• Tidak ada hasil yang ditemukan

Event dan Use Cases

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 68-73)

10. Penentuan prioritas final

2.4 Sistem Informasi .1 Pengertian Sistem

2.4.10 Aktivitas utama dalam OOA&D

2.4.10.2 Event dan Use Cases

Dalam penentuan use case apa yang digunakan untuk sistem, haruslah berfokus pada event decomposition yaitu sebuah teknik yang pertama-tama berfokus pada event yang dibutuhkan oleh sistem untuk merespon dan lalu melihat bagaimana sistem dapat memberikan respon (use case sistem).

(Satzinger et al, 2005, p. 167)

Use case adalah aktivitas yang dilakukan sistem, yang merupakan respon atas permintaan dari pengguna. Berbagai teknik direkomendasikan untuk mengidentifikasi use case. Salah satu pendekatannya adalah dengan membuat catatan semua pengguna dan memikirkan apa yang dibutuhkan dari sistem untuk membantu pekerjaan mereka. Cara lainnya adalah dengan memulai dari sistem yang ada dan membuat catatan kebutuhan semua sistem yang telah dimasukkkan dan menambahkan beberapa fungsi yang diminta oleh pengguna. Salah satu cara atau panduan yang paling mendalam untuk mengidentifikasi use case disebut dengan event decomposition technique. (Satzinger et al, 2005, p. 166)

Pada dasarnya terdapat tiga buah tipe event yakni external event, temporal event, dan state event. External event adalah event yang terjadi di luar sistem, biasanya dilakukan oleh external agent. External agent adalah seseorang atau bagian dari organisasi yang memberikan atau menerima data dari sistem akan tetapi bukan pengguna sistem langsung. Temporal event adalah sebuah event yang terjadi sebagai hasil telah sampainya waktu yang telah ditentukan.

State event adalah sebuah event yang terjadi ketika sesuatu terjadi di dalam sistem yang memicu untuk sebuah proses. Pentingnya konsep dari event untuk mendefinisikan kebutuhan sistem dikenalkan untuk analisis struktur modern

ketika konsep ini diadaptasikan pada waktu nyata pada tahun 1980an. Sistem ini dibutuhkan untuk beraksi secepatnya untuk event yang ada pada lingkungan (Satzinger et al, 2005, p. 168)

2.4.10.3 Classes

Aktivitas class terdiri atas tiga buah kegiatan utama yaitu abstraksi, klasifikasi, dan pemilihan. Fenomena problem domain diabstraksikan dengan melihat problem domain sebagai objek dan class. Lalu objek dan class diklasifikasikan dan memilih class dan event yang mana yang akan mempertahankan informasi pada sistem. Classes adalah hal pertama yang akan mendefinisikan dan membatasi problem domain. Setiap class dapat dikareakteristikan berdasarkan sekumpulan event. (Mathiassen et al, 2000, p.49)

Secara khusus kita dapat mendeskripsikan objek sebagai sebuah class dibandingkan sebuah individual. Class sangat berguna untuk memahami objek dan sangat penting untuk mendeskripsikan objek. Dibandingkan dengan menjelaskan setiap objek masing-masing, maka akan lebih baik jika mengembangkan sebuah objek bersama untuk semua objek yang ada dalam class yang sama. Class itu sendiri memiliki pengertian : sebuah deskripsi dari sekumpulan objek yang memiliki struktur yang sama, pola behavioral dan atribut. (Mathiassen et al, 2000, p.49)

2.4.10.3.1 Klasifikasi dari objek dan event

Selama proses analisis, sebuah objek adalah abstraksi dari sebuah fenomena di dalam sistem konteks seperti pelanggan. Objek mengekspresikan

sudut pandang pengguna secara nyata. Orang tertentu adalah pelanggan dan orang tersebut akan diperlakukan sebagai sebuah entitas tunggal dengan identitas, state dan behavior yang spesifik. Seorang pelanggan juga bisa menjadi objek desain. Dalam desain, objek pelanggan akan merepresentasikan bagian dari sejarah orang tertentu dan state selama berada di dalam sistem dan membuat berbagai operasi dapat dilakukan oleh sistem objek lainnya. Dengan menggunakan objek ini, sistem dapat mengatur dan menyimpan data pelanggan secara spesifik. (Mathiassen et al, 2000, p.4)

Dalam klasifikasi aktivitas, terfokus pada objek yang dikerjakan oleh pengguna dengan tujuan untuk menciptakandan memilih abstraksi yang bersangkutan. Dalam klasifikasi aktivitas ini memiliki tiga buah prinsip dasar.

Pertama, klasifikasikan objek di dalam problem domain. Kedua, karakterisasikan objek berdasarkan event. Ketiga, memliki pemikiran yang terbuka, tapi memilih dengan kritis. (Mathiassen et al, 2000, p.50)

Menurut Mathiassen et al, (2000, p.4) dalam Object Oriented Analysis and Design, yang menjadi dasar utama adalah sebuah objek. Selama proses analisis, untuk mengorganisasikam pemahaman akan konteks dari sebuah sistem maka akan digunakan objek. Selama proses desain, objek digunakan untuk pemahaman dan mendeskripsikan sistem itu sendiri. Sedangkan objek itu sendiri berarti sebuah entitas dengan identitas, state, dan behavior. (Mathiassen et al, 2000, p.50)

Sedangkan event itu menspesifikasikan kualitas dari objek dalam problem domain. Event memiliki pengertian sebagai sebuah kejadian instant yanng melibatkan satu atau lebih objek. Event juga merpakan sebuah abstraksi

dari aktivitas problem domain atau proses yang dijalankan atau dirasakan oleh satu pihak atau lebih objek. (Mathiassen et al, 2000, p.51)

Untuk mengidentifikasikan semua objek dan event yang ada, supaya bisa dimasukkan ke dalam sebuah model problem domain yang relevan, maka objek-objek tersebut dikelompokkan menjadi beberapa class. Class memiliki pengertian sebagai sebuah deskripsi dari sekumpulan objek yang berbagi struktur, behavioral pattern, dan atribut. (Mathiassen et al, 2000, p.53)

2.4.10.3.2 Menentukan Class

2.4.10.3.2.1 Membuat Daftar dari Objek

Pemilihan class mendefinisikan hal pertama dan paling dasar dari sebuah blok bangunan untuk model problem domain. Untuk mendapatkan sebuah deskripsi dari problem domain maka harus bekerja sama dengan pengguna. Dalam memperoleh kandidiat class, sebaiknya menggunakan nama yang simpel dan mudah dibaca, original di dalam problem domain, dan mewakili sebuah contoh.(Mathiassen et al, 2000, p.55)

Terdapat beberapa panduan umum yang bisa digunakan untuk membantu analisis dalam membuat daftar sumber informasi yang mana sistem perlu untuk menyimpannya. Beberapa prosedur yang berguna untuk diikuti adalah dengan mendaftar semua kata benda yang disebutkan oleh pengguna ketika membicarakan mengenai sistem. Untuk membuat daftarnya bisa dibuat dengan cara pertama yaitu menggunakan event table, dan informasi mengenai setiap event dan identifikasikan setiap kata benda. Kedua menggunakan informasi lainnya yang berasal dari sistem

yang sudah ada, prosedur yang ada ataupun laporan-laporan yang ada.

Dan ketiga adalah dengan menggunakan apakah dari kata-kata benda tersebut memang perlu disimpan, hanya merupakan atribut dari kata benda yang lain, atau memang tidak perlu untuk disimpan. (Satzinger et al, 2005, p.179)

Menurut Mathiassen et al (2000, p. 61) untuk dapat memilih sebuah class, class tersebut harus dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti :

Apakah bisa mengidentifikasikan sebuah objek dari class tersebut?

Apakah class tersebut mengandung informasi yang unik?

Apakah class tersebut dapat mewakili beberapa objek?

Apakah class tersebut memiliki beberapa event yang sesuai dan dapat dijalankan?

2.4.10.3.2.2 Atribut dari objek

Sebagian besar dari sistem informasi menyimpan dan menggunakan informasi spesifik mengenai setiap objek. Setiap informasi spesifik ini disebut dengan atribut. Di mana setiap objek bisa memiliki beberapa atribut. Atribut yang merupakan secara unik mendefinisikan objek disebut dengan identifier atau key.

2.4.10.3.2.3 Asosiasi antar Objek

Setelah menemukan dan menyimpan hal apa saja yang disimpan maka dibutuhkan untuk mencari informasi tambahan. Seperti hubungan

antar objek merupakan hal penting untuk sistem. Hubungan terseb8t berupa asosiasi yang muncul dalam hubungan antar objek tertentu sebagai contoh sebuah order diberikan oleh pelanggan dan pelanggan bekerja pada suatu bagian/divisi. (Satzinger et al, 2005, p.181)

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 68-73)

Dokumen terkait