• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4.1 Pengertian Evaluasi Program

Wirawan (2012:9) menjelaskan evaluasi sebagai sebuah kegiatan pemngumpulan berbagai informasi guna menentukan

64

penilaian dan manfaat suatu obyek yang sedang dievaluasi, selain itu juga untuk mengontrol, memperbaiki, serta mengambil keputusan mengenai obyek tersebut.

Selanjutnya Stufflebeam dan Shinkfield (1985:159) menjelaskan evaluasi dapat dimanfaatkan untuk mempertimbangkan harga dan jasa (the worth and merit) melalui proses penyediaan informasi dari tujuan yang hendak diraih, implementasi, desain, dan dampak untuk membantu membuat keputusan dan pertanggungjawaban sehingga pemahaman terhadap suatu fenomena dapat meningkat.

National Study Committee on Evaluation atau Komite Studi Nasional tentang Evaluasi dari UCLA (Stark & Thomas, 1994:12) mendefinisikan bahwa evaluasi adalah dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya melalui proses atau kegiatan untuk memilih, mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan informasi.

Dari rumusan-rumusan yang telah dipaparkan dapat dipahami bahwa inti dari evaluasi adalah sebuah proses yang

65

direncanakan untuk menyediakan atau mengumpulkan informasi tentang bekerjanya suatu kegiatan untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau penentuan alternatif solusi yang tepat untuk mengambil suatu keputusan.

Arikunto (2008:291) menjelaskan bahwa program merupakan suatu kegiatan yang sengaja direncanakan dengan sebaik-baiknya. Dalam bukunya yang lain, Arikunto dan Jabar (2009:22) menjelaskan bahwa program merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk merealisasikan dari suatu kebijakan. Berbeda dengan Arikunto, Tayibnapis, (2000:9) mendefinisikan program sebagai suatu percobaan kegiatan yang dilakukan untuk membuahkan pengaruh atau hasil. Sedangkan Widiyoko (2014:8) menyampaikan bahwa program adalah perencanaan kegiatan dalam suatu perkumpulan dengan sebaik-baiknya untuk melaksanakan suatu kegiatan yang berkesinambungan.

Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas tentang program yaitu suatu kegiatan yang dirancang untuk

66

melaksanakan suatu kebijakan secara berkesinambungan guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Evaluasi program merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program. Dengan kata lain, evaluasi terhadap suatu program itu perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program tersebut, dan seberapa tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan atau diambil untuk program yang telah dilaksanakan itu. Arikunto (2012:325), menegaskan bahwa melakukan evaluasi program berarti melakukan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat keberhasilan dari kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya.

Arikunto dan Jabar (2009:5) mengutip definisi evaluasi program yang dikemukakan oleh Tyler (1950) yaitu sebuah proses yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang realisasi tujuan pendidikannya. Arikunto dan Jabar (2009:5) juga mengutip evaluasi program menurut Cronbach (1963)

67

dan Stufflebeam (1971) yang menyatakan bahwa evaluasi program merupakan upaya menyampaikan informasi bagi pengambil keputusan. Sedangkan evaluasi program menurut Joint Committee on Standards for Educational Evaluation (1981:12) adalah evaluasi yang menilai seluruh aktivitas dalam bidang pendidikan dengan cara menyajikan data yang berkesinambungan.

Kesimpulan definisi evaluasi program berdasarkan uraian di atas yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk mengukur tingkat pelaksanaan atau keberhasilan suatu program yang sedang berjalan maupun program yang sudah berlalu dengan cara melihat efektivitas dari masing-masing komponennya.

Hal yang menjadi dasar dalam evaluasi program adalah rasa ingin tahu penyusun program untuk melihat tercapai atau tidaknya tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya.

Apabila tujuan tersebut telah tercapai, bagaimanakah kualitas pencapaiannya. Tetapi apabila belum tercapai, maka: a)

68

manakah bagian dari rencana kegiatan yang belum tercapai, dan b) hal apakah yang menyebabkan bagian dari rencana kegiatan tersebut belum tercapai.

Dari paparan yang telah disampaikan ada kesamaan persepsi tentang evaluasi yaitu dasar dari pelaksanaan evaluasi program adalah keingintahuan penyusun program terhadap keberhasilan suatu kegiatan, guna memperoleh gambaran, dan juga untuk mengumpulkan informasi guna mengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan. Oleh sebab itu kesimpulan dari evaluasi program adalah proses mengumpulkan berbagai informasi tentang suatu program yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengambil suatu keputusan guna menentukan alternatif kebijakan. Arikunto dan Jabar (2014:18) menyimpulkan hasil evaluasi menjadi empat yaitu 1) menghentikan program apabila program tersebut tidak memberikan manfaat, 2) merevisi program apabila masih ada bagian program yang kurang sesuai, 3) melanjutkan program apabila program

69

tersebut dapat menghasilkan manfaat, dan 4) menyebarluaskan program apabila program tersebut berhasil dengan baik.

Dalam hal ini peneliti berupaya untuk mengumpulkan data-data tentang kondisi nyata suatu hal, kemudian membandingkannya dengan kriteria-kriteria yang telah dibuat, untuk mengetahui seberapa jauh dan seberapa tinggi kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kriteria sebagai kondisi yang diharapkan.

2.4.2 Tujuan Evaluasi Program

Mulyatiningsih (2011:114-115) menyatakan tujuan dari evaluasi adalah 1) memaparkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil dari evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama tetapi di tempat lain yang berbeda, 2) pengambilan kebijakan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program itu perlu diberhentikan, diperbaiki, atau diteruskan.

