• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1500275406BAB VI KELEMBAGAAN2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1500275406BAB VI KELEMBAGAAN2"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-1

BAB VI

Kerangka Kelembagaan dan Regulasi

Kabupaten/Kota

6.1

Kerangka Kelembagaan

Pencapaian hasil yang optima dari pembangunan prasarana bidang Cipta Karya memerlukan kelembagaan yang berfungsi sebagai motor penggerak pembangunan infrastruktur permukiman sehingga dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 (tiga) komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana, dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan Kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang mengatur pembagian urusan dan kewenangan saat ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang berlaku sejak tanggal 2 Oktober 2014. Namun implementasinya sampai saat disusunnya dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bogor ini belum ada turunan peraturannya yang lebih detail dan teknis.

Bidang Cipta Karya merupakan urusan wajib pelayanan dasar yang disebutkan

sebagai Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Serta

(2)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-2

kebijakan nasional lainnya maka titik berat pelaku utama dalam pembangunan bidang keciptakaryaan tersebut adalah Pemerintah Daerah setempat;

2. Peraturan Pemerintah nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan;

4. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah; 5. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014;

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

7. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional;

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimum Bidang pekerjaan Umum;

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan;

10. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

12. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.

Pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Bogor merupakan urusan wajib daerah yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Tata Bangunan Dan Permukiman (DTBP) , Dinas Kebersihan Dan Pertamanan (DKP) serta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor.

Berikut ini uraian kondisi kelembagaannya saat ini antara lain mengenai organisasi, tata laksana, dan sumber daya manusia.

6.1.1

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Kabupaten Bogor

6.1.1.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka di dalam mewujudkan tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan tugas pemerintah daerah di bidang perencanaan dan OTK, yang fungsinya untuk

melaksanakan program perencanaan pembangunan daerah di dalam

(3)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-3

lembaga teknis daerah, dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008, dimana BAPPEDA merupakan perangkat derah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintah daerah. Bappeda Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Bappeda Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah; 2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di bidang perencanaan pembangunan daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bogor memliki visi dan misi.

Visi Bappeda Kabupaten Bogor yakni :

“Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah yang Berkualitas”

Sedangkan misi Bappeda Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Hasil Guna Produk Perencanaan Pembangunan Daerah; 2. Meningkatkan Daya Guna Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah; 3. Membangun Data Pokok dan Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah; 4. Memanfaatkan Hasil-Hasil Penelitian dan Pengembangan untuk Kebutuhan

Perencanaan Pembangunan Daerah;

5. Meningkatkan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, Kepala Bappeda dibantu oleh seorang sekretaris dan beberapa orang kepala bidang (Kabid) beserta staf. Sekretaris membawahi beberapa orang Kepala Sub Bagian, berikut tugas pokok dan fungsi pokok dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi Bappeda Kabupaten Bogor :

1. Kepala Badan

Kepala Badan mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan tugas membantu Bupati dalam memimpin, mengkoordinasi dan mengendalikan kebijakan teknis badan dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. Sedangkan tugas fungsi Kepala Badan adalah:

a) Perumusan kebijakan teknis perencanaan.

b) Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan.

(4)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-4

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan. Fungsinya

2. Sekretaris

Tugas pokok sekretaris adalah melaksanakan tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam pengelolaan ketatausahaan dinas yang meliputi administrasi umum, administrasi kepegawaian, program dan pelaporan serta keuangan. Sedangkan tugas fungsi sekretaris adalah:

a) Pengoordinasikan penyusunan program dan pelaporan badan; b) Pengumpulan, pengolaan dan analisis data badan;

c) Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian badan; d) Pengelolaan administrasi keuangan badan;

e) Pengelolaan situs web badan;

f) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan menyusun pelaporan kinerja badan.

3. Sub Bagian Program dan Pelaporan

Mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan penyusunan program dan pelaporan. Tugas fungsi Sub Bagian Program dan Pelaporan adalah:

a) Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program badan; b) Pengumpulan, pengelolaan dan analisis data badan;

c) Pembinaan hubungan hubungan masyarakat; d) Pelaksanaan pengelolaan situs web badan;

e) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja badan.

4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Tugas pokok melaksanakan tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Badan. Tugas fungsi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah:

a) Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas;

b) Pengadaan, pemeliharaan, dan inventarisasi perlengkapan; c) Penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan;

d) Pengelolaan administrasi kepegawaian badan.

5. Sub Bagian Keuangan

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan dan pengelolaan administrasi keuangan Badan. Tugas fungsi Sub Bagian Keuangan adalah:

a) Pengelolaan administrasi keuangan badan;

(5)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-5

c) Pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban administrasi keuangan badan.

6. Bidang Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah dalam melaksanakan perencanaan bidang pemerintahan dan pendanaan pembangunan. Tugas fungsi Bidang Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan adalah:

a) Perumusan dan pengoordinasian keijakan perencanaan bidang pemerintahan;

b) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang pendanaan pembangunan.

7. Bidang Ekonomi

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah dalam melaksanakan perencanaan bidang ekonomi. Tugas fungsi Bidang Ekonomi adalah:

a) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang pertanian dan pariwisata;

b) Perumusan dan pengoorninasian kebijakan perencanaan bidang industri dan dunia usaha.

8. Bidang Kesra dan Sosial

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah dalam melaksanakan perencanaan bidang Kesra dan Sosial. Tugas fungsi Bidang Kesra dan Sosial adalah:

a) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang pendidikan dan kesehatan;

b) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang sosial.

9. Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang Lingkungan Hidup

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah dalam melaksanakan perencanaan bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang Lingkungan Hidup. Tugas fungsi Bidang Kesra dan Sosial adalah:

a) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang sarana dan prasarana;

(6)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-6 10. Bidang Penelitian dan Evaluasi

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah dalam melaksanakan perencanaan bidang Penelitian dan Evaluasi. Tugas fungsi Bidang Penelitian dan Evaluasi adalah:

a) Perumusan kebijakan penelitian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan perencanaan bidang perekonomian, kesejaheraan rakyat, pemerintahan, sarana dan prasarana wilayah;

b) Fasilitasi dan kerjasama penelitian dan pengembangan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) maupun dengan institusi/ lembaga penelitian dan pengembangan;

c) Pembangunan pembentukan pusat data perencanaan pembangunan daerah; d) Pengendalian program dan kegiatan pembangunan daerah;

e) Penyusunan pelaporan hasil-hasil kinerja pembangunan daerah maupun laporan pertanggungjawaban pemerintah daerah.

11. Sub Bidang Pendanaan Pembangunan

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang pendanaan pembangunan. Tugas fungsi Sub Bidang Pendanaan Pembangunan adalah:

a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan di bidang pendanaan pembangunan;

b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan di bidang perencanaan anggaran tahunan,, perencanaan kebijakan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), lima tahunan dan duapuluh tahunan, perencanaan prioritas dan plafon anggaran Rancangan APBD serta Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah.

12. Sub Bidang Pemerintahan

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang pemerintahan. Tugas fungsi Sub Bidang Pemerintahan adalah:

a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan di bidang Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan;

(7)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-7 13. Sub Bidang Pertanian dan Pariwisata

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Ekonomi dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Pertanian dan Pariwisata. Tugas fungsi Sub Bidang Pertanian dan Pariwisata adalah:

a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan perekonomian di bidang pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, kebudayaan, dan pariwisata;

b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan di bidang pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, kebudayaan dan pariwisata.

14. Sub Bidang Industri dan Dunia Usaha

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Ekonomi dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Industri dan Dunia Usaha. Tugas fungsi Sub Bidang Industri dan Dunia Usaha adalah:

a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan dibidang perindustrian, koperasi, usaha kecil menengah, perdagangan, energi dan sumber daya mineral, penanaman modal dan dunia usaha lainnya;

b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan di bidang perindustrian, koperasi, usaha kecil menengah, perdagangan, energi dan sumber daya mineral, penanaman modal dan dunia usaha lainnya.

15. Sub Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Kesra dan Sosial dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Pendidikan dan Kesehatan. Tugas fungsi Sub Bidang Pendidikan dan Kesehatan adalah: a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan dibidang

pendidikan dan kesehatan;

b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan dibidang pendidikan dan kesehatan.

16. Sub Bidang Sosial

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Kesra dan Sosial dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Sosial. Tugas fungsi Sub Bidang Sosial adalah:

a) Penyusunan petunjuk tenis perencanaan pembangunan dibidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, pemuda dan olah raga;

(8)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-8 17. Sub Bidang Sarana dan Prasarana

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Sarpras dan TRLH dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Sarana dan Prasarana. Tugas fungsi Sub Bidang Sarana dan Prasarana adalah:

a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kebinamargaan, pengairan, tata bangunan, perumahan, pemukiman, pemadam kebakaran, kebersihan, pertamanan dan pemakaman;

b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan dibidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kebinamargaan, pengairan, tata bangunan, perumahan, pemukiman, pemadam kebakaran, kebersihan, pertamanan dan pemakaman.

18. Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Sapras dan TRLH dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Tugas fungsi Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah:

a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan dibidang penataan ruang, pertanahan dan lingkungan hidup;

b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan dibidang penataan ruang, pertanahan dan lingkungan hidup.

19. Sub Bidang Penelitian dan Statistik

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Penelitian dan Evaluasi dalam melaksankan perumusan dan/atau kordinasi kegiatan Penelitian dan Statistik. Tugas fungsi Sub Bidang Penelitian dan Statistik adalah:

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan pemaduserasian dan

pengoordinasian serta kerjasama kegiatan penelitian dan pengembangan; b) Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang ekonomi,

kesejahteraan rakyat, pemerintahan, aparatur, pendanaan pembangunan, sarana dan prasarana, penataan ruang dan lingkungan hidup;

c) Pembangunan pusat data perencanaan pembangunan daerah; d) Penyebarluasan hasil-hasil penelitian dan pengembangan.

20. Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Penelitian dan Evaluasi dalam melaksankan Monitoring dan Evaluasi kinerja pembangunan. Tugas fungsi Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi adalah:

(9)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-9

b) Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan daerah;

c) Pelaporan kinerja penyelengaraan pemerintahan daerah serta pertanggungjawaban akhir tahun anggaran dan akhir masa jabatan Bupati.

Selengkapnya struktur organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor dapat di lihat pada Bagan di bawah ini ;

Gambar 6. 1 Bagan Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Bogor

Sumber : Renstra Bappeda Kabupaten Bogor. 2014

6.1.1.2 Isu Strategis Pelayanan

RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 merupakan tahap ketiga RPJPD Kabupaten Bogor 2005-2025, RPJMD tahap ketiga ini diharapkan dapat mengakselerasi visi

pembangunan daerah hingga tahun 2025, yaitu “Kabupaten Bogor Maju dan Sejahtera Berlandaskan Iman dan Takwa”. Sasaran pokok pembangunan yang ingin dicapai meliputi: (1) terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas; (2) terwujudnya perekonomian rakyat yang maju; (3) terwujudnya Kabupaten Bogor yang Tertib, Segar, Bersih, Indah, Mandiri, Aman, Nyaman (TEGAR BERIMAN) dan Berkelanjutan; serta (4) terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.

(10)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-10

1. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia, seperti tercermin dengan tingkat pendidikan dan kesehatan maupun aspek lainnya yang mengutamakan manusia dalam pembangunan.

Masih rendahnya tingkat pendidikan diperlihatkan oleh: (1) masih tingginya angka buta huruf; (2) masih rendahnya rata-rata lama sekolah (RRLS) masyarakat Kabupaten Bogor yang pada tahun 2013 baru mencapai 8,04 tahun, atau baru mencapai kelas 2 SLTP yang berarti tidak tamat SLTP; (3) masih rendahnya jumlah guru yang bersertifikat profesional di semua jenjang tingkat pendidikan; (4) belum sesuainya kualitas dan relevansi serta tata kelola pendidikan dengan kebutuhan dan tuntutan peningkatan daya saing.

Rendahnya tingkat kesehatan ditandai oleh indikator Usia Harapan Hidup penduduk Kabupaten Bogor yang masih rendah. Indikator lainnya yang dapat menjelaskan rendahnya tingkat kesehatan adalah: (1) tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB); (2) tingginya angka gizi buruk pada anak balita; (3) rendahnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan; (4) rendahnya angka aksesibilitas pelayanan kesehatan; dan (5) masih terdapat lingkungan dengan sanitasi buruk serta pola hidup tidak sehat.

2. Masih rendahnya kondisi ekonomi masyarakat.

Rendahnya ekonomi masyarakat terlihat dari masih rendahnya pendapatan per kapita. Permasalahannya meliputi investasi belum optimal, rendahnya ekspor, kurang vitalnya pertanian, belum berdayanya industri kecil menengah (IKM), belum berkembangnya pariwisata secara merata, belum berdayanya koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM), rendahnya daya beli masyarakat, masih tingginya pengangguran, serta masih tingginya angka kemiskinan.

