• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengelolaan sarana dan prasarana serta administrasi dan kerjasama.

c. Umpan balik bagi pengambil keputusan dalam rangka pemantapan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan guna peningkatan kinerja Badan Litbang Kehutanan di masa mendatang.

C. Aspek Stratejik Organisasi

Badan Litbang Kehutanan sebagai unsur penunjang mempunyai peran yang penting dan strategis yaitu: 1) pemandu (leading the way, setting the course, guiding the moves) Kementerian Kehutanan; 2) pengawal (menyediakan informasi dan IPTEK sebagai basis solusi permasalahan aktual yang dihadapi Kementerian Kehutanan); dan 3) pendorong (menghasilkan informasi dan inovasi teknologi untuk memberikan akselerasi pencapaian tujuan Kementerian Kehutanan). Dengan demikian Badan Litbang Kehutanan harus dapat mengambil peran dalam semua bidang tugas Kementerian Kehutanan. Bidang tugas Badan Litbang Kehutanan adalah menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan informasi dan IPTEK yang diperlukan dalam pembangunan kehutanan. Secara substansial program penelitian dan pengembangan harus mengacu pada 6 kebijakan prioritas Kementerian Kehutanan (P.10/Menhut-IV/2011) yaitu 1) Pemantapan kawasan hutan; 2) Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS); 3) Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan; 4) Konservasi Keanekaragaman Hayati; 5) Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan; 6) Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan. Namun demikian tidak semua kebijakan prioritas tersebut perlu dukungan penelitian dan pengembangan yang seimbang.

Agenda riset Badan Litbang Kehutanan jangka panjang dirancang lebih terarah, terintegrasi dan selaras dengan kebutuhan pengguna dengan menggunakan payung Roadmap Litbang Kehutanan 2010-2025. Roadmap mengakomodasi 5 tema besar litbang yaitu: (1) Lanskap Hutan, (2) Pengelolaan Hutan (dengan 5 sub tema

3 yaitu Hutan Alam, Hutan Tanaman, Biodiversitas, Pengelolaan DAS dan HHBK), (3) Perubahan Iklim, (4) Pengolahan Hasil Hutan dan (5) Kebijakan Kehutanan. Tema dan sub tema tersebut selanjutnya menjadi 9 program litbang dan dijabarkan menjadi 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI), secara garis besar disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI

Program Litbang Rencana Penelitian Integratif (RPI) 1. Lanskap Hutan  Manajemen Lanskap Berbasis DAS (RPI 1)

 Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) 2. Hutan Alam  Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3)

 Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4)  Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5)

3. Hutan Tanaman  Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6)  Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7)  Agroforestry (RPI 8)

 Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9)

 Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10)

4. Biodiversitas  Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12)  Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem

(RPI 13) 5. Daerah Aliran Sungai

(DAS)  Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Propinsi (RPI 14)  Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung

Pengelolaan DAS (RPI 15) 6. Hasil Hutan Bukan

Kayu (HHBK)  Pengelolaan HHBK-FEMO (RPI 11)

7. Perubahan Iklim  Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16)

 Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) (RPI 17)

 Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)

8. Pengolahan Hasil Hutan

 Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19)

 Keteknikan Hutan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20)  Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21)  Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22)

 Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23) 9. Kebijakan

Kehutanan

 Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24)

 Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)

4

D. Data Umum Organisasi

1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan kedudukan Badan Litbang Kehutanan adalah sebagai unsur pendukung yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan dipimpin oleh Kepala Badan. Badan Litbang Kehutanan mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan termasuk penyebarluasan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada pengguna baik internal maupun eksternal Kementerian Kehutanan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Badan Litbang Kehutanan menyelenggarakan beberapa fungsi, yaitu :

a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan;

b. pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan;

c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan;dan

d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. 2. Struktur Organisasi

Badan Litbang Kehutanan terdiri atas: a. Sekretariat Badan;

b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi; c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktifitas Hutan;

d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan;dan

e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan.

Di tingkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilakukan beberapa penyempurnaan organisasi yang didasarkan pada prinsip :

a. Upaya untuk meningkatkan kinerja Badan Litbang Kehutanan. b. Core Research UPT Badan Litbang Kehutanan.

5 c. Reformasi Program Anggaran (RPA) yang menuntut deliniasi dan fokus kegiatan

yang jelas.

d. Pertimbangan bahwa lembaga litbang harus mampu menjawab permasalahan dan memberikan solusi yang tidak dapat dibatasi oleh program/kegiatan tertentu.

