SARANA KESEHATAN
II. F Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Cakupan kompilasi kebidanan yang ditangani untuk periode 2010 – 2014 sangat fluktuatif, namun mengalami trend positif dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Pada tahun 2010 cakupan kompilasi kebidanan yang ditangani adalah sebesar 41,40% meningkat
Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 49
menjadi 89,89% pada tahun 2012. Angka ini sudah mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM), dimana target SPM untuk tahun 2015 adalah sebesar 80%. Namun pada tahun 2014 cakupan ini kembali menurun, yaitu sebesar 53,08 %. Perkembangan cakupan kompilasi kebidanan yang ditangani periode 2010 – 2014 adalah seperti tabel berikut.
Tabel 2.57
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Tahun 2010 – 2014
NO Uraian Satuan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah komplikasi kebidanan
yg mendapat penanganan (a) Orang 537 740 1152 722 722 2 Jumlah ibu dgn komplikasi
kebidanan (b) Orang 1297 1247 1282 1345 1360 3 Cakupan komplikasi kebidanan
yang ditangani ((a/b)*100) % 41,40 59,34 89,86 53,68 53,08
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
2. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
Cakupan pertolongan persalinan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, sangat fluktuatif, pada tahun 2008 adalah sebesar 82,42%, meningkat menjadi 98,4% di tahun 2012. Angka ini sudah mencapai Standar Pelayanan Minimal dengan target di tahun 2015 adalah sebesar 90%. Perkembangan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan periode tahun 2010 – 2014 adalah seperti tabel berikut.
Tabel 2.58
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2010 – 2014
NO Uraian Satuan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah ibu bersalin yg ditolong oleh
tenaga kesehatan (a) orang 5.136 5.674 5.638 5697 5584 2 Jumlah seluruh ibu bersalin (b) orang 6.190 5.952 5.731 5751 6801
3
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan ((a/b)*100)
% 82,97 95,32 98,4 99.06 82.11
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
3. Cakupan Desa Universal Child Immunization (UCI)
Universal Child Immunization (UCI) adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi usia 0 – 11 bulan, ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS) dan anak sekolah tingkat dasar. Cakupan desa UCI pada tahun 2014 adalah sebesar 81,7%, angka ini masih dibawah target SPM, dan perlu mendapat perhatian agar capaian di tahun 2015 mencapai
II - 50 Gambaran Umum Kondisi Daerah
target SPM yaitu harus sudah mencapai 100%. Perkembangan cakupan desa UCI tahun 2010
– 2014 adalah seperti tabel berikut.
Tabel 2.59
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
NO Uraian Satuan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah desa UCI (a) Desa 145 160 162 179 174 2 Jumlah seluruh desa (b) Desa 213 213 213 213 213 3 CakupanDesa UCI ((a/b)*100) % 68.08 75.12 76.06 84.0 81.7
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
4. Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan dari tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah sebesar 100%, angka ini sudah mencapai target SPM dengan target di tahun 2010 adalah sebesar 100%. Perkembangan cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan periode tahun 2010 – 2014 adalah seperti tabel berikut.
Tabel 2.60
Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Tahun 2010 – 2014
NO Uraian Satuan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah Balita gizi buruk yang
mendapat Perawatan (a) Orang 78 35 116 86 26
2 Jumlah Balita gizi buruk seluruhnya (b) Orang 78 35 116 86 26
3 Persentase Cakupan Balita Gizi Buruk
yang Mendapat Perawatan (a/b)*100) % 100 100 100 100 100
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
5. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
Cakupan penanganan penderita penyakit DBD yang dimaksud adalah cakupan penderita DBD yang didiagnosis dan dirawat sesuai SOP. Penanganan penderita penyakit DBD periode tahun 2010 – 2014 adalah sebesar 100%. Angka ini sudah mencapai target SPM yaitu 100% setiap tahunnya. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD tahun 2010 – 2014 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.61
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
NO Uraian Satuan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Penderita DBD yang diobati (a) orang 245 174 59 22 159
2 Penderita DBD yang ditemukan(b) orang 245 174 59 22 159
3 Cakupan penanganan DBD (a/b)*100 % 100 100 100 100 100
Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 51
6. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1
Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar pada trimester pertama kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional (Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, Bidan dan Perawat) kepada ibu hamil pada masa kehamilan.
Indikator K-1 menunjukkan akses pada kesehatan ibu hamil kepada tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Standar minimal yang ditetapkan untuk pelayanan kehamilan adalah 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. Standar ini terpenuhi dan bermakna terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil (K1) pada tahun 2014 adalah 6.039 (88,8%), target SPM Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 tahun 2014 adalah 91%.
7. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
Cakupan Kunjungan ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali. Pelayanan yang diberikan mencakup minimal: (1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian Tetanus Toksoid, (4) Ukur tinggi fundus uteri, (5) Pemberian tablet besi 90 tablet selama kehamilan, (6) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), (7) Test laboratorium sederhana (Hb, Protein Urine) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Spilis, HIV, Malaria, TBC). K1 dan K4 akan berperan penting dalam mendeteksi secara dini berbagai permasalahan selama masa kehamilan. Salah satunya adalah mendeteksi ibu hamil risiko tinggi atau dengan komplikasi kehamilan. Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil (K4) tahun 2014 berjumlah 5,476 (80,5%), target SPM Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 tahun 2014 adalah 93%.
8. Cakupan Pelayanan Nifas
Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 hari sampai 42 hari paska melahirkan oleh tenaga kesehatan. Kontak ibu 28 Profil Kesehatan Aceh Tamiang 2014 nifas dengan tenaga kesehatan minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari; 1 kali pada minggu ke II, dan 1 kali ada minggu ke VI termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan atau pemasangan KB pasca persalinan. Pada tahun 2014 pelayanan kesehatan ibu nifas dan mendapat pelayanan kesehatan (KF1) adalah 5,599 (99,8%), target SPM Cakupan Pelayanan Nifas tahun 2014 adalah 90%. Cakupan pelayanan kesehatan K1, K4, Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan dan Ibu Nifas Tahun 2013 – 2014 disajikan dengan grafik berikut.
II - 52 Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambar 2.11
Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan K1, K4, Persalinan ditolong Nakes dan Ibu Nifas Tahun 2013 – 2014
9. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah jumlah pemberian vitamin A 2 kali pada ibu bersalin saat periode nifas yaitu 6 sampai 42 hari paska persalinan. Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas (melahirkan) memiliki manfaat penting bagi ibu dan bayi yang di susui. Tambahan vitamin A melalui suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh, dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak. Pada ibu hamil dan menyusui, Vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan ibu selama masa kehamilan dan menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap terjadi karena Kurang Vitamin A (KVA). Cakupan pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas di Kabupaten Aceh Tamiang ditahun 2014 adalah 5,589 (99,57%). Berikut adalah grafik perkembangan cakupan Vitamin A pada Ibu Nifas Tahun 2012 – 2014.
Gambar 2.12
Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 53
10.Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Cakupan komplikasi kebidanan adalah jumlah kasus komplikasi ibu hamil, bersalin dan ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar di pelayanan dasar maupun PONED dan fasilitas rujukan RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Perhitungan jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dihitung berdasarkan angka estimasi 20 % dari Total Ibu Hamil disatu wilayah pada kurun waktu yang sama. Jumlah perkiraan komplikasi kebidanan adalah 1.360 orang dan yang ditangani berjumlah 722 (53.08%), target SPM Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani tahun 2014 adalah 80%.
11.Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Neonatus komplikasi adalah Neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah <2500 gr), sidroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital. Neonatus komplikasi yang ditangani adalah Neonatus komplikasi yang mendapatkan pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter dan bidan di sarana pelayanan kesehatan. Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi dihitung berdasarkan 15 % dari jumlah lahir hidup yaitu 5630. Dari perkiraan komplikasi neonatal resti 845 orang dan yang ditangani sebesar 513 (60,7 %), target SPM Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang Ditangani tahun 2014 adalah 65%. Berikut adalah grafik perkembangan Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal Tahun 2012 – 2014.
Gambar 2.13
II - 54 Gambaran Umum Kondisi Daerah
12.Cakupan Pelayanan Anak Balita
Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar- dasar kemampuan dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keinderaan, berfikir, erbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah gangguan kearah yang lebih berat. Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi:
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun. 2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). 3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun. 4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita.
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Cakupan pelayanan anak balita di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 adalah ebesar 15,453 (70,5%), target SPM Cakupan Pelayanan Anak Balita tahun 2014 adalah 75%.
13.Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, esehatan gigi dan mulut siswa melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan setingkat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil). Tenaga kesehatan adalah tenaga medis, tenaga keperawatan dan petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai Pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 sub kelompok, yaitu pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-11 tahun). Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2014 yaitu: 6,310 siswa atau 98,3%, target SPM kegiatan ini tahun 2014 adalah 100%.
Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 55
14.Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1
Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter Umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi General Emergency Life Support (GELS) dan/atau Advance Trauma Life Support (ATLS) + Advance Cardiac LifeSupport (ACLS), serta memiliki alat transportasi dan komunikasi. Persentase Rumah Sakit dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 adalah 100%.
15.Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit menular
Beban penyakit menular tertentu yang terjadi di masyarakat dan memerlukan perhatian serius antara lain seperti tabel berikut.
Tabel 2.62
Angka Kesakitan Penyakit Menular Tertentu Tahun 2010 – 2014
NO Kasus Penyakit Menular Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Kasus TB (BTA +) per 100.000 pddk 108,37 122,93 109,01 99,08 74,57
2 Kasus Malaria (API) per 1.000 pddk 0,48 0,37 0,31 0,28 0,62
3 Kasus Diare per 1.000 penduduk 51,61 58,45 50,04 11,19 52,6
4 Kasus Pneumonia per 100 Balita 1,13 2 6,6 6,7 8,38
5 Prevalensi HIV/AIDS per 100.000 pddk 3,76 3,88 6,01 10,54 19,06
6 Kasus DBD per 100.000 pddk 93,15 67,52 20,96 8,3 58,4
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
Pada tabel dapat dilihat bahwa :
- Kasus penemuan BTA+ diantara suspeck per 100.000 penduduk, dari tahun 2011 – 2013 sudah mencapai target nasional (70%), namun di tahun 2014 tidak tercapai karena target nasional sudah ditingkatkan menjadi 90%, dan kasus penjaringan yang biasanya di bantu Global Fund semakin dikurangi sehingga untuk penemuan kasusnya menurun. - Target yang ditetapkan untuk kasus malaria (API) adalah < 1 per 1000 penduduk. Pada
tabel diatas dapat kita lihat kasus malaria tahun 2010 – 2014 seluruhnya < 1 per 1000 penduduk, hal ini berarti kasus malaria telah dapat dieliminasi.
- Untuk kasus diare, target temuan yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan adalah 411 per 1000 penduduk, sementara selama kurun waktu 5 tahun terakhir tidak pernah mencapai target, hal ini disebabkan karena masih banyak penderita yang berobat ke sarana kesehatan tetapi beli obat sendiri dan berobat ke praktek swasta serta sistem pelaporan yang masih belum maksimal.
- Pada kasus temuan/penjaringan Pneumonia setiap tahun nya sudah mulai mengalami peningkatan, walau belum mencapai target nasional sebesar 4,46 % dari jumlah balita.
II - 56 Gambaran Umum Kondisi Daerah
- Untuk prevalensi kasus HIV/AIDS per 100.000 pddk dari tahun 2010 – 2015 terjadi penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya penderita HIV/AIDS yang meninggal dan pindah ke luar daerah.
- Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk dari tahun 2010 – 2014 terjadi fluktuasi, dimana kasus tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan kasus terendah terjadi pada tahun 2013. Sedangkan tahun 2014 terjadi 1 kasus kematian.
16.Cakupan Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 Jam
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa dalam waktu tertentu. Penyakit menular, keracunan makanan, keracunan bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit diare, campak, demam berdarah dengue merupakan penyakit yang sering menimbulkan KLB. Penduduk yang terancam adalah penduduk yang tinggal di desa yang terkena kejadian luar biasa. Attack Rate adalah angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insiden kasus baru selama kejadian KLB terhadap penduduk yang terancam. Sementara CFR (Case Fatality Rate) adalah persentase penderita yang meninggal karena suatu penyakit terhadap seluruh kasus penyakit yang sama.
Salah satu indikator kinerja penanggulangan KLB adalah dengan melakukan kegiatan penyelidikan dan penanggulangan KLB dengan cepat dan tepat yang terlaksana kurang dari 24 jam sejak adanya KLB atau dugaan KLB. Pada Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2014 terdapat 4 desa yang terkena KLB dan seluruhnya ditangani < 24 Jam (100%) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.63
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kampung/Kelurahan yang Ditangani <24 jam Tahun 2014 NO Kecamatan Puskesmas KLB di Kampung /Kelurahan
Jumlah Ditangani <24 Jam %
1 Manyak Payed Manyak Payed 1 1 100
2 Bendahara Bendahara 0 0 -
Sungai Iyu 0 0 -
3 Banda Mulia Banda Mulia 0 0 -
4 Seruway Seruway 2 2 100
5 Rantau Rantau 0 0 -
Sapta Jaya 0 0 -
6 Karang Baru Karang Baru 1 1 100
7 Sekerak Sekerak 0 0 -
8 Kota Kuala Simpang Kota Kuala Simpang 0 0 -
9 Kejuruan Muda Kejuruan Muda 0 0 -
10 Tamiang Hulu Tamiang Hulu 0 0 -
11 Tenggulun Simpang Kiri 0 0 -
12 Bandar Pusaka Bandar Pusaka 0 0 -
Jumlah Kabupaten/Kota 4 4 100
Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 57
II.G. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan