• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Masa remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.

b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini remaja dimulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.

c. Masa remaja akhir (19-22 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokalitas dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi

matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri-ciri dari tahap ini (Agustian, 2006).

Pada priode remaja, mau akibatnya langsung maupun akibatnya jangka panjang tetap penting. Ada prode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi akibat psikolgis, pada periode remaja kedua- duanya sama- sama penting. Perkembangan fisik yang cepat dan penting di sertai cepatnya perkembangan mental yang cepat.

Terutama pada awal masa remaja semuah perkembangan itu menimbulkan perlunya penyusuiaan mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

2.8.4 Masa remaja sebagai masa peralihan.

Peralihan tidak berarti terputus dengan atau perubahan dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap, perkembangan dari tahap berikutnya. Perubahan fisik yang terjadi selama satu tahun awal masa remaja mempengaruhi tingkat perlaku individu dan mengakibatkan di adakannya penilaianya kembali penyusaiaan yang telah bergeser.

Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus di lakukan di masa ini, remaja bukan lagi seseorang anak dan juga bukan orang dewasa status remaja yang tidak jelas ini menguntungkan karena status member waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

2.8.5 Masa Remaja sebagai periode perubahan.

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan Fisik, selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik tejadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung dengan pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.

Ada empat yang sama yang hampir bersifat universal. Pertama, meningginya emosi, intentitasny bergantung pada tingkatan perubahan fisik dan psokologi yang

terjadi. Kedua. Perubahan tumbuh, minat dan peran yang di harapakan oleh kelompok social untuk di pesankan, menimbulkan masalah baru. Ketiga. Dengan berubahnya minat dan pola prilaku, maka nilai – nilai juga berubah. Keempat, sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan.

2.8.6 Masa Remaja sebagai usia bermasalah

Setiap priode mempunyai masalahanya sendiri – sendiri, namun masalah masa remaja sering jadi masalah yang sulit diatasi olah hak anak laki – laki maupun anak perempuan. Tedapat dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak – kanak, masalah anak – anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru – guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena masa remaja diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnyana sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru – guru.

2.8.7 Masa Remaja sebagai masa mencari identitas

Identitas diri yang paling di cari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya , apa perananya di masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa?

Apakah nantinya ia dapat jadi seorang suami ayah? apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakangnya ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapah orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal?

Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri dari sebagai individu, adalah dengan menggunakan symbol status dalam bentuk mobil, pakaian, dan pemilik barang – barang lain yank mudah terlihat. Dengan cara ini. Remaja menarik perhatian pada diri sendiri dan agar di pandang sebagai individu , sementara pada saat yang sama ia mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebaya.

2.8.9 Masa Remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Seperti yang ditujukan oleh majeres, “ Banyak anggapan popular tentang remaja yang mempunyai arti yang popular, dan sayangnya, banyak diantaranya yang bersipat negatip” anggapan stereotip budaya bahwa remaja anak – anak yang tidak rapih, yang tidak di percaya dan cendreung merusak dan berprilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbingnya dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersifat simpatik dalam perilaku remaja yang normal.

Menerima sterotif dan adanya keyakinan bahwa orang dewasa mempunyai pandangan yang buruk tentang remaja, membuat peralihan ke masa dewasa menjadi sulit, Hal ini menimbulkan banyak pertentangan dengan orang tua dan antara orang tua dan anak terjadi terjadi jarak yang menghalangi anak untuk meminta.

2.8.10 Masa Remaja sebagai masa yang tidak realistic

Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu ia melihat Dirinya dan orang lain sebagaimana yang lain sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita- cita yang tidak realitak ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi dirinya dan teman-temanya, semakin tidak realistic cita – citanya semakin ia menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apah bila orang lain mengecewakan atau kalau ia tidak berasil mencapai tujuan yang di tetapkan sendiri.

2.8.11Masa Remaja Sebagai Ambang Masa Dewasa

Dengan semakin mendekatkanya usia kematangan yang sah, para remaja jadi gelisah untuk meninggalkan setereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka hamper dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang deawasa ternyata belumlah cukup, oleh karena itu remaja mulai memusatkan diri dan perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum- minuman keras, obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks, mereka menganggap bahwa ini akan membrikan citra yang mereka inginkan. (Elizabeth, 1996:207-209).

2.8.11. Perubahan fisik dan psikomotorok selama masa remaja dan permasalahnya.

(1) Adanya variasi yangar mencolok dalam temo dab iramaserta kepesatan laju perembangan fisik antar individual atau kelompok ( wanita lebih cepat sekitar 1-2 tahun dari pria ) dapat menimbulkan kecanggungan – kecanggungan bergaul satu sama lain.

(2) Perkembangan ukuran tinggi dan berat bada yang kurang proposinal, juga dapat membawa ekses psikologis tertentu, umpamanya munculnya nama – nama cemoohan (nickname), seperti si congcorag, sigendut dan sebagainya, yang lebih jauh lagi dapat membawa kearah self-rejection body-image-nya tidak sesuai dengan self-picture yang di harapkannya.

(3) Perubahan suara dan peristiwa menstruasi dapat juga menimbulkan gejala-gejala emosional tertentu seperti perasaan malu.

(4) Matangnya organ reproduksi, menimbulkan pemuasan biologis, kalau tidak terbimbing oleh norma – norma tertentu dapat mendorong remaja melakukan mastrubasi, homosexsual, yang mungkin berakibat lebih jauh lagi atas norma kesusilaan, ( Abin Syamsuddin, 2003:136)

Dokumen terkait