• Tidak ada hasil yang ditemukan

f. Business Combination Entities under Common Control (Continued)

Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atau bisnis yang dipertukarkan, maka transaksi tersebut diakui pada jumlah tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan.

Due to business combination transactions of entities under common control does not lead to changes in economic substance or business ownership are exchanged, then the transaction is recognized in the carrying amount based on the pooling of interest method.

Entitas yang menerima bisnis, dalam kombinasi bisnis entitas sepengendali, mengakui selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali di ekuitas dalam akun tambahan modal disetor.

An entity that receives the business, in a business combination of entities under common control, recognize the difference between the amount of the consideration transferred and the carrying amount of each transaction is a business combination of entities under common control in equities as part of additional paid in capital.

2. g. Penjabaran Mata Uang Asing 2. g. Foreign Currency Translation

a. Mata uang fungsional dan penyajian a. Functional and presentation currency Item-item yang disertakan dalam

laporan keuangan setiap entitas anggota Grup diukur menggunakan mata uang yang sesuai dengan lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi (“mata uang fungsional”).

Items included in the financial statements of each of the Group’s entites are measured using the currency of the primary economic environment in which the entity operates (the “functional currency”).

Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dan penyajian Grup.

The consolidated financial statements are presented in Rupiah, which is the functional and presentation currency of the Group.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

2. g. Penjabaran Mata Uang Asing (Lanjutan) 2. g. Foreign Currency Translation (Continued)

b. Transaksi dan saldo b. Transactions and balances

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.

Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs penutup. Kurs yang digunakan sebagai acuan adalah kurs yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing secara umum diakui di dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian ini ditangguhkan di dalam ekuitas jika terkait dengan lindung nilai arus kas dan lindung nilai investasi bersih yang memenuhi syarat atau disebabkan oleh sebagian investasi bersih dalam operasi asing.

Foreign currency transactions are translated into Rupiah using the exchange rates prevailing at the dates of the transactions. At each reporting date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currency are translated into Rupiah using the closing exchange rate.exchange rate used as benchmark is the rate which is issued by Bank Indonesia. Foreign exchange gains and losses resulting from the settlement of such transactions and from the translation at period-end exchange rates of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are generally recognised in the profit or loss. They are deferred in equity if they relate to qualifying cash flow hedges and qualifying net investment hedges or are attributable to part of the net investment in a foreign operation.

Akun aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca

Monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies at the reporting period are translated into Rupiah using the middle rates of Bank Indonesia at

30 September/ 31 Desember/

September 30, December 31,

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

2. g. Penjabaran Mata Uang Asing (Lanjutan) 2. g. Foreign Currency Translation (Continued)

b. Transaksi dan saldo (Lanjutan) b. Transactions and balances (Continued)

Laba atau rugi kurs yang timbul akibat penjabaran pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi pada periode berjalan.

Gains or losses arising from foreign exchange transactions are credited or charged to the statements of profit or loss in the current period.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berhubungan dengan pinjaman, serta kas dan setara kas disajikan pada laporan laba rugi sebagai

“penghasilan atau biaya keuangan”.

Keuntungan atau kerugian neto selisih kurs lainnya disajikan pada laporan

laba rugi sebagai

“(kerugian)/keuntungan lain-lain – neto”.

Foreign exchange gains and losses that relate to borrowings and cash and cash equivalents are presented in the profit or loss within ”finance income or costs”. All other net foreign exchange gains and losses are presented in the profit or loss within “other (losses)/gains - net”.

2. h. Instrumen Keuangan 2. h. Financial Instruments

Kebijakan berlaku setelah 1 Januari 2020

Accounting Policy applicable after January 1, 2020.

Aset Keuangan Financial Assets

1. Klasifikasi 1. Classification

Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori pengukuran berikut:

The Group classifies its financial assets in the following measurement categories:

- aset keuangan yang diukur pada nilai wajar (baik melalui penghasilan komprehensif lain, atau melalui laba rugi), dan

- those to be measured subsequently at fair value (either through other comprehensive income, or through profit or loss), and

- aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

- those to be measured at amortised cost.

Klasifikasi tersebut tergantung pada model bisnis entitas untuk mengelola

The classification depends on the entity’s business model for managing

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

2. h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 2. h. Financial Instruments (Continued) Kebijakan berlaku setelah

1 Januari 2020 (Lanjutan)

Accounting Policy applicable after January 1, 2020 (Continued)

Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) 1. Klasifikasi (Lanjutan) 1. Classification (Continued)

Untuk aset yang diukur pada nilai wajar, keuntungan dan kerugian akan dicatat dalam laporan laba rugi atau penghasilan komprehensif lain. Untuk investasi pada instrumen utang, hal ini akan bergantung pada model bisnis dimana investasi tersebut diadakan.

Untuk investasi pada instrumen ekuitas yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan, hal ini akan tergantung pada apakah grup telah melakukan pemilihan takterbatalkan pada saat pengakuan awal untuk mencatat investasi ekuitas pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain

For assets measured at fair value, gains and losses will either be recorded in profit or loss or other comprehensive income. For investments in debt instruments, this will depend on the business model in which the investment is held. For investments in equity instruments that are not held for trading, this will depend on whether the group has made an irrevocable election at the time of initial recognition to account for the equity investment at fair value through other comprehensive income.

Grup mereklasifikasi investasi utang jika dan hanya jika model bisnis untuk mengelola aset tersebut berubah.

The Group reclassifies debt investments when and only when its business model for managing those assets changes.

2. Pengukuran 2. Measurement

Pada pengakuan awal, grup mengukur aset keuangan pada nilai wajarnya ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan

At initial recognition, the group measures a financial asset at its fair value plus, in the case of a financial asset not at fair value through profit or loss, transaction costs that are directly attributable to the acquisition of the

SIGNIFIKAN (Lanjutan) POLICIES (Continued)

2. h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 2. h. Financial Instruments (Continued)

Kebijakan berlaku setelah 1 Januari 2020 (Lanjutan)

Accounting Policy applicable after January 1, 2020 (Continued)

Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) 2. Pengukuran (Lanjutan) 2. Measurement (Continued)

Instrumen utang Debt instrument

- Biaya perolehan diamortisasi: Aset yang dimiliki untuk mengumpulkan arus kas kontraktual dimana arus kas tersebut hanya mewakili pembayaran pokok dan bunga diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Keuntungan atau kerugian dari investasi utang yang selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan bukan merupakan bagian dari hubungan lindung nilai, diakui dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya atau penurunan nilainya. Pendapatan bunga dari aset keuangan tersebut dimasukkan ke dalam pendapatan keuangan dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

- Amortised cost: Assets that are held for collection of contractual cash flows where those cash flows represent solely payments of principal and interest are measured at amortised cost. A gain or loss on a debt investment that is subsequently measured at amortised cost and is not part of a hedging relationship is recognised in profit or loss when the asset is derecognised or impaired.

Interest income from these financial assets is included in finance income using the effective interest rate method.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

2. h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 2. h. Financial Instruments (Continued)

Kebijakan berlaku setelah 1 Januari 2020 (Lanjutan)

Accounting Policy applicable after January 1, 2020 (Continued)

Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) 2. Pengukuran (Lanjutan) 2. Measurement (Continued)

Instrumen utang (Lanjutan) Debt instrument (Continued) - Nilai wajar melalui penghasilan

komprehensif lain (FVOCI): Aset yang dimiliki untuk mendapatkan arus kas kontraktual dan untuk menjual aset keuangan, di mana arus kas aset tersebut hanya atas pembayaran pokok dan bunga, diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain. Perubahan nilai tercatat dilakukan melalui penghasilan komprehensif lain, kecuali untuk pengakuan keuntungan atau kerugian penurunan nilai, pendapatan bunga dan keuntungan dan kerugian selisih kurs yang diakui dalam laba rugi.

Ketika aset keuangan dihentikan pengakuannya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui di penghasilan komprehensif lain direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi dan diakui dalam keuntungan / (kerugian) lain-lain. Pendapatan bunga dari aset keuangan tersebut dimasukkan ke dalam pendapatan keuangan dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs

- Fair value through other comprehensive income (FVOCI):

Assets that are held for collection of contractual cash flows and for selling the financial assets, where the assets’

cash flows represent solely payments of principal and interest, are measured at FVOCI. Movements in the carrying amount are taken through OCI, except for the recognition of impairment gains or losses, interest revenue and foreign exchange gains and losses which are recognised in profit or loss. When the financial asset is derecognised, the cumulative gain or loss previously recognised in OCI is reclassified from equity to profit or loss and recognised in other gains/(losses). Interest income from these financial assets is included in finance income using the effective interest rate method. Foreign exchange gains and losses are presented in other gains and losses and impairment expenses in other expenses.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

2. h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 2. h. Financial Instruments (Continued)

Kebijakan berlaku setelah 1 Januari 2020 (Lanjutan)

Accounting Policy applicable after January 1, 2020 (Continued)

Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) 2. Pengukuran (Lanjutan) 2. Measurement (Continued)

Instrumen utang (Lanjutan) Debt instrument (Continued) - Nilai wajar melalui laba rugi: Aset

yang tidak memenuhi kriteria untuk biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Keuntungan atau kerugian dari investasi utang yang selanjutnya diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan bukan merupakan bagian dari hubungan lindung nilai, diakui dalam laporan laba rugi dan disajikan bersih dalam laporan laba rugi di dalam keuntungan / (kerugian)

lainnya dalam periode

kemunculannya.

- Fair value through profit or loss:

Assets that do not meet the criteria for amortised cost or FVOCI are measured at fair value through profit or loss. A gain or loss on a debt investment that is subsequently measured at fair value through profit or loss and is not part of a hedging relationship is recognised in profit or loss and presented net in the statement of profit or loss within other gains/(losses) in the period in which it arises.

