• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP. Tahun Kementerian Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAKIP. Tahun Kementerian Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Kehutanan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Tahun 2013

LAKIP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(2)

Kementerian Kehutanan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Tahun 2013

LAKIP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Badan Litbang Kehutanan

(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

RINGKASAN EKSEKUTIF I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 1

C. Aspek Stratejik Organisasi ... 2

D. Data Umum Organisasi ... 4

1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ... 4

2. Struktur Organisasi ... 4

3. Pelaksanaan Tugas ... 6

4. Sumber Daya Manusia ... 9

5. Sarana dan Prasarana ... 10

E. Sistematika ... 11

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 12

A. Rencana Strategis ... 12

B. Perjanjian Kinerja ... 19

III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 23

A. Pengukuran Kinerja ... 23

B. Evaluasi Kinerja ………... 29

C. Analisis Akuntabilitas Kinerja …... 55

1. Analisis Kinerja ………...……….. 55

2. Akuntabilitas Keuangan ……….. 56

IV. PENUTUP ... 59 LAMPIRAN

(6)

iii

Tabel 1. Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI ... 3

Tabel 2. Nama Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang Kehutanan ………….. 5

Tabel 3. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang Dibina ... 8

Tabel 4. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan fungsional ………... 9 Tabel 5. Rekapitulasi Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 ... 19

Tabel 6. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI tahun 2013 ……... 26

Tabel 7. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI berdasarkan indikator outcome dengan tujuan meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang ………... 27

Tabel 8. Kriteria capaian nilai outcome pada setiap kegiatan penelitian …... 31

Tabel 9. Hasil litbang di bidang konservasi dan rehabilitasi sampai dengan tahun 2013 ... 32 Tabel 10. Hasil litbang di bidang produktivitas hutan sampai dengan tahun 2013 …. 37 Tabel 11. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sampai dengan tahun 2013 ... 41

Tabel 12. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan sampai dengan tahun 2013 …... 43

Tabel 13. Pencapaian kinerja sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 ... 55

Tabel 14. Perbandingan capaian kinerja tahun 2010 – 2013 …………... 55

Tabel 15. Realisasi anggaran per jenis belanja pada tahun 2013 ... 56

Tabel 16. Realisasi anggaran per sumber dana pada tahun 2013 …... 57

Tabel 17. Pagu dan realisasi anggaran per satker lingkup Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 ………... 57

(7)

iv

Lampiran 1. Rencana Kinerja Tahunan ………... 60 Lampiran 2. Penetapan Kinerja Tahun 2013 lingkup Badan Litbang

Kehutanan ………... 63 Lampiran 3. Pengukuran Kinerja Kegiatan ... 67

(8)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Badan Litbang Kehutanan berkewajiban untuk menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP). LAKIP merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Litbang Kehutanan selama Tahun 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja pada dasarnya adalah laporan pencapaian dari Rencana Kerja tahun 2013 yang merupakan bagian dari Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014.

Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Kehutanan 2010-2014. Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan Litbang Kehutanan pada akhir periode (tahun 2014) sesuai Renstra ialah:

(1) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar permasalahan sektor kehutanan dengan sasaran strategis tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan, yaitu : setiap kegiatan litbang harus mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau terapan.

(2) Meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang dengan sasaran strategis tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna, yaitu : minimal 60% dari IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan atau diadopsi oleh pengguna baik pembuat kebijakan di lingkup Kementerian Kehutanan (opsi kebijakan), dunia usaha/industri dan masyarakat (paket teknologi dan produk), komunitas ilmiah (publikasi dalam jurnal ilmiah) serta pihak lain yang memanfaatkan hasil litbang.

(3) Memantapkan unsur pendukung kelitbangan dengan sasaran strategis terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.

(9)

Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan kemudian dijabarkan menjadi rencana tahunan dan penetapan kinerja.

Berdasarkan Rencana Kinerja tersebut, disusun Dokumen Penetapan Kinerja setelah pagu anggaran ditetapkan, yang isinya mencakup:

1. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 judul.

2. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 judul.

3. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul.

4. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul.

5. Fasilitasi, koordinasi dan pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebanyak 20 satker.

Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pertama renstra Badan Litbang Kehutanan, setiap judul atau kegiatan penelitian dituntut untuk mampu menghasilkan luaran berupa iptek atau temuan yang didapat dari kegiatan penelitian tersebut. Iptek atau temuan penelitian dapat berupa informasi ilmiah, teknik, teknologi, metoda, formula, sistem, model, hasil rekayasa alat, produk atau temuan penelitian lainnya yang bersifat spesifik sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian. Setiap output Iptek yang dihasilkan harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna terkait. Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah, kementerian kehutanan, pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna terkait lainnya. Setiap judul atau kegiatan penelitian yang dilaksanakan harus mampu menghasilkan iptek dan minimal 60% iptek yang dihasilkan dimanfaatkan oleh pengguna.

Pada tahun 2013, dari 25 penelitian integratif yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Kehutanan dijabarkan dalam 405 hasil litbang, dengan rincian 143 hasil litbang konservasi dan rehabilitasi, 176 hasil litbang peningkatan produktivitas hutan, 51 hasil litbang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan, 35 hasil litbang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan. Realisasi capaian output kegiatan penelitian pada tahun 2013, tercapai 100%.

Berkaitan dengan Renstra Badan Litbang Kehutanan 2010-2014, fokus kegiatan litbang kehutanan selain pada kualitas litbang namun juga mendorong

(10)

tingkat kebermanfaatan IPTEK dari hasil-hasil litbang yang dilakukan oleh Badan Litbang Kehutanan. Pada prinsipnya perhitungan outcome dipergunakan juga untuk memantau perkembangan pemenuhan target renstra yaitu capaian indikator kinerja kebermanfaatan IPTEK pada akhir renstra tahun 2014 minimal 60%.

Perhitungan outcome (kebermanfaatan) hasil IPTEK dimulai dari capaian pelaksanaan satuan terkecil yaitu pelaksanaan setiap judul-judul penelitian. Selanjutnya diakumulasikan menjadi kegiatan riset untuk menghasilkan paket IPTEK. Dalam hal ini, kinerja dihitung dalam tingkatan kebermanfaatan hasil IPTEK untuk setiap kegiatan litbang kehutanan. Secara umum nilai rata-rata capaian outcome dari keempat indikator kinerja dari 25 penelitian integratif adalah 47,13%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 78,55%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 78,55% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Capaian outcome sebagian masih berupa jurnal/publikasi ilmiah yang nilai outcomenya 60-80%. Beberapa capaian outcome berupa draft publikasi dengan nilai outcome 20%, dan sebagian sudah diadopsi pengguna dengan nilai outcome 100%.

Untuk melaksanakan seluruh kegiatan, Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 memperoleh dukungan dana dengan total anggaran sebesar Rp. 274.414.473.000,-. Realisasi keuangan Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 262.298.732.296 (95,58%).

Rata-rata capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 terhadap tiga sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar 92,85%, termasuk kategori SANGAT BAIK.

Berdasarkan capaian kinerja tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa kegiatan yang belum mencapai kinerja yang optimal. Dengan demikian upaya peningkatan kinerja harus mendasarkan pada nilai outcome yang masih rendah. Untuk itu upaya selanjutnya adalah memfungsikan hasil penelitian yang berarti meningkatkan nilai outcome.

Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana kerja harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian juga untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan

(11)

penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output utama, tetapi merupakan output antara kegiatan penelitian. Output utama penelitian adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil penelitian pada tahun pertama sampai tahun terakhir.

Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sangat berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja mencerminkan bahan pembelajaran dan dapat digunakan sebagai masukan bagi upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang.

Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan masukan untuk penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian untuk tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan kemanfaatan hasil-hasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan, maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan penelitian yang perlu ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil penilaian kinerja tiap kegiatan.

Apabila laporan kinerja ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan kebijakan, maka kebijakan litbang di tahun mendatang disarankan agar memberikan ruang, fasilitasi dan menekankan upaya diseminasi hasil litbang. Dengan demikian diharapkan hasil litbang dapat lebih dimanfaatkan oleh sasaran pengguna. Sebagai pemandu bagi penggunanya, maka topik penelitian mendatang harus mengarah pada kebutuhan masa depan yang menurut pertimbangan ilmiah akan menjadi hal yang strategis. Pengejawantahan Badan Litbang menjadi pemandu (trendsetter) dapat dilakukan dengan melaksanakan penelitian bioenergi, pendayagunaan mikroba untuk obat dan energi serta teknologi nano. Ketiga topik tersebut merupakan bagian dari upaya Badan Litbang menjadi pemandu bagi kebutuhan strategis di masa datang.

(12)

1 A. Latar Belakang

Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan ukuran daya saing yang harus dimiliki oleh suatu pemerintahan. Oleh karena itu, penerapan good governance sangat diperlukan sebagai bagian proses reformasi administrasi publik. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Salah satu elemen yang penting dalam tata pemerintahan yang baik adalah adanya akuntabilitas publik, disamping transparansi, tegaknya hukum dan peraturan.

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan suatu sistem yang komprehensif untuk memperbaiki proses-proses pengambilan keputusan mulai dari perumusan kebijakan stategis, perencanaan kinerja, pelaksanaan, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja, sehingga setiap instansi pemerintah didorong untuk dapat akuntabel dan dapat meningkatkan kinerjanya secara berkelanjutan. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan kepada setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Sebagai bagian dari instansi Pemerintah, Badan Litbang Kehutanan juga berkewajiban untuk memenuhi amanah tersebut dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2013.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Litbang Kehutanan pada Tahun 2013 dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai akuntabilitas kinerja instansi yang meliputi :

(13)

2

a. Evaluasi Kinerja Kegiatan yang meliputi masukan (input), luaran (output) dan hasil (outcome) litbang kehutanan selama tahun 2013.

b. Evaluasi Kinerja Program Litbang Kehutanan serta aspek pendukungnya baik organisasi, administratif, SDM dan kepegawaian pengelolaan, pembiayaan dan pengelolaan sarana dan prasarana serta administrasi dan kerjasama.

c. Umpan balik bagi pengambil keputusan dalam rangka pemantapan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan guna peningkatan kinerja Badan Litbang Kehutanan di masa mendatang.

C. Aspek Stratejik Organisasi

Badan Litbang Kehutanan sebagai unsur penunjang mempunyai peran yang penting dan strategis yaitu: 1) pemandu (leading the way, setting the course, guiding the moves) Kementerian Kehutanan; 2) pengawal (menyediakan informasi dan IPTEK sebagai basis solusi permasalahan aktual yang dihadapi Kementerian Kehutanan); dan 3) pendorong (menghasilkan informasi dan inovasi teknologi untuk memberikan akselerasi pencapaian tujuan Kementerian Kehutanan). Dengan demikian Badan Litbang Kehutanan harus dapat mengambil peran dalam semua bidang tugas Kementerian Kehutanan. Bidang tugas Badan Litbang Kehutanan adalah menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan informasi dan IPTEK yang diperlukan dalam pembangunan kehutanan. Secara substansial program penelitian dan pengembangan harus mengacu pada 6 kebijakan prioritas Kementerian Kehutanan (P.10/Menhut-IV/2011) yaitu 1) Pemantapan kawasan hutan; 2) Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS); 3) Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan; 4) Konservasi Keanekaragaman Hayati; 5) Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan; 6) Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan. Namun demikian tidak semua kebijakan prioritas tersebut perlu dukungan penelitian dan pengembangan yang seimbang.

Agenda riset Badan Litbang Kehutanan jangka panjang dirancang lebih terarah, terintegrasi dan selaras dengan kebutuhan pengguna dengan menggunakan payung Roadmap Litbang Kehutanan 2010-2025. Roadmap mengakomodasi 5 tema besar litbang yaitu: (1) Lanskap Hutan, (2) Pengelolaan Hutan (dengan 5 sub tema

(14)

3 yaitu Hutan Alam, Hutan Tanaman, Biodiversitas, Pengelolaan DAS dan HHBK), (3) Perubahan Iklim, (4) Pengolahan Hasil Hutan dan (5) Kebijakan Kehutanan. Tema dan sub tema tersebut selanjutnya menjadi 9 program litbang dan dijabarkan menjadi 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI), secara garis besar disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI

Program Litbang Rencana Penelitian Integratif (RPI) 1. Lanskap Hutan  Manajemen Lanskap Berbasis DAS (RPI 1)

 Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) 2. Hutan Alam  Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3)

 Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4)  Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5)

3. Hutan Tanaman  Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6)  Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7)  Agroforestry (RPI 8)

 Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9)

 Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10)

4. Biodiversitas  Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12)  Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem

(RPI 13) 5. Daerah Aliran Sungai

(DAS)  Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Propinsi (RPI 14)  Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung

Pengelolaan DAS (RPI 15) 6. Hasil Hutan Bukan

Kayu (HHBK)  Pengelolaan HHBK-FEMO (RPI 11)

7. Perubahan Iklim  Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16)

 Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) (RPI 17)

 Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)

8. Pengolahan Hasil Hutan

 Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19)

 Keteknikan Hutan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20)  Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21)  Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22)

 Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23) 9. Kebijakan

Kehutanan

 Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24)

 Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)

(15)

4

D. Data Umum Organisasi

1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan kedudukan Badan Litbang Kehutanan adalah sebagai unsur pendukung yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan dipimpin oleh Kepala Badan. Badan Litbang Kehutanan mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan termasuk penyebarluasan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada pengguna baik internal maupun eksternal Kementerian Kehutanan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Badan Litbang Kehutanan menyelenggarakan beberapa fungsi, yaitu :

a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan;

b. pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan;

c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan;dan

d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. 2. Struktur Organisasi

Badan Litbang Kehutanan terdiri atas: a. Sekretariat Badan;

b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi; c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktifitas Hutan;

d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan;dan

e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan.