Pertumbuhan investasi belum mampu meningkatkan keterkaitan dengan usaha ekonomi lokal dan kesempatan kerja. Permasalahannya belum efisien dan efektifnya birokrasi, masih adanya kendala pada kepastian hukum dan kepastian berusaha serta jaminan keamanan berusaha dalam bidang penanaman modal. Masih rendahnya infrastruktur pendukung merupakan kendala dalam upaya peningkatan investasi di Kabupaten Bogor. Berkembangnya sektor industri belum dapat mengatasi permasalahan kemiskinan dan pengangguran.

(11)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-11

optimalnya fasilitasi ekspor, serta krisis ekonomi global yang berdampak pada menurunnya permintaan.

Pengembangan agroindustri belum optimal dalam pengolahan dan pemasarannya, pengembangan pada sistem pertanian masih bersifat parsial, serta ketidaksiapan dalam menghadapi persaingan global merupakan kendala yang masih dihadapi sektor pertanian. Permasalahan lainnya adalah terbatasnya ketersediaan input produksi pertanian dan belum optimalnya kondisi infrastruktur jalan ke sentra produksi, belum meningkatnya produksi dan stok bahan pangan pokok, belum terkendalinya tingkat kerawanan dan keamanan pangan masyarakat, belum terkendalinya tata niaga bahan pangan pokok serta belum terbentuknya pola kawasan industri yang baik di Kabupaten Bogor. Hal-hal tersebut mengakibatkan tidak terakomodasinya seluruh sektor industri di Kabupaten Bogor.

Produktivitas dan kualitas hasil pertanian masih rendah sebagai akibat belum meratanya penerapan teknologi, rendahnya kualitas SDM dan kurangnya minat generasi muda di bidang pertanian serta belum memadainya dukungan sarana dan prasarana. Rendahnya produktivitas pertanian juga disebabkan tidak optimalnya pengelolaan jaringan irigasi dan sumber daya air lainnya seperti danau/waduk. Pengalihan tata guna lahan untuk permukiman dan industri secara tidak terkendali mengakibatkan penyusutan lahan pertanian dan penurunan kualitas sumber daya air.

Selanjutnya permasalahan yang dihadapi lainnya adalah belum berdayanya industri kecil menengah (IKM). Hal ini terjadi karena lemahnya daya saing, rendahnya mutu produk, lemahnya keterkaitan IKM dengan industri besar, keterbatasan modal (tingginya suku bunga), serta rendahnya produktivitas. Potensi budaya dan keindahan alam di Kabupaten Bogor belum digali dan dikembangkan sebagai potensi wisata Kabupaten Bogor. Peningkatan kinerja obyek dan daya tarik wisata belum dikembangkan secara optimal, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan serta belum tersedianya dukungan sarana dan prasarana pariwisata dengan standar internasional. Pengembangan wisata alam daerah Puncak kini dihadapkan pada isu terganggunya fungsi wilayah ini sebagai daerah konservasi.

(12)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-12

Permasalahan lain yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi adalah rendahnya daya beli masyarakat. Hal ini terjadi karena berbagai hal antara lain belum efisiennya sistem distribusi barang sehingga harga relatif tinggi, belum optimalnya penguatan pasar domestik dan efisiensi pasar komoditas, belum optimalnya pengawasan perdagangan dan peningkatan iklim usaha perdagangan, serta belum optimalnya penataan sarana perdagangan.

Permasalahan tingginya angka pengangguran disebabkan antara lain tidak sebandingnya jumlah pertumbuhan angkatan kerja dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, serta rendahnya kompetensi tenaga kerja. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi ini mengindikasikan bahwa angkatan kerja yang begitu besar di Kabupaten Bogor belum terserap secara optimal oleh sektor-sektor formal, sebagai akibat lapangan pekerjaan yang kurang dan tingkat kompetensi angkatan kerja yang rendah.

Permasalahan lainnya adalah masih tingginya angka kemiskinan. Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi dan harmonisasi program penanggulangan kemiskinan, serta belum tertatanya sistem distribusi hasil pembangunan ekonomi yang berkeadilan.

3. Belum memadainya kuantitas dan kualitas infrastruktur serta pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan untuk mendorong percepatan pembangunan perekonomian daerah.

Infrastruktur wilayah terdiri dari beberapa aspek yaitu infrastruktur transportasi, sumber daya air dan irigasi, listrik dan energi, telekomunikasi, serta sarana dan prasarana permukiman. Kebutuhan akan infrastruktur wilayah tidak terlepas dari fungsi dan peranannya terhadap pengembangan wilayah, yaitu sebagai pengarah dan pembentuk struktur tata ruang, pemenuhan kebutuhan wilayah, pemacu pertumbuhan wilayah serta pengikat wilayah.

(13)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-13

Keterbatasan kondisi infrastruktur transportasi darat yang lain adalah kurangnya ketersediaan perlengkapan jalan dan fasilitas lalu lintas seperti rambu, marka, pengaman jalan, terminal, dan jembatan timbang serta belum optimalnya kondisi dan penataan sistem hirarki terminal sebagai tempat pertukaran moda, menyebabkan kurangnya kelancaran, ketertiban, keamanan serta pengawasan pergerakan lalu lintas. Demikian pula halnya dengan pelayanan angkutan massal seperti kereta api dan bis, masih belum optimal mengingat infrastruktur transportasi darat yang tersedia belum mampu mengakomodir jumlah pergerakan yang terjadi, khususnya pergerakan di wilayah Tengah Kabupaten Bogor.

Pada aspek infrastruktur sumber daya air dan irigasi, kondisi infrastruktur yang mendukung upaya konservasi, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dan sistem informasi sumber daya air, dirasakan masih belum memadai. Potensi sumber daya air di Kabupaten Bogor yang besar belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang kegiatan pertanian, industri, dan kebutuhan domestik. Bencana banjir dan kekeringan juga masih terus terjadi antara lain akibat menurunnya kapasitas infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara sungai karena sedimentasi yang tinggi. Selain itu, kondisi jaringan irigasi juga belum memadai.

Pada aspek infrastruktur listrik dan energi, tingkat keberhasilan penanganan listrik dapat dilihat dari rasio elektrifikasi desa dan rumah tangga. Peningkatan rasio elektrifikasi perdesaan masih terus diupayakan, baik melalui pembangunan jaringan listrik yang bersumber dari PLN, maupun penyediaan sumber-sumber energi alternatif seperti Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) mikro hidro, surya, dan angin.

Pada aspek telekomunikasi, cakupan layanan untuk infrastruktur telekomunikasi belum bisa menjangkau setiap pelosok wilayah. Kondisi ini dicirikan dengan adanya beberapa wilayah yang belum terlayani. Lambatnya pertumbuhan pembangunan sambungan jasa telepon kabel tetap, salah satunya disebabkan oleh bergesernya fokus bisnis penyelenggara kepada pengembangan telekomunikasi bergerak (selular). Sementara itu untuk pengembangan jaringan telekomunikasi perdesaan saat ini telah dilakukan berbagai upaya, salah satunya melalui program Kemampuan Pelayanan Universal (KPU)/Universal Service Obligation (USO) yang digagas oleh Pemerintah Pusat.

(14)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-14

infrastruktur wilayah masih terkendala kepada pembebasan lahan. Sumber air baku untuk air minum di wilayah Kabupaten Bogor terutama pada musim kemarau cenderung semakin berkurang. Demikian pula mutu air tanah dan air permukaan semakin rendah sebagai akibat pencemaran lingkungan, yang berdampak pada kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah terutama di perkotaan dan pemukiman padat masih menjadi kendala sebagai akibat kurangnya lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan sarana pendukung.

4. Belum terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih.

Hal ini tercermin dari kurangnya partisipasi masyarakat dalam penetapan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan daerah, kurang profesionalnya aparatur pemerintah daerah, masih lemahnya penegakan hukum dan peraturan, lemahnya kapasitas pemerintahan desa untuk memperkuat penyelenggaraan pemerintahan daerah, kurangnya transparansi dan akses masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah serta pelayanan publik, belum terbebasnya pemerintahan daerah dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), serta belum optimalnya pelayanan publik.

5. Kurangnya kesolehan sosial masyarakat dan/atau pembangunan sosial keagamaan untuk mencapai harkat dan martabat kemanusiaan yang tinggi atau tingkat peradaban masyarakat yang tinggi.

Hal ini terjadi karena semangat keagamaan masyarakat dalam sikap dan perilaku sosial belum optimal seperti tercermin dengan masih adanya tempat prostitusi/warung remang-remang, harmonisasi sosial dan kerukunan di kalangan umat beragama belum terwujud, serta pelayanan kehidupan beragama masih terbatas.

6.1.1.3 Sumber Daya Manusia SKPD

(15)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-15

Tabel 6.1

Sumber : Renstra Bappeda Kab Bogor. 2014

6.1.2

Dinas Tata Bangunan Dan Permukiman (DTBP)

6.1.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang tata bangunan, perumahan, pemukiman, dan tugas pembantuan. Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang tata bangunan, perumahan dan pemukiman;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata bangunan, perumahan, dan pemukiman;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tata bangunan, perumahan, dan pemukiman; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sekretaris dan bidang sebagai berikut :

1. Kepala Dinas dan Sekretariat

(16)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-16

Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan Dinas, sekretariat mempunyai fungsi :

a. Pengkoordinasian penyusunan program Dinas; b. Pengumpulan, pengolahan dan analisa data Dinas; c. Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian; d. Pengelolaan administrasi keuangan;

e. Pengelolaan situs web Dinas; dan

f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja Dinas.

Sub bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan penyusunan program dan pelaporan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, sub bagian program dan pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program Dinas; b. pengumpulan, pengelolaan dan analisis data Dinas ;

c. pelaksanaan pembinaan hubungan masyarakat; d. pelaksanaan pengelolaan situs web Dinas ;dan

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja Dinas

Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas;

b. pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan; c. penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; dan

d. pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas .

Sub bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan dan pengelolaan administrasi keuangan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. pengelolaan administrasi keuangan Dinas ;

b. pengelolaan administrasi penyusunan anggaran Dinas ;

c. pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban administrasi keuangan Dinas.

2. Bidang Perumahan dan Pemukiman

(17)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-17

menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perumahan dan Pemukiman mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman; b. Pengelolaan pembangunan perumahan dan pemukiman.

Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perumahan dan Pemukiman dalam melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Sarana dan Prasana mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman;

b. Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis pengelolaan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman; dan

c. Pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman.

Seksi Pembangunan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perumahan dan Pemukiman dalam melaksanakan pengelolaan pembangunan perumahan dan pemukiman. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pembangunan mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pembangunan perumahan dan pemukiman;

b. Pelaksanaan pengelolaan pembangunan perumahan dan pemukiman; c. Penyusunan petunjuk teknis pembangunan perumahan dan pemukiman; d. Pelayanan dan pengendalian administrasi pendirian bangunan perumahan dan

pemukiman; dan

e. Pelayanan dan pengendalian administrasi rekomendasi lokasi Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA).

3. Bidang Tata Bangunan

Bidang Tata Bangunan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan tata bangunan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Tata Bangunan mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan pengendalian bangunan non perumahan; dan b. Pengelolaan pengawasan bangunan non perumahan

Seksi Pengendalian Bangunan Non Perumahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Tata Bangunan dalam melaksanakan pengendalian bangunan non perumahan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pengendalian Bangunan Non Perumahan mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pengendalian bangunan non perumahan;

(18)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-18

c. Pembangunan gedung negara, gedung milik pemerintah, rumah dinas dan bangunan umum lainnya;

d. Pelayanan dan pengendalian administrasi pendirian bangunan gedung; dan e. Pelaksanaan pengendalian bangunan non perumahan.

Seksi Pengawasan Bangunan Non Perumahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Tata Bangunan dalam melaksanakan pengelolaan pengawasan bangunan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Seksi Pengawasan Bangunan Non Perumahan mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pengawasan bangunan non perumahan;

b. Pelaksanaan petunjuk teknis pengawasan bangunan non perumahan; dan c. Pelaksanaan pengawasan bangunan non perumahan.

4. Bidang Jasa Konstruksi

Bidang Jasa Kontruksi mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan teknik jasa konstruksi bangunan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Jasa Kontruksi mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan pembinaan kemitraan dan sumber daya manusia (SDM) usaha jasa konstruksi; dan

b. Pengelolaan pembinaan teknik jasa konstruksi.

Seksi Kemitraan dan Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Jasa Kontruksi dalam melaksanakan kemitraan dan sumber daya manusia (SDM). Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Kemitraan dan Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai fungsi:

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis kemitraan dan sumber daya manusia (SDM);

b. Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis pembinaan kemitraan dan sumber daya manusia usaha jasa konstruksi; dan

c. Pelaksanaan pembinaan kemitraan dan sumber daya manusia pelaku usaha jasa konstruksi.

Seksi Teknik Jasa Konstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Jasa Kontruksi dalam melaksanakan pembinaan teknik jasa konstruksi. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Teknik Jasa Konstruksi mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pelaksanaan pembinaan teknik jasa konstruksi;

(19)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-19

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Kepala Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 (satu) Sekretariat, 3 (tiga) Bidang, 6 (enam) seksi dan 3 (tiga) UPT, Susunan organisasi Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, membawahkan :

a. Sub Bagian Program dan Pelaporan; b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan

c. Sub Bagian Keuangan.

3. Bidang Perumahan dan Pemukiman, membawahkan: a. Seksi Sarana Prasarana; dan

b. Seksi Pembangunan Permukiman. 4. Bidang Tata Bangunan, membawahkan :

a. Seksi Pengendalian Bangunan Non Perumahan;

b. Seksi Pengawasan Bangunan Non Perumahan. 5. Bidang Jasa Konstruksi, membawahkan :

a. Seksi Kemitraan dan SDM; dan

b. Seksi Jasa Konstruksi. 6. Kelompok Jabatan Fungsional

7. UPT

a. UPT Tata Bangunan Wilayah Ciawi

(20)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-20 KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

KEPALA SUB BAGIAN

UMUM & KEPEGAWAIAN

KEPALA SUB BAGIAN

KEUANGAN

KA. BID. PERUMAHAN DAN

PEMUKIMAN KA. BIDANG TATA BANGUNAN

KA. BIDANG JASA

KONSTRUKSI

KASIE SARANA PRASARANA

KASIE

PEMBANGUNAN PENGENDALIAN KASIE BANGUNAN NON PERUMAHAN

KASIE PENGAWASAN BANGUNAN NON

PERUMAHAN

KASIE KEMITRAAN DAN

SDM

KASIE JASA KONSTRUKSI

U P T KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

PERDA KABUPATEN BOGOR NOMOR : 11 TAHUN 2008 TANGGAL : 16 JUNI 2008 KEPALA SUB BAGIAN

PROGRAM DAN PELAPORAN

Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 6.2 dibawah ini:

Gambar 6.2 Struktur Organisasi Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor

6.1.2.2 Isu Strategis Pelayanan

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, permasalahan tersebut antara lain :

1. Terbatasnya sumberdaya teknis dan administrasi yang dapat mendukung kinerja pelayanan dinas;

2. Belum memadainya sarana dan prasarana untuk operasional pelayanan; 3. Belum optimalnya kemampuan pelayanan kedinasan;

4. Sumber data yang belum Up to date mengenai jumlah bangunan baik yang sudah ber IMB maupun belum ber IMB;

5. Masih lemahnya koordinasi dengan lintas SKPD lain;

(21)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-21

6.1.2.3

Sumber Daya SKPD

1. Kondisi Umum Pegawai

Jumlah pegawai yang ada di Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor sebanyak 155 orang yang terdiri dari 142 orang PNS dan CPNS serta 13 orang Tenaga honorer. Selain pegawai juga terdapat petugas keamanan sebanyak 10 orang dan cleaning servis sebanyak 10 orang, sehingga keseluruhan personil yang bertugas di Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor adalah berjumlah 175 orang. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel berikut :

Tabel 6.2 Jumlah Pegawai Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor

No Pegawai Jumlah ( Orang) %

1. PNS 137 78.29

2. CPNS 5 2.86

3. Kontrak/Honorer 13 7.43

4. Petugas Keamanan/ PHL 10 5.71

5. Cleaning Service/ PHL 10 5.71

Jumlah 175 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa personil yang bertugas di Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman masih ada yang belum diangkat menjadi pegawai negeri yaitu tenaga honorer, petugas keamanan dan cleaning service, sehingga penulisan tentang kondisi pegawai dibawah ini difokuskan hanya pada PNS dan CPNS sebanyak 142 orang.

a. Jumlah Pegawai yang menduduki Jabatan dan Staf

Sesuai dengan Peraturan Daerah kabupaten Bogor Nomor 11 tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Bogor, maka pengisian formasi jabatan struktural di Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman terdiri dari eselon II,III dan IV yaitu sebanyak 20 orang. Sedangkan untuk jabatan fungsional saat ini belum terisi. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 6.3 Jumlah Pegawai Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman yang Menduduki Jabatan dan Staf

N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %

1. Eselon II 1 0,70

2. Eselon III 4 2,82

3. Eselon IV 15 10,56

4 Fungsional - -

5 Staf 114 80,28

(22)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-22

b. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/ Pangkat

Dari 142 jumlah Pegawai yang ada di Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman terdapat 50.70 % pegawai yang berstatus golongan III, 35.92 % berstatus golongan II sedangkan golongan IV sebanyak 4.23 %. Namun masih ada pegawai yang bersatatus golongan I yaitu 9.15 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut:

Tabel 6.4 Jumlah Pegawai Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Berdasarkan Pangkat/Golongan

N0 Golongan Jumlah (orang ) %

1. IV 6 4.23

2. III 72 50.70

3. II 51 35.92

4 I 13 9.15

Jumlah 142 100.00

c. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

Apabila dilihat dari tingkat Pendidikan pegawai Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman yang ada, maka status pendidikan dengan SLTA lebih mendominasi yaitu sebesar 42.96 %, sedangkan yang paling rendah yaitu tingkat SLTP sebesar 3.52 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.

Tabel 6.5 Jumlah Pegawai Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Berdasarkan Pendidikan

N0 Pendidikan Jumlah (orang ) %

1. Strata-2 ( S2 ) 17 11.97

2. Strata-1 ( S1 ) 43 30.28

3. Sarjana Muda/ D3 7 4.93

4 SLTA/SMK 61 42.96

5 SLTP 5 3.52

6 SD 9 6.34

Jumlah 142 100.00

Tabel diatas menunjukkan bahwa tenaga di Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman sebesar 47,18% merupakan tenaga dengan klasifikasi sarjana muda, sarjana dan magister. Hal ini sebenarnya sudah merupakan hal yang cukup baik bahwa sumber daya manusia yang ada di Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman umumnya tingkat perguruan tinggi, sehingga produk perencanaan pembangunan yang dihasilkan menjadi lebih baik.

(23)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-23

Apabila dilihat dari jenis kesarjanaan/disiplin ilmu, terdapat 6.89% pegawai dengan tingkat strata-2 dengan 5 jenis disiplin ilmu, sedangkan strata-1 sebesar 28.96 % yang terdiri dari 12 jenis disiplin ilmu, sedangkan sarjana muda hanya 4.13 % yang terdiri dari 5 jenis disiplin ilmu. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 6.6 Jumlah Pegawai Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Berdasarkan Kesarjanaan

N0 Kesarjanaan/Disiplin Ilmu Jumlah (Orang )

A. DOKTOR

B. MAGISTER 17

1. Administrasi 5

2. Manajemen 6

3. Perencanaan Wilayah Kota 3

4. Perencanaan Wilayah Pedesaan 1

5. Kependudukan 1

6. Teknik 1

C. SARJANA 43

1. Adm. Negara 3

N0 Kesarjanaan/Disiplin Ilmu Jumlah (Orang )

2. Ekonomi 4

3. Ekonomi Manajemen 10

4. Perencanaan wilayah kota 1

5. Teknik Sipil 9

6. Bahasa dan Seni 1

7. Teknik Geodesi 2

8. Teknik Mesin 1

9. Teknik Elektro 1

10. Teknik Arsitektur 8

11. Hukum 2

12. Komputer 1

C. SARJANA MUDA 7

1. Keuangan dan Perbankan 2

2.Teknik Sipil 1

3.Teknik Lingkungan 2

4. Sekretari dan Manajemen 1

5. Manajemen Informatika 1

D. SLTA 61

1. KEJURUAN 40

2. UMUM 21

E. SLTP 5

F SD 9

(24)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-24

Tabel diatas menunjukkan bahwa klasifikasi kedisipilnan ilmu pegawai yang ada di Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman menunjukkan hal yang bervariasi, hal ini sangat dibutuhkan dalam perumusan perencanaan pembangunan di Kabupaten Bogor. Dengan demikian diharapkan kompetensi kedisiplinan ilmu yang ada menjadikan perencanaan pembangunan di Kabupaten Bogor semakin berkualitas.

e. Jumlah Pegawai yang mengikuti diklat penjenjangan

Disamping tingkat pendidikan formal, pegawai yang ada di Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman, pegawai juga mendapat pelatihan penjenjangan maupun non penjenjangan. Dari 142 pegawai Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman terdapat 3.44 % yang telah mengikuti penjenjangan Diklat PIM III atau sejenisnya, sedangkan jenis penjenjangan PIM IV atau sejenisnya sebesar 10.33 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel 6.7

Tabel 6.7 Jumlah Pegawai Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman yang Mengikuti Penjenjangan

N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %

1. Diklat PIM I 1 0,70

1. Spama/Diklat PIM III 4 2,81

2. Adum/Adumla/Diklat PIM

IV 11

7,75

Jumlah 16 11,27

6.1.3

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor

6.1.3.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Dinas Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman serta tugas pembantuan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebersihan dan pertamanan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan, pertamanan dan pemakaman ;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebersihan, pertamanan dan pemakaman;

(25)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-25

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah. Dinas Kebersihan dan Pertamanan merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris yang membawahkan 3 (tiga) Sub.Bagian, 4 (empat) Bidang, 8 (delapan) seksi dan 7 (tujuh) UPT serta Jabatan Fungsional. Susunan organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai berikut :

a.

Kepala Dinas

b.

Sekretariat Dinas,

Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu kepala Dinas dalam pengelolaan ketatausahaan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud , sekretariat mempunyai fungsi : g. pengoordinasikan penyusunan program dan pelaporan dinas; h. pengumpulan, pengolaan dan analisis data dinas;

i. pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian dinas; j. pengelolaan administrasi keuangan dinas;

k. pengelolaan situs web dinas; dan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan menyusun pelaporan kinerja dinas

Sekretaris dinas membawahkan

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut :

e. pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas; f. pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan; g. penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; dan

h. pengelolaan administrasi kepegawaian dinas.

2. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan dan pengelolaan administrasi keuangan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

d. pengelolaan administrasi keuangan dinas;

e. pengelolaan administrasi penyusunan anggaran dinas;

f. pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban administrasi keuangan dinas.

(26)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-26

program dan pelaporan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, sub bagian program dan pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :

f. penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program dinas;

g. pengumpulan, pengelolaan dan analisis data dinas; h. pembinaan hubungan hubungan masyarakat; i. pelaksanaan pengelolaan situs web dinas; dan

j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja dinas.

c.

Bidang Kebersihan Lingkungan

Bidang Kebersihan lingkungan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan kebersihan lingkungan dan persampahan

Untuk penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud, bidang kebersihan lingkungan mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan pengelolaan Persampahan

b. Melaksanakan pengelolaan pelayanan kebersihan

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, bidang kebersihan lingkungan dipimpin oleh seorang kepala bidang dan dibantu oleh seksi pelayanan kebersihan dan seksi pengelolaan sampah. Masing-masing seksi dipimpin oleh kepala seksi dan bertanggung jawab kepada kepala bidang kebersihan lingkungan.

d.

Bidang Sanitasi Lingkungan

Bidang Sanitasi Lingkungan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan sanitasi lingkungan

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang sanitasi lingkungan mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan pengelolaan sanitasi air limbah b. Melaksanakan pengelolaan sanitasi air bersih

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, bidang sanitasi lingkungan dipimpin oleh seorang kepala bidang dan dibantu oleh seksi sanitasi air bersih dan seksi sanitasi air limbah.

e.

Bidang Pertamanan dan Pemakaman

1) Bidang Pertamanan dan Pemakaman mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan pertamanan dan pemakaman

2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang pertamanan dan pemakaman mempunyai fungsi :

(27)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-27

3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, bidang sanitasi lingkungan dipimpin oleh seorang kepala bidang dan dibantu oleh seksi pertamanan dan seksi pemakaman.

f. Bidang Reklame

1) Bidang reklame mempunyai tugas membantu kepala dinas daam melaksanakan pengelolaan reklame

2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang reklame mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan Pengendalian Reklame b. Pengelolaan Pendataan Reklame

3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, bidang reklame dipimpin oleh seorang kepala bidang dan dibantu oleh : seksi pengendalian reklame dan seksi pendataan reklame. Masing-masing seksi dipimpin oleh kepala seksi dan bertanggung jawab kepada kepala bidang reklame.

g. UPT Kebersihan dan Sanitasi

1) UPT Kebersihan dan Sanitasi mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan sebagian tugas, tanggungjawab, dan wewenang teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan terutama di bidang kebersihan dan sanitasi serta melakukan koordinasi dengan wilayah tugas berdasarkan kewenangannya dan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, UPT Kebersihan dan Sanitasi dibentuk menjadi 7 (tujuh) UPT Kebersihan dan Sanitasi. UPT tersebut antara lain:

a. UPT Kebersihan dan Sanitasi I wilayah Cibinong b. UPT Kebersihan dan Sanitasi II wilayah Jonggol c. UPT Kebersihan dan Sanitasi III wilayah Ciawi d. UPT Kebersihan dan Sanitasi IV wilayah Ciampea e. UPT Kebersihan dan Sanitasi V wilayah Parung f. UPT Kebersihan dan Sanitasi VI wilayah Leuwiliang g. UPT Kebersihan dan Sanitasi VII wilayah Jasinga

3) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, UPT Kebersihan dan Sanitasi dipimpin oleh seorang Kepala UPT dibantu oleh seorang Kepala Sub bagian Tata Usaha. UPT bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas.