Instrumen ekuitas Equity instrument

Grup selanjutnya mengukur semua investasi ekuitas pada nilai wajar. Jika manajemen grup telah memilih untuk menyajikan keuntungan dan kerugian nilai wajar atas investasi ekuitas dalam penghasilan komprehensif lain, tidak ada reklasifikasi keuntungan dan kerugian nilai wajar ke laba rugi setelah penghentian pengakuan investasi tersebut. Dividen dari investasi semacam itu tetap diakui dalam laba rugi sebagai pendapatan lainnya ketika hak grup untuk menerima pembayaran ditetapkan.

The group subsequently measures all equity investments at fair value.

Where the group’s management has elected to present fair alue gains and losses on equity investments in other comprehensive income, there is no subsequent reclassification of fair value gains and losses to profit or loss following the derecognition of the investment. Dividends from such investments continue to be recognised in profit or loss as other income when the group’s right to receive payments is established.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

2. h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 2. h. Financial Instruments (Continued)

Kebijakan berlaku setelah 1 Januari 2020 (Lanjutan)

Accounting Policy applicable after January 1, 2020 (Continued)

Aset Keuangan (Lanjutan) Financial Assets (Continued) 2. Pengukuran (Lanjutan) 2. Measurement (Continued)

Instrumen ekuitas (Lanjutan) Equity instrument (Continued) Perubahan nilai wajar aset keuangan

yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui dalam keuntungan/(kerugian) lain-lain dalam laporan laba rugi sebagaimana berlaku. Kerugian penurunan nilai (dan pemulihan kerugian penurunan nilai) atas investasi ekuitas yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain tidak dilaporkan secara terpisah dari perubahan nilai wajar lainnya.

Changes in the fair value of financial assets at fair value through profit or loss are recognised in other gain/

(losses) in the statement of profit or loss as applicable. Impairment losses (and reversal of impairment losses) on equity investments measured at FVOCI are not reported separately from other changes in fair value.

Liabilitas Keuangan Financial Liabilities Pinjaman Pemegang Saham dengan

Biaya Diamortisasi

Shareholder Lan at Amortized Cost

IFRS 9 mensyaratkan semua instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal pada nilai wajar. Ini biasanya akan menjadi harga transaksi dalam transaksi antara pihak-pihak yang tidak terkait. Jika pinjaman dilakukan dengan persyaratan komersial normal (baik dalam hal pokok dan bunga), tidak ada masalah akuntansi khusus yang muncul dan nilai wajar pada

IFRS 9 requires all financial instrument to be measured on initial recognition at fair value. This will normally be th transactionprice in a transaction between unrelatedparties. If a loan is made on normal commercial terms (both in terms of principal and interest), no specific accounting issues arise and the fair value at inception will usually equal the loan

SIGNIFIKAN (Lanjutan) ACCOUNTING POLICIES (Continued)

2. h. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 2. h. Financial Instruments (Continued)

Kebijakan berlaku setelah 1 Januari 2020 (Lanjutan)

Accounting Policy applicable after January 1, 2020 (Continued)

Liabilitas Keuangan Financial Liabilities

Entitas yang memberikan pinjaman kepada pihak berelasi seperti entitas lain dalam suatu grup atau karyawan harus mengevaluasi apakah pinjaman tersebut telah dibuat dengan persyaratan komersial yang normal. Oleh karena itu, entitas yang memberikan pinjaman kepada pihak berelasi seperti entitas lain dalam suatu grup atau karyawan harus mengevaluasi apakah pinjaman tersebut telah dibuat dengan persyaratan komersial yang normal. Jika pinjaman diberikan oleh entitas induk kepada entitas anak dan tidak dalam persyaratan komersial normal, selisih antara jumlah pinjaman dan nilai wajarnya harus dicatat dalam laporan keuangan Perusahaan sebagai komponen ekuitas dalam laporan keuangan individualentitas anak ( ini kadang-kadang disebutsebagai kontribusi modal).

An entity making a loan to a related party such as another entity within a group or an employee should therefore evaluate whether the loan has been made on normal commercial terms. An entity making a loan to a related party such as another entity within a group or an employee should therefore evaluate whether the loan has been made on normal commercial terms. Where a loan is made by a parent to a subsidiary and is not on normal commercial terms, the difference between the loan amount and its fair value should be recorded as in the Company’s financial statements as a component of equity in the subsidiary’s individual financial statements (this is sometimes referred to as a capital contribution).

2. i. Penurunan Nilai Aset Keuangan 2. i. Impairment of Financial Assets Grup menerapkan pendekatan yang

disederhanakan untuk mengukur Kerugian Kredit Ekspektasian (“KKE”) yang menggunakan cadangan KKE seumur hidup berdasarkan basis forward-looking untuk seluruh saldo piutang usaha dan kontrak aset tanpa komponen pendanaan yang signifikan. Selain untuk piutang usaha dan kontrak aset tanpa komponen pendanaan yang signifikan, Grup menerapkan pendekatan umum untuk mengukur KKE.

The Group applies the “simplified approach” to measure the Expected Credit Loss (“ECL”) which uses a lifetime expected loss allowance on a forward-looking basis for all trade receivables and contract assets without significant financing component. Other than trade receivables and contract assets without significant financing component, the Group applies general model to ensure ECL.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT