FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
PEGAWAI PADA PEGAWAI DINAS LUAR ASURANSI JIWA BERSAMA
BUMIPUTERA 1912 CABANG SETIABUDI MEDAN
Yulinda1 dan Sri Wulan Harlyanti2 1
Staf Pengajar FE USU
2
Alumni Departemen Manajemen FE USU
Abstract
This research aim to know and analyze factor influence level of motivator factor and hygiene factor to work satisfaction of out sourcing employee Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Setiabudi Branch, Medan, and know factor having an effect on most dominand to employye`s work satisfaction at out sourcing employee Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Setiabudi Branch, Medan. This research method applied is descriptive analiytical method and multiple regression analytical method and using the SPSS version 15.00 software as processing data. The data collection technic of primary data is by distributing questionnaires in which variables are measured with Likert scale. The result of this research indicates that independent variable applied that is motivator factor and hygiene factor simultaneously and individually has significant influence to variable dependent that is work satisfaction of out sourcing employee Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Setiabudi Branch, Medan. The result of this also indicates that motivator factor is which most dominant influences work satisfaction of out sourcing employee Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Setiabudi Branch, Medan. Based on determinant identification showed that adjusted R² is 76% that means work satisfaction of out sourcing employee Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 effected by motivator factor and hygiene factor by 76% and 24% effected by other variables that not been used in this research.
Keyword: motivator factor, hygiene factor, work satisfaction
LATAR BELAKANG
Atmosfir pertarungan perusahaan asuransi kian memanas, bak medan perang. Semua pemain baik asuransi jiwa maupun asuransi umum berusaha memenangkan kompetisi. Besarnya asset dan perolehan premi merupakan indikaor utama (predikat rating) yang menggambarkan apakah perusahaan asuransi tersingkir atau bertahan di pasar. Walaupun tajamnya persaingan perusahaan asuransi patungan bermodal besar dengan perusahaan asuransi lokal bermodal kecil, tapi mereka masih bisa bertahan hidup dengan peluang pasar yang masih terbuka
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap asuransi membuat penetrasi pasar asuransi di Indonesia rendah bila dibandingkan dengan negara lain (Malaysia,Thailand, Singapore) berdasarkan data yang dihimpun Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan populasi sebesar 220 jiwa hanya sekitar 2% yang ikut program asuransi, Ini menunjukkan masih luasnya peluang pasar asuransi di Indonesia dengan melihat populasi jumlah penduduk yang besar. Peran ini harus dimanfaat para agen asuransi untuk mendapatkan tempat dihati mansyarakat sebagai perusahaan asuransi yang mendapat keperjayaan. Untuk mendapat keperjayaan
dimata masyarakat seorang agen harus mampu menunjukkan profesional, kejujuran dan keadilan yang tinggi.
Berdasarkan hal tersebut keberhasilan perusahaan asuransi untuk berkiprah ditengah tekanan dan persaingan yang cukup tajam untuk meraih premi dari pemegang polis, tentunya agen asuransi mendapat perhatian yang serius dari perusahaan untuk memperhatikan tingkat kepuasan kerja agen, karena agen merupakan ujung tombak kinerja perusahaan. Tidak dipungkiri lagi peran agen yang membesarkan perusahaan asuransi.
Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh banyak factor, menurut teori kepuasan kerja yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg dalam Luthans (2006:283) mengemukakan Teori Dua Faktor yaitu faktor motivator dan faktor hygiene. Faktor motivator berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri (job content) atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan sedangkan faktor hygiene yaitu faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan, berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja.
seperti gaji, keamanan dan kondisi kerja aman serta hubungan rekan kerja dan atasan baik. Pimpinan yang menyediakan faktor-faktor hygiene secara memadai belum sepenuh merangsang motivasi karyawan tetapi hanya memastikan karyawan tidak merasakan ketidakpuasan atau berada pada titik nol landasan motivasi. Untuk itu pihak pimpinan harus menyediakan faktor penggerak motivator (intrinsik) kepada karyawan seperti prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan pengembangan kesempatan untuk maju. Bila hal ini mendapat perhatian dari perusahaan akan memberikan tingkat kepuasan yang tinggi (Griffin,2006:43).
Dampak kepuasan kerja cenderung terpusat pada kinerja karyawan, tingkat kehadiran, dan tingkat keluar masuknya karyawan (turnover). Organisasi dengan karyawan yang lebih puas cenderung memiliki kinerja dan tingkat kehadiran yang lebih tinggi serta turnover yang lebih rendah dibandingkan dengan organisasi yang memiliki karyawan yang kurang puas (Robbins, 2006:102)
Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputra 1912 merupakan perusahaan asuransi nasional yang tertua di Indonesia yang menghadapi berbagai rintangan/tantangan dari perusahaan asuransi yang bermodal besar, asuransi patungan, asuransi nasional dan asuransi milik negara. Hal ini tentunya berdampak pada asuransi lokal yang bermodal kecil, yang tak punya daya saing. AJB Bumiputera 1912 memiliki kekuatan yang unik pada pemilikan yaitu mutual life artinya pemegang polis adalah pemegang saham, Oleh sebab itu agen harus bekerja keras dengan sungguhan dan penuh tanggung jawab,trampil dan diperjaya sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik pada pemegang polis.
Agen memiliki kinerja yang berkaitan dengan tingkat kemampuan untuk mencapai target yang ditetapkan perusahaan. Berikut disajikan aktivitas penagihan premi serta aktivitas produksi AJB Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan.
Tabel 1.Aktivitas Penagihan Premi Agen Tahun Tanggung jawab
premi
Premi tertagih Rasio(%)
2005 4.666.321.694 3.603.800.244 77,23 2006 4.858.185.125 4.145.975.186 85,34 2007 5.473.251.869 4.143.798.990 75,71 2008 6.500.589.145 4.580.315.112 70,46
Sumber: Bagian Administrasi AJB Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan (diolah)
Tabel 2. Aktivitas produksi polis
Tahun Target Realisasi Rasio
2005 600 650 108,3
2006 750 603 80,40
2007 853 776 90,97
2008 942 605 64,22
Sumber: Bagian Administrasi AJB Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan (diolah)
Pada Tabel 1 dapat dilihat walaupun terjadi peningkatan dan penurunan yang bervariasi namun para agen hanya mampu mengumpulkan premi tertagih sesuai standar perusahaan pada tahun 2006 yaitu diatas 85%. Hal yang sama juga dapat dilihat pada Tabel 2 dimana para agen hanya mampu memproduksi polis sesuai target pada tahun 2005. Hal ini tentu mengindikasikan adanya faktor kepuasan kerja yang belum terpenuhi atau kepuasan kerja yang menurun pada para agen AJB Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi, Medan.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelummya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini “ Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai pada pegawai dinas luar Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan?”
KERANGKA KONSEPTUAL
Untuk mengetahui faktor –faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut F. Herzberg dalam Luthans (2006:283) adalah Two faktor theori (teori dua faktor), menyatakan puas atau tidaknya karyawan bekerkerja dipengaruhi faktor motivator (satisfier) dan faktor hygiene (dissatisfier). Faktor motivator (satisfier) berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri atau job content yang disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan. Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor motivator adalah keberhasilan melakukan tugas, pengakuan, pekerjaan itu sendiri,tanggung jawab, kemungkinan untuk pengembangan kemajuan. Faktor yang kedua adalah faktor hygiene (dissatisfier) yang berhubungan dengan aspek di sekitar pelaksanaan pekerjaan atau job context yang disebut juga aspek ekstrinsik pekerja, yang terdiri dari: kebijaksanaan dan prosedur perusahaan, supervisor, upah/gaji, hubungan dengan rekan kerja, kondisi kerja.