(28)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-28

Gambar 6.3 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor

Sumber : Renstra DKP Kab Bogor. 2014

6.1.3.2Isu Strategis Pelayanan

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor, merupakan salah satu SKPD yang memberikan pelayanan langsung terhadap kebutuhan masyarakat, hal tersebut dapat dilihat dari bidang-bidang yang ada pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

a. Bidang Sanitasi Lingkungan

Pada bidang ini terdapat dua pelayanan yaitu pelayanan air bersih dan pelayanan air kotor/limbah, untuk air bersih pelayanan yang dilaksanakan adalah pembangunan sarana air bersih dan perpipaan. Untuk 1 lokasi pembangunan sarana air bersih dapat melayani ± 200 KK.

Sementara untuk pelayanan air kotor/limbah dilaksanakan melalui penyedotan air limbah domestik/tinja dengan difasilitasi oleh 11 unit truk tinja. Untuk melayani kebutuhan darurat dalam buang air kecil dan buang air besar dioperasikan 1 unit mobil toilet.

b. Bidang Kebersihan Lingkungan

(29)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-29

akhir), lokasi TPA yang difungsikan bersam dengan Kota Bogor saat ini adalah TPA Galuga dengan luas 3,125 Ha dan mempunyai daya tampung 525,085 ton dengan rasio daya tampung terhadap jumlah penduduk adalah sebesar 0,11 %. Sementara untuk pengangkutan sampah sampai saat ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan memiliki 149 unit kendaraan angkutan sampah yang tersebar di 7 UPT kebersihan dengan volume timbulan sampah sebesar 4,501,411.92 ton dan yang ditangani sebesar 719,302.97 ton pada tahun 2013.

6.1.3.3Sumber Daya Manusia SKPD

1. Kondisi Umum Pegawai

Kondisi Pegawai Negeri Sipil Daerah pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor sebanyak 242 (duaratus empatpuluh dua) orang.

Tabel 6.8 JUMLAH PEGAWAI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BOGOR

No PEGAWAI JUMLAH ( ORANG) %

1. PNS 242 38,94

2. CPNS - -

3. KONTRAK/HONORER 136 60,10

4. PETUGAS KEAMANAN 36 0,96

PEGAWAI HARIAN LEPAS 703

JUMLAH 1117 100

a. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan

Berdasarkan golongan/ pangkat terdiri atas golongan IV berjumlah 7

(tujuh) orang, golongan III berjumlah 57 (lima puluh tujuh)

orang, golongan II berjumlah 57 (limapuluh tujuh) orang dan golongan 1 berjumlah 122 (seratus duapuluh satu) orang.

Tabel 6.9 JUMLAH PEGAWAI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN BERDASARKAN PANGKAT/GOLONGAN

N0 Golongan Jumlah (orang ) %

1. IV 7 3,70

2. III 57 25,31

3. II 57 44,45

4 I 121 50

(30)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-30

b. Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan

Sedangkan dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, maka pegawai dengan strata-2 berjumlah 16 (enam belas) orang, strata-1 berjumlah 42 (empat puluh dua) orang, tamat SMU/ sederajat berjumlah 43 (empat puluh tiga) orang, SMP/ sederajat berjumlah 50 (limapuluh) orang dan tamat SD/ sederajat berjumlah 91 (sembilan puluh satu) orang.

Tabel 6.10 JUMLAH PEGAWAI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

No PEGAWAI JUMLAH ( ORANG) %

1. Strata 3 (S3) - 0

2. Strata 2 (S2) 16 6,97

3. Strata (S1) 42 17,21

4. Diploma (D3) - 1,64

5. SMA sederajat 43 20,90

6. SMP 50 15,16

7. SD 91 38,52

JUMLAH 242 100

6.1.4

PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor

Sejarah singkat mengenai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan;

Tahun 1977

Pembangunan sarana prasarana air bersih di Perum Perumnas Depok, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 28 / Kpts / CK / 1977 tanggal 13 Juli 1977 dengan organisasi pengelola, Badan Pengelola Air Minum (BPAM).

Tahun 1983

Pada tanggal 14 April 1983 didirikan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bogor yang berkantor di Gunung Batu Ciomas Bogor dibawah Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, antara BPAM Depok dan PDAM Kabupaten Bogor merupakan pengelolaan yang terpisah.

Tahun 1983

Pada tanggal 14 April 1983 didirikan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bogor yang berkantor di Gunung Batu Ciomas Bogor dibawah Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, antara BPAM Depok dan PDAM Kabupaten Bogor merupakan pengelolaan yang terpisah.

Tahun 1988

(31)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-31

PDAM Kabupaten Bogor yang berkantor di Depok, dan resmi menjadi Kantor Pusat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor.

Tahun 1994

Pada tanggal 11 Nopember 1994 telah diserah terimakan pengelolaan Sumber Mata Air Ciburial dari Gubernur DKI Jakarta kepada Gubernur Jawa Barat, selanjutnya dari Gubernur Jawa Barat ke Pemerintah Kabupaten Bogor dan pengelolaan selanjutnya dari Pemerintah Kabupaten Bogor diserahkan ke PDAM Kabupaten Bogor.

Visi dan Misi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Visi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor adalah ;

“Terwujdnya Pelayanan Yang Mandiri, Handal Dan Terpercaya”

Sedangkan Misi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pelayanan dengan kualitas air sesuai dengan persyaratan yang

berlaku dan , kuantitas yang memadai secara kontinyu;

2. Membina dan menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan stakeholder perusahaan;

3. Meningkatkan kualitas sumber daya perusahaan; 4. Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan;

5. Mengutamakan pengembangan pada segmen rumah tangga dengan tetap memperhatikan segmen non rumah tangga.

Motto daripada PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor adalah

“Unggul Dalam Pelayanan”

Tugas dan Wewenang Direksi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor adalah: Tugas Direksi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor

a) Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan perusahaan daerah; b) Merencanakan dan menyusun program kerja perusahaan daerah tahunan

dan 5 (lima) tahunan;

c) Membina pegawai perusahaan daerah;

d) Mengurus dan mengelola kekayaan perusahaan daerah; e) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; f) Melaksanakan kegiatan teknik perusahaan daerah; g) Mengembangan potensi usaha perusahaan daerah;

h) Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan perusahaan daerah termasuk neraca dan perhitungan laba/rugi.

