• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Daya Manusia SKPD

Dalam dokumen DOCRPIJM 1500275406BAB VI KELEMBAGAAN2 (Halaman 29-37)

1. Kondisi Umum Pegawai

Kondisi Pegawai Negeri Sipil Daerah pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor sebanyak 242 (duaratus empatpuluh dua) orang.

Tabel 6.8 JUMLAH PEGAWAI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BOGOR

No PEGAWAI JUMLAH ( ORANG) %

1. PNS 242 38,94

2. CPNS - -

3. KONTRAK/HONORER 136 60,10

4. PETUGAS KEAMANAN 36 0,96

PEGAWAI HARIAN LEPAS 703

JUMLAH 1117 100

a. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan

Berdasarkan golongan/ pangkat terdiri atas golongan IV berjumlah 7

(tujuh) orang, golongan III berjumlah 57 (lima puluh tujuh)

orang, golongan II berjumlah 57 (limapuluh tujuh) orang dan golongan 1 berjumlah 122 (seratus duapuluh satu) orang.

Tabel 6.9 JUMLAH PEGAWAI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN BERDASARKAN PANGKAT/GOLONGAN

N0 Golongan Jumlah (orang ) %

1. IV 7 3,70

2. III 57 25,31

3. II 57 44,45

4 I 121 50

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-30

b. Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan

Sedangkan dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, maka pegawai dengan strata-2 berjumlah 16 (enam belas) orang, strata-1 berjumlah 42 (empat puluh dua) orang, tamat SMU/ sederajat berjumlah 43 (empat puluh tiga) orang, SMP/ sederajat berjumlah 50 (limapuluh) orang dan tamat SD/ sederajat berjumlah 91 (sembilan puluh satu) orang.

Tabel 6.10 JUMLAH PEGAWAI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

No PEGAWAI JUMLAH ( ORANG) %

1. Strata 3 (S3) - 0 2. Strata 2 (S2) 16 6,97 3. Strata (S1) 42 17,21 4. Diploma (D3) - 1,64 5. SMA sederajat 43 20,90 6. SMP 50 15,16 7. SD 91 38,52 JUMLAH 242 100

6.1.4 PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor

Sejarah singkat mengenai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan;

Tahun 1977

Pembangunan sarana prasarana air bersih di Perum Perumnas Depok, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 28 / Kpts / CK / 1977 tanggal 13 Juli 1977 dengan organisasi pengelola, Badan Pengelola Air Minum (BPAM).

Tahun 1983

Pada tanggal 14 April 1983 didirikan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bogor yang berkantor di Gunung Batu Ciomas Bogor dibawah Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, antara BPAM Depok dan PDAM Kabupaten Bogor merupakan pengelolaan yang terpisah.

Tahun 1983

Pada tanggal 14 April 1983 didirikan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bogor yang berkantor di Gunung Batu Ciomas Bogor dibawah Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, antara BPAM Depok dan PDAM Kabupaten Bogor merupakan pengelolaan yang terpisah.

Tahun 1988

Tanggal 27 September 1988 terjadi Fusi (penggabungan) antara BPAM dan PDAM Kabupaten Bogor, sehingga hanya 1 (satu) pengelolaan air minum oleh

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-31

PDAM Kabupaten Bogor yang berkantor di Depok, dan resmi menjadi Kantor Pusat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor.

Tahun 1994

Pada tanggal 11 Nopember 1994 telah diserah terimakan pengelolaan Sumber Mata Air Ciburial dari Gubernur DKI Jakarta kepada Gubernur Jawa Barat, selanjutnya dari Gubernur Jawa Barat ke Pemerintah Kabupaten Bogor dan pengelolaan selanjutnya dari Pemerintah Kabupaten Bogor diserahkan ke PDAM Kabupaten Bogor.

Visi dan Misi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Visi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor adalah ;

“Terwujdnya Pelayanan Yang Mandiri, Handal Dan Terpercaya”

Sedangkan Misi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pelayanan dengan kualitas air sesuai dengan persyaratan yang

berlaku dan , kuantitas yang memadai secara kontinyu;

2. Membina dan menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan stakeholder perusahaan;

3. Meningkatkan kualitas sumber daya perusahaan; 4. Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan;

5. Mengutamakan pengembangan pada segmen rumah tangga dengan tetap memperhatikan segmen non rumah tangga.

Motto daripada PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor adalah

“Unggul Dalam Pelayanan”

Tugas dan Wewenang Direksi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor adalah: Tugas Direksi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor

a) Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan perusahaan daerah; b) Merencanakan dan menyusun program kerja perusahaan daerah tahunan

dan 5 (lima) tahunan;

c) Membina pegawai perusahaan daerah;

d) Mengurus dan mengelola kekayaan perusahaan daerah; e) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; f) Melaksanakan kegiatan teknik perusahaan daerah; g) Mengembangan potensi usaha perusahaan daerah;

h) Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan perusahaan daerah termasuk neraca dan perhitungan laba/rugi.

Wewenang Direksi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor a) Mengangkat dan memberhentikan pegawai perusahaan;

b) Mengangkat, memberhentikan dan memindahtugaskan pegawai dari jabatan di bawah direksi;

c) Menandatangani pinjaman setelah mendapat persetujuan Bupati; d) Menandatangani neraca dan perhitungan laba/rugi;

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-32

Berikut ini adalah struktur organisasi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor.

Gambar 6.3 Struktur Organisasi PDAM Tirta Kahuripan Kab Bogor

6.1.5 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah

menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan

menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-33

Tabel 6. 11 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya Di Kabupaten Bogor

No. Instansi Peran Instansi Dalam Pembangunan Bidang Ck Unit/Bagian Yang Menangani Pembangunan Bidang Ck (1) (2) (3) (4) 1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

a) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang sarana dan prasarana. b) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan

perencanaan bidang penataan ruang dan lingkungan hidup.

Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang Lingkungan Hidup

2 Dinas Tata Bangunan dan Permukiman (DTBP)

a) Pengelolaan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman; dan

b) Pengelolaan pembangunan perumahan dan pemukiman.

Bidang Perumahan dan Permukiman.

a) Pengelolaan pengendalian bangunan non perumahan; dan

b) Pengelolaan pengawasan bangunan non perumahan.

Bidang Tata Bangunan

a) Pengelolaan pembinaan kemitraan dan sumber daya manusia (SDM) usaha jasa konstruksi; dan. b) Pengelolaan pembinaan teknik jasa konstruksi.

Bidang Jasa Kontruksi

3 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

a) Pengelolaan sanitasi air limbah; dan b) Pengelolaan sanitasi air bersih.

Bidang Sanitasi Lingkungan a) Pengelolaan pelayanan kebersihan; dan

b) Pengelolaan persampahan.

Bidang Kebersihan Lingkungan a) Pengelolaan pertamanan; dan

b) Pengelolaan pemakaman.

Bidang Pertamanan dan Pemakaman.

4 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan.

a) Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan perusahaan daerah.

b) Merencanakan dan menyusun program kerja perusahaan daerah tahunan dan 5 (lima) tahunan.

c) Membina pegawai perusahaan daerah.

d) Mengurus dan mengelola kekayaan perusahaan daerah.

e) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

f) Melaksanakan kegiatan teknik perusahaan daerah.

g) Mengembangan potensi usaha perusahaan daerah.

h) Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan perusahaan daerah termasuk neraca dan perhitungan laba/rugi.

Direksi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-34

6.1.6 Analisis Kelembagaan

Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan dari analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi perangkat daerah yang menangani Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan khususnya Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor. Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan jabatan.

Tugas dan Fungsi Organisasi

Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas

Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih yang tidak perlu

Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

Dari segi struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor sangat dipengaruhi dan tergantung kepada Pemerintah Pusat, dalam arti sepenuhnya mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah Pusat. Luas wilayah dan bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kabupaten Bogor sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada Permasalahan Dalam Keorganisasian. Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja. Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang di harapkan Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan

Pengadaan tenaga kontrak belum sesuai dengan kualifkasi yang dibutuhkan dari instansi yang bersangkutan

Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk PIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-35

Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

 Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal

Koordinasi internal didalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan demikian pula halnya koordinasi eksternal antara satuan kerja terkait bidang Cipta karya namun perlu ditingkatkan lagi

 Acuan PP nomor 41 tahun 2007

Organisasi bidang ke Cipta Karyaan sudah mengacu pada PP nomor 41 Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang ada seperti bidang air minum, air limbah, persampahan dan drainase

 Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah

Tugas, wewenang dan tanggungjawab dari masing unit kerja sudah jelas namun dalam pelaksanaanya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan kemampuan yang tidak merata

 Faktor eksternal yang mempengaruhi ketata laksanaan perangkat kerja daerah

Adanya tugas-tugas lain dari Kepala Daerah yang dibebankan kepada kepala satuan kerja di luar tugas pokok dan fungsinya.

Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM Bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

 Ketersediaan SDM

o SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya

 Permasalahan dalam manajemen SDM

o Sering adanya droping SDM tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan;

o Sering adanya mutasi SDM yang memiliki kemampuan dibidang Cipta Karya pindah ke satuan kerja yang tidak terkait dengan bidang Cipta Karya;

o Reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum dijalankan sebagaimana mestinya.

 Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM

 Kurangnya pelatihan serta kemauan personil untuk mengembangkan diri dan berusaha untuk tau dan maju khususnya pada hal-hal terkait dengan pekerjaan yang baru;

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-36

 Adanya aturan dari Pemerintahan Pusat yang mewajibkan penerimaan pegawai yang memprioritas tenaga honor untuk di jadikan PNS dan pengadaan tenaga medis dan tenaga guru.

Tabel 6. 12 Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya

No Instansi Tingkat

Pendidikan

Jumlah Pegawai Yang

Ada

Jumlah Pegawai yang dibutuhkan (5 th ke depan)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Bidang Sarana

Prasarana dan Tata Ruang Lingkungan Hidup S2 Perenc.Kota Management Lingkungan S1 T.Lingkungan T.Sipil, T.Planologi D3 TL Trnsportasi SLTA SLTP 1 orang 3 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 4 orang 1 .orang - - - 5 orang 5 orang 5 orang - - - - 2. Bidang Sanitasi Lingkungan DKP S2 Management=2 Lingkungan=1 S1 Sosial T.Sipil T.Elektro Kesmas SLTA 2 orang 1 orang 3 orang 1 orang 1 orang - 5 orang - - 5 orang 5 orang 5 orang 5 orang - 3. Bidang Kebersihan Lingkungan DKP S2 Management Lingkungan S1 Sosial T.Sipil T.Lingkungan SLTA 2 orang 1 orang 3 orang - - 2 orang - - - 5 orang 5 orang - 4. PDAM Kahuripan S2 Management S1 T.Sipil T.Lingkungan T.Elektro T.Kimia 7 orang 9 orang 1 orang 3 orang 4 orang - - - - -

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-37 No Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Yang Ada

Jumlah Pegawai yang dibutuhkan (5 th ke depan) T.Mesin Manajemen Akutansi Hukum Lainnya D3 T.Sipil T.Lingkungan T.Elektro Manajemen Lainnya SMA = 363 SMP = 58 SD =48 2 orang 67 orang 12 orang 11 orang 42 orang 2 orang 3 orang 1 orang 5 orang 12 orang 363 orang 58 orang 48 orang - - - - - - - - - - - - -

Analisis Swot Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T).

Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel 6.13.

Tabel 6. 13 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

FAKTOR

Dalam dokumen DOCRPIJM 1500275406BAB VI KELEMBAGAAN2 (Halaman 29-37)

Dokumen terkait