Faktor hygiene (Dissatisfier) (X2)
a. Kebijakakan dan admnistrasi perusahaan
b. Pengawasan c. Upah/gaji
d. Hubungan dengan rekan kerja e. Kondisi kerja
Faktor motivator (Satisfier) ( X1 )
a. Keberhasilan pelaksanaan b. Pengakuan
c. Pekerjaan itu sendiri d. Tanggung jawab e. Kemungkinan untuk
mengembangkan diri f. Kesempatan untuk maju
Kepuasan Kerja (Y)
Sumber: Herzberg dalam Luthans (2005), Gatot dan Adisasmito (2005)
Gambar 1: Kerangka Konseptual
HIPOTESIS
Berdasarkan perumusan masalah maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
“Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pada pegawai dinas luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan adalah faktor motivator dan faktor hygiene”.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja pada pegawai dinas luar Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera Cabang Setiabudi.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini memberikan informasi tambahan untuk AJB Bumiputera 1912 dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai dinas luar.
b. Bagi peneliti lain, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi bagi penelitian lanjutan yang ingin melakukan penelitian dibidang yang sama dimasa mendatang.
METODE PENELITIAN
1. Batasan Operasional
Batasan operasional yang dilakukan peneliti terbatas pada faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai dinas luar Asuransi Jiwa
Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan yaitu faktor motivator dan faktor hygeine
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:
a. Faktor motivator (X1)
Faktor motivator berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan yaitu faktor keberhasilan menyelesaikan tugas, penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemungkinan untuk mengembangkan diri, kesempatan untuk maju
b. Faktor hygiene(X2)
Faktor hygiene ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan; berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja, yaitu faktor kebijakan perusahaan, pelaksanaan, pengawasan, hubungan antar pribadi, upah/gaji dan kondisi kerja.
3. Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005 : 85).
Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang dberi skor untuk pernyataan:
Sangat Setuju diberi skor 5, Setuju diberi skor 4, Ragu-ragu diberi skor 3. Tidak Setuju diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJB) 1912 Cabang Setia Budi Medan Jl. Setiabudi No 96 D-E. Waktu penelitian dimulai dari Fabruari 2009 sampai dengan Juni 2009.
5. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai dinas luar yaitu para agen Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Medan Setiabudi yang berjumlah 30 orang yang merupakan sampel jenuh. Penulis menggunakan metode sensus untuk melakukan penarikan sampel yaitu seluruh anggota populasi dimasukkan menjadi sampel, karena jumlah populasi yang relatif kecil (Sugiyono, 2005 : 78) 6. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari responden yang ada dilokasi penelitian. Data tersebut diperoleh dari wawancara serta dari hasil kuesioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dekumentasi Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 serta dari buku-buku ilmiah, journal dan internet untuk mendukung penelitian ini. 7. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara (Interview)
Yaitu melakukan wawancara langsung dengan responden dengan mengajukan pertanyaan mengenai kepuasan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan yang tersusun secara sistematis untuk diisi oleh karyawan secara objektif.
8. Uji Validitas dan Realibilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada instrumen penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner, untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005 : 109). Pada pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner diberikan kepada 30 responden diluar sampel yang diteliti. Pengujian dilakukan pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan divisi asuransi perorangan, yang berlamat di Jl. Iskandar Muda No.12 Medan.
9. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik dari suatu keadaan, dalam hal ini data yang sudah dikumpulkan kemudian diklasifikasikan, diinterprestasikan, dan selajutnya dirumuskan, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas megenai masalah yang diteliti.
b. Metode Analisis Kuantitatif/Infrensial
Peneliti menggunakan metode analisis statistik regresi linear berganda pada penelitian ini. Metode analisis linear berganda yaitu untuk memprediksi nilai dari variabel terikat yaitu kepuasan kerja dengan memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu faktor motivator (X1) dan faktor
hygiene (X2) dengan mengunakan bantuan
aplikasi Software SPSS 15.00 For Windows. Menurut Sugiyono (2005:211) model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y= a+b1X1+ b2X2 +e
Keterangan: Y = Kepuasan kerja a = Konstanta b1-b2 = Koefisien regresi
X1 =Faktor motivat
X2 = Faktor hygiene
e = Standar error
10. Uji Hipotesis
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak) dan sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yaitu:
a. Koefisien determinasi (R²)
Koefisen determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangakan variabel terikat. Nilai R² yang semakin besar (mendekati satu) menunjukkan adanya pengaruh variabel bebas (X) yang besar terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika R² semakin kecil (mendekati nol) maka ddikatakan pengaruh variabel bebas (X) kecil terhadap variabel terikat (Y)
b. Uji-F
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh serempak terhadap variabel terikat. Uji –F digunakan melihat secara sarempak variabel bebas yaitu faktor motivator (X1) dan faktor hygiene (X2) terhadap variabel terikat kepuasan kerja (Y).