Nomenklatur dan tupoksi Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Litbang Kehutanan masing-masing mengacu kepada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 27/Menhut-II/2011 s/d P. 40/Menhut-II/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian Kehutanan. UPT tersebut berjumlah 15 unit kerja yang terdiri atas 2 Balai Besar setingkat Eselon II B dan 13 Balai Penelitian

setingkat Eselon III sebagaimana Tabel 2 berikut : Tabel 2. Nama Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang Kehutanan

No. Nama Organisasi Kedudukan

1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

(BBPBPTH) Yogyakarta

2. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa (BBPD) Samarinda 3. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry (BPTA) Ciamis 4. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor 5. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BPTHHBK) Mataram 6. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS (BPTKPDAS) Solo 7. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumberdaya Alam (BPTKSDA) Samboja 8. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan (BPTSTH) Kuok 9. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari Manokwari 10. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru Banjarbaru 11. Balai Penelitian Kehutanan Palembang Palembang 12. Balai Penelitian Kehutanan Makassar Makassar 13. Balai Penelitian Kehutanan Kupang Kupang 14. Balai Penelitian Kehutanan Manado Manado 15. Balai Penelitian Kehutanan Aen Nauli Aek Nauli Konsep reorganisasi UPT tersebut menghasilkan:

a. Tipe UPT yang terdiri dari Balai Besar (setingkat eselon II) dan Balai Penelitian (setingkat eselon III dengan 3 seksi, tanpa pembedaan tipe A dan B)

6

b. Jenis UPT yang terdiri dari Balai Penelitian Kehutanan Umum dan Balai Penelitian Khusus. Balai Kehutanan Umum dapat melaksanakan berbagai topik penelitian pada wilayah tertentu. Balai Penelitian Kehutanan Khusus melaksanakan penelitian dengan topik khusus dengan wilayah kerja seluruh Indonesia.

3. Pelaksanaan Tugas

Untuk mengimplementasikan tugas pokok dan fungsinya, Badan Litbang Kehutanan harus memperhatikan Renstra Kementerian Kehutanan dan Rencana Strategis Badan Libang Kehutanan 2010-2014 yang telah ditetapkan. Berdasarkan Renstra tersebut kegiatan penelitian dan pengembangan oleh Badan Litbang Kehutanan dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) program litbang dan 3 (tiga) program pendukung/komplemen yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh beberapa unit kerja yaitu: 4 (empat) Pusat Libang, 2 (dua) Balai Besar dan 13 (tiga belas) Balai Penelitian yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas secara bersama-sama dilakukan baik oleh Unit Kerja Eselon II (Sekretariat Badan Litbang Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan) maupun oleh UPT (unit kerja eselon II b dan III a). Secara garis besar kegiatan pelaksanaan tugas unit kerja eselon II (Sekretariat dan Puslitbang) dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Sekretariat Badan Litbang Kehutanan

• Koordinasi dan penyusunan rencana program, anggaran, dan kerjasama

• Koordinasi dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan, rencana program dan anggaran

• Koordinasi dan pengelolaan data, informasi, publikasi dan diseminasi hasil penelitian serta pengelolaan urusan perpustakaan; dan

• Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Badan. b. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan

pengembangan di bidang konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam;

• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam;

7 • Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian konservasi dan

rehabilitasi sumberdaya alam oleh unit pelaksana teknis; dan • Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.

c. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (Pusprohut)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang produktivitas hutan;

• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang produktivitas hutan;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang produktivitas hutan;

• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian produktivitas hutan oleh unit pelaksana teknis; dan

• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.

d. Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan; • Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang

keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan;

• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan oleh unit pelaksana teknis; dan

• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat. e. Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan (Puspijak)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang perubahan iklim dan kebijakan;

• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang perubahan iklim dan kebijakan;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan perubahan iklim dan kebijakan;

8

• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian perubahan iklim dan kebijakan oleh unit pelaksana teknis; dan

• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.

Untuk mensinergikan kegiatan kelitbangan oleh Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan maka ditetapkan Kepala Puslitbang sebagai Pembina Unit Pelaksana Teknis untuk melakukan pembinaan teknis dan atau administrasi melalui Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nomor SK. 29/VIII-SET/2011. Pembinaan teknis mencakup perancangan, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan kelitbangan. Pembinaan administrasi mencakup penyusunan program dan rencana kerja, keuangan, umum dan kepegawaian, evaluasi, dokumentasi, pelaporan, dan monitoring kinerja.

Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina tersaji pada Tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina

No. Unit Kerja Pembina Unit Pelaksana Teknis Yang Dibina

1. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Konservasi dan Rehabilitasi 1. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS 2. Balai Penelitian Teknologi Konservasi

Sumber Daya Alam

3. Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli 4. Balai Penelitian Kehutanan Makassar 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peningkatan Produktivitas Hutan 1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan 2. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry 3. Balai Penelitian Kehutanan Manado 4. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan

Tanaman Hutan 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perubahan Iklim dan Kebijakan 1. Balai Penelitian Kehutanan Palembang 2. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru 3. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari 4. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

1. Balai Besar Penelitian Dipterocarpa 2. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan

Bukan Kayu

3. Balai Penelitian Kehutanan Kupang 4. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman

9 4. Sumber Daya Manusia

Pada tahun 2013, jumlah PNS dan CPNS lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah 1.624 pegawai, ditambah tenaga honorer/kontrak kerja sebanyak 263 orang. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan fungsional secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan fungsional

No. Jabatan L Jumlah P Jumlah

1. Tenaga Struktural/ Non Struktural a. Struktural 97 38 135 b. Fungsional Umum 497 231 728 2. Tenaga Fungsional a. Peneliti 241 187 428 b. Calon Peneliti 20 22 42 c. Teknisi Litkayasa 241 30 271

d. Calon Teknisi Litkayasa 9 0 9

e. Pustakawan 1 6 7 f. Pranata Komputer 1 0 1 g. Analis Kepegawaian 0 0 0 h. Arsiparis 1 2 3 i. Pranata Humas 0 0 0 JUMLH PNS dan CPNS 1.108 516 1.624 Honorer/Kontrak Kerja 263 JUMLAH 1.887

Sebagai acuan moral bagi Pegawai lingkup Badan Litbang Kehutanan untuk menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas Badan Litbang Kehutanan serta menghindarkan segala benturan antar sesama Pegawai dalam rangka mencapai dan mewujudkan Visi dan Misi Badan Litbang Kehutanan, ditetapkan Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nomor P.1/VIII-SET/2011 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil lingkup Badan Litbang Kehutanan yang mencakup nilai-nilai dasar pribadi (basic individual values) sebagai berikut: a. Integritas, bersikap, berperilaku dan bertindak jujur terhadap diri sendiri dan

lingkungan, objektif terhadap permasalahan, memiliki komitmen terhadap visi dan misi, konsisten dalam bertindak dan bersikap, berani dan tegas dalam mengambil keputusan dan resiko kerja, disiplin dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan amanah;

10

b. Profesionalisme, berpengetahuan luas, berketerampilan yang tinggi sehingga mampu bekerja sesuai dengan kompetensi, mandiri tanpa intervensi pihak lain, konsisten dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas;

c. Inovasi, kaya akan ide-ide baru dan selalu meningkatkan kemampuan;

d. Transparansi, setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dapat dipertanggung-jawabkan serta senantiasa dievaluasi secara berkala dan terbuka untuk semua stakeholder Badan Litbang Kehutanan;

e. Produktivitas, mampu bekerja keras dengan orientasi hasil kerja yang sistematis, terarah dan berkualitas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisiensi serta dapat dipertanggungjawabkan;

f. Religiusitas, berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan berada di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, tekun melaksanakan ajaran agama, mengawali setiap tindakan selalu didasari niat ibadah sehingga apa yang dilakukan hari ini harus selalu lebih baik dari kemarin;

g. Saling membantu, menghormati, koorperatif dan saling mengingatkan dan menegur agar tidak terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme serta menjunjung tinggi jiwa korsa rimbawan;

h. Kepemimpinan, berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan, dapat dipercaya untuk mencapai kinerja yang prima.

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana penelitian pada prinsipnya digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang memungkinkan lahirnya hasil-hasil litbang yang inovatif dan aplikatif. Berbagai sarana yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan antara lain:

a. Peralatan dan mesin-mesin. b. Hutan Penelitian/KHDTK

c. Perpustakaan Pusat dan Daerah d. Website dan Internet

e. Kendaraan operasional lapangan f. Laboratorium :

• Laboratorium Mikrobiologi

• Laboratorium Genetika Molekuler dan Kultur Jaringan • Laboratorium Pengujian Terpadu

• Laboratorium Anatomi Kayu • Laboratorium Pengawetan Kayu

11 • Laboratorium Pengeringan Kayu

• Laboratorium Botani • Laboratorium Silvikultur

• Laboratorium Penangkaran Satwa • Laboratorium Hama dan Penyakit • Laboratorium Tanah

• Laboratorium Entomologi • Laboratorium Mikologi

• Laboratorium Teknologi Serat • Laboratorium Produk Majemuk

E. Sistematika

Sistematika penyajian LAKIP Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 mengacu pada format yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), sebagai berikut:

BAB I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP, serta gambaran umum organisasi Badan Litbang Kehutanan.

BAB II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kerja (dokumen penetapan kinerja). BAB III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian sasaran-sasaran

organisasi, analisis pencapaian kinerja Badan Litbang Kehutanan dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2013.

BAB IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang kehutanan tahun 2013 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

12

A. Rencana Strategis

Perencanaan Strategis disusun sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi dalam kurun waktu tertentu secara sistematis, terarah dan terpadu. Perencanaan ini memperhitungkan analisis situasi baik faktor internal maupun faktor eksternal serta isu-isu strategis lainnya. Dalam rencana strategis disusun visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan strategi pencapaiannya yang disesuaikan dengan tupoksi serta kemampuan seluruh unit kerja lingkup Badan Litbang Kehutanan. Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Kehutanan 2010-2014.

1. Visi dan Misi

Visi Badan Litbang Kehutanan mencerminkan posisi dan fungsi Badan Litbang Kehutanan dalam konteks visi Kementerian Kehutanan yaitu “Terwujudnya kelestarian hutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat”. Berdasarkan Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan Tahun 2010-2014 telah ditetapkan visi Badan Litbang Kehutanan, yaitu:

Adapun makna yang terkandung di dalam visi tersebut adalah:

• Lembaga penyedia IP TEK Kehutanan yang terkemuka merupakan prestasi yang ingin dicapai Badan Litbang Kehutanan yaitu mendapatkan kepercayaan publik sebagai lembaga penghasil Iptek Kehutanan yang kredibel dan mampu menjawab kebutuhan pengguna dan tantangan pembangunan sektor kehutanan. • P engelolaan hutan lestari adalah tujuan utama sektor kehutanan untuk

mewujudkan kegiatan pengelolaan hutan yang di dalamnya mencakup kelestarian ekonomi, kelestarian sosial, dan kelestarian ekologi (lingkungan) secara seimbang dan harmonis. Iptek yang dihasilkan Badan Litbang Kehutanan

“Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka dalam mendukung terwujudnya pengelolaan hutan lestari untuk kesejahteraan

13 harus mampu mendukung praktik-praktik kehutanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari.

• Kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan adalah muara dari pengelolaan hutan lestari yaitu terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat pada umumnya maupun masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar hutan. Manfaat dari kegiatan pengelolaan hutan harus dirasakan secara adil tidak hanya oleh usaha besar tapi juga oleh masyarakat yang kehidupan dan penghidupannya terkait dengan hutan.

Untuk mengaktualisasikan peran IPTEK Kehutanan dalam pembangunan Kehutanan yang berkelanjutan yang mendukung peningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka ditetapkan misi Badan Litbang Kehutanan, sebagai berikut:

Makna yang terkandung di dalam misi tersebut adalah:

• Penguasaan dan kemanfaatan Iptek harus menjadi satu kesatuan karena pada dasarnya temuan Iptek harus dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk mendukung perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan.

• Unsur pendukung kelitbangan mempunyai peran penting untuk menjamin keberlangsungan kegiatan litbang serta menjaga dan meningkatkan kualitas hasilnya.

2. Tujuan dan Sasaran

Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan pada Renstra 2010-2014, tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan Litbang Kehutanan pada akhir periode (tahun 2014) ialah:

(4) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar permasalahan sektor kehutanan dengan sasaran strategis tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan, yaitu : setiap kegiatan litbang harus

a. Meningkatkan penguasaan dan kemanfaatan IPTEK Kehutanan. b. Memantapkan unsur pendukung kelitbangan.

14

mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau terapan.

(5) Meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang dengan sasaran strategis tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna, yaitu : minimal 60% dari IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan atau diadopsi oleh pengguna baik pembuat kebijakan di lingkup Kementerian Kehutanan (opsi kebijakan), dunia usaha/industri dan masyarakat (paket teknologi dan produk), komunitas ilmiah (publikasi dalam jurnal ilmiah) serta pihak lain yang memanfaatkan hasil litbang.

(6) Memantapkan unsur pendukung kelitbangan dengan sasaran strategis terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.

3. Strategi P encapaian Tujuan dan Sasaran

Untuk mencapai tujuan dan sasaran di atas, Badan Litbang Kehutanan menempuh arah kebijakan dan strategi sebagai berikut :

1. Arah Kebijakan

Selaras dengan arah kebijakan dan 18 sasaran strategis Kementerian Kehutanan, khususnya dalam peningkatan peran IPTEK dalam mendukung pembangunan Kehutanan, serta mengakomodasi perkembangan lingkungan strategis terkait sektor kehutanan, maka kebijakan Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 diarahkan pada tiga hal utama, yaitu :

1) Peningkatan kemampuan penguasaan IPTEK Kehutanan; 2) Peningkatan kemanfaatan dan penerapan IPTEK Kehutanan;

3) Pemantapan dukungan kelitbangan, meliputi perencanaan, evaluasi dan pelaporan, kerjasama, komunikasi hasil litbang, pengelolaan keuangan, SDM. serta sarana prasarana, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.

2. Untuk mengefektifkan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Litbang Kehutanan sesuai dengan arah kebijakan yang diterapkan, dilakukan beberapa langkah strategis, yaitu :

15 1) Konsistensi terhadap Roadmap Litbang Kehutanan 2010-2025

Roadmap ditetapkan dengan keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 163/MENHUT-II/2009 tanggal 3 April 2009, merupakan pedoman/acuan kegiatan litbang dan indikatif outputnya untuk periode 15 tahun ke depan. Arah kegiatan litbang diakomodasikan dalam 9 program litbang yaitu :

(1) Lansekap Hutan (2) Hutan Alam (3) Hutan Tanaman (4) Biodiversitas

(5) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) (6) Daerah Aliran Sungai (DAS) (7) Perubahan Iklim

(8) Pengolahan Hasil Hutan (9) Kebijakan Kehutanan

Disamping 9 program litbang di atas, Badan Litbang Kehutanan menetapkan 3 program pendukung/komplemen yaitu :

(1) Penguatan Institusi dan Peningkatan Kualitas SDM

(2) Pemantapan Pelaksanaan Penelitian dan Komunikasi Hasil Litbang (3) Peningkatan Sarana dan Prasarana Litbang

2) Penyusunan Rencana Penelitian Integratif (RPI)

Berdasarkan 9 program litbang tersebut diatas, selanjutnya dijabarkan ke dalam 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI) agar penelitian lebih terfokus, efisien dan efektif serta berorientasi pada hasil litbang. Komponen kegiatan penelitian dan luaran RPI menjadi acuan unit kerja lingkup Badan Litbang dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tahun 2010-2014.

Penelitian integratif bersifat lintas unit kerja dan melibatkan berbagai disiplin ilmu terkait untuk menjawab kompleksitas tantangan dan permasalahan sektor kehutanan secara lebih komprehensif dari sisi hulu sampai hilir.

RPI juga diarahkan untuk mendukung pencapaian 18 Sasaran Strategis Kementerian Kehutanan dengan keterkaitan yang tidak terpisahkan antara

16

aspek sosial ekonomi, sosial budaya dan ekologi dalam mendukung terwujudnya pengelolaan hutan secara berkelanjutan.

3) Penyusunan Penelitian Integratif Unggulan (PIU)

Penelitian Integratif Unggulan (PIU) adalah bagian dari satu atau lebih RPI yang dirancang untuk menghasilkan IPTEK yang menjadi unggulan masing-masing unit kerja teknis di lingkup Badan Litbang Kehutanan, untuk itu PIU harus sesuai dengan “core research “ masing-masing unit kerja pelaksana serta diupayakan dapat mencerminkan kekhasan tantangan kehutanan.

4) Restrukturisasi Program dan Kegiatan

Sesuai dengan reformulasi program dan kegiatan nasional, setiap unit eselon IIA (Puslitbang) hanya melaksanakan satu kegiatan yang mendukung Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan. Kegiatan untuk masing-masing Puslitbang di lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (2) Kegiatan Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan

Dokumen terkait