PROFESI GURU DAN EVALUASI
C. Domain Psikomotorik
5.2 Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini: (1) Prinsip keseluruhan, (2) Prinsip kesinambungan, dan (3) Prinsip Objektivitas.29
1. Prinsip Keseluruhan
Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah prinsip komprehensif (comprehensive). Dengan prinsip komprehensif dimaksudkan di sini bahwa evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh atau menyeluruh.
Harus senantiasa diingat bahwa evaluasi hasil belajar itu tidak boleh dilakukan secara terpisah-pisah atau sepotong-potong, melainkan harus dilaksanakan scara utuh dan menyeluruh.
Dengan kata lain, evaluasi hasil belajar harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta anak didiksebagai makhluk hidup dan bukan benda mati. Dalam hubungan ini, evaluasi hasil belajar di sampingdapat mengungkap aspek proses berpikir (cognitive domain) juga dapat mengungkap aspek kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap (affective domain) dan aspek keterampilan (psychomotor domain) yang melekat pada diri masing-masing individu peserta anak didik. Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka Evaluasi hasil belajar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu hendaknya bukan hanyamengungkap pemahaman peserta didik terhadap ajaran-ajaran agama Islam, melainkan juga harus dapat mengungkap sudah sejauh mana
29 Anas Sudijono¸Op.cit., hal. 31-33
peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Dengan melakukan evaluasi hasil belajar secara bulat, utuh menyeluruh akan diperolh bahan-bahan keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan perkembangan subjek didik yang sedang dijadikan sasaran evaluasi.
2. Prinsip Kesinambungan
Prinsip kesinambungan juga dikenal dengan istilah prinsip kontinuitas (continuity). Dengan prinsip kesinambungan dimaksudkan di sini bahwa evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung menyambung dari waktu ke waktu.
Dengan evaluasi hasil belajar yang dilaksanaakan secara teratur, terencana dan terjadwal itu maka dimungkinkan bagi evaluator untuk memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik, sjak dari awal mula mngikuti program pendidikan sampai pada saat-saat mereka mngakhiri program pendidikan yang mereka tempuh itu.
Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara berkesinambungan itu juga dimaksudkan agar pihak evaluator (guru, dosen, dll) dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah-langkah atau merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu diambil untuk masa-masa selanjutnya, agar tujuan pengajaran sebagaimana telah dirumuskan pada Tujuan Intruksional Khusus (TIK) dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
3. Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas (objectivity) mengandung makna, bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif.
Sehubungan dengan itu, dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar, seorang evaluator harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar, menurut keadaan yang senyatanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang brsifat subjektif. Prinsip ketiga ini sangat penting, sebab apabila dalam melakukan evaluasi unsur-unsur subjektif menyelinap masuk ke dalamnya, akan dapat menodai kemurnian pekerjaan evaluasi itu sendiri.
Evaluasi pembelajaran adalah adalah keseluruhan kegiatan baik berupa pengukuran maupun penilaian (pengukuran data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Evaluasi pembelajaran juga diartikan sebagai evaluasi terhadap proses belajar mengajar. Secara sistematik, evaluasi pembelajaran, yang mencakup komponen input, yakni perilaku awal siswa, komponen input instrumental yakni kemampuan profesional guru/ tenaga kependidikan, komponen kurikulum (program studi, metode, media), komponen administratif (alat , waktu dan dana), komponen proses ialah perosedur pelaksanaan pembelajaran, komponen output ialah hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini perhatian ditujukan hanya pada evaluasi terhadap komponen proses dalam kaitannyad dengan komponen input istrumental.
Evaluasi Proses Pengajaran
Evaluasi terhadap proses pengajaran dilakukan oleh guru sebagai bagian integral dari pengajaran itu sendiri. Artinya evaluasi harus tidak terpisahkan dalam penyusunan dan palaksanaan pembelajaran. Evaluasi proses bertujuan untuk menilai kefektifan dan efisiensi kegiatan pengajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program dan pelaksanaannya. Objek dan sasaran evaluasi proses adalah komponen-komponen sistem pengajaran itu sendiri, baik yang berkenaan dengan masukan proses maupun keluaran, dengan semua dimensinya.
Komponen masukan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni masukan mentah (raw input), yaitu para siswa, dan masukan alat (instrumental input), yakni unsur manusia dan non manusia yang mempengaruhi terjadinya proses. Komponen proses adalah interaksi semua komponen pengajaran seperti bahan pengajaran, metode dan alat, sumber belajar, sistem penilaian, dan lain-lain.
Komponen keluaran adalah hasil belajar yang dicapai anak didik setelah menerima proses pengajaran. Penilaian keluaran lebih banyak dibahas dalam penilaian hasil.Penilaian terhadap masukan mentah, yakni siswa sebagai subjek dan objek belajar.
Evaluasi Hasil Pengajaran
Pada umumnya evaluasi hasil pengajaran, baik dalam bentuk formatif maupun sumatif, telah dilaksanakan oleh guru.Melalui pertanyaan secara lisan atau tulisan pada akhir pengajaran guru menilai keberhasilan pengajaran (tes formatif).Demikian juga tes sumatif yang dilakukan pada akhir program seperti akhir kuartal atau akhir semester, penilaian diberikan kepada para siswa untuk menentukan kemajuan belajarnya.Tes tertulis, baik jenis tes esay maupun tes objektif, dilakukan oleh guru dalam penilaian sumatif
tersebut.Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar siswa dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Alat dari hasil Evaluasi pembelajaran adalah Validitasi yaitu mengukur kemampuan tes siswa yang seharusnya diukur dan Validitasi Isi yaitu mengukur kemampuan tes keterwakilan siswa yang diberikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat evaluasi tes hasil pembelajaran berdasarkan Reliabilitas tes yaitu konsistensi dari dua atau lebih set alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur hal yang sama. Dalam memilih metode penilaian dalam evaluasi hasil pembelajaran disesuaikan dengan kawasan kompetensi yang akan diukur, sebagaimana tabel di bawah ini :
Tentukan kawasan kompetensi yang akan diukur PENGETAHUAN
TES LISAN TES TERTULIS Bentuknya:
Objektif
Uraian
SIKAP
WAWANCARA OBSERVASI Mediumnya:
Role Play
Simulasi
Dll.
KETRAMPILAN NON TES
Mediumnya:
Simulasi
Demontrasi
Dll.
Tabel 4. Metode Penilaian dalam Evaluasi Pembelajaran
PRINSIP PENULISAN SOAL