• Tidak ada hasil yang ditemukan

f Rencana Anggaran

Dalam dokumen Road Map KESDM (Halaman 195-200)

Rencana anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan penataan sistem manajemen sumber daya manusia sampai dengan tahun 2014 adalah sebesar Rp 115.500.000.000,-

(seratus lima belas milyar lima ratus juta rupiah), dengan rincian

sebagai berikut:

Tabel 21. Rincian Anggaran Program Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Aparatur

No Kegiatan Anggaran

(Rp) 1 Penataan sistem rekruitmen pegawai 6.500.000.000 2 Kegiatan analisis jabatan 2.250.000.000 3 Kegiatan evaluasi jabatan 2.827.000.000 4 Kegiatan penyusunan standar kompetensi jabatan 1.250.000.000 5 Kegiatan assessment pegawai 2.760.000.000 6 Penerapan sistem penilaian kineja pegawai 2.540.000.000 7 Pembangunan/pengembangan database pegawai

dan dokumentasi tata naskah pegawai secara online 3.650.000.000

8 Kegiatan pengelolaan mutasi pegawai 13.500.000.000 9 Kegiatan pengembangan pendidikan dan pelatihan

pegawai berbasis kompetensi 80.223.000.000

ESDM Untuk Kesejahteraan Rakyat

Road Map Reformasi Birokrasi KESDM

196

7.

PENGUATAN PENGAWASAN

KESDM merupakan salah satu kementerian/lembaga pemerintah yang menerima alokasi anggaran dalam jumlah yang signifikan. Hal ini menandakan bahwa pemerintah memiliki prioritas yang tinggi terhadap pembangunan di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral. KESDM mengembang amanah yang sangat strategis untuk merumuskan dan mengimplementasikan program pembangunan sektor Energi dan Sumber Daya Mineral yang mampu menghasilkan kecukupan energi untuk kebutuhan masyarakat Indonesia.

Besarnya alokasi anggaran yang dikelola KESDM harus diimbangi dengan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi kebocoran dan penyimpangan dalam penggunaannya. Amanah pengawasam diemban oleh Inspektorat Jenderal selaku aparat pengawasan internal pemerintah (APIP) yang bertanggung jawab dalam pengawasan pelaksanaan tugas KESDM. Pengawasan dimaksud dilakukan dalam berbagai bentuk, mencakup audit, inspeksi, supervisi, reviu, dan evaluasi. Selaku APIP, Inspektorat Jenderal KSEM menjalankan fungsi selaku penjamin muti (quality assurance) terhadap implementarsi program KESDM.

Paradigma baru dalam pengawasan internal pemerintah dimulai dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengemdalian Internal Pemerintah (SPIP). Dalam PP tersebut ditegaskan bahwa APIP harus melakukan pengawasan untuk memperkuat dan menunjang SPIP yang efektif. Penyelenggaraan SPIP dilakukan oleh Presiden dan seluruh jajaran pimpinan instansi pemerintah. Dengan adanya kewajiban untuk menyelenggarakan SPIP secara efektif maka tiap pimpinan instansi, termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, diberi mandal untuk melakukan pengendalian internal terhadap seluruh aktivitas Kementeriannya. Pengendalian internal pada hakikatnya ialah seluruh alat dan metode

ESDM Untuk Kesejahteraan Rakyat

Road Map Reformasi Birokrasi KESDM

197

pengendalian organisasi yang terkoordinasi untuk menjaga aset, mengecek keandalan data akun tasi, mendorong efisiensi operasional, dan menaati ketentuan. Pengendalian internal ini harus dilakukansetiap saat oleh MESDM. Di sinilah terletak perbedaan yang sangat signifikan antara paradigma lama dan pradigma baru. Paradigma lama pengawasan bertumpu hanya pada inspektorat jenderal, sedangkan paradigma baru memberi kewenangan kepada MESDM dan jajarannya untuk melakukan pengendalian intermal secara ketat setiap saat terhadap operasional KESDM.

Sejak tahun 2011 Inspektorat Jenderal KESDM telah merespon terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 dengan memprakarsai pembentukan unit-unit fungsional satuan pengawasan internal pemerintah (SPIP) di lingkungan KESDM. Prakarsa ini telah pula dilegalkan melalui penerbitan Permen ESDM Nomor 17 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan SPIP di lingkungan KESDM. Tujuan utama pembentukan unit SPIP ini untuk membantu manajemensatuan kerja KESDM dalam melakukan pengendalian internal terhadap operasional. Unit SPIP diharapkan dapat melakukan penjaminan mutu dan pembenahan yang diperlukan sebelum satuan kerja tersebut diaudit oleh Inspektorat Jenderal dan aparat pengawasan eksternal pemerintah. Dengan demikian SPIP juga akan berfungsi sebagai mitra Inspektorat Jenderal KESDM dalam hal pengawasan organisasi KESDM. Selain itu, Inspektorat Jenderal juga telah berperan aktif dalam melakukan pembinaan teknis pengawasan terhadap anggota- anggota SPIP melalui sosialisasi SPIP.

Sampai dengan saat ini, sistem pengawasan di lingkungan KESDM masih belum optimal. Penerapan SPIP belum efektif, demikian pula halnya dengan kinerja Inspektorat Jenderal dan SPIP satuan kerja. Sistem pengawasan yang ada juga belum mampu mencegah tindakan KKN dan penyimpangan pengelolaan keuangan. Beberapa kasus yang termuat di media massa merupakan eralita yang

ESDM Untuk Kesejahteraan Rakyat

Road Map Reformasi Birokrasi KESDM

198

mengemuka dan menjadi perhatian dan konsumsi perbincangan publik. Dengan demikian, aspek pengawasan menjadi salah satu bidang manajemen pemerintahan yang harus direformasi.

KESDM telah mencanangkan beberapa program reformasi birokrasi yang salah satunya ialah Program Penguatan Pengawasan. Misi utama program tersebut ialah mencegah tindakan KKN dan penyimpangan pengelolaan keuangan negara. Target terukur yang ingin dicapai adalah tercapainya opini Wajar Tanpa Pengecualian terhadap laporan keuangan KESDM. Misi dan target ini dapat dicapai dengan menerapkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah secara efektif. Inspektorat Jenderal KESDM memperoleh kepercayaan untuk mengkoordinasikan implementasi program penguatan pengawasan di lingkugan KESDM.

Langkah-langkah pembenahan yang akan dilakukan, antara lain adalah penguatan peran Satuan Pengawasan Internal dan penguatan karakter auditor. Penguatan peran SPIP diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan program satuan kerja, sedangkan kekuatan karakter auditor diharapkan dapat meningkatkan integritas dan kepercayaan pemangku jabatan terhadap profesi auditor. Untuk memandu implementasinya selama 2010 - 2014, disusun dokumen peta jalan (Road Map) Program Penguatan Pengawasan.

a.

Capaian

Sejak tahun 2009 Inspektorat Jenderal telah memperolah beberapa capaian melakukan reformasi dan capaian-capaian yang telah diperoleh Inspektorat Jenderal dapat diklasifikasi dalam tiga aspek yaitu Keorganisasian, Ketatalaksanaan dan SDM. Bagian ini juga menguraikan permasalahan yang mempengaruhi capaian kinerja dan menjabarkan faktor-faktor kunci keberhasilan yang

ESDM Untuk Kesejahteraan Rakyat

Road Map Reformasi Birokrasi KESDM

199

menjadi prasayrat untuk implementasi program Penguatan Pengawasan.

1) Capaian Reformasi Birokrasi a) Keorganisasian

Inspektorat Jenderal mengawali proses reformasi birokrasi Sistem Pengawasan dengan meranacang struktur dan mekanisme kerja keorganisasian yang sesuai dengan semangat reformasi, yakni menekankan pada aspek pengendalian internal yang kuat. Adapun hasil yang telah dicapai sebagai berikut:

 Tersusunnya rencana strategis Itjen KESDM 2010 – 2014;

 Terumuskannya visi dan misi baru Itjen KESDM;

 Telah tersusun paradigma baru pengawasan; dan

 Inspektorat Jenderal KESDM telah melakukan perumusan Paradigma Baru Pengawasan Pendidikan sebagai pola pikir yang mendasari langkah-langkah kebijakan dan strategi organisasi. Paradigma Baru tersebut ialah sebagai berikut:

Tabel 22. Perumusan Paradigma Baru Pengawasan Pendidikan

No Komponen Lama

Baru

2005 - 2009 2010 - 2014 1 Fokus Lembaga Fungsi/kinerja layanan Mempertajam audit atas

fungsi/layanan 2 Orientasi Mencari kesalahan Pemecahan masalah/apresiasi keunggulan Mengembangkan pemecahan masalah/menghargai pencapaian 3 Output Jumlah temuan Pembinaan/perbaikan/ rekomendasi Meningkatkan pembinaan/perbaikan/ Rekomendasi 4 Pendekatan Wewenang/ Birokratik Kemitraan/sinergi Memperkuat kemitraan/sinerg

ESDM Untuk Kesejahteraan Rakyat

Road Map Reformasi Birokrasi KESDM

200

5 Teknik Parsial Komprehensif Meningkatkan tekni audit secara lebih komprehensif 6 Sifat Penggalan/

Terkotak-kotak Holistik

Mempertajam konteks audit yang lebih holistik 7 Pelaksanaan Sendiri-sendiri/

Individual Kolaborasi/teamwork

Memperkokoh kolaborasi dan kerjasama

8 Waktu Pasca

kegiatan Pre, on going, post

Memperluas cakupan audit sejak perencanaan hingga

pertanggungjawaban 9 Fungsi Korektor Katalisator Mempercepat upaya

pencapaian kegiatan

10 Aksi Penindakan Pencegahan dan penindalan

Memperbesar upaya pencegahan dan penindakan

11 Kompetensi Pengalaman Profesionalisme

Mengembangkan

pengetahuan dan keahlian audit

12 Target Kuantitas Kualitas Memperkuat penjaminan mutu audit dan auditan

2) Permasalahan yang berpengaruh terhadap pencapaian kinerja. a) Sumber Daya Manusia

- Jumlah auditor kurang, tidak sebanding dengan auditi yang menjadi beban tugas pengawasan;

- Kompetensi auditor yang ada kurang merata menurut bidang audit; dan

- Perbedaan tingkat kompetensi individual auditor yang sangat variatif.

b) Sarana dan Prasarana

- Alat bantu audit dan alat pengolah data masih kurang. 3) Faktor kunci keberhasilan (Key Success Factors)

a) Meningkatkan kualitas SDM dengan memanfaatkan kesempatan pengembangan kompetensi yang tersedia;

Dalam dokumen Road Map KESDM (Halaman 195-200)

Dokumen terkait