BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.2.3 Evaluasi Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading faktor
dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8. Validitas Data
Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysis
Konstrak Indikator Faktor Loading
1 2 3 4 Perception X1 -0.180 X2 0.038 X3 0.054 Customer Attitude Y1 0.997 Y2 -0.164 Y3 0.118 Purchase Intention Z1 0.253 Z2 -0.067 Z3 0.176 Sumber: Lampiran
Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya kurang baik.
4.2.4. Evaluasi Construct Reliability Dan Variance Extracted
Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha,
extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama (Purwanto, 2002). Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan construct reliability dan variance extracted
dapat dilihat dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9. Construct Reliability dan Variance Extracted
Construct Reliability & Variance Extrated Konstrak Indikator Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error [εj] Reliability Construct Variance Extrated Perception X1 -0.180 0.032 0.968 0.003 0.012 X2 0.038 0.001 0.999 X3 0.054 0.003 0.997 Customer Attitude Y1 0.997 0.994 0.006 0.315 0.345 Y2 -0.164 0.027 0.973 Y3 0.118 0.014 0.986 Purchase Intention Z1 0.253 0.064 0.936 0.043 0.033 Z2 -0.067 0.004 0.996 Z3 0.176 0.031 0.969
Batas Dapat Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5
Sumber: Lampiran
Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen kurang reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belumseluruhnya ≥ 0,7.
Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.
4.2.5. Evaluasi Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara ± 2,58 dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10. Normalitas Data
Assessment of normality
Variable min max Kurtosis c.r.
X11 3 7 -0.614 -1.373 X12 3 7 -0.431 -0.963 X13 3 7 -0.675 -1.510 X21 3 7 -0.360 -0.806 X22 3 7 -0.579 -1.295 X23 3 7 -0.613 -1.370 Y1 3 7 -0.744 -1.664 Y2 3 7 -0.819 -1.832 Y3 3 7 -0.884 -1.977 Y4 3 7 -0.520 -1.163 Multivariate 4.800 1.697 Batas Normal ± 2,58 Sumber: Lampiran
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antara ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler & Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood
estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.
4.2.6. Analisis Model SEM
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model
dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one-step approach to SEM).
One-stepapproach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik. (Hair.et.al, 1998).
Hasil estimasi dan fit model one-step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan tabel Goodness of Fit dibawah ini.
Gambar 4.1
MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Perception, Customer Attitude, & Purchase Intention Model Specification : One Step Approach - Base Model
Purchase Intention Customer Attitude X21 0,005 er_4 1 1 0,005 d_pi 1 1 Perception X11 er_1 1 Y1 er_7 1 1 X22 er_5 1 Y2 1 er_8 X12 er_2 1 X13 er_3 1 X23 er_6 1 Y3 1 er_9 0,005 d_ca 1 Y4 1er_10
Tabel 4.11. Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices Model One-Step Approach-Base Model
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
Kriteria Hasil Nilai
Kritis Evaluasi Model Cmin/DF 0.971 ≤ 2,00 Baik Probability 0.517 ≥ 0,05 Baik RMSEA 0.000 ≤ 0,08 Baik GFI 0.948 ≥ 0,90 Baik AGFI 0.921 ≥ 0,90 Baik TLI 1.105 ≥ 0,95 Baik CFI 1.000 ≥ 0,94 Baik Sumber: Lampiran
Dari hasil evaluasi terhadap model one step base model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, belum seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta. Berdasarkan uji Reliability Consistency Internal terdapat indikator tereliminasi sehingga model berubah sebagaimana terdapat di bawah ini.
Gambar 4.2
MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Perception, Customer Attitude, & Purchase Intention Model Specification : One Step Approach - Eliminasi
Purchase Intention Customer Attitude X21 0,005 er_4 1 1 0,005 d_pi 1 1 Perception X11 er_1 1 Y1 er_7 1 1 X22 er_5 1 Y2 1 er_8 X12 er_2 1 X13 er_3 1 X23 er_6 1 Y3 1 er_9 0,005 d_ca 1
Tabel 4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Modifikasi
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
Kriteria Hasil Nilai
Kritis Evaluasi Model Cmin/DF 1.191 ≤ 2,00 Baik Probability 0.223 ≥ 0,05 Baik RMSEA 0.040 ≤ 0,08 Baik GFI 0.945 ≥ 0,90 Baik AGFI 0.912 ≥ 0,90 Baik TLI 1.100 ≥ 0,95 Baik CFI 1.000 ≥ 0,94 Baik Sumber: Lampiran
Dari hasil evaluasi terhadap model one step eliminasi ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam model.
4.2.7. Analisis Unidimensi
Tabel 4.13. Unidimensi
Regression Weights Ustd Std
Estimate Estimate Prob.
