• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.9 Pola Emosi Pada Masa Remaja

2.9.4 Factor pribadi:

a. Factor bakat yang mempengaruhi temperamen ( menjadi pengaruh, hiperaktif dan lain-lain)

b. Cacat tubuh

c. Ketidak mampu untuk menyusaikan diri.

( Sarwono,2002:206-207) 2. Kenakalan remaja

Jensen ( 1985:417) membagai kenakalan remaja menjadi 4 jenis, yaitu

1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahihan, perkosaan, pembunuhan, dan lain-lain.

2. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahihan, pencopetan dan lain-lain

3. Kenakalan social yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain:

pencurian, penyalahgunaan obat dan senagainya.

4. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pijar dengan cara mengingkari status anak sebagai plajar dengan cara membolos, membantu perintah orang tua dan lain segainya. ( Sarwono, 2002:207-208)

2.9 Minat Remaza Terhadap Agama

Suatu keadan jiwa yang dapat kita pastikan tentang remaja adalah penuh kegoncangan. Keada seperti itu sangat seperti itu sangat memerlukan agama dan membutuhkan suatu pegangan atau kekuatan luar yang dapat membantu mereka dalam mengatasai dorongan dan keinginana baru yang belum pernah mereka kenal sebelum itu. Keinginan dorongan tersebut seringkali bertentangan dengan nilai yang di anut oleh orang tua atau selingkuhan dimana ia hidup.

Banyak mulai meragukan konsep dari keyakinan akan religiusnya pada masa anak-anak dan oleh karna itu, priode remaja di sebut sebagai keraguan religious, namun wagner berpendapat bahwa apa yang sering di tafsirkan sebagai “kurangan rligius”kenyatannya merupakan Tanya-jawab religious, menurut wagner (170) yang di kutif Elizabeth ( 1996:222) beliau mengungkapkan:

Banyak remaja menyelidiki agama sebagai sumber dari rangsangan emosional dan intelektual, para pemuda ingin mempelajari berdasarkan pengertian intelektual dan tidak ingin menerimanya secara begitu saja. Mereka meragukan agama bukan bukan karena bukan ingin menjadi agnostic atau atheis, melainkan karena mereka ingin menerima agama sebagi sesuatau yang bermakna berdasarakan keinginan mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri.”

Perubahan dalam minat religius selama masa remaja lebih radikal dari pada perubahan dalam minat dalam perkejaan, seperti halnya pekerjaan kanak – kanak tentang agama pada dasarnya tidak realistic, dan remaja menjadi kritis terhadap keyakinannya dimasa depan.

2.9.1 Pola Perubahan Minat Religius:

1. Periode Kesadaran Religius

Apabila agama yang di terima oleh remaja dalam hidupnya. Terasa bertentangan dengan pengetahuan yang di pelajarinya, maka ia akan gelisah dan mencoba mencari-cari keyakinan lain kepuasan hatiya.

2. Periode Keraguan Religius

Berdasarkan penelitian secara kritis kritis terhadap keyakinan kanak-kanak remaja sering bersikap skeptic pada perbagai bentuk religius, seperti berdo’a dan upacara-upacara keagamaan yang formal, kemudian mulai meragukan isi religius, seperti ajaran mengenai sifat tuhan dan hidup setelah mati. Bagi beberapa remaja

keraguan ini dapat membuat mereka kurang taat pada agama, sedangkan remaja yang lain dapat lebih memenuhi kepercayaan lain yang dapat lebih memenuhi kebutuhan dari pada kepercayaan lain yang dapat lebih memenuhi kebutuhan dari pada kepercayaan yang di anut oleh keluarganya.

Pada masa remaja, remaja mulai ragu-ragu akan keyakinan agamanya. Berikut beberapa persoalan keagamaan yang ditunjukan oleh remaja dalam penelitian H.H Remmers & C. G. Hacket di Amerika Serikat. Yang di kutip oleh Zakiyah Daradjat ( 1989: 68), sebagai berikut :

- 10 % remaja mengatakan bahwa mereka ragu akan keyakinan agamnya.

- 10% remaja menyatakan bahwa pikiran mereka tentang surge dan neraka menyebabkan kecemasan pada mereka

- 32% remaja mengatakan bahwa meeka hidup tidak sesuai dengan prinsip agama mereka.

- 22% remaja mengatakan bahwa pemikiran tentang kehidupan di akhirat membingungkan mereka.

3. Preode Rekonstruksi agama

Lambat atau cepat remaja membutuhkan keyakinan agama meskipun ternyata keyakinan pada kanak-kanak tidak lagi memuaskan .Bila hal ini terjadi, ia mencari kepercayaan baru, kepercayaan pada sahabat karib sesama jenis atau lawan jenis, atau kepercayan pada salah satu kultus agama baru. Kultus ini selalu muncul di berbagai Negara dan mempunya daya tarik yangkuat bagi remaja dan remaja yang kurang mempunyai kekuatan ikan religius. Pemuda biasanya merupakan mangsa bagi setiap kultus religius yang berbeda atau baru. (Elizabeth,1996:222)

Hampir dapat di pastikan bahwa setiap masa remaja tiba, maka seseorang mengalamai kegoncangan jiwa, timbulnya kegoncangan jiwa menurut akiyah darajat ( 1978:35) di sebabkan adanya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupannya.

Yaitu aspek rohani, jasmani aspek pemikiran dan aspek social. Akibatnya mereka segera terhadap pengaruh factor-faktor ekstern baik negatif maupun positif.

Dengan melihat keadan remaja yang demikian itu, maka arriffin m. (1982:72) menjeskan bahwa mereka sangat membutuhkan bimbingan, Pembina dan penyuluhan yang dapat menenangkan ketenangan batinnya.

Pembina dan penyuluhan yang sangat mendasar dan baik adalah melalui pembinaan agama, karena pembinaan agama dapat memberikan pedoman dan peraturan yang pasti, dan juga dengan bekal agama dapat:

a. Menumbuhkan benang pribadi remaja dalam menghadapi segala tantangan dan rongrongan dari luar dirinya, baik mental maupun material.

b. Menumbuhkan iman remaja sehingga terjalin hunbunganya dengan tuhan, masyarakat dan alam sekitar.

c. Menjernih kehidupan batin remaja sehingga segala masalah dapat diatasi dan dihadapi dengan mudah.

d. Peranan dakwah sangat penting bagi remaja agar mereka punya jati diri , semangat hidup tidak akan positif dinamis dalam menghadapi kehidupan.

Oleh karena ituh berdakwah sangat penting sekali terhadap remaja, agar mereka dapat mengetahui mana yang hak dan mana yang batil, sehingga mereka akan dinamis dalam menghadapi kehidupannya.

2.10 Pengajian/ dakwah a. Pengrtian /pengajian

Dakawah secara etimologi adalah sebagai bentuk madassar dari kata (Fiilmadi) dan (fiil mudhari) yang artinya adalah memanggil ( to call), mengajak (to summer), menyeruh (to tropo) memohon (to pray), ( muriah, 2000:1)

Kata dakwah di lihat dari segi kosan katanya berbentuk kata benda (ism). Dan pengertiannya, karena termasuk diambil (mustaq) dan fi’il muta’adi, mengandunng nilai dinamika, yakin ajakan, seruan, panggilan ( Asep Muhyiddin, 2002 :27)

Dalam kamus Arab-indonesia, yunus (1972:127) menjelaskan tiga idiom kata da’a, yaitu :

1. yang mempunyai arti mengajak ( kepada).

2. yang mempunya arti mendo’akan kejahatan.

3. yang mempunyai arti mendo’akan kebaikan.

Dan ketiga artinya idiom diatas penulis lebih lebih cenderung kepada yang berarti mengajak karena sesuai dengan objek kajian dakwah.

Menurut Shaleh ( 1993:7) kata dakwah dalam pengertian tersebut dapat di jumpa dalam ayat-ayat Al-Qur’an antara lain:

a. Dakwah yang mempunyai mengajak, yakin firman allah dalam QS. Yusuf (12) ayat 33:

دٕك سىع فسصت لا ا َ ًٕنا ٓىو ُع دٔ اٍم ٓن ا ةح ا هجسن ب ز ل اق هٕهٍج ا هم هك ا َ هٍٕن ا ةصا هٌ

Artinya:

“Yusuf berkata wahai tuhanku, penjara lebih aku suka dari pada memuenuhi ajakan mereka kepadaku”, ( Hasbi Ashiddiqi, dkk, 1989:359)

b. Dakwah yang mempunyai arti menyeru, firman Allah dalam QS, Yunus (10) ayat 25:

مٕقتسم ط اسص ّن ا ء اشٔ هم ْ دٍٔ َ مهسن ا ز اد ّن ا اُع دٔ لله َ

Arttinya:

“ Allah menyeruh (manusia) ke darusalam (surga) dan menunjukan orang yang dikehendaki-nya kepada jalan yang lurus (islam). (Hasby

