• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR EKSTERNAL

Dalam dokumen DOCRPIJM 1500275406BAB VI KELEMBAGAAN2 (Halaman 37-43)

- - - - - - - - - - - -

Analisis Swot Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T).

Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel 6.13.

Tabel 6. 13 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

FAKTOR EKSTERNAL

PELUANG (O)

Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi untuk menunjang pengembangan sanitasi

ANCAMAN (T)

Bertambahnya jumlah penduduk

Law Inforcement dalam penegakan hukum terkait lingkungan.

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-38 FAKTOR

INTERNAL

Pengembangan SPAM untuk seluruh kota Adanya kemungkinan kerjasama dengan pengembang, khususnya pengembangan di perumahan baru Dekat dengan Ibu Kota Negara (Jakarta) Meningkatnya PAD Kesempatan melibatkan CSR perusahaan swasta Adanya kesempatan untuk mengikuti Bimtek/

pelatihan dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi

Adanya kesempatan mendapatkan bantuan hibah dari luar (Ausaid, INDII)

Promosi perumahan berwawasan lingkungan

Terbatasnya dana untuk allokasi bidang sanitasi Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang sanitasi

KEKUATAN (S)

Secara kelembagaan,

lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya mempunyai kewenangan yang kuat karena ditetapkan ber dasarkan Perda

Tersedianya dokumen perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, RTBL, KSPD, SPM, Bisnis plan PDAM Kahuripan dll

Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan

tanggungjawab sudah jelas Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.

Segera menyiapkan persaratan/dokumen yang dibutuhkan pemerintah pusat dan lembaga donor sebagai persaratan untuk mendapatkan bantuan hibah

Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat,

pengembang terkait dengan isu2 lingkungan.

Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek

Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja kepada pegawai dengan

menerapkan sistem reward dan funishment

Penempatan personil yang tepat sesuai dengan

Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan swasta dalam

menanggulangi masalah sanitasi

Meningkatkan penegakan hukum bagi masyarakat dan badan hukum yang melakukan pelanggaran peraturan

Campaign kepada para pengambil keputusan (DPR) terkait dengan pendanaan sanitasi.

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-39

keahlian dan latar belakang pendidikan

KELEMAHAN (W)

Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.

Dukungan dana APBD untuk operasi & pemeliharaan serta pembangunan sanitasi sangat kurang

SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya

Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti belum dimilikinya IPLT, IPAL, kurangnya drainase serta masih rendahnya pelayanan air minum

Sering terjadi droping SDM yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan Sering terjadi mutasi pegawai ke satuan kerja diluar bidang Cipta karya Pemberian reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum berjalan sebagaimana mestinya

Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang Cipta karya

Pengadaan pegawai yang memiliki pendidikan dan kemampuan di bidang Cipta Karya

Menerapkan reward dan funishment kepada pegawai. Menerapkan program karier pegawai Campaign kepada pengambil keputusan terkait (DPR dan eksekutip) terkait dengan isu2

lingkungan. Meningkatkan kinerja pegawai dalam melasanakan fungsi koordinasi dan penyuluhan kepada masyarakat Meningkatkan kinerja pembiayaan bidang Cipta karya dg memanfaatkan dana dari masyarakat, swasta/CSR, pemerintah pusat, dan lembaga donor dalam pengembangan sanitasi.

Memperbaiki kinerja sistem kepegawaian yang ada untuk mencegah allokasi pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan serta mutasi yang tidak diinginkan.

6.1.7 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisa SWOT, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi yaitu strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut dapat dikembangkan rencana program pengembangan kelembagaan di daerah, seperti terlihat pada tabel 6.14.

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-40

Tabel 6. 14 Permasalahan, Strategi dan Indikasi Program Kelembagaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor

Permasalahan Strategi Indikasi Program

(5 tahun)

Aspek Organisasi

Belum optimalnya manajemen bidang cipta karya mengikuti sistem perencanaan,

pengorganisasian dan Monev, karena :

Tidak meratanya

kemampuan pegawai serta kurangnya

pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang keciptakaryaan.

Keterbatasan anggaran APBD di sektor cipta karya

Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah ke instansi lain

Droping pegawai tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan

Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang

Belum maksimalnya penerapan peraturan, terkait dengan isu-isu lingkungan

Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti belum dimilikinya IPLT, IPAL, drainase serta masih rendahnya pelayanan air minum

Kurangnya pemahaman

masyarakat akan

pentingnya sanitasi untuk kesehatan lingkungan dan masyarakat  Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan, pelaksanaan dan monev;  Meningkatkan jumlah

pegawai bidang cipta karya untuk mengikuti pelatihan dan bimtek keciptakaryaan;

 Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi

 Bekerjasama dengan

instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau

badan usaha yang

melakukan pelanggaran

Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan

 Bekerjasama dengan

instansi terkait lainnya

melakukan kegiatan

sosialisasi kepada

masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.

 Dinas/badan Lebih selektif dalam pengadaan tenaga

kontrak sesuai dengan

criteria yang dibutuhkan.

 Sosialisasi dan penyebar luasan semua dokumen perencanaan yang ada (RPJMD, SSK, RISPAM, SPPIP, RTBL, SPM dll) kepada semua pegawai

yang terlibat dalam

perencanaan,

pelaksanaan dan monev.

 Menyusun program pelatihan dan pengembangan karier pegawai serta menyiapkan anggaran yang memadai  Sosialisasi kepada masyarakat terkait

dengan PERDA tentang

Larangan membuang

sampah tidak pada

tempatnya

 Membentuk tim Penyidik

PNS (PPNS) untuk

menindak

masyarakat/badan hukum yang melanggar PERDA

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-41

Permasalahan Strategi Indikasi Program

(5 tahun) Pengadaan tenaga kontrak

belum sesuai dengan kualifkasi yang dibutuhkan dari instansi yang

bersangkutan Aspek Tata Laksana : a. Koordinasi dan kerjasama antara instansi yang terkait dengan bidang Cipta karya masih kurang .

b. Tugas, wewenang dan tanggungjawab dari masing unit kerja sudah jelas namun dalam pelaksanaanya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan kemampuan yang tidak merata

Meningkatkan koordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan sanitasi Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

Sosialisasi kepada semua instasi terkait di bidang keciptakaryaan untuk melakukan koordinasi secara intens;

Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas

Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas

Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga

Lemahnya motivasi dan disiplin kerja pegawai.

Belum diterapkanya reward bagi pegawai yang berprestasi dan funishment kepada pegawai yang melakukan kesalahan

Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

Meningkatkan kemampuan

staf teknis dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan member kesempatan untuk

mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya

Meningkatkan

kesejahteraan pegawai

Menerapkan reward dan

funishment kepada semua pegawai

a. Pengadaan pegawai baru sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan

b. Mengusulkan Pelatihan kepada semua staf teknis c. Mengusulkan

penambahan anggaran kesejahteraan pegawai dalam APBD

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan keorganisasian di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

 Meningkatkan kinerja manajemen bidang cipta karya dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi;

 Meningkatkan jumlah pegawai untuk mengikuti pelatihan dan bimtek bidang cipta karya;

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-42

 Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi;

 Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan;

 Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu-isu lingkungan termasuk Perda;

 Dalam upaya peningkatan sumber pendanaan alternatif non pemerintahan maka perlu adanya kajian kelembagaan yang dapat menangani lebih serius sehingga program kegiatan bidang cipta karya di Kabupaten Bogor dapat terfasilitasi melalui dana CSR atau swasta.

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan tata laksana di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

 Melakukan analisis pemetaan urusan bidang Cipta Karya selaras dengan perkembangan aturan penyelenggaraan pemerintahan daerah;

 Meningkatkan koordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan bidang cipta karya ;

 Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan SDM di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

 Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan;

 Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya;

 Meningkatkan kesejahteraan pegawai;

 Menerapkan reward dan funishment kepada semua pegawai.

6.2 Kerangka Regulasi

Dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangannya pada pembangunan infrastruktur permukiman maka Pemerintah Kabupaten Bogor telah menyusun regulasi terkait pengelolaan pembangunan infrastruktur permukiman. Berikut ini uraian detail mengenai kerangka regulasi seputar Bidang Cipta Karya yang merupakan turunan dari Peraturan Menteri terkait dan Kebijakan Nasional Bidang Cipta Karya.

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-43 NO ARAH REGULASI DAN/ATAU

Dalam dokumen DOCRPIJM 1500275406BAB VI KELEMBAGAAN2 (Halaman 37-43)

Dokumen terkait