• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 Evaluasi Pelaksanaan MP3EI di Sulawesi Selatan

3.3. Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan MP3EI di Level

MP3EI adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional yang menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah. Program MP3EI lebih banyak diimplementasikan di level pemerintah daerah karena konsepnya adalah regional

development based. Pemerintah daerah perlu dilibatkan dalam proses

pengambilan keputusan dan perencanaannya. Sosialisasi juga menjadi faktor penting untuk mensukseskan agenda perencanaan yang sudah disusun.

Pemerintah pusat memiliki dokumen RPJM Nasional dan RPJP Nasional dan setiap daerah mempunyai RPJM Daerah dan RPJP Daerah sebagai dasar dalam penyusunan program pembangunan di nasional dan daerah. Ketika MP3EI hadir maka perlu ada sinkronisasi kebijakan. Pemerintah daerah perlu merespon kebijakan ini ke dalam strategi pembangunan daerah. Pada bagian ini akan dievaluasi beberapa aspek yang terkait dengan MP3EI di level kebijakan daerah. Pemetaan ini dilakukan agar memberikan gambaran sejauh mana kebijakan MP3EI mempengaruhi kebijakan daerah dan bagaimana posisi pemerintah daerah dalam MP3EI.

3.3.1. Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam Perencanaan

MP3EI

MP3EI merupakan dokumen yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian). Mulai dari perencaan awal sampai keluarnya Instruksi Presiden mengenai MP3EI semuanya dikoordinasi oleh Kemenko Perekonomian. Dalam praktiknya, mulai dari penyusunan perencanaan MP3EI, banyak daerah tidak dilibatkan dalam penyusunan ini. Padahal bila mengacu pada prinsip – prinsip desentralisasi, setiap perencanaan pembangunan harus disusun dari level pemerintah daerah (kabupaten/kota) malahan harus ada Musrenbang di tingkat desa. Ini tidak dilakukan dalam MP3EI.

Tabel 3.3. Pemetaan Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam Penyusunan MP3EI

No Pemerintah

Daerah Dilibatkan DilibatkanTidak Keterangan

1 Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan

Ѵ Dilibatkan setelah

draft MP3EI sudah ada sedangkan dalam penyusunnya tidak pernah dilibatkan

2 Pemerintah

Kab. Takalar Ѵ Mendapatkan sosialisasi dari pemerintah propinsi 3 Pemerintah

Kab. Barru Ѵ Mendapatkan sosialisasi dari pemerintah propinsi Sumber: Rekapitulasi hasil FGD dan in-depth interview dengan pemerintah daerah di

Sulawesi Selatan

Bila dipetakan keterlibatan pemerintah propinsi dan kabupaten/ kota dalam perencanaan, terlihat minimnya perlibatkan pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan MP3EI. Pemerintah propinsi hanya dilibatkan ketika draft ini sudah selesai sedangkan pelibatan pemerintah kabupaten hampir dikatakan tidak ada. Ini menjadi persoalan mendasar bahwa dalam hal perencanaan saja MP3EI sudah salah, apalagi nanti dalam sinkronisasi dengan kebijakan daerah dan implementasinya. Inilah menjadi kendala utama yang dihadapi daerah dalam hal kebijakan MP3EI.

3.3.2. Sosialisasi Program MP3EI kepada Pemerintah

Daerah

Memang dalam setiap Musrenbang yang dilakukan oleh Bappenas, sudah ada sosialisasi MP3EI begitu juga dalam pertemuan – pertemuan Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala Daerah juga ada sosialisasi MP3EI. Tapi instensitas koordinasi justru ada di level propinsi, itupun tidak optimal karena seringkali yang dikirim untuk mewakili pemerintah propinsi adalahpersonil yang berbeda-beda.

Untuk sosialisasi di level pemerintah kabupaten/kota, Bappeda propinsi menjadi ujung tombak sosialisasi. Tapi sering terjadi sosialisasi MP3EI di setiap pertemuan yang diadakan oleh Bappeda selalu kalah dengan pembahasan yang sudah menjadi agenda RPJM daerah atau isu – isu nasional yang berkaitan MDGs. Inilah yang menyebabkan banyak pemerintah kabupaten/kota tidak paham dengan konsep MP3EI.

Tabel 3.4. Pemetaan Aspek Sosialisasi Program MP3EI kepada Pemerintah Daerah

No Pemerintah

Daerah Dilibatkan DilibatkanTidak Keterangan

1 Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan

Ѵ Setiap Musrenbang

pemerintah pusat selalu mengajak pemerintah propinsi tapi sosialisasi MP3EI berada fokus di satu kluster, kadang – kadang staf dari Bappeda tidak masuk ke dalam kluster tersebut. Selain musrenbang juga ada rapat koordinasi MP3EI di Kemenko Perekonomian, pemerintah daerah juga sering dilibatkan. Persoalannya yang hadir dalam sosialisasi tersebut orangnya berbeda – beda sehingga informasinya terpotong – potong. 2 Pemerintah

Kab. Takalar Ѵ Pada Musrenbang Propinsi, Bappeda selalu melakukan sosialisasi mengenai MP3EI, pernah juga beberapa kali diskusi dilakukan di Kementerian Kelautan dan Perikanan karena Kab. Takalar masuk prioritas dalam pengembangan industri perikanan.

3 Pemerintah

Kab. Barru Ѵ Hanya beberapa kali dilibatkan dalam sosialisasi MP3EI, bagi daerah MP3EI ini barang langka, walaupun sudah disosialisasikan tapi fokusnya bukan pada MP3EI justru pada program daerah seperti Kawasan Pengembangan Khusus (Kapek) dan lainnya.

Sumber: Rekapitulasi hasil FGD dan in-depth interview dengan pemerintah daerah di Sulawesi Selatan

3.3.3. Respon Kebijakan MP3EI terhadap Perubahan

Kebijakan Daerah

MP3EI merupakan agenda nasional yang perlu didukung oleh kebijakan daerah. Pemerintah pusat menginginkan program-program MP3EI dan kebijakannya harus disesuaikan oleh pemerintah daerah. Ini menjadi persoalan di daerah, karena pemerintah daerah tidak dilibatkan dari awal dalam penyusunan perencanaannya, maka ketika program ini sampai ke daerah banyak sekali tidak sinkron dengan kebijakan daerah. Memang pada level propinsi ada respon dari program MP3EI terhadap perubahan kebijakan daerah tapi pemerintah daerah juga menganggap ini belum optimal. Apalagi ketika kebijakan ini sangat berbenturan dengan RPJM daerah dan RTRW yang sudah mereka susun, banyak persoalan yang muncul. Sedangkan di level pemerintah kabupaten/kota tidak ada respon perubahan kebijakan terhadap program MP3EI.

Tabel 3.5. Pemetaan Respon Kebijakan Daerah terhadap Program MP3EI

No Pemerintah

Daerah Ada Tidak Ada Keterangan

1 Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan

Ѵ Sebenarnya sebelum adanya

MP3EI, Propinsi Sulawesi Selatan sudah memiliki program pembangunan daerah dimana sudah menetapkan kawasan strategis daerah yang mirip dengan MP3EI. Kami hanya memperkuat kebijakan ini dan menyesuaikan dengan program MP3EI. Kesulitannya adalah dalam penataan ruang, perlu ada perubahan terhadap RTRW Propinsi Sulawesi Selatan bila ini tetap dijalankan ke depannya 2 Pemerintah

Kab. Takalar Ѵ Pemerintah daerah sudah punya RPJMD/RPJPD, RTRW dan rencana strategis daerah, sulit bagi daerah untuk mensinergikan karena banyak aspek – aspek yang justru berbenturan dengan kebijakan yang sudah daerah susun.

3 Pemerintah

Kab. Barru Ѵ Pemerintah Kab. Barru sudah punya RTRW, kita belum mersepon kebijakan MP3EI karena pemerintah daerah sendiri belum paham MP3EI, apa yang perlu direspon untuk kebijakan daerah

Sumber: Rekapitulasi hasil FGD dan in-depth interview dengan pemerintah daerah di Sulawesi Selatan

3.3.4. Koordinasi Antara Pemerintah Propinsi dengan

Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan MP3EI

Karena MP3EI dari awal merupakan agenda pemerintah pusat, maka pemerintah propinsi sebagai perwakilan pemerintah pusat di daerah, harus bisa mengkoordinasikan agenda ini ke pemerintah kabupaten/kota. Di Propinsi Sulawesi Selatan sudah ada koordinasi yang dibangun oleh pemerintah daerah mengenai MP3EI. Dalam setiap Musrenbang daerah, Rakor Bupati/Walikota dengan pemerintah propinsi memang MP3EI sering dibahas, tapi cuma pada tataran makro kebijakan. Ketika membahas aspek sektoral justru yang sering dikoordinasikan adalah program yang ada dalam RPJM daerah. Inilah yang menjadikan sulit untuk mendorong pemerintah kabupaten/kota berinisatif terhadap MP3EI.

Tabel 3.6. Pemetaan Koordinasi Antara Pemerintah Propinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan dengan MP3EI

No Pemerintah

Daerah Ada Tidak Ada Keterangan

1 Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan

Ѵ Dalam setiap Musrenbang Daerah, Bappeda melakukan koordinasi ke pemerintah Kabupaten/Kota mengenai MP3EI.

2 Pemerintah Kab. Takalar Ѵ Koordinasi secara makro Antara pemerintah propinsi dengan pemerintah kabupaten/kota ada, tapi ketika masuk pada pembahasan sektor – sektor justru yang

mengemuka adalah program MDGs. Daerah tidak tahu mengenai target – target MP3EI di daerah.

3 Pemerintah

Kab. Barru Ѵ Disemua perencanaan yang dibuat kabupaten tidak ada landasan hukum dari MP3EI. Yang menjadi dasar adalah RPJM Nasional sehingga koordinasi antara propinsi dan kabupaten/kota berkaitan dengan MP3EI tidak begitu kuat. Sumber: Rekapitulasi hasil FGD dan in-depth interview dengan pemerintah daerah di

3.3.5. Respon Pemerintah Daerah terhadap Kebijakan MP3EI

Banyak daerah yang kesulitan dalam menjalankan program MP3EI ini. Mereka menganggap ini pola – pola pembangunan sentralistik di mana pemerintah pusat yang menentukan arah dan kebijakan pembangunan. Padahal dalam tata kelola pemerintahan dengan model desentralisasi saat ini, aspek-aspek pembangunan yang bersifat sentralistik ini tidak bisa diterima dalam sistem pembangunan daerah. Itulah kenapa pemerintah daerah cenderung mendorong harus ada perubahan terhadap MP3EI atau secara halus menolak MP3EI karena akan menimbulkan implikasi terhadap tata kelola pembangunan daerah.

Tabel 3.7. Pemetaan Respon Pemerintah Daerah terhadap MP3EI

No Pemerintah

Daerah Menolak MenolakTidak PerubahanPerlu Keterangan

1 Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan Ѵ Proyek – proyek MP3EI yang dibangun dengan skema PPP harus memiliki studi kelayakan yang jelas dan melibatkan pemerintah daerah. Selama ini proyek ini hanya melibatkan pemerintah pusat dan swasta padahal pemerintah daerah yang nanti melakukan implementasi dan pengawasan terhadap proyek ini

2 Pemerintah

Kab. Takalar Ѵ Kalau memang ada kemungkinan revisi, kami mengusulkan adanya perubahan regulasi yang berkiatan di sektor perikanan, pemerintah daerah sudah menanam 3.000 Ha lahan bakau, jika MP3EI fokus terhadap budidaya perikanan dengan memperluas lahan tambak maka akan terjadi penebangan bakau dan ini kontra produktif dengan kebijakan daerah sendiri. 3 Pemerintah

Kab. Barru Ѵ Harus ada rencana yang matang di setiap koridor ekonomi dan ini harus inisiatif dari pemerintah daerah bukan di desain di pemerintah pusat. Sulawesi Selatan sudah memiliki KSN, ini perlu diperkuat dalam MP3EI dan bukan menciptkan proyek lain yang justru tidak sesuai dengan RTRW daerah. Sumber: Rekapitulasi hasil FGD dan in-depth interview dengan pemerintah daerah di

3.4. Studi Kasus: Pengaruh Pelaksanaan Proyek MP3EI