70

Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa evaluasi program bertujuan untuk mencari informasi yang obyektif dan akurat tentang suatu program. Informasi yang akan diperoleh dapat berupa dampak atau hasil yang dicapai, proses pelaksanaan program, pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program tersebut, efisiensi, serta untuk memutuskan apakah program yang telah dievaluasi tersebut sebaiknya dilanjutkan, diperbaiki, ataukah dihentikan.

Evaluasi juga dapat digunakan untuk kepentingan program yang selanjutnya ataupun untuk menyusun kebijakan yang terkait dengan program.

Dengan melakukan evaluasi program maka peneliti dapat mengukur program kegiatan yang telah dilaksanakan, meningkatkan efektivitas suatu kegiatan, dan menentukan prioritas program yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang.

71 2.4.3 Model Evaluasi Program

Terdapat delapan model evaluasi menurut Kaufman dan Thomas seperti yang dikutip oleh Arikunto dan Jabar (2009:40). Delapan model evaluasi tersebut adalah sebagai berikut:

Yang pertama adalah model evaluasi yang dikembangkan Tyler yakni Goal Oriented Evaluation Model.

Model ini lebih fokus pada tujuan dan kesinambungan kegiatan serta lebih menekankan tinjauan pada tujuan yang telah ditetapkan. Yang ke dua adalah model evaluasi yang dikembangkan Scriven yakni Goal Free Evaluation Model.

Model ini lebih fokus untuk menilai dan mengukur suatu program tanpa mengetahui tujuan programnya terlebih dahulu. Yang ke tiga adalah model evaluasi yang dikembangkan Michael Scriven yakni Formatif Summatif Evaluation Model. Model ini dilakukan dalam dua tahap yakni saat proses kegiatan berlangsung dan saat akhir kegiatan.

72

Yang ke empat adalah model evaluasi yang dikembangkan oleh Stake yakni Countenance Evaluation Model. Model ini dikembangkan karena yakin bahwa deskripsi dan pertimbangan sangat diperlukan oleh evaluan.

Yang ke lima adalah model evaluasi yang dikembangkan oleh Stake yakni Responsive Evaluation Model. Model ini lebih fokus pada keunikan, aktifitas, dan keragaman sosial suatu program. Yang ke enam adalah model evaluasi CSE-UCLA Evaluation Model yang memusatkan perhatian dalam pengumpulan, pemilihan, dan analisis informasi yang akurat demi mengambil keputusan dan untuk pelaporan ringkasan data bagi pengambil keputusan.

Yang ke tujuh adalah model evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam yakni CIPP Evaluation Model. Dalam model ini terdapat empat dimensi yang mendasarinya, keempat dimensi tersebut adalah konteks, input, proses, dan produk. Model evaluasi ini bertujuan untuk mendiskripsikan kelemahan dan kekuatan program yang

73

dievaluasi dengan cara membandingkan empat dimensi dengan kinerja sesuai dengan kriteria tertentu. Yang ke delapan adalah model evaluasi yang dikembangkan oleh Provus yakni Discrepancy Model. Evaluasi ini mengedepankan prosedur problem-solving untuk memilih standar atau mengidentifikasi kelemahan suatu program sehingga dapat menentukan tindakan korektif.

2.4.4 Model Evaluai Goal Free

Model evaluasi program bebas tujuan (goal free evaluation model) merupakan model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Michael Screiven pada tahun 1973. Screiven seperti yang dikutip oleh Wirawan (2011:84) menyatakan bahwa model evaluasi goal free adalah evaluasi tentang pengaruh yang sebenarnya, sehingga dapat mencapai program secara obyektif. Selain itu Screiven juga menyatakan bahwa tujuan

74

program seharusnya tidak diketahui evaluator sebelum ia melakukan evaluasi.

Tugas evaluator dalam model evaluasi ini adalah melakukan evaluasi untuk mengetahui pengaruh yang sesungguhnya dari operasi program. Pengaruh tersebut mungkin berbeda atau bahkan lebih banyak atau lebih luas dari tujuan yang telah dinyatakan dalam program.

Peneliti menggunakan model evaluasi ini untuk mengukur apakah tujuan yang telah ditetapkan dalam program ekstrakurikuler pramuka di SDN Tlompakan 03 tercapai atau tidak, sehingga fokus penelitiannya adalah untuk mengumpulkan informasi yang bertujuan untuk mengukur pencapaian tujuan program dalam rangka menentukan keputusan.

Karena peneliti akan menggunakan evaluasi model goal free maka peneliti perlu mendefinisikan tiga jenis pengaruh agar evaluasi dapat dilakukan dengan tujuan yang definitif tidak terbuka atau open ended sehingga melebar dan tidak

75

terkontrol. Pengaruh suatu program tersebut dapat digambarkan dengan bagan seperti berikut:

Bagan 2.1 Pengaruh Program Model Evaluasi Goal Free

Sumber: Wirawan (2011:86)

Ada tujuh langkah dalam yang harus dilakukan dalam goal free evaluation model menurut Wirawan (2011:86), langkah-langkah tersebut digambarkan dengan bagan berikut:

Pengaruh Program

Pengaruh sampingan yang negatif yg tidak diharapkan

Pengaruh positif sesuai dengan tujuan yg ditetapkan

Pengaruh sampingan yang positif di luar tujuan program yang ditetapkan

76

Bagan 2.2 Langkah-langkah Model Evaluasi Goal Free

Sumber: Wirawan (2011:86)

Dokumen terkait