatan.
3) Terdapat struktur organiasi yang jelas
dalam fungsi penerimaan kas.
Sumber: Marshall B. Romney (2014: 242)
b. Pemisahan Tugas
Tabel 3.6 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pemisahan tugas dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori Praktik Sesuai Tidak
Sesuai 1) Fungsi pencatatan terpisah dari
fungsi penyimpanan.
2) Fungsi penyimpanan terpisah dari
fungsi otorisasi.
3) Fungsi otorisasi terpisah dari fungsi
pencatatan.
Sumber: Marshall B. Romney (2014: 242)
c. Pengembangan Proyek dan Pengendalian Akuisisi (Perolehan)
Tabel 3.7 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori Praktik Sesuai Tidak pengukuran kinerja sistem, dan tinjauan pasca-implementasi.