X11 <-- Perception -0.175 -0.180 0.049 X12 <-- Perception 0.035 0.038 0.683 X13 <-- Perception 0.053 0.054 0.555 X21 <-- Customer_Attitude 1.000 0.997 0.000 X22 <-- Customer_Attitude -0.170 -0.164 0.071 X23 <-- Customer_Attitude 0.132 0.118 0.195 Y1 <-- Purchase_Intention 1.000 0.253 0.000 Y2 <-- Purchase_Intention -0.266 -0.067 0.491 Y3 <-- Purchase_Intention 0.644 0.176 0.121 Sumber: Lampiran
Tabel 4.14. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Pengujian Hasil Pengujian
Hipotesis Penerimaan H1 Perception → Customer Attitude Berpengaruh positif Diterima / positive significant H2 Customer Attitude → Purchase Intention Berpengaruh positif Diterima / positive significant Sumber: Lampiran 4.2.8. Uji Kausalitas
Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 7.269.024.442 > 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini.
Tabel 4.15. Hasil Uji Kausalitas Regr ession Weight s Ust d St d Prob. Fakt or Fakt or Est im at e Est im at e
Cust om er_At t it ude Per cept ion 0.939 0.997 0.000 Purchase_I nt ent ion Cust om er_At t it ude 0.286 0.967 0.006
≤ 0,10
Sumber: Lampiran
Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang menyatakan bahwa :
a. Faktor Perception berpengaruh positif terhadap Faktor Customer Attitude, dapat diterima [Prob. kausalnya 0,000 ≤ 0,10 [signifikan
[positif].
b. Faktor Customer Attitude berpengaruh positif terhadap Faktor Purchase Intention, dapat diterima [Prob. kausalnya 0,006 ≤ 0,10
[signifikan [positif].
4.3 Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Persepsi Terhadap Sikap Konsumen
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa faktor persepsi konsumen berpengaruh positif terhadap sikap konsumen, hal ini menunjukan bahwa suatu produk yang mendapat persepsi baik oleh konsumen akan mampu menumbuhkan sikap positif dari konsumen terhadap suatu produk. Itu artinya produk yang diberikan oleh Sony Ericsson sudah cukup baik sehingga konsumen dapat memberikan persepsi yang baik pada
handphone Sony Ericsson dan menimbulkan sikap yang mengarah pada pembelian produk. Dalam hal ini, persepsi yang ditanamkan pada kosumennya adalah bahwa produk yang di berikan adalah produk yang berkualitas seperti ( tahan lama, up to date, kecanggihan teknologi dan lainya). Hasil penelitian mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardoyo (Staff Gunadarma hal - 8) Assel ( 1995 ) dalam sodik menyebutkan bahwa persepsi terhadap suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan komponennya ( kemasan, bagian produk, bentuk ) serta komunikasi yang ditunjukan untuk mempengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata – kata, gambar dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk ( harga, tempat, penjualan, dampak dari Negara penjualan).
4.3.2 Pengaruh Sikap Konsumen terhadap Minat Beli
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa faktor sikap konsumen berpengaruh positif terhadap minat beli, hal ini menunjukan bahwa sikap konsumen mempunyai pengaruh untuk menimbulkan minat beli yang berarti konsumen akan mencari seluruh informasi mengenai Handphone Sony Ericsson, kemudian mengevaluasi, jika konsumen merasa produk tersebut dapat memberikan kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya maka akan timbul keinginan untuk membeli. Hasil penelitian mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukarno ( 2005: 138 ), bahwa sikap memainkan peranan utama dalam pembentukan perilaku individu dalam hal ini pembelian terhadap suatu produk atau merek, atau toko mana yang
akan dijadikan langganan, konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap satu merek atau produk dievaluasi secara paling menguntungkan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh setiadi ( 2003 : 214 ), yang berpendapat bahwa sikap merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen. Jika kita analogikan dengan sikap konsumen terhadap suatu merek berarti sikap terhadap merek yaitu mempelajari kecenderungan konsumen untuk mengevaluasi merek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten, yang artinya jika konsumen senang terhadap handphone Sony Ericsson maka keinginan untuk membeli handphone Sony Ericsson tersebut akan semakin tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM untuk menguji peran Persepsi terhadap sikap konsumen dan sikap konsumen
terhadap minat beli ( Studi pada Sony Ericsson Surabaya), maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Hasil analisis Persepsi berpengaruh positif terhadap Faktor sikap konsumen, dapat diterima.
b. Hasil analisis Sikap konsumen berpengaruh positif terhadap Faktor Minat beli, dapat diterima.
5.2 Saran
Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:
1. Pengalaman konsumen berpengaruh besar dalam pembentukan hubungan pada sikap konsumen, jadi hendaknya perusahaan dapat tetap memberikan produk yang terbaik untuk konsumennya sehinga konsumennya memiliki pengalaman baik dengan produk tersebut.
2. Pihak perusahaan selaku produsen bisa tetap menjaga kepercayaan konsumennya terhadap produk - produk yang di keluarkan.
3. Perusahaan sebaiknya meningkatkan kualitas pelayaan dengan cara memberikan pelatihan kepada karyawan tentang reparasi produk, kedisiplinan, mengahadapi konsumen. Dengan pelayanan baik maka konsumen akan makin percaya terhadap produk/ merek tersebut.
4. sebagai pertimbangan untuk penelitian berikutnya, disarankan agar menggunaka variabel lain atau variabel tambahan yang belum ditampilkan dalam penelitian yang diduga mempunyai hubungan dengan minat beli seperti, loyalitas, periklanan, pengenalan merek.
Anngipora, Marius P., 1999, Dasar – Dasar Pemasaran. Edisi kedua, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Assael, Henry, 2001, Consumer Behavior and Marketing Action. Singapura, Thomson learning.
Bellenger, Danny N. and Moschis, George P. 1982.”A Socialization Model Of Retail Patronage”. Advance In Consumer Research.
Bent ler, P.M. and C.P. Chou, 1987. Pract ical I ssue in St ruct ural Modeling,
Sociological Met hods and Research. 16 ( 1) : 78- 117
Dewi Urip Wahyuni. “ Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” Di Kawasan Surabaya Barat”. Kata Kunci: Motivasi, Persepsi, Sikap Konsumen dan Keputusan Pembelian.
Ferdinand, August y [ 2002] , St ruct ural Equat ion Modeling Dalam Penelit ian
Manaj em en, Penerbit BP Undip, Sem arang.
Hair, J.F. et. Al. (1998), Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.
Hart line, Michael D. and O.C. Ferrell [ 1996] , “ The Managem ent of Cust om er-Cont act Serv ice Em ployees : An Em pirical I nvest igat ion” , Journal of Market ing. 60 ( 4) : 52- 70.
Hotniar Siringoringo, Basu Swastha Dharmmesta, Toto Sugiharto, “Model Pengaruh Persepsi Akan Toko Ritel Modern Pada Pengalaman Berbelanja” Kata Kunci: Konsumen, Model Struktural, Kebutuhan Sehari-hari, Variabel laten, Variabel manifest.
Kotler Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Melenium, Prehalindo, Jakarta. ___________. Manajemen Pemasaran : Analisa Perencanaan Implementasi dan
Kontrol. Pt Prenhalindo, Jakarta 1997.
___________. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan dan Pengendalian. 2000.
Purwant o, BM, 2003. Does Gender Moderat e t he Effect of Role St ress on Salesperson's I nt ernal St at es and Perform ance ? An Applicat ion of
Mult igroup St ruct ural Equat ion Modeling [ MSEM] , Jurnal Manaj em en,
Akunt ansi dan Ekonom i Pem bangunan, Bulet in Ekonom i FE UPN " Vet eran" Yogyakart a. 6 ( 8) : 1- 20
Sekaran, Uma, 2000, Research Methods For Business Buku 2 Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta.
Setiadi, Nugroho J., 2003, Perilaku Konsumen : Konsep dan Imlpikasi Untuk Strategi dan Penelitaan Pemasaran. Edisi Pertama, Penerbit Prenada Media, Jakarta.
Sukarno, Gendut, 2005,”Penggunaan Consumer Decision Model (CDM) Dalam Pengukuran Efektifitas Iklan Shampo Merek Pantene”, Majalah Ekonomi, Tahun XIV, No. 2, Agustus, Hal. 134-149.
Sumarwan, Ujang, 2002, Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.
Sutisna, 2001, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.
Stephen P. Robbinss, 2003, Perilaku Organisasi, Jilid Satu, Edisi kesembilan, Penerbit Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta
Swastha, Basu dan Irwan,1990, Manajemen Pemasaran Moderen. Edisi kedua, Penerbit Liberty Yogyakarta, Yogyakarta.
Sweeney, Jillian C and Souter, Geoffrey N., 2002, “Consumer Perceived Value : The Development Of Multiple ItemScale”.
Tabachnick B.G. and Fidel, L.S., 1996, Using Mult ivariat e St at ist ics, Third
Edit ion, Har per Collins College Publisher, New York.
Ujianto Abdurachman, “ Analisis Faktor – Faktor Yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung”(Studi Perilaku Konsumen Sarung Jawa Timur). Kata Kunci : Minat Beli, Faktor yang Dipertimbangkan, Konsumen Sarung.