Di tingkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilakukan beberapa penyempurnaan organisasi yang didasarkan pada prinsip :

a. Upaya untuk meningkatkan kinerja Badan Litbang Kehutanan. b. Core Research UPT Badan Litbang Kehutanan.

(16)

5 c. Reformasi Program Anggaran (RPA) yang menuntut deliniasi dan fokus kegiatan

yang jelas.

d. Pertimbangan bahwa lembaga litbang harus mampu menjawab permasalahan dan memberikan solusi yang tidak dapat dibatasi oleh program/kegiatan tertentu.

Nomenklatur dan tupoksi Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Litbang Kehutanan masing-masing mengacu kepada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 27/Menhut-II/2011 s/d P. 40/Menhut-II/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian Kehutanan. UPT tersebut berjumlah 15 unit kerja yang terdiri atas 2 Balai Besar setingkat Eselon II B dan 13 Balai Penelitian

setingkat Eselon III sebagaimana Tabel 2 berikut : Tabel 2. Nama Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang Kehutanan

No. Nama Organisasi Kedudukan

1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

(BBPBPTH) Yogyakarta

2. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa (BBPD) Samarinda 3. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry (BPTA) Ciamis 4. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor 5. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BPTHHBK) Mataram 6. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS (BPTKPDAS) Solo 7. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumberdaya Alam (BPTKSDA) Samboja 8. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan (BPTSTH) Kuok 9. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari Manokwari 10. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru Banjarbaru 11. Balai Penelitian Kehutanan Palembang Palembang 12. Balai Penelitian Kehutanan Makassar Makassar 13. Balai Penelitian Kehutanan Kupang Kupang 14. Balai Penelitian Kehutanan Manado Manado 15. Balai Penelitian Kehutanan Aen Nauli Aek Nauli Konsep reorganisasi UPT tersebut menghasilkan:

a. Tipe UPT yang terdiri dari Balai Besar (setingkat eselon II) dan Balai Penelitian (setingkat eselon III dengan 3 seksi, tanpa pembedaan tipe A dan B)

(17)

6

b. Jenis UPT yang terdiri dari Balai Penelitian Kehutanan Umum dan Balai Penelitian Khusus. Balai Kehutanan Umum dapat melaksanakan berbagai topik penelitian pada wilayah tertentu. Balai Penelitian Kehutanan Khusus melaksanakan penelitian dengan topik khusus dengan wilayah kerja seluruh Indonesia.

3. Pelaksanaan Tugas

Untuk mengimplementasikan tugas pokok dan fungsinya, Badan Litbang Kehutanan harus memperhatikan Renstra Kementerian Kehutanan dan Rencana Strategis Badan Libang Kehutanan 2010-2014 yang telah ditetapkan. Berdasarkan Renstra tersebut kegiatan penelitian dan pengembangan oleh Badan Litbang Kehutanan dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) program litbang dan 3 (tiga) program pendukung/komplemen yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh beberapa unit kerja yaitu: 4 (empat) Pusat Libang, 2 (dua) Balai Besar dan 13 (tiga belas) Balai Penelitian yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas secara bersama-sama dilakukan baik oleh Unit Kerja Eselon II (Sekretariat Badan Litbang Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan) maupun oleh UPT (unit kerja eselon II b dan III a). Secara garis besar kegiatan pelaksanaan tugas unit kerja eselon II (Sekretariat dan Puslitbang) dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Sekretariat Badan Litbang Kehutanan

• Koordinasi dan penyusunan rencana program, anggaran, dan kerjasama

• Koordinasi dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan, rencana program dan anggaran

• Koordinasi dan pengelolaan data, informasi, publikasi dan diseminasi hasil penelitian serta pengelolaan urusan perpustakaan; dan

• Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Badan. b. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan

pengembangan di bidang konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam;

• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam;

(18)

7 • Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian konservasi dan

rehabilitasi sumberdaya alam oleh unit pelaksana teknis; dan • Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.

c. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (Pusprohut)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang produktivitas hutan;

• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang produktivitas hutan;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang produktivitas hutan;

• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian produktivitas hutan oleh unit pelaksana teknis; dan

• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.

d. Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan; • Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang

keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan;

• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan oleh unit pelaksana teknis; dan

• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat. e. Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan (Puspijak)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang perubahan iklim dan kebijakan;

• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang perubahan iklim dan kebijakan;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan perubahan iklim dan kebijakan;

(19)

8

• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian perubahan iklim dan kebijakan oleh unit pelaksana teknis; dan

• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.

Untuk mensinergikan kegiatan kelitbangan oleh Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan maka ditetapkan Kepala Puslitbang sebagai Pembina Unit Pelaksana Teknis untuk melakukan pembinaan teknis dan atau administrasi melalui Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nomor SK. 29/VIII-SET/2011. Pembinaan teknis mencakup perancangan, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan kelitbangan. Pembinaan administrasi mencakup penyusunan program dan rencana kerja, keuangan, umum dan kepegawaian, evaluasi, dokumentasi, pelaporan, dan monitoring kinerja.

Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina tersaji pada Tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina

No. Unit Kerja Pembina Unit Pelaksana Teknis Yang Dibina

1. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Konservasi dan Rehabilitasi 1. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS 2. Balai Penelitian Teknologi Konservasi

Sumber Daya Alam

3. Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli 4. Balai Penelitian Kehutanan Makassar 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peningkatan Produktivitas Hutan 1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan 2. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry 3. Balai Penelitian Kehutanan Manado 4. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan

Tanaman Hutan 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perubahan Iklim dan Kebijakan 1. Balai Penelitian Kehutanan Palembang 2. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru 3. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari 4. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

1. Balai Besar Penelitian Dipterocarpa 2. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan

Bukan Kayu

3. Balai Penelitian Kehutanan Kupang 4. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman

(20)

9 4. Sumber Daya Manusia

Pada tahun 2013, jumlah PNS dan CPNS lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah 1.624 pegawai, ditambah tenaga honorer/kontrak kerja sebanyak 263 orang. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan fungsional secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan fungsional

No. Jabatan L Jumlah P Jumlah

1. Tenaga Struktural/ Non Struktural a. Struktural 97 38 135 b. Fungsional Umum 497 231 728 2. Tenaga Fungsional a. Peneliti 241 187 428 b. Calon Peneliti 20 22 42 c. Teknisi Litkayasa 241 30 271

d. Calon Teknisi Litkayasa 9 0 9

e. Pustakawan 1 6 7 f. Pranata Komputer 1 0 1 g. Analis Kepegawaian 0 0 0 h. Arsiparis 1 2 3 i. Pranata Humas 0 0 0 JUMLH PNS dan CPNS 1.108 516 1.624 Honorer/Kontrak Kerja 263 JUMLAH 1.887

Sebagai acuan moral bagi Pegawai lingkup Badan Litbang Kehutanan untuk menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas Badan Litbang Kehutanan serta menghindarkan segala benturan antar sesama Pegawai dalam rangka mencapai dan mewujudkan Visi dan Misi Badan Litbang Kehutanan, ditetapkan Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nomor P.1/VIII-SET/2011 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil lingkup Badan Litbang Kehutanan yang mencakup nilai-nilai dasar pribadi (basic individual values) sebagai berikut: a. Integritas, bersikap, berperilaku dan bertindak jujur terhadap diri sendiri dan

lingkungan, objektif terhadap permasalahan, memiliki komitmen terhadap visi dan misi, konsisten dalam bertindak dan bersikap, berani dan tegas dalam mengambil keputusan dan resiko kerja, disiplin dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan amanah;

(21)

10

b. Profesionalisme, berpengetahuan luas, berketerampilan yang tinggi sehingga mampu bekerja sesuai dengan kompetensi, mandiri tanpa intervensi pihak lain, konsisten dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas;

c. Inovasi, kaya akan ide-ide baru dan selalu meningkatkan kemampuan;

d. Transparansi, setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dapat dipertanggung-jawabkan serta senantiasa dievaluasi secara berkala dan terbuka untuk semua stakeholder Badan Litbang Kehutanan;

e. Produktivitas, mampu bekerja keras dengan orientasi hasil kerja yang sistematis, terarah dan berkualitas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisiensi serta dapat dipertanggungjawabkan;

f. Religiusitas, berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan berada di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, tekun melaksanakan ajaran agama, mengawali setiap tindakan selalu didasari niat ibadah sehingga apa yang dilakukan hari ini harus selalu lebih baik dari kemarin;

g. Saling membantu, menghormati, koorperatif dan saling mengingatkan dan menegur agar tidak terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme serta menjunjung tinggi jiwa korsa rimbawan;

h. Kepemimpinan, berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan, dapat dipercaya untuk mencapai kinerja yang prima.

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana penelitian pada prinsipnya digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang memungkinkan lahirnya hasil-hasil litbang yang inovatif dan aplikatif. Berbagai sarana yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan antara lain:

a. Peralatan dan mesin-mesin. b. Hutan Penelitian/KHDTK

c. Perpustakaan Pusat dan Daerah d. Website dan Internet

e. Kendaraan operasional lapangan f. Laboratorium :

• Laboratorium Mikrobiologi

• Laboratorium Genetika Molekuler dan Kultur Jaringan • Laboratorium Pengujian Terpadu

• Laboratorium Anatomi Kayu • Laboratorium Pengawetan Kayu

(22)

11 • Laboratorium Pengeringan Kayu

• Laboratorium Botani • Laboratorium Silvikultur

• Laboratorium Penangkaran Satwa • Laboratorium Hama dan Penyakit • Laboratorium Tanah

• Laboratorium Entomologi • Laboratorium Mikologi

• Laboratorium Teknologi Serat • Laboratorium Produk Majemuk

E. Sistematika

Sistematika penyajian LAKIP Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 mengacu pada format yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), sebagai berikut:

BAB I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP, serta gambaran umum organisasi Badan Litbang Kehutanan.

BAB II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kerja (dokumen penetapan kinerja). BAB III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian sasaran-sasaran

organisasi, analisis pencapaian kinerja Badan Litbang Kehutanan dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2013.

BAB IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang kehutanan tahun 2013 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

(23)

12

A. Rencana Strategis

Perencanaan Strategis disusun sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi dalam kurun waktu tertentu secara sistematis, terarah dan terpadu. Perencanaan ini memperhitungkan analisis situasi baik faktor internal maupun faktor eksternal serta isu-isu strategis lainnya. Dalam rencana strategis disusun visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan strategi pencapaiannya yang disesuaikan dengan tupoksi serta kemampuan seluruh unit kerja lingkup Badan Litbang Kehutanan. Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Kehutanan 2010-2014.

1. Visi dan Misi

Visi Badan Litbang Kehutanan mencerminkan posisi dan fungsi Badan Litbang Kehutanan dalam konteks visi Kementerian Kehutanan yaitu “Terwujudnya kelestarian hutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat”. Berdasarkan Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan Tahun 2010-2014 telah ditetapkan visi Badan Litbang Kehutanan, yaitu:

Adapun makna yang terkandung di dalam visi tersebut adalah:

• Lembaga penyedia IP TEK Kehutanan yang terkemuka merupakan prestasi yang ingin dicapai Badan Litbang Kehutanan yaitu mendapatkan kepercayaan publik sebagai lembaga penghasil Iptek Kehutanan yang kredibel dan mampu menjawab kebutuhan pengguna dan tantangan pembangunan sektor kehutanan. • P engelolaan hutan lestari adalah tujuan utama sektor kehutanan untuk

mewujudkan kegiatan pengelolaan hutan yang di dalamnya mencakup kelestarian ekonomi, kelestarian sosial, dan kelestarian ekologi (lingkungan) secara seimbang dan harmonis. Iptek yang dihasilkan Badan Litbang Kehutanan

“Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka dalam mendukung terwujudnya pengelolaan hutan lestari untuk kesejahteraan

(24)

13 harus mampu mendukung praktik-praktik kehutanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari.

• Kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan adalah muara dari pengelolaan hutan lestari yaitu terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat pada umumnya maupun masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar hutan. Manfaat dari kegiatan pengelolaan hutan harus dirasakan secara adil tidak hanya oleh usaha besar tapi juga oleh masyarakat yang kehidupan dan penghidupannya terkait dengan hutan.

Untuk mengaktualisasikan peran IPTEK Kehutanan dalam pembangunan Kehutanan yang berkelanjutan yang mendukung peningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka ditetapkan misi Badan Litbang Kehutanan, sebagai berikut:

Makna yang terkandung di dalam misi tersebut adalah:

• Penguasaan dan kemanfaatan Iptek harus menjadi satu kesatuan karena pada dasarnya temuan Iptek harus dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk mendukung perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan.

• Unsur pendukung kelitbangan mempunyai peran penting untuk menjamin keberlangsungan kegiatan litbang serta menjaga dan meningkatkan kualitas hasilnya.

2. Tujuan dan Sasaran

Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan pada Renstra 2010-2014, tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan Litbang Kehutanan pada akhir periode (tahun 2014) ialah:

(4) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar permasalahan sektor kehutanan dengan sasaran strategis tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan, yaitu : setiap kegiatan litbang harus

a. Meningkatkan penguasaan dan kemanfaatan IPTEK Kehutanan. b. Memantapkan unsur pendukung kelitbangan.

(25)

14

mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau terapan.

(5) Meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang dengan sasaran strategis tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna, yaitu : minimal 60% dari IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan atau diadopsi oleh pengguna baik pembuat kebijakan di lingkup Kementerian Kehutanan (opsi kebijakan), dunia usaha/industri dan masyarakat (paket teknologi dan produk), komunitas ilmiah (publikasi dalam jurnal ilmiah) serta pihak lain yang memanfaatkan hasil litbang.

(6) Memantapkan unsur pendukung kelitbangan dengan sasaran strategis terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.

3. Strategi P encapaian Tujuan dan Sasaran

Untuk mencapai tujuan dan sasaran di atas, Badan Litbang Kehutanan menempuh arah kebijakan dan strategi sebagai berikut :

1. Arah Kebijakan

Selaras dengan arah kebijakan dan 18 sasaran strategis Kementerian Kehutanan, khususnya dalam peningkatan peran IPTEK dalam mendukung pembangunan Kehutanan, serta mengakomodasi perkembangan lingkungan strategis terkait sektor kehutanan, maka kebijakan Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 diarahkan pada tiga hal utama, yaitu :

1) Peningkatan kemampuan penguasaan IPTEK Kehutanan; 2) Peningkatan kemanfaatan dan penerapan IPTEK Kehutanan;

3) Pemantapan dukungan kelitbangan, meliputi perencanaan, evaluasi dan pelaporan, kerjasama, komunikasi hasil litbang, pengelolaan keuangan, SDM. serta sarana prasarana, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.

2. Untuk mengefektifkan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Litbang Kehutanan sesuai dengan arah kebijakan yang diterapkan, dilakukan beberapa langkah strategis, yaitu :

(26)

15 1) Konsistensi terhadap Roadmap Litbang Kehutanan 2010-2025

Roadmap ditetapkan dengan keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 163/MENHUT-II/2009 tanggal 3 April 2009, merupakan pedoman/acuan kegiatan litbang dan indikatif outputnya untuk periode 15 tahun ke depan. Arah kegiatan litbang diakomodasikan dalam 9 program litbang yaitu :

(1) Lansekap Hutan (2) Hutan Alam (3) Hutan Tanaman (4) Biodiversitas

(5) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) (6) Daerah Aliran Sungai (DAS) (7) Perubahan Iklim

(8) Pengolahan Hasil Hutan (9) Kebijakan Kehutanan

Disamping 9 program litbang di atas, Badan Litbang Kehutanan menetapkan 3 program pendukung/komplemen yaitu :

(1) Penguatan Institusi dan Peningkatan Kualitas SDM

(2) Pemantapan Pelaksanaan Penelitian dan Komunikasi Hasil Litbang (3) Peningkatan Sarana dan Prasarana Litbang

2) Penyusunan Rencana Penelitian Integratif (RPI)

Berdasarkan 9 program litbang tersebut diatas, selanjutnya dijabarkan ke dalam 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI) agar penelitian lebih terfokus, efisien dan efektif serta berorientasi pada hasil litbang. Komponen kegiatan penelitian dan luaran RPI menjadi acuan unit kerja lingkup Badan Litbang dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tahun 2010-2014.

Penelitian integratif bersifat lintas unit kerja dan melibatkan berbagai disiplin ilmu terkait untuk menjawab kompleksitas tantangan dan permasalahan sektor kehutanan secara lebih komprehensif dari sisi hulu sampai hilir.

RPI juga diarahkan untuk mendukung pencapaian 18 Sasaran Strategis Kementerian Kehutanan dengan keterkaitan yang tidak terpisahkan antara

(27)

16

aspek sosial ekonomi, sosial budaya dan ekologi dalam mendukung terwujudnya pengelolaan hutan secara berkelanjutan.

3) Penyusunan Penelitian Integratif Unggulan (PIU)

Penelitian Integratif Unggulan (PIU) adalah bagian dari satu atau lebih RPI yang dirancang untuk menghasilkan IPTEK yang menjadi unggulan masing-masing unit kerja teknis di lingkup Badan Litbang Kehutanan, untuk itu PIU harus sesuai dengan “core research “ masing-masing unit kerja pelaksana serta diupayakan dapat mencerminkan kekhasan tantangan kehutanan.

4) Restrukturisasi Program dan Kegiatan

Sesuai dengan reformulasi program dan kegiatan nasional, setiap unit eselon IIA (Puslitbang) hanya melaksanakan satu kegiatan yang mendukung Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan. Kegiatan untuk masing-masing Puslitbang di lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (2) Kegiatan Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan

(3) Kegiatan Litbang Keteknikan dan Pengolahan Hasil Hutan (4) Kegiatan Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan

(5) Sebagai unsur pendukung, Sekretariat Badan Litbang Kehutanan melaksanakan kegiatan generik unit kerja pendukung, yaitu Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.

4. Kegiatan Badan Litbang Kehutanan

Dalam rangka implementasi Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan telah ditetapkan 5 (lima) kegiatan dengan Eselon II A sebagai penanggung jawab masing-masing kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah: 1. Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi

RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu:

1) Pengelolaan Hutan Lahan Kering

(28)

17 3) Pengelolaan Hutan Rawa Gambut

4) Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme

5) Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem 6) Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Propinsi

7) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS 2. Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu:

1) Pengelolaan Hutan Alam Produksi

2) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu 3) Agroforestry

4) Pengelolaan Dipterokarpa

5) Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan 6) Pengelolaan HHBK - FEMO

3. Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu:

1) Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu

2) Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan 3) Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu 4) Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) 5) Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu

4. Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu:

1) Manajemen Lanskap Berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) 2) Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan

(29)

18

4) Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory)

5) Penelitian Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim

6) Penguatan Tata Kelola Kehutanan

7) Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan

5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Litbang Kehutanan

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian output adalah:

1) Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker.

2) Tertib administrasi pengelolaan keuangan dan BMN di lingkungan Badan Litbang Kehutanan dalam rangka mewujudkan opini keuangan Kemenhut “wajar tanpa pengecualian” mulai laporan keuangan tahun 2011 sebanyak 20 satker.

3) Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK).

Untuk mencapai IKK, maka dilakukan kegiatan-kegiatan pencapaian output kegiatan yaitu:

1) Rencana program dan anggaran sebanyak 20 satker per-tahun 2) Evaluasi dan pelaporan sebanyak 20 satker per-tahun

3) Sarana dan prasarana pada 20 unit kerja per-tahun

4) Peningkatan kualitas dan pembinaan SDM sebanyak 1.624 orang per-tahun

5) Pengelolaan KHDTK sebanyak 30 unit (di 34 lokasi)

6) Tatalaksana keuangan dan BMN, kerjasama, data dan informasi pada 20 satker.

(30)

19 B. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan dan merupakan bagian dari rencana tahunan. Rencana Kinerja merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan serta Rencana Kerja Kementerian/Lembaga, Kemenhut. Disamping itu, Rencana Kinerja juga merupakan penyambung antara Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) Kementerian Kehutanan dan dokumen Kegiatan Penelitian Integratif (RPI) dengan Rencana Kerja Anggaran Badan Litbang Kehutanan (RKA-KL) Badan Litbang kehutanan setiap tahunnya.

Perancangan kegiatan secara integratif dilakukan mengingat kompleksitas permasalahan dan tantangan sektor kehutanan yang tidak memungkinkan dijawab melalui penelitian yang bersifat parsial. Penelitian integratif dilakukan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu, untuk menjawab persoalan secara lebih komprehensif dari hulu sampai hilir dengan keterkaitan antara aspek ekonomi, sosial budaya dan ekologi (lingkungan).

Untuk tahun 2013, Rencana Kinerja Tahunan (Form RKT) selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan gambaran umum Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 dapat dilihat pada matrik sebagaimana Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Rekapitulasi Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

Minimal 60% hasil penelitian dan pengembangan kehutanan dapat dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan, pengelolaan teknis kehutanan dan pengayaan ilmu pengetahuan, termasuk pengembangan kebijakan dan teknis yang berkaitan dengan isu-isu perubahan iklim

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 judul

60

143 % Hasil litbang

1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 15 Hasil litbang 2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem

Pantai (RPI 4) 14 Hasil litbang 3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 8 Hasil litbang 4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme

(RPI 12) 50 Hasil litbang 5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis

Ekosistem (RPI 13) 17 Hasil litbang 6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten

(Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi (RPI 14)

15 Hasil litbang 7. Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air

(31)

20

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 judul

60

176 % Hasil litbang

1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari

(RPI 6) 15 Hasil litbang 2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu

(RPI 7) 43 Hasil litbang 3. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO

(RPI 11) 40 Hasil litbang 4. Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman

Hutan (RPI 10) 39 Hasil litbang 5. Agroforestry (RPI 8) 22 Hasil litbang 6. Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 17 Hasil litbang

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan

kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul

60

51 % Hasil litbang

1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 12 Hasil litbang 2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan

(RPI 20) 6 Hasil litbang 3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu

(RPI 21) 15 Hasil litbang 4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) 14 Hasil litbang 5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan

Pembantu (RPI 23) 4 Hasil litbang

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul

60

35 % Hasil litbang

1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS

(RPI 1) 3 Hasil litbang 2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan

(RPI 2) 5 Hasil litbang 3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari

Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) 3 Hasil litbang 4. Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah

Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) (RPI 17) 11 Hasil litbang 5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya

Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18) 8 Hasil litbang 6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 3 Hasil litbang 7. Pengelolaan Tata Kelola Industri dan

Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25) 2 Hasil litbang

Terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat maupun di daerah, dan menjadi bagian pendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan

Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker

1. Penguatan Institusi dan Peningkatan SDM 20 Satker

Diklat SDM Litbang 239 Orang

Peraturan lingkup Badan Litbang Kehutanan 1 Peraturan

Administrasi kepegawaian 32 Laporan Administrasi jabatan fungsional 6 Laporan Layanan perkantoran 12 Bulan layanan

(32)

21

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

2. Perencanaan, pengelolaan anggaran dan

kerjasama 20 Satker

Pengembangan hasil penelitian 15 Laporan Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan

Khusus (KHDTK) 48 Laporan Perencanaan dan pengelolaan anggaran 80 Dokumen Hasil kerjasama teknis 27 Laporan Kajian issue actual 13 Laporan

3. Evaluasi, diseminasi dan perpustakaan 20 Satker

Hasil kegiatan dan evaluasi kinerja instansi 73 Laporan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) 10 Laporan Informasi hasil penelitian/layanan data dan

informasi 52 Informasi Website instansi 14 Domain Jaringan LAN/internet 26 Titik jaringan Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar

hasil penelitian 16 Seminar Terbitan publikasi hasil penelitian/buku iptek 34 Terbitan Buku statistik instansi 154 Buku Buku perpustakaan 328 Buku Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil

penelitian 24 Pameran Pengelolaan perpustakaan 16 Laporan

4. Pengelolaan keuangan dan umum 20 Satker

Sistem Akuntansi Instansi 49 Laporan

Pengelolaan laboratorium penelitian 17 Laporan Pengelolaan herbarium 2 Laporan Pengelolaan kebun benih tanaman kehutanan/

persemaian permanen 13 Laporan

Pengelolaan

Sertifikat ISO 6 Sertifikat Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan 15 Laporan

Jembatan 36 m2

Jaringan air 80 Meter Peralatan multimedia 22 Unit Peralatan laboratorium 230 Unit Kendaraan bermotor 22 Unit Perangkat pengolah data dan komunikasi 285 Unit Peralatan dan fasilitas perkantoran 941 Unit Gedung/bangunan 19.337 m2

Berdasarkan Rencana Kinerja tersebut, disusun Dokumen Penetapan Kinerja setelah pagu anggaran ditetapkan. Dalam dokumen tersebut, Kinerja Badan Litbang Kehutanan mencakup:

6. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 judul.

(33)

22

7. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 judul.

8. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul.

9. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul.

10. Fasilitasi, koordinasi dan pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebanyak 20 satker.

Dokumen Penetapan Kinerja Badan Litbang Kehutanan yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Kehutanan dan Menteri Kehutanan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut, Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 memperoleh dukungan dana yang bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan Penerimaan Non Pajak (PNP) dengan total anggaran sebesar Rp. 274.414.473.000,- .

(34)

23 Secara umum Badan Litbang Kehutanan telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang diwujudkan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan untuk tahun 2013. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari pemenuhan beberapa indikator kinerja yang ditetapkan untuk masing-masing sasaran tersebut. A. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strateji instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis.

Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK). Indikator kinerja yang digunakan meliputi Input, Output dan Outcome dan tiap-tiap indikator kinerja ditetapkan satuannya. Sedangkan hasil pengukuran kinerja yang berisi indikator kinerja yang dipakai rencana dan realisasi masing-masing kegiatan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 3.

Langkah selanjutnya setelah dilakukan pengukuran kinerja kegiatan pada masing-masing indikator kinerja adalah pengukuran pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan Tahun 2010-2014.

Untuk membuat kesimpulan hasil pengukuran, digunakan skala pengukuran kinerja dengan hasil penilaian dalam bentuk persentase kinerja dengan kategori sebagai berikut:

- Kinerja mencapai 85% - 100% : sangat baik - Kinerja mencapai 70% - <85% : baik

- Kinerja mencapai 55% - <70% : sedang - Kinerja lebih kecil dari 55% : kurang baik

(35)

24

Misi P ertama: Meningkatkan Penguasaan dan Kemanfaatan IPTEK

Kehutanan

Sasaran:

Maksud dari tercapainya 100% luaran paket IPTEK kehutanan, yaitu setiap kegiatan litbang harus mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau terapan.

Tujuan dari sasaran tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan adalah menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar permasalahan sektor kehutanan. Untuk mencapai sasaran dari tujuan tersebut pada tahun 2013 telah dilaksanakan 4 Kegiatan Litbang, 9 Program Litbang dan 25 RPI yaitu:

1. Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (3 Program; 7 RPI) a. Program Pengelolaan Hutan Alam (3 RPI)

• RPI 3: Pengelolaan Hutan Lahan Kering.

• RPI 4: Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai • RPI 5: Pengelolaan Hutan Rawa Gambut

b. Program Pengelolaan Biodiversitas (2 RPI)

• RPI 12: Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme

• RPI 13: Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem c. Program Pengelolaan DAS (2 RPI)

• RPI 14: Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi

• RPI 15: Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS

2. Kegiatan Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (2 Program; 6 RPI) a. Program Pengelolaan Hutan Tanaman (5 RPI)

• RPI 6: Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari • RPI 7: Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu

Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan

1

(36)

25 • RPI 8: Agroforestry

• RPI 9: Pengelolaan Dipterokarpa

• RPI 10: Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan b. Program Pengelolaan HHBK (1 RPI)

• RPI 11: Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO

3. Kegiatan Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (1 Program; 5 RPI)

a. Program Pengolahan Hasil Hutan (5 RPI) • RPI 19: Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu

• RPI 20: Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan • RPI 21: Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu • RPI 22: Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu

• RPI 23: Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu

4. Kegiatan Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan (3 Program; 7 RPI) a. Program Lanskap Hutan (2 RPI)

• RPI 1: Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS • RPI 2: Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan b. Program Perubahan Iklim (3 RPI)

• RPI 16: Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

• RPI 17: Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) • RPI 18: Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat

Terhadap Perubahan Iklim c. Program Kebijakan Kehutanan (2 RPI)

• RPI 24: Penguatan Tata Kelola Kehutanan

• RPI 25: Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan

Secara umum setiap kegiatan pada setiap RPI mencapai target 100%, dengan rincian hasil sebagaimana pada Tabel 6 di bawah ini.

(37)

26

Tabel 6. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI tahun 2013

No Program/ Kegiatan Pencapaian (%) Persentase I. PROGRAM LANSKAP HUTA N 100

1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS 100

2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan 100

II. PROGRAM PENGELOLAA N HUTAN ALAM 100

3. Pengelolaan Hutan Lahan Kering 100

4. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai 100

5. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut 100

III. PROGRAM PENGELOLAA N HUTAN TANAMAN 100

6. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari 100

7. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu 100

8. Agroforestry 100

9. Pengelolaan Dipterokarpa 100

10. Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan 100

IV. PROGRAM PENGELOLAA N HASIL HUTA N BUKA N KAYU 100

11. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO 100

V. PROGRAM PENGELOLAA N BIODIVERSITAS 100

12. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme 100

13. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem 100

VI. PROGRAM PENGELOLAA N DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) 100

14. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten

dan Lintas Propinsi 100

15. Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS 100

VII. PROGRAM PERUBAHA N IKLIM 100

16. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan

Degradasi 100

17. Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan

(Inventory) 100

18. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap

Perubahan Iklim 100

VIII. PROGRAM PENGOLA HA N HASIL HUTAN 100

19. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu 100

20. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan 100

21. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu 100

22. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu 100

23. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu 100

IX. PROGRAM KEBIJAKA N KEHUTA NA N 100

24. Penguatan Tata Kelola Kehutanan 100

(38)

27 Sasaran:

Tujuan dari sasaran tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna adalah meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil Litbang. Untuk mencapai tujuan dari sasaran tersebut dilakukan dengan kegiatan diseminasi, menggunakan indikator outcome dan pencapaian target. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI berdasarkan indikator outcome dengan tujuan meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang

No. Sasaran Outcome Outcome Realisasi (%)

% Pencapaian

Outcome

Ket. I. Ketersediaan dan termanfaatkannya

IPTEK dasar dan terapan bidang konservasi dan rehabilitasi

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi 48,69 81,16 Persen pencapaian outcome terhadap target 60% 1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 47,31 78,86

2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem

Pantai (RPI 4) 54,71 91,19

3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 46,88 78,13 4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme

(RPI 12) 45,90 76,50

5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis

Ekosistem (RPI 13) 40,57 67,62 6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten

(Hulu), Lintas Kabupaten dan Lintas Provinsi (RPI 14)

54,27 90,46 7. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air

Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15) 51,20 85,34

II. Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan bidang peningkatan produktivitas hutan

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang peningkatan produktivitas hutan 48,53 80,88 Persen pencapaian outcome terhadap target 60% 1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari

(RPI 6) 45,00 75,00

2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu

(RPI 7) 41,87 69,78

3. Agroforestry (RPI 8) 53,55 89,26 4. Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 50,50 84,17 5. Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

(RPI 10) 60,09 100,15

6. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO

(RPI 11) 40,16 66,93

Tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna

(39)

28

No. Sasaran Outcome Outcome Realisasi (%)

% Pencapaian

Outcome

Ket. III. Ketersediaan dan termanfaatkannya

Iptek dasar dan terapan bidang

keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan 43,20 72,00 Persen pencapaian outcome terhadap target 60% 1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 46,00 76,67

2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan

(RPI 20) 50,00 83,33

3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu

(RPI 21) 35,00 58,33

4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

(RPI 22) 35,00 58,33

5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan

Pembantu (RPI 23) 50,00 83,33

IV. Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan 48,10 80,17 Persen pencapaian outcome terhadap target 60% 1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS

(RPI 1) 52,50 87,50

2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap

Perkotaan (RPI 2) 44,44 74,07 3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi

dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) 38,67 64,44 4. Pengembangan Perhitungan Emisi GRK

Kehutanan (Inventory) (RPI 17) 57,50 95,83 5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi

Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)

47,60 79,33 6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 38,00 63,33 7. Penguatan Tata Kelola Industri dan

Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25) 58,00 96,69

Rata-rata

Outcome 47,13 78,55

Misi Kedua : Memantapkan unsur pendukung kelitbangan

Sasaran:

Tujuan dari sasaran ini adalah memantapkan unsur pendukung kelitbangan. Keluaran/output pelaksanaan kegiatan ini adalah terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat

Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil Litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan Sumber Benih

(40)

29 maupun di daerah, dan menjadi bagian dalam mendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan.

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian output adalah:

1. Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker.

2. Tertib administrasi pengelolaan keuangan dan BMN di lingkungan Badan Litbang Kehutanan dalam rangka mewujudkan opini laporan keuangan Kemenhut “wajar tanpa pengecualian” mulai laporan keuangan tahun 2011 sebanyak 20 satker. 3. Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK).

Pencapaian sasaran strategis dan pencapaian IKK tersebut dilaksanakan melalui 3 (tiga) program yaitu:

a. Program Penguatan Institusi dan Peningkatan Kualitas SDM, dilaksanakan melalui kegiatan: peningkatan SDM, pengelolaan administrasi persuratan, perencanaan program, pengelolaan anggaran serta evaluasi dan pelaporan.

b. Program Pemantapan Pelaksanaan Penelitian dan Komunikasi Hasil Litbang, dilaksanakan melalui kegiatan: pengelolaan kerjasama, pengelolaan data dan informasi, pengelolaan perpustakaan, diseminasi dan publikasi.

c. Program Peningkatan sarana dan prasarana, dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan perlengkapan/BMN, pengelolaan KHDTK.

B. Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja bertujuan untuk mengetahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa mendatang. Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013, selain pengukuran kinerja tahunan, juga meliputi evaluasi kinerja sasaran yang merupakan jabaran dari sasaran Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 yang kegiatannya telah ditetapkan dalam rencana penelitian integratif. Pengukuran kinerja tahunan dilakukan berdasarkan input dan output serta outcome yang telah dilakukan pada tahun 2013, sedangkan pencapaian sasaran untuk rencana tingkat

(41)

30

capaian/target berdasarkan pada rencana kegiatan penelitian integratif yang telah dijabarkan dalam rencana kegiatan tahunan.

Rincian capaian kinerja masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berikut :

Misi P ertama: Meningkatkan Penguasaan dan Kemanfaatan IPTEK Kehutanan

Sasaran:

Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pertama renstra Badan Litbang Kehutanan, setiap judul atau kegiatan penelitian dituntut untuk mampu menghasilkan luaran berupa iptek atau temuan yang didapat dari kegiatan penelitian tersebut. Iptek atau temuan penelitian dapat berupa informasi ilmiah, teknik, teknologi, metoda, formula, sistem, model, hasil rekayasa alat, produk atau temuan penelitian lainnya yang bersifat spesifik sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian.

Pada tahun 2013, jumlah kegiatan penelitian yang dilaksanakan lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah sebanyak 376 kegiatan, dengan rincian 143 kegiatan litbang konservasi dan rehabilitasi, 147 kegiatan litbang peningkatan produktivitas hutan, 51 kegiatan litbang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan, 35 kegiatan perubahan iklim dan kebijakan kehutanan. Realisasi capaian output kegiatan penelitian pada tahun 2013, tercapai 100%

Sasaran:

Penelitian dan pengembangan (litbang) kehutanan memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dapat digunakan dalam penetapan berbagai kebijakan umum, kebijakan teknis dan kebijakan operasional. Dengan demikian diharapkan hasil-hasil litbang kehutanan dapat menjadi trend setter dalam pembangunan kehutanan pada khususnya, dan

Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan

1

Tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna

Gambar

Tabel 1. Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI
Tabel 3. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina
Tabel 4. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan  jabatan fungsional
Tabel 5.  Rekapitulasi Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan  Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keefektifan menginfeksi perakaran kacang tanah ditunjukkan oleh hasil data pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, berat kering, luas daun dan panjang akar yang

Penelitian yang dilakukan pada 26 pasien dengan usia kehamilan rata-rata 29 minggu, plasenta terletak 20 mm dari ostium uteri dan 20 mm melalui ostium uteri hanya 3(11,5%)

Selama arsitektur enterprise distrukturkan berdasarkan data dan proses serta tidak adanya pengulangan pada sesuatu yang sama, maka teknologi client/server dapat berjalan dengan

Pada hill dilakukan pengukuran reflektan dengan field spektrometer, pengukuran variabel tanaman (ketinggian, lebar kanopi, jumlah daun, jumlah batang, jumlah

Anak merupakan usia rentan terhadap penyakit mulut karena masih memerlukan bantuan dari orang tua maupun keluarga untuk membimbing dalam menjaga kebersihan gigi dan

(1) Penyidikan pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap Pidana Pelanggaran

Setiap revisi , modifikasi atau perubahan yang disepakati oleh Para Pihak wajib dibuat secara tertulis dan wajib menjadi bagian dari Memorandum Saling Pengertian

Pada lima sampel makanan pecel diketahui bahwa diantara pedagang pecel tersebut terdapat beberapa faktor yang kurang memenuhi syarat yaitu sanitasi tempat dagang yang