Beberapa penelitian tentang ekstrakurikuler pramuka yang telah dikaji sebagai penelitian terdahulu dan dapat
1. Evaluator mempelajari cetak
77
dijadikan perbandingan atau dapat memberikan dukungan terhadap penelitian ini jarang ditemukan. Penelitian yang telah dikaji sebelumnya, sebagian besar berupa penelitian deskripsi implementasi tentang kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah. Namun hasil penelitian-penelitian tersebut tetap dapat digunakan untuk memberikan gambaran hampir senada dengan penelitian yang dilakukan yaitu tentang evaluasi program ekstrakurikuler pramuka untuk meningkatkan karakter siswa di SDN Tlompakan 03.
Evaluasi program ekstrakurikuler pramuka perlu dilaksanakan di SDN Tlompakan 03 karena dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pendidikan karakter siswa, hal ini sejalan dengan penelitian Muctharjo (2013:4) dalam jurnalnya yang berjudul Pembentukan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab melalui Pemahaman Dasadarma dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka pada Siswa SMA Negeri 3 Wonogiri Tahun 2013. Dalam penelitian yang disajikan secara deskriptif kualitatifnya, beliau menyebutkan bahwa
78
pendidikan kepramukaan dapat digunakan untuk menilai karakter siswa terutama karakter kedisiplinan, dan karakter tanggung jawab siswa.
Penelitian dengan judul Implementasi Kegiatan Pramuka Sebagai Ekstrakurikuler Wajib Berdasarkan Kurikulum 2013 dalam Upaya Pembinaan Karakter di SMPN 2 Rembang yang dilakukan oleh Lisayanti pada tahun 2014, dihasilkan kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMPN 2 Rembang belum terlaksanan dengan baik karena beberapa faktor antara lain:
(1) Pembina pramuka belum memiliki sertifikat Kursrs Mahir Dasar, (2) program kerja belum disusun dengan baik, (3) belum adanya transparansi dana, (4) ADART gerakan pramuka belum tersusun baik, (5) fasilitas pendukung masih kurang, (6) masih ada personal yang bertugas merangkap, (7) perijinan dalam mengikuti kegiatan di jam efektif belum jelas aturan petunjukknya, (8) pelaksanaan kegiatan masih belum bervariatif, (9) administrasi tidak terdokumentasi dengan baik
79
dan belum sesuai standar seperti Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), Promes, Prota, Silabus, dan materi kegiatan, (10) unsur penilaian belum ada reward khususnya bagi siswa yang berprestasi di bidang kepramukaan, (11) belum ada evaluasi dalam kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus yang menerapkan triangulasi teknik, dan triangulasi sumber yang hasilnya disajikan secara deskriptif kualitatif.
Penny dkk (2013) meneliti tentang Penanaman Nilai Tanggung Jawab Melalui Ekstrakurikuler Kepramukaan di SMPN 13 Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti program ekstrakurikuler sebagai wadah untuk penanaman nilai-nilai karakter bangsa. Dalam penelitian ini Penny menyatakan bahwa kepramukaan dapat dijadikan wadah penanaman nilai-nilai karakter bangsa seperti nilai tanggung jawab terhadap Tuhan, alam, diri sendiri, dan juga orang lain. Dengan menggunakan metode penjernihan nilai, keteladanan, dan siswa aktif. Faktor pendukung dalam
80
penelitian ini antara lain pengetahuan dan pengalaman pembina, sikap, motivasi dan kesadaran peserta untuk berpartisipasi dalam ekstrakurikuler pramuka, penunjang kegiatan yang berupa sarana dan prasarana, serta dukungan orang tua dan masyarakat sekitarnya. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kurangnya minat siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler pramuka, pengaruh membolos karena ajakan teman, dan juga faktor cuaca yang tidak dapat diprediksi.
Studi kasus dengan menerapkan teknik triangulasi sumber serta triangulasi teknik pengumpulan data yang kemudian hasilnya disajikan secara deskriptif kualitatif jenis penelitiannya.
Rahman (2015) dalam penelitiannya terhadap siswa SMA di Bandung dengan judul Ekstracurricular Activities as a Contribution to the Development of Civic Disposition, menyatakan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka memiliki kesempatan lebih besar dalam mengembangkan kepribadian seperti tanggung jawab
81
dalam melaksanakan tugas, bersikap sportif dalam mengakui kesalahan, serta memiliki rasa cinta tanah air. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif, yang pengumpulan datanya dilakukan dengan kuesioner dan dipadukan dengan teknik wawancara serta studi dokumentasi.
Hasil penelitian tersebut disajikan secara deskriptif kualitatif.