Ashiddiq,dkk,1989:310)

c. dakwah yang mempunyai arti memanggil, yakini firman Allah SWT. Dalam QS Al-Anfal (8) ayat 24

مكٕٕحٔ امن مك اع د ا ذ ا ل ُس سهن َ لله ا ُثٕجتس ا ا ُىم ا هٔ رنا أٍ أ

ن َ سشكت ًٕن ا تو ا َ ًثهق َ ءسمن ا هٕت ل ُحٔ لله ا ن ا ُمهعَ

Artinya;

“Hai orang-orang yang beriman sambutlah kepada tuhan dan Rasulmu apahbila keduanya memanggil kamu kepada apa yang dapat menghidupkan kamu”.(Hasbi ashiddiqi, dkk, 1989;264)

d. Dakwah yang berarti do’a atau pemohonan firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 186:

ن اع ا ذ ا ع ا دن ا ج ُع د ةٕج ا ةٔ سق ٓو اف سىع ِ د اثع كن اس ذ ا َ ن َ دش سٔ مٍهعن ٓو ا ُىم ُٕن َ ٓن ا ُثٕجتسٕهف

Artinya

“Dan apahbila hamba-hamba ku bertinya kepadamu tentang aku maka (jawablah) bahwasanya aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-ku. Hendaklah mereka beriman kepada-ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. ( Hasbi Ashiddiqi, dkk, 1989,45)

Sedangkan dakwah secara terminology terhadap define yang di kemukakan oleh beberapah ahli, di antaranya adalah menurut DR Wardi Bachtiar ( 1997:31) Dakwah situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah yaitu al-islam.

Dalam islam di mensi ini menunjukan seberapah jauh tingkatan muslim berprilaku dan mematuhi oleh ajaranya, yaitu sebagai mana individu berelassi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain dalam berislaman dimensi ini meliputi suka

menolong, berkejasama, menegakan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, menjaga amanat, tidak mencuri mematuhi norma-norma agama dan seterusnya.

Sedangkan menurut H.M Arifin (1990:6), Dakwah mengandung suatu pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang di lakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain secara individual maupun secara kelompok agar supayah timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap pengkahayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai message yang sisampikan kepada dengan tanpa adanya umur-umur paksaan.

Raf’udin dan Djaliel mengutip bebeapah definisi yang ddijelaskan oleh beberapah ahli yaitu:

1. HMS. Nasarudin LATIF;

Dakwah artinys setiap usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeuh mengajak , memanggil manusia lainya untuk beriman dan mentati allah SWT sesuai garis-garis aqidah dan syariah sera ahlak islamiyah.

2. syekh Ali Mahfudz

Dakawah adalah mengajak, mendorong manusia untuk mengikuti kebenaran dan petunjuk, menyeruh mereka untuk berbuat kebajikan dan melarang mereka dari pebuatan agar mereka mendapat kebahagiaan dinia dan diakhirat.

3. prof. H.M Thoha Yahya Omar.

Dakwah ialah mengajak dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perinah tuhan segala kemaslahatan dan kebahagiaan dunia dan di akhirat (Rafi’udin & Jalil, 1997:24-25). Dengan demikian maka eseni dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan, rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama penuh dengan kesadaran demi untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan juru dakwah.

2.10.1 Dasar Hukum Dakwah

Diperlukan pelaksanaan dakwah atas dasar hokum dan peraturan yang telah di tetapkan oleh Al-Quran dan sunnah rpsul serta ulim amri, denga demikian ada komitmen peting yang kaitanya di perhatikan dengan hokum dakwah, yaitu:

1. Dakwah hukumnya wajib, yaitu bagi orang yang mempunyai kemampuan melakukan dakwah disebabkan sebelum ada yang mengisi dakwah.

2. Dakwah hukumnya fardu kifayah ( wajib kifayah ), yaitu apabila si dalam dakwah suatu masarakat terhadap seseorang yang akif melaksanakan dakwah.

3. Dakwah hukumnya sunnah mukad yaitu dakwah yang di lakukan oleh seseorang dalam lingkungan per gaulan, baik berupa lisan atau tindakan.

4. Dakwah yang dilarang adalah melaksanakan dakwah terhadap seseroang yang telah melakukan agama lain. Singkatanya berdakwah untuk mengajak pemeluk agama lain secaram paksa. (Rafi’udin 7 Djalil, 1997:27-29)

Dokumen terkait