• Tidak ada hasil yang ditemukan

26 EVENT AFTER THE REPORTING PERIOD

Dalam dokumen Laporan Keuangan Tahun 2011 (Halaman 46-48)

Pada tanggal 18 Januari 2012, PT PLN (Persero) memutuskan untuk melakukan relokasi pembangunan PLTGB dari Rokan Hilir, Riau menjadi Nias Utara. Selanjutnya, pada 15 Maret 2012, juga terdapat relokasi pembangunan yaitu dari Tanjung Batu, Sumatera Selatan menjadi Tanjung Batu, Kepulauan Riau.

On January 18, 2012, PT PLN (Persero) decided to relocate the construction of PLTGB from Rokan Hilir to Nias Utara. Furthermore, on March 15, 2012, there was also a relocation decided from Tanjung Batu, South Sumatera to Tanjung Batu, Riau Islands.

27. REKLASIFIKASI 27. RECLASSIFICATION

Akun dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011.

Certain accounts in the financial statements for the year ended December 31, 2010 had been reclassified to conform with the presentation of the financial statements for the year ended December 31, 2011. Sebelum Setelah reklasifikasi/ reklasifikasi/ Before After reclassification reclassification Rp Rp

Piutang usaha Trade accounts receivable

Pihak berelasi 15.023.543.461 20.350.043.391 Related parties

Pihak ketiga 6.982.743.440 1.655.643.509 Third parties

28. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN, DAN RISIKO MODAL

28. FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK, AND CAPITAL RISK MANAGEMENT

Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, kredit, dan risiko likuiditas. Perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.

Financial risk management objectives and policies

The Company overall financial risk management and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of their business, while managing their exposure to foreign exchange risk, interest rate risk, credit and liquidity risks. The Company operates within defined guidelines that are approved by the Board.

i. Manajemen risiko mata uang asing

Perusahaan memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing seperti diungkapkan dalam Catatan 25. Perusahaan tidak menggunakan derivatif kontrak untuk membatasi risiko mata uang asing.

i. Foreign currency risk management

The Company has monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as disclosed in Note 25. The Company does not enter into derivative foreign exchange contract to hedge against foreign currency risk.

Sebagian besar transaksi Perusahaan adalah dalam mata uang Rupiah, yang juga merupakan mata uang fungsional. Manajemen menganggap bahwa dampak dari perubahan mata uang non fungsional yaitu Dolar AS tidak siginifikan meskipun baru-baru ini nilai tukar Rupiah terdepresiasi terhadap Dolar AS.

Most of the Company’s transactions are in

Rupiah currency, which is also its functional currency. Management considers that the impact of change of nonfunctioned currency, that is US Dollar, is insignificant eventhough recently the exchange rate of Rupiah to US Dollar has depreciated.

ii. Manajemen risiko tingkat bunga ii. Interest rate risk management

Perusahaan menghadapi risiko suku bunga karena dana pinjaman suku bunga tetap dan mengambang. Dampak risiko suku bunga sedapat mungkin dikelola dengan kombinasi suku bunga tetap dan mengambang serta dengan memperoleh dana jangka pendek.

The Company is exposed to interest rate risks due to funds borrowed at both fixed and floating interest rates. Exposures to interest rate risks are managed as far as possible by natural hedges of fixed and floating rate, and by obtaining funds with short-term maturities.

iii. Manajemen risiko kredit

Risiko kredit mengacu pada risiko bahwa pelanggan gagal dalam memenuhi

kewajiban kontraktualnya yang

mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan. Risiko ini lebih disebabkan oleh pembayaran pelanggan yang tidak tepat waktu dan keterlambatan penyelesaian pekerjaan.

Upaya-upaya pengelolaan risiko

dilaksanakan dengan penjadwalan ulang atas pembayaran pelanggan. Sebagai Perusahaan yang dapat digolongkan dalam infrastruktur, dalam meminimalkan risiko tidak tertagihnya piutang, Perusahaan melakukan pendekatan kepada pelanggan jika pelanggan tidak membayar pada waktu yang telah ditentukan dengan melakukan persuasif dan mengirimkan surat pemberitahuan kembali ke pelanggan untuk melakukan pembayaran.

iii. Credit risk management

Credit risk refers to the risk that the customer fails to fulfill contractual obligations resulting in losses for the Company. This risk is caused more by customers who do not pay on time and delays completion of the work. Risk management efforts undertaken by the rescheduling of customer payments. As a company that can be classified in the infrastructure, to minimize the risk of uncollectible receivables, the Company made an approach to the customer if the customer does not pay on time has been determined by doing a persuasive and sends a notice back to the customer to make payment.

Piutang usaha terdiri dari sejumlah besar pelanggan, yang bergerak di bidang ketenagalistrikan.

Trade receivables consist of a large number of customers, which moves in the electricity sector.

Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit.

The carrying value of financial assets on the financial statements net of an allowance for losses reflects the Company's exposure to credit risk.

iv. Manajemen risiko likuiditas iv. Liquidity risk management

Perusahaan dalam melakukan ekspansinya membutuhkan dana untuk investasi yang bersumber penerimaan kas hasil operasional Perusahaan. Risiko likuiditas yang dihadapi adalah atas kewajiban lancar terutama hutang usaha yang meningkat akibat adanya penggunaan jasa pihak ketiga dan keterlambatan pembayaran hutang pajak serta hutang lain-lain. Risiko ini lebih

disebabkan oleh keterlambatan

penyelesaian pekerjaan investasi.

The Companies in the conduct of investment funds for its expansion needs sourced operating results of Company's cash receipts. Liquidity risk faced over current liabilities is mainly of trade payables increased due to the use of third-party services and delays in payment of taxes payable and other payables. This risk is more due to delays in completion of the work of investment.

Dalam kerangka pengendalian risiko terkait likuiditas, Perusahaan melaksanakan pengendalian risiko pada fungsi perbendaharaan. Dalam pelaksanaannya fungsi perbendaharaan dibantu oleh fungsi terkait melaksanakan pengelolaan risiko likuiditas untuk pengelolaan dana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang termasuk persyaratan likuiditas manajemen. Perusahaan mengatur risiko likuiditas dengan mempertahankan cadangan yang memadai dan fasilitas perbankan, dengan terus memantau perkiraan dan arus kas aktual, dan mencocokkan profil pendapatan, jatuh tempo aset keuangan dan kewajiban.

In the associated liquidity risk control framework, the Company exercises the functions of treasury risk control. Treasury function in the implementation assisted by carrying out functions related to managing liquidity risk management fund short-term, medium term and long-term liquidity requirements, including management. Companies manage liquidity risk by maintaining adequate reserves and banking facilities, by continuously monitoring forecast and actual cash flows, and matching the income profile, the maturity of financial assets and liabilities.

29. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

29. MANAGEMENTS RESPONSIBILITY AND APPROVAL OF FINANCIAL STATEMENTS

Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan dari halaman 2 sampai 43 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 26 Maret 2012.

The preparation and fair presentation of the financial statements on pages 2 to 43 were the responsibilities of the management, and were approved by the directors and authorized for issue on March 26, 2012.

Dalam dokumen Laporan Keuangan Tahun 2011 (Halaman 46-48)

Dokumen terkait