Penelitian kuantitatif korelasional Annu dan Sunita (2014) yang dilaksanakan di Uttar Pradesh (India) dalam jurnalnya yang berjudul Ekstraccurricular Activities and Student’s Performance in Secondary School, menggunakan teknik kuesioner yang dipadukan dengan hasil wawancara dan juga studi dokumen, menyimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh terhadap kinerja dan juga perkembangan akademik, keterampilan sosial, serta kesempatan melanjutkan Pendidikan ke jenjang selanjutnya bagi siswa kelas VIII-IX. Selain itu, siswa yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler umumnya secara tidak langsung banyak mendapat keuntungan. Keuntungan tersebut
82
antara lain memperoleh nilai lebih baik, memiliki nilai tes standar dan tingkat pendidikan yang lebih baik, lebih teratur sekolah, dan juga mempunyai konsep diri yang lebih tinggi pula. Peserta didik yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler pun sering memiliki indeks prestasi yang rata-rata lebih tinggi, penurunan absensi, dan kehadirannya di sekolah menjadi lebih baik dari pada siswa yang kurang aktif.
Penelitian kuantitatif yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran di beberapa universitas di Inggris oleh Lumley (2015) dalam jurnal yang berjudul Self-reported extraccuriculer activity, academic success, and quality of life in UK medicalstudents, menyimpulkan bahwa mahasiswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan prestasi akademiknya dibandingkan dengan mahasiswa yang yang tidak mengikuti kegiatan ektrakurikuler. Hal ini karena ektrakurikuler ternyata dapat membantu mahasiswa dalam belajar, sehingga mereka dapat meningkatkan prestasinya.
83
Terdapat dua jenis penelitian yang teridentifikasi dari enam penelitian tersebut yakni penelitian kualitatif oleh Muchtarjo (2013), Lisayanti (2014), dan Penny (2013), serta penelitian kuantitatif oleh Rahman (2015), Annu & Sunnita (2014), Lumley (2015). Berikut adalah uraiannya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Muchtarjo, Lisayanti dan Penny termasuk dalam penelitian studi kasus dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Triangulasi teknik dan triangulasi sumber digunakan dalam penelitian ini sebagai teknik validasi datanya. Sedangkan penyajian hasil penelitiannya secara deskriptif kualitatif. Tema dalam ketiga penelitian tersebut juga serupa yakni tentang manfaat ekstrakurikuler pramuka untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang baik. Perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian tersebut adalah pada jenis penelitiannya. Jenis penelitian ini adalah evaluasi program dengan model goal free, sedangkan
84
persamaannya terletak pada teknik pengumpulan data, teknik validasi, serta teknik analisis datanya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rahman, Annu & Sunnita, serta Lumley termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dengan teknik korelasi. Kuesioner yang dilakukan secara random sampling dan dipadukan dengan hasil wawancara serta studi dokumen adalah teknik yang digunakan dalam pengumpulan datanya. Penyajian hasil penelitiannya secara deskriptif kuantitatif. Perbedaan ketiga penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitiannya. Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif, penyajian hasil penelitian ini juga berbeda dengan ketiga penelitian tersebut karena penelitian ini disajikan secara deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan datanya pun juga berbeda, penelitian ini menggunakan wawancara yang didukung dengan observasi. Meski demikian ada persamaan antara ketiga penelitian tersebut dengan penelitian ini yakni
85
penggunaan studi dokumen sebagai teknik pengumpulan data penunjuangnya.
Penggunaan model evaluasi goal free merupakan ciri khas yang menjadi keunggulan penelitian ini dibandingkan dengan enam penelitian lainnya. Penelitian bebas tujuan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang selama ini dianggap sebagai kegiatan kurang bermanfaat karena hanya identik dengan kegiatan bernyanyi, mencari jejak, dan berkemah saja. Keistimewaan ekstrakurikuler pramuka dibanding dengan ekstrakurikuler lainnya dapat digambarkan melalui evaluasi bebas tujuan ini yakni adanya pengembangan potensi peserta yang meliputi aspek pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik. Selain itu juga dapat diketahui faktor pendorong dan penghambat kegiatannya yang belum ditemukan oleh hasil penelitian lainnya.
Uraian kajian teori di atas serta hasil penelitian dalam jurnal nasional maupun internasional tersebut akan
86
dimanfaatkan sebagai bahan acuan dalam penyusunan instrumen peneitian sehingga nantinya akan dihasilkan data atau informasi yang berguna untuk menjawab permasalahan serta membahas hasil penelitian sehingga tujuan penelitian dapat tercapai dan dapat bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis.