• Tidak ada hasil yang ditemukan

NO FAILURE MODE EFEK FAILURE MODE SEVERITY PENYEBAB FAILURE MODE OCCURANCE PENDETEKSIAN YANG SUDAH DILAKUKAN PERUSAHAAN DETECTION RPN

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

NO FAILURE MODE EFEK FAILURE MODE SEVERITY PENYEBAB FAILURE MODE OCCURANCE PENDETEKSIAN YANG SUDAH DILAKUKAN PERUSAHAAN DETECTION RPN

tergores kaca; tergores (RC); terkena pecahan kaca; tersayat

APD yang dipakai tidak lengkap / tidak

layak 7

Insepksi rutin yang dilakukan dari EHS dan manajemen

perusahaan 4 168

terjepit (RC)

Permesinan tidak berjalan dengan

lancar 4

Pengecekan mesin secara berkala dari engineer masing-

masing departemen 8 192

terkena pecahan gerinda Lampu yang tiba-tiba pecah 5 Belum ada alat pendeteksi yang dimiliki perusahaan 10 300 terkilir

kuku terlepas karena terpukul hidrolis (RC)

terjepit dan tergores kulit memerah terkena benda panas

tertusuk kaca (RC)

APD yang dipakai tidak lengkap / tidak

layak 7

Insepksi rutin yang dilakukan dari EHS dan manajemen

perusahaan 4

168

Ketidaksesuaian alat 4 Penyeleksian penggunaan peralatan oleh manajemen

sebelum disosialisasikan kepada operator 5 120

Permesinan tidak berjalan dengan

lancar 4

Pengecekan mesin secara berkala dari engineer masing-

masing departemen 8 192

Kesalahan manusia

Kontrol Manajemen Perusahaan kurang maksimal

Penerapan ergonomi dalam perusahaan yang kurang maksimal Kontak dengan mesin yang

sedang bergerak atau material yang berada dalam mesin

6

Terbentur benda yang bergerak, terbang, atau benda

yang jatuh

6 luka memar

Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap karyawan yang dibawahi

Perusahaan memiliki divisi-divisi khusus EHS yang bertanggung jawab pada permasalahan seperti JSA, LOTO, Ergonomi

Adanya masukan dari karyawan mengenai ketidaknyamanan saat bekerja 8 7 6 5 8 6 Kesalahan manusia

Kontrol Manajemen Perusahaan kurang maksimal

Belum adanya rancangan guarding yang sesuai diterapkan di mesin

288

378

180

7

3

Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap karyawan yang dibawahi

Perusahaan memiliki divisi-divisi khusus EHS yang bertanggung jawab pada permasalahan seperti JSA, LOTO, Ergonomi

Belum ada alat pendeteksi yang dimiliki perusahaan

6 9 9 10 luka memar luka robek RC tergores RC 378 180 luka bakar 288 1 2

IV-17

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan RPN (lanjutan)

NO. FAILURE MODE EFEK FAILURE MODE SEVERITY PENYEBAB FAILURE MODE OCCURANCE PENDETEKSIAN YANG SUDAH DILAKUKAN PERUSAHAAN DETECTION RPN

luka memar

Kontrol Manajemen Perusahaan

kurang maksimal 7 Melalui masukan dari para karyawan 9 378

luka bakar Ketidaksesuaian mesin/alat 4

Penyeleksian penggunaan peralatan oleh manajemen

sebelum disosialisasikan kepada operator 5 120

Kontrol Manajemen Perusahaan

kurang maksimal 7 Melalui masukan dari para karyawan 9 378

luka robek berat RC

Lampu yang tiba-tiba pecah 5 Belum ada alat pendeteksi yang dimiliki perusahaan 10 200

APD yang dipakai tidak lengkap / tidak

layak 7

Insepksi rutin yang dilakukan dari EHS dan manajemen

perusahaan 4 112 6 terkilir tersayat luka memar 6 6 8 6 120 192 252 7 5 Kesalahan manusia

Terkena kendaraan yang sedang bergerak

Patah tulang ibu jari

Terkena benda yang berada dalam kondisi tetap ataupun

stasioner

Adanya masukan dari karyawan mengenai ketidaknyamanan saat bekerja

Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap karyawan yang dibawahi

4

8

Terluka pada waktu menangani pekerjaan, mengangkat barang, ataupun membawanya

6

Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap karyawan yang dibawahi

5

Adanya masukan dari karyawan mengenai ketidaknyamanan saat bekerja

Penerapan ergonomi dalam perusahaan yang kurang maksimal

Kesalahan manusia

Penerapan ergonomi dalam perusahaan yang kurang maksimal

Kesalahan manusia

Kontrol Manajemen Perusahaan kurang maksimal

terkena air panas (iritasi kulit)

terkilir

tertusuk benda tajam tergores 288 180 288 luka memar 6

8 Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap

karyawan yang dibawahi 6

Melalui masukan dari para karyawan 9

3

4

IV-18

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan RPN (lanjutan)

NO. FAILURE MODE EFEK FAILURE MODE SEVERITY PENYEBAB FAILURE MODE OCCURANCE PENDETEKSIAN YANG SUDAH DILAKUKAN PERUSAHAAN DETECTION RPN

terkilir Kesalahan manusia 8

Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap

karyawan yang dibawahi 6 240

memar di bagian iga kiri

Kontrol Manajemen Perusahaan

kurang maksimal 7

Perusahaan memiliki divisi-divisi khusus EHS yang bertanggung jawab pada permasalahan seperti JSA, LOTO, Ergonomi

9 315

iritasi kulit karena bahan kimia

Kebersihan ruangan kurang 3 Adanya housekeeper di perusahaan 5 90

Kesalahan Manusia 8 Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap

karyawan yang dibawahi 6 192

Ketidaksesuaian mesin/alat 4 Penyeleksian penggunaan peralatan oleh manajemen

sebelum disosialisasikan kepada operator 5 80

APD yang dipakai tidak lengkap / tidak

layak 7

Insepksi rutin yang dilakukan dari EHS dan manajemen

perusahaan 4 112

lampu tiba-tiba meledak 5 Belum ada alat pendeteksi yang dimiliki perusahaan 10 200 gegar otak ringan

terkilir luka memar

Adanya masukan dari karyawan mengenai ketidaknyamanan saat bekerja

Mengandalkan pengamatan manajemen

Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap karyawan yang dibawahi

5

9

6 Penerapan ergonomi dalam

perusahaan yang kurang maksimal Kontrol Manajemen Perusahaan kurang maksimal Kesalahan Manusia 7 7 8 5 8 6 240

Terjatuh dari ketinggian

Terkena atau kontak dengan bahan/benda berbahaya Terpeleset, tersandung, dan

jatuh pada ketinggian yang sama

Terkena api atau benda panas 4

kulit melepuh kulit memerah terkena benda panas microsent mesin rusak

Kontrol Manajemen Perusahaan

kurang maksimal 9

5 Penerapan ergonomi dalam

perusahaan yang kurang maksimal

Adanya masukan dari karyawan mengenai ketidaknyamanan saat bekerja

APD yang dipakai tidak lengkap / tidak layak

Ketidaksesuaian mesin/alat Kontrol Manajemen Perusahaan kurang maksimal

Kesalahan manusia luka bakar

iritasi kulit karena terkena benda panas

5 Perusahaan memiliki divisi-divisi khusus EHS yang

bertanggung jawab pada permasalahan seperti JSA, LOTO, Ergonomi

9 Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap

karyawan yang dibawahi 6

Insepksi rutin yang dilakukan dari EHS dan manajemen perusahaan

6 iritasi mata

iritasi kulit karena debu kaca

7 168

120 4

4

Penyeleksian penggunaan peralatan oleh manajemen sebelum disosialisasikan kepada operator

8 288

6 120

7 252

Belum ada alat deteksi mengenai pembenahan WI atau pembuatan jadwal training ; inspeksi rutin staf EHS ke seluruh bagian produksi

378 504 384 6 7 8 9

IV-19

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan RPN (lanjutan)

NO. FAILURE MODE EFEK FAILURE MODE SEVERITY PENYEBAB FAILURE MODE OCCURANCE PENDETEKSIAN YANG SUDAH DILAKUKAN PERUSAHAAN DETECTION RPN

Permesinan tidak berjalan dengan

lancar 4

Pengecekan mesin secara berkala dari engineer masing-

masing departemen 8 192

Belum adanya rancangan guarding

yang sesuai diterapkan di mesin 3 Belum ada alat pendeteksi yang dimiliki perusahaan 10 180 lampu tiba-tiba meledak 5 Belum ada alat pendeteksi yang dimiliki perusahaan 10 300

pegal pingsan terkilir tergores luka memar 3 Kesalahan Manusia Terkena ledakan

Jenis-jenis lain dari kecelakaan kerja

Terluka karena kecerobohan orang lain

Kesalahan manusia Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap karyawan yang dibawahi

luka bakar

Adanya masukan dari karyawan mengenai ketidaknyamanan

saat bekerja 5

7 Kontrol Manajemen Perusahaan

kurang maksimal

Belum ada alat deteksi mengenai pembenahan WI atau

pembuatan jadwal training 9

tersayat; tergores (RC)

Penerapan ergonomi dalam perusahaan yang kurang maksimal 6 3 8 192 90 6 192 8 8 8 Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap karyawan yang dibawahi

378

10

11

commit to user

Contoh perhitungan failure mode kontak dengan mesin yang sedang bergerak atau

material yang berada dalam mesin

a. Severity : nilai 6.

Keterangan : surgery

b. Occurance : nilai 7 ( 1 in 20 ) untuk penyebab APD tidak lengkap atau tidal

layak. Keterangan

Tinggi : umumnya berkaitan dengan proses terdahulu yang kadang

dialami

c. Detection : nilai 4

Keterangan : alat deteksi berupa insepksi rutin yang dilakukan dari EHS dan manajemen perusahaan

d. Risk Priority Number (RPN) : severity x occurance x detection

= 6 x 7 x 4 = 168

4.2.4 Hasil Urutan Prioritas Berdasarkan Risk Priority Number (RPN)

Tujuan akhir dari FMEA ini adalah mendapatkan urutan prioritas penanganan kecelakaan kerja yang terjadi di PT GE Lighting Indonesia. Tabel 4.7 menunjukkan urutan prioritas penanganan delapan teratas.

Tabel 4.7 Urutan Prioritas Penanganan Kecelakaan Kerja di PT GE Lighting

Indonesia

NO. FAILURE MODE SEVERITY PENYEBAB FAILURE MODE OCCURANCE PENDETEKSIAN YANG SUDAH DILAKUKAN DETECTION RPN

1 Terpeleset, tersandung, dan jatuh pada ketinggian yang sama 8

Kontrol Manajemen Perusahaan

kurang maksimal 7 Mengandalkan pengamatan manajemen 9 504 2

Kontak dengan mesin yang sedang bergerak atau material yang berada

dalam mesin

8 Kesalahan Manusia 8

Inspeksi dari kepala masing-masing departemen terhadap karyawan yang

dibawahi

6 384

3

Kontak dengan mesin yang sedang bergerak atau material yang berada

dalam mesin

6 Kontrol Manajemen Perusahaan kurang maksimal 7

Perusahaan memiliki divisi-divisi khusus EHS yang bertanggung jawab pada permasalahan seperti JSA, LOTO, Ergonomi

9 378

4 Terbentur benda yang bergerak, terbang, atau benda yang jatuh 6

Kontrol Manajemen Perusahaan kurang maksimal 7

Perusahaan memiliki divisi-divisi khusus EHS yang bertanggung jawab pada permasalahan seperti JSA, LOTO, Ergonomi

9 378

5 Terkena kendaraan yang sedang

bergerak 6

Kontrol Manajemen Perusahaan

kurang maksimal 7 Melalui masukan dari para karyawan 9 378 6 Terkena benda yang berada dalam

kondisi tetap ataupun stasioner 6

Kontrol Manajemen Perusahaan

kurang maksimal 7 Melalui masukan dari para karyawan 9 378

7 Terkena atau kontak dengan bahan/benda berbahaya 6

Kontrol Manajemen Perusahaan kurang maksimal 7

Perusahaan memiliki divisi-divisi khusus EHS yang bertanggung jawab pada permasalahan seperti JSA, LOTO, Ergonomi

9 378

8 Terkena ledakan 6 Kontrol Manajemen Perusahaan kurang maksimal 7

Belum ada alat deteksi mengenai pembenahan WI atau pembuatan jadwal

training

commit to user

BAB V

Dokumen terkait