Wewenang Direksi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor a) Mengangkat dan memberhentikan pegawai perusahaan;

b) Mengangkat, memberhentikan dan memindahtugaskan pegawai dari jabatan di bawah direksi;

c) Menandatangani pinjaman setelah mendapat persetujuan Bupati; d) Menandatangani neraca dan perhitungan laba/rugi;

(32)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-32

Berikut ini adalah struktur organisasi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor.

Gambar 6.3 Struktur Organisasi PDAM Tirta Kahuripan Kab Bogor

6.1.5

Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah

menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan

menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

(33)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-33

Tabel 6. 11 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya Di Kabupaten Bogor

No. Instansi Peran Instansi Dalam Pembangunan Bidang Ck Unit/Bagian Yang Menangani Pembangunan Bidang

Ck

(1) (2) (3) (4)

1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

a) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang sarana dan prasarana. b) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan

perencanaan bidang penataan ruang dan lingkungan hidup.

Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang Lingkungan Hidup

2 Dinas Tata Bangunan dan Permukiman (DTBP)

a) Pengelolaan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman; dan

b) Pengelolaan pembangunan perumahan dan pemukiman.

Bidang Perumahan dan Permukiman.

a) Pengelolaan pengendalian bangunan non perumahan; dan

b) Pengelolaan pengawasan bangunan non perumahan.

Bidang Tata Bangunan

a) Pengelolaan pembinaan kemitraan dan sumber daya manusia (SDM) usaha jasa konstruksi; dan. b) Pengelolaan pembinaan teknik jasa konstruksi.

Bidang Jasa Kontruksi

3 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

a) Pengelolaan sanitasi air limbah; dan b) Pengelolaan sanitasi air bersih.

Bidang Sanitasi Lingkungan a) Pengelolaan pelayanan kebersihan; dan

b) Pengelolaan persampahan.

Bidang Kebersihan Lingkungan a) Pengelolaan pertamanan; dan

b) Pengelolaan pemakaman.

Bidang Pertamanan dan Pemakaman.

4 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan.

a) Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan perusahaan daerah.

b) Merencanakan dan menyusun program kerja perusahaan daerah tahunan dan 5 (lima) tahunan.

c) Membina pegawai perusahaan daerah.

d) Mengurus dan mengelola kekayaan perusahaan daerah.

e) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

f) Melaksanakan kegiatan teknik perusahaan daerah.

g) Mengembangan potensi usaha perusahaan daerah.

h) Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan perusahaan daerah termasuk neraca dan perhitungan laba/rugi.

Direksi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor

(34)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-34

6.1.6

Analisis Kelembagaan

Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan dari analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi perangkat daerah yang menangani Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan khususnya Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor. Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan jabatan.

Tugas dan Fungsi Organisasi

Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas

Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih yang tidak perlu

Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

Dari segi struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor sangat dipengaruhi dan tergantung kepada Pemerintah Pusat, dalam arti sepenuhnya mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah Pusat. Luas wilayah dan bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kabupaten Bogor sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada Permasalahan Dalam Keorganisasian. Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja. Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang di harapkan Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan

Pengadaan tenaga kontrak belum sesuai dengan kualifkasi yang dibutuhkan dari instansi yang bersangkutan

Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk PIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

(35)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-35

Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

 Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal

Koordinasi internal didalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan demikian pula halnya koordinasi eksternal antara satuan kerja terkait bidang Cipta karya namun perlu ditingkatkan lagi

 Acuan PP nomor 41 tahun 2007

Organisasi bidang ke Cipta Karyaan sudah mengacu pada PP nomor 41 Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang ada seperti bidang air minum, air limbah, persampahan dan drainase

 Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah

Tugas, wewenang dan tanggungjawab dari masing unit kerja sudah jelas namun dalam pelaksanaanya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan kemampuan yang tidak merata

 Faktor eksternal yang mempengaruhi ketata laksanaan perangkat kerja daerah

Adanya tugas-tugas lain dari Kepala Daerah yang dibebankan kepada kepala satuan kerja di luar tugas pokok dan fungsinya.

Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM Bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

 Ketersediaan SDM

o SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah

maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya

 Permasalahan dalam manajemen SDM

o Sering adanya droping SDM tidak sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan;

o Sering adanya mutasi SDM yang memiliki kemampuan dibidang Cipta

Karya pindah ke satuan kerja yang tidak terkait dengan bidang Cipta Karya;

o Reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang

melakukan kesalahan belum dijalankan sebagaimana mestinya.

 Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM

(36)

B a b V I K e r a n g k a K e l e m b a g a a n d a n R e g u l a s i | VI-36

 Adanya aturan dari Pemerintahan Pusat yang mewajibkan penerimaan pegawai yang memprioritas tenaga honor untuk di jadikan PNS dan pengadaan tenaga medis dan tenaga guru.

Tabel 6. 12 Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya

No Instansi Tingkat

2. Bidang Sanitasi Lingkungan DKP

3. Bidang Kebersihan

Gambar

Gambar 6. 1 Bagan Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Bogor Sumber : Renstra Bappeda Kabupaten Bogor
Tabel 6.1
Gambar 6.2 Struktur Organisasi Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman  Kabupaten Bogor
Tabel 6.5  Jumlah Pegawai Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan

1) Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas bidang dan pelayanan teknis serta

mengambil manfaat dari Blumbang itu sendiri tetapi secara secara rukun jual beli telah terpenuhi. Tapi jika melihat dari syaratnya ada beberapa syarat yang tidak

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur pelaksana tugas tertentu Pemerintah Daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan penebaran bibit udang dan meninjau lokasi Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (Busmetik) di

Abstrak−Tuntutan terhadap peningkatan pelayanan yang baik dan memuaskan menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi pemerintah, Pada Pengadilan Negeri Tanjungkarang

UMKM ikan asin di Puger rata-rata memilki pangsa pasar monopolistik, hal ini sesuai dengan teori dimana derajat kekuatan pasar tidak terjadi jika terdapat

Ketut Suarjana, MPH Perilaku Seks Pranikah Remaja di Kota Denpasar 2013 FK Ilmu Kesehatan Masyarakat. 37 sang gede purnama Program jumantik dan survei entomologi nyamuk Aedes