PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.2. Pengolahan Data
5.2.2. Reliability Centered Maintenance (RCM)
5.2.2.5. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
FMEA menggambarkan tingkat keseringan kejadiaan kerusakan, keparahan dan tingkat deteksi kerusakan yang dinyatakan dengan nilai RPN (Risk Priority Number). Tabel 5.8 menunjukkan tabel FMEA kemungkinan kerusakan yang terjadi pada setiap subsistem sedangkan penentuan nilai occurrence,
severity, dan detection didasarkan pada Tabel Rating FMEA pada Tabel 3.1, 3.2, 3.3 Berdasarkan tabel tersebut dan hasil wawancara dengan operator dan supervisor maka dapat dijelaskan nilai occurrence, severity, dan detection sebagai berikut:
1. Pada part Turnnion Bearing Seal diberikan nilai occurrence 4 karena tingkat kerusakan part tersebut 14 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 6 karena memiliki kesempatan yang rendah untuk terdeteksi, nilai severity 10 karena menyebabkan mesin tidak berfungsi sama sekali.
2. Pada part Drum Shell diberikan nilai occurrence 2 karena tingkat kerusakan
part tersebut 4 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 2 karena memiliki kesempatan yang sangat tinggi untuk terdeteksi, nilai severity 4 karena merubah fungsi dan banyak pekerja menyadari adanya masalah tersebut.
3. Pada part Clamp Platen diberikan nilai occurrence 3 karena tingkat kerusakan
part tersebut 8 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 2 karena memiliki kesempatan yang sangat tinggi untuk terdeteksi, nilai severity 6 karena menghilangkan kenyamanan fungsi dalam penggunaannya.
4. Pada part Brass Air Valve diberikan nilai occurrence 4 karena tingkat kerusakan part tersebut 12 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 5 karena memiliki kesempatan yang sedang untuk terdeteksi, nilai severity 10 karena menyebabkan mesin tidak berfungsi sama sekali.
5. Pada part Upper Seal Ring diberikan nilai occurrence 2 karena tingkat kerusakan part tersebut 3 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 3 karena memiliki kesempatan yang sedang untuk terdeteksi, nilai severity 5 karena mengurangi kenyamanan fungsi penggunaan.
6. Pada part Lower Seal Ring diberikan nilai occurrence 2 karena tingkat kerusakan part tersebut 2 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 2 karena memiliki kesempatan yang sangat tinggi untuk terdeteksi, nilai severity
7 karena menyebabkan mesin mengalami pengurangan fungsi utama.
7. Pada part Pomp Hidrolik diberikan nilai occurrence 4 karena tingkat kerusakan part tersebut 11 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 6 karena memiliki kesempatan yang rendah untuk terdeteksi, nilai severity 9 karena menyebabkan mesin kehilangan fungsi utama dan menimbulkan peringatan.
8. Pada part Piston Ring diberikan nilai occurrence 3 karena tingkat kerusakan
part tersebut 5 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 1 karena memiliki kesempatan yang pasti untuk terdeteksi, nilai severity 5 karena karena mengurangi kenyamanan fungsi penggunaan.
9. Pada part Bearing diberikan nilai occurrence 3 karena tingkat kerusakan part
kesempatan yang sangat rendah dan sulit untuk terdeteksi, nilai severity 3 karena tidak terdapat efek dan pekerja menyadari adanya masalah tersebut. 10.Pada part Eccentric Cam diberikan nilai occurrence 2 karena tingkat
kerusakan part tersebut 4 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 2 karena memiliki kesempatan yang sangat tinggi untuk terdeteksi, nilai severity
5 karena karena mengurangi kenyamanan fungsi penggunaan.
11.Pada part Labyrinth Ring diberikan nilai occurrence 2 karena tingkat kerusakan part tersebut 4 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 6 karena memiliki kesempatan yang rendah untuk terdeteksi, nilai severity 4 karena merubah fungsi dan banyak pekerja menyadari adanya masalah tersebut.
12.Pada part Bearing Housing diberikan nilai occurrence 2 karena tingkat kerusakan part tersebut 2 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 6 karena memiliki kesempatan yang rendah untuk terdeteksi, nilai severity 8 karena menyebabkan mesin kehilangan fungsi utama.
13.Pada part Bushing diberikan nilai occurrence 3 karena tingkat kerusakan part
tersebut 10 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 8 karena memiliki kesempatan yang sangat rendah dan sulit untuk terdeteksi, nilai severity 10 karena menyebabkan mesin tidak berfungsi sama sekali.
14.Pada part Hose Clamp diberikan nilai occurrence 3 karena tingkat kerusakan
part tersebut 5 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 7 karena memiliki kesempatan yang sangat rendah untuk terdeteksi, nilai severity 3 karena tidak terdapat efek dan pekerja menyadari adanya masalah tersebut.
15.Pada part Termostat diberikan nilai occurrence 2 karena tingkat kerusakan
part tersebut 2 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 3 karena memiliki kesempatan yang tinggi untuk terdeteksi, nilai severity 3 karena tidak terdapat efek dan pekerja menyadari adanya masalah tersebut.
16.Pada part Tabular Heater diberikan nilai occurrence 2 karena tingkat kerusakan part tersebut 4 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 2 karena memiliki kesempatan yang sangat tinggi untuk terdeteksi, nilai severity
4 karena menyebabkan perubahan fungsi mesin dan banyak pekerja menyadari adanya masalah tersebut.
17.Pada part Heater Capacity diberikan nilai occurrence 3 karena tingkat kerusakan part tersebut 7 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 3 karena memiliki kesempatan yang tinggi untuk terdeteksi, nilai severity 6 karena menghilangkan kenyamanan fungsi dalam penggunaannya.
18.Pada part Seal Membran diberikan nilai occurrence 4 karena tingkat kerusakan part tersebut 13 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 7 karena memiliki kesempatan yang sangat rendah untuk terdeteksi, nilai
severity 10 karena menyebabkan mesin tidak berfungsi sama sekali.
19.Pada part Ejector Forcediberikan nilai occurrence 2karena tingkat kerusakan
part tersebut 3 kali per 7200 jam penggunaan, nilai detection 3 karena memiliki kesempatan yang tinggi untuk terdeteksi, nilai severity 8 karena menyebabkan mesin kehilangan fungsi utama.
Nilai RPN merupakan hasil perkalian antara nilai rating Severity, Occurrence dan Detection. Berdasarkan hasil perhitungan RPN pada Tabel 5.7.
terlihat bahwa tingkat RPN tertinggi adalah pada Turnnion Bearing Seal, Bushing, Pomp Hidrolik, Seal Membran, dan Brass Air Valve. Oleh sebab itu, perlu adanya perhatian khusus pada komponen-komponen tersebut.
Tabel 5.7. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
No Parts Failure Mode Occ Failure Cause Det Failure Effect Sev RPN
1
Turnnion Bearing Seal
Bearingdapat menahan
putaran turbin terlalu tinggi 4
Kerusakan bearing
6
Mesin dihentikan/ tidak dapat beroperasi
10 240 Koefisien gesek tinggi Mesin tidak dapat beroperasi
maksimal
Aus Waktu downtime meningkat
Drum Shell
Tidak dapat menahan putaran turbin yang terlalu
tinggi
2 Pemasangan yang tidak tepat 2 Jadwal produksi terganggu 4 16
Clamp Platen Clamp tidak bergerak 3 Pelumas yang kurang 2 Jadwal produksi terganggu 6 36
Aus Waktu downtime meningkat
2
Brass Air Valve Tidak berfungsi maksimal 4
Korosi
5
Mesin dihentikan/ tidak dapat beroperasi
10 200
Overheated Waktu downtime meningkat
Pemasangan yang tidak tepat Jadwal produksi perusahaan tertunda
Upper Seal Ring Seal tidak dapat menahan
beban 2 Pelumas yang kurang 3 Jadwal produksi terganggu 5 30
Lower Seal Ring Seal pecah/Robek 2 Aus 2 Jadwal produksi perusahaan
tertunda 7 28
No Parts Failure Mode Occ Failure Cause Det Failure Effect Sev RPN
2 Pomp Hidrolik Hidrolik tidak berfungsi 4
Koefisien gesek tinggi
6
Waktu downtime meningkat
9 216 Rumah hidrolik bocor Mesin tidak dapat beroperasi
maksimal
Pelumas yang kurang Jadwal produksi terganggu
Piston Ring Piston ring tidak stabil 3 Masa pakai habis 1 Jadwal produksi terganggu 5 15
3
Bearing Bearing tidak dapat
menahan tekanan 3
Aus
8 Jadwal produksi tertunda 3 72 Overheated Jadwal produksi terganggu
Eccentric Cam Gear penggerak tidak
berfungsi 2 Aus 2 Jadwal produksi terganggu 5 30
4
Labyrinth Ring Getaran saringan tidak ada 2 Pelumas yang kurang 6 Jadwal produksi terganggu 4 48
Aus Jadwal produksi terganggu
Bearing
Housing Terjadi getaran yang tinggi 2 Overheated 6 Waktu downtime meningkat 8 96
Bushing Bushing tidak dapat
menahan putaran mesin 3
Pemasangan yang tidak sesuai ketentuan
8
Jadwal produksi perusahaan tertunda
10 240 Umur komponen Mesin dihentikan/ tidak dapat
beroperasi
Aus Waktu downtime meningkat
Hose Clamp Hose clamp tidak berfungsi 3 Umur komponen 7 Jadwal produksi terganggu 3 63
5 Termostat Termostat tidak berfungsi 2 Pemasangan yang tidak tepat 3 Jadwal produksi perusahaan
Tabel 5.7. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) (Lanjutan)
No Parts Failure Mode Occ Failure Cause Det Failure Effect Sev RPN
5
Tabular Heater Tidak dapat menahan beban
listrik 2 Umur komponen 2 Jadwal produksi terganggu 4 24
Heater Capacity Beban listrik terlalu tinggi 3
Pemasangan yang tidak tepat 3
Jadwal produksi perusahaan tertunda
6 54 Sambungan dengan power
supplay terputus
Jadwal produksi perusahaan tertunda
Seal Membran Tidak dapat menahan beban heater yang diterima 4
Umur komponen
7
Waktu downtime meningkat
10 210 Masa pakai habis Mesin dihentikan/ tidak dapat
beroperasi
Overheated Jadwal produksi perusahaan
tertunda
Steam Clamp Steam Clamp Rusak 2 Umur komponen 2 Jadwal produksi perusahaan