• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Evaluasi Pembelajaran

1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan kegiatan yang tidak terelakkan dalam setiap proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Menurut Arifin (2011:5) evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. Evaluasi hasil belajar menekankan pada diperolehnya informasi tentang seberapa besar perolehan siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Sedangkan Sukmadinata 2001 dalam Arifin (2011:11) pembelajaraan bersifat interaktif dan komunikatif. Interaktif artinya kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang bersifat multiarah antara guru, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan yang saling mempengaruhi, tidak didominasi oleh satu komponen saja.

Nafi menambahkan dalam bukunya Belajar dan Bermain

Bersama ABK dan Autis bahwa evaluasi pembelajaran merupakan

proses sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal sehingga hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran menetapkan baik buruknya proses kegiatan pembelajaran (Nafi, 2012:23-24).

Oleh karena itu, evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan tertentu. Hasil kegiatan evaluasi belajar pada akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk keperluan diagnostik dan pengembangan, seleksi, kenaikan peringkat belajar/kenaikan kelas, dan untuk penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.

2. Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Menurut Sciven 1967 dalam Arifin (2011:16) fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai

26

kebaikan dari sistem secara keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat dilaksanakan apabila pengembangan suatu kurikulum telah dianggap selesai.

Mardapi dalam Widoyoko (2009:7) menambahkan, dalam bukunya Evaluasi Program Pembelajaran, bahwa dalam bidang pendidikan ditinjau dari sasarannya, evaluasi ada yang bersifat makro dan ada yang mikro. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan. Evaluasi mikro sering digunakan ditingkat kelas. Jadi sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi penanggung jawabnya adalah guru. Guru mempunyai tanggung jawab menyusun dan melaksanakan program pembelajaran di kelas, sedangkan pimpinan sekolah bertanggung jawab untuk mengevaluasi program pembelajaran yang disusun dan dilaksanakan oleh guru.

3. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran

Menurut Sudijono (2011:31) Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini:

a. Prinsip Keseluruhan

Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah komprehensif (comprehensive). Dengan prinsip komprehensif dimaksud disini bahwa evaluasi hasil belajar dapat

dikatakan terlakssana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, atau menyeluruh. Dengan kata lain, evaluasi hasil belajar harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik sebagai makhluk hidup.

Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka evaluasi belajar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu hendaknya bukan hanya mengungkapkan pemahaman peserta didik terhadap ajaran-ajaran Islam, melainkan juga harus mengungkapkan sejauh mana peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam tersebut dalam kehidupan mereka msing-masing.

Dengan demikian evaluasi hasil belajar secara bulat utuh menyeluruh akan diperoleh keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaaan dan perkembangan subjek didik yang dijadikan sasaran evaluasi.

b. Prinsip Kesinambungan

Prinsip kesinambunagan juga dikenal dengan istilah prinsip kontinuitas (continuity). Dengan prinsip kesinambungan dimaksud disini bahwa evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-menyambung dari waktuke waktu.

28

Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara berkesinambungan dimaksudkan agar pihak evaluator (guru, dosen, dan sebagainya) dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah-langkah atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang perlu, agar tujuan pengajaran dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

c. Prinsip Obyektivitas

Prinsip obyektifitas (objectifity) mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang bersifat subjektif.

Sehubungan dengan ini, dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar, seorang evaluator harus senantiasa berpikir dan berindak wajar. Prinsip ketiga ini sangat penting, sebab apabila dalam melakukan evaluasi unsur-unsur subjektif menyelinap masuk ke dalamnya, akan dapat menodai kemurnian pekerjaan evaluasi itu sendiri.

Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses, dan keluaran/hasil, maka objek/sasaran evaluasi program pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga,yaitu: evaluasi maasukan, proses, dan keluaran/hasil pembelajaran. Menurut Widoyoko (2009:15)

1) Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada penilaian karakteristik peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan

prasarana pembelajaran, karakteristik dan kesiapan guru, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran, serta keadaan lingkungan dimana pembelajaran berlangsung.

2) Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada penilaian pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilakssanakan, dan minat, sikap serta cara belajar siswa.

3) Penilaian hasil pembelajaran merupakan upaya untuk melakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa, baik menggunakan tes maupun non tes, dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap peserta didik sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran.

Dokumen terkait