Ho: b1=b2=0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel faktor motivator (X1) dan faktor hygiene (X2) terhadap
variabel kepuasan kerja (Y).
Ho: b1≠b2≠0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel faktor motivator (X1) dan faktor hygiene (X2) terhadap
variabel kepuasan kerja (Y). c. Uji Signifikansi (Uji t)
Uji t merupakan pengujian dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
signifikan variabel faktor motivator (X1)
dan faktor hygiene (X2) terhadap variabel
kepuasan kerja (Y).
Ho: b1≠b2≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel faktor motivator (X1) dan faktor
hygiene (X2) terhadap variabel kepuasan
kerja (Y).
Kriteria pengambilan keputusan:
Ho diterima jika t hitung < t tabel, α = 5% Ho ditolak jika t hitung > t tabel, α = 5%
ANALISIS DESKRIPTIF
Kuesioner yang disebarkan pada responden berikan pertanyaan-pertanyaan mengenai faktor motivator (X1) danfaktor hygiene (X2) sebagai
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dan kepuasan kerja itu sendiri (Y) pada pegawai dinas luar Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan. Berikut ini diperlihatkan data karakteristik responden yang dapat dilihat dari beberapa segi:
1. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui tingkat pendidikan terakhir pegawai dinas luar Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 3. Tingkat pendidikan responden Tingkat pendidikan
rerponden
Frekuensi Persentase (%)
SMU 6 20 Diploma 15 50
S1 9 30
Jumlah 30 100
Sumber: Pengolahan data primer (2009)
Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan terakhir SMU sebanyak 6 orang, berpendidikan Diploma 15 orang berpendidikan S1 sebanyak 9 orang. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas agen yang bekerja pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan berpendidikan terakhir Diploma.
2. Masa Kerja
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui masa kerja responen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Masa kerja responden
Masa kerja Frekuensi Persentase (%)
1-5 tahun 6 20
6-10 tahun 5 16,67 11-15 tahun 4 13,33
16-20 tahun 9 30
21-25 tahun 3 10
26-30 tahun 3 100
Jumlah 30 100%
Sumber: Pengolahan data primer (2009)
Pada Tabel 4 dapat diketahui responden yang memiliki masa kerja 1-5 tahun sebanyak 6 orang, masa kerja 6-10 tahun sebanyak 5 orang, masa kerja 11-15 tahun sebanyak 4 orang, masa kerja 16-20 tahun sebanyak 9 orang, masa kerja 21-25 tahun sebanyak 3 orang, masa kerja 26-30 tahun sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masa kerja agen sudah cukup lama berkisar 16 – 20 tahun.
3. Usia Responden
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui karakteristik usia responden. Adapun usia responden dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 5. Usia Responden
Usia Responden Frekuensi Persentase (%) <30 tahun 6 20
31-40 tahun 12 40
41-50 tahun 7 23,3 51-60 tahun 5 16,7
Jumlah 30 100
Sumber: Pengolahan data primer (2009)
Pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki usia <30 tahun ada sebanyak 6 orang atau 20%, usia 31-40 tahun sebanyak 12 orang atau 40%, usia 41-50 tahun sebanyak 7 orang atau 23,3%, usia 51-60 tahun sebanyak 5 orang atau 16,7%. Artinya mayoritas responden yaitu sebesar 40% berusia sekitar 31-40 tahun.
4. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui jenis kelamin responen. Perbandingan jenis kelamin responden dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 6. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)
Pria 11 36,7
Wanita 19 63,3
Jumlah 30 100
Pada Tabel 6 dapat diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin wanita yaitu sebesar 19 orang atau 63,3% sedangkan pria hanya berjumlah 11 orang atau 36.7%.
ANALISIS STATISTIK
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk melihat pengaruh variabel bebas faktor motivator (X1) dan faktor hygiene (X2) dengan variabel terikat kepuasan kerja. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan metode enter.
Diketahui bahwa faktor motivator (X1) dan
faktor hygiene (X2) merupakan variabel bebas yang
digunakan sedangkan variabel terikatnya adalah kepuasan kerja (Y). Persamaan regresi linear berganda dapat diketahui dari Tabel berikut ini:
Tabel 7. Persamaan Regresi
Coefficientsa
2.629 3.581 .734 .469
1.091 .225 .651 4.838 .000
.536 .255 .283 2.104 .045
(Constant) Motivator Fac
Hygiene Fact Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kepuasan Kerja a.
Sumber: Hasil pengolahan data (SPSS versi 15.0) 2009
Pada Tabel 7 diketahui persamaan regresi linear berganda, dapat dirumuskan persamaan sebagai berikut:
Y= 2,629+1,091X1+ 0,536 X2+e
Persamaan regresi linear berganda diuraikan sebagai berikut:
a. Konstanta 2,629 menyatakan bahwa jika tidak ada varaibel faktor motivator dan faktor hygiene maka kepuasan kerja pegawai adalah sebesar 2,629.
b. Koefisien 1,091 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan atau peningkatan variabel faktor motivator sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 1,091.
c. Koefisien 0,536 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan atau peningkatan pada variabel faktor hygiene sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,536.
1. Determinan (R²)
Determinan (R²) pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu faktor motivator (X1) dan faktor hygiene (X2)
terhadap variabel terikat kepuasan kerja (Y) secara bersama-sama. Dimana 0≤ R²≤ 1. Tabel berikut ini dapat dijelaskan nilai Determinan (R²)
Tabel 8. Determinan (R²)
Model Summary
.881a .777 .760 2.94147
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: (Constant), Hygiene Factor, Motivator F a.
Sumber: Hasil pengolahan data (SPSS versi 15.0) 2009
Pada Tabel 8 menunjukkan Adjusted R² sebesar 0,760 artinya 76% kepuasan kerja (Y) pegawai dinas luar Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan dapat dijelaskan oleh variabel faktor motivator (X1) dan
faktor hygiene (X2). Sedangkan sisanya sebesar 24%
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa model yang digunakan cukup kuat.
2. Uji F
Uji F (uji serempak) adalah untuk melihat apakah variabel bebas yaitu faktor motivator (X1) dan
faktor hygiene (X2) secara bersama-sama (serempak)
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel terikat, kepuasan kerja (Y).
Hasil pengujian:
a. Model regresi yang dipergunakan dalam uji F adalah:
Ho: b1=b2=0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitufaktor motivator (X1)
dan faktor hygiene (X2) terhadap variabel
terikat Kepuasan kerja (Y).
Ho: b1≠b2≠0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu yaitu faktor motivator (X1) dan faktor hygiene (X2)
terhadap variabel terikat kepuasan kerja (Y). b. F tabel dapat dilihat pada α = 5%.
Derajat bebas pembilang = k-1 = 3-1 =2 Derajat penyebut = n-k = 30-2 = 28 F tabel pada signifikansi 5% (2,28) = 3,45.
Tabel 9. Uji-F
ANOVAb
812.257 2 406.128 46.939 .000a
233.610 27 8.652
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Hygiene Factor, Motivator Factor a.
Dependent Variable: Kepuasan Kerja b.
Sumber: Hasil pengolahan data (SPSS versi 15.0) 2009
d. Kriteria pengambilan keputusan
Ho diterima jika F hitung < F tabel, α = 5% Ho ditolak jika F hitung > F tabel, α = 5% e. Keterangan
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah 46,939 dengan signifikansi diatas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa F hitung (46,939) > F Tabel (3,35) artinya Ho ditolak yang berarti menunjukkan bahwa variabel bebas (faktor motivator dan faktor hygiene) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel bebas (kepuasan kerja).
3. Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas yaitu faktor motivator (X1) dan faktor
hygiene (X2) mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan tehadap variabel terikat kepuasan kerja (Y) secara parsial.
Hasil pengujian:
a. Model regresi yang dipergunakan dalam uji t adalah:
Ho: b1=b2=0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitufaktor motivator (X1) dan
faktor hygiene (X2) terhadap variabel terikat
Kepuasan kerja (Y).
Ho: b1≠b2≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu yaitu faktor motivator (X1) dan faktor hygiene (X2) terhadap
variabel terikat kepuasan kerja (Y). b. t tabel dapat dilihat pada α = 5%.
t tabel diperoleh dari n-k n = jumlah sampel yaitu 30
k = jumlah variabel bebas yang digunakan yaitu 2 maka nilai t tabel 5% (28) adalah 2,048 c. Nilai t hitung dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 10. Uji t
Coefficientsa
2.629 3.581 .734 .469
1.091 .225 .651 4.838 .000
.536 .255 .283 2.104 .045
(Constant)
Dependent Variable: Kepuasan Kerja a.
Sumber: Hasil pengolahan data (SPSS versi 15.0) 2009
d. Kriteria pengambilan keputusan
Ho diterima jika t hitung < t tabel, α = 5% Ho ditolak jika t hitung > t tabel, α = 5% e. Keterangan
1) Pada variabel faktor motivator (X1) diketahui
bahwa nilai t hitung = 4,838 dengan tingkat signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima karena t hitung (4,838) > t tabel (2,058). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel faktor motivator (X1) secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja (Y). Hal ini berarti faktor motivator yang terdiri dari keberhasilan pelaksanaan, penghargaan, tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri, kesempatan untuk berkembang, dan kesempatan untuk maju yang ada dalam pekerjaan sudah cukup baik karena mampu meningkatkan kepuasan kerja sehingga dapat meningkatkan pencapaian target para pegawai.
2) Pada variabel faktor hygiene (X2) diketahui
bahwa nilai t hitung = 2,104 dengan tingkat signifikansi 0,045(lebih kecil dari 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima karena t hitung (2,104) > t Tabel (2,048). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel faktor hygiene (X2) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel kepuasan kerja (Y). Hal ini berarti faktor hygiene yang terdiri dari kebijakan perusahaan, pengawasan, hubungan dengan rekan kerja, upah, dan kondisi kerja yang ada dalam perusahaan sudah cukup baik karena mampu meningkatkan kepuasan kerja sehingga dapat meningkatkan pencapaian target pegawai. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi para agennya.
Walaupun factor motivator dan factor hygenie mempengaruhi kepuasaan kerja agen tapi perusahaan harus lebih peka dengan situasi lingkungan yang kompetitip dengan perusahaan asuransi jiwa lainnya. Oleh sebab itu perusahaan memperhatikan tingkat kepuasan agen, agar kinerja meningkat
KESIMPULAN
1. Variabel faktor motivator dan faktor hygiene berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai dinas luar Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi, Medan berdasarkan hasil uji F (serempak) dan uji t (parsial).
2. Faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai dinas luar Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Setiabudi Medan adalah faktor motivator.
3. Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi diketahui nilai Adjusted R² sebesar 0,76 yang berarti 76% variabel kepuasan kerja dijelaskan oleh faktor motivator dan faktor hygiene, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Keith dan John W Newstrom, 1997. Perilaku Organisasi, Jilid 1, Edisi Tujuh, Erlangga, Jakarta.
Fathoni, Abdurrahmat, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan pertama, Rineka Cipta, Jakarta.
Gatot, Dewi Basmala dan Wiku Adisasmito. 2005. Hubungan Karakteristik Perawat, Isi Pekerjaan dan Lingkungan Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Gunung Jati Cirebon. http:///www.Journal.ui.ac.id/?hal=download&q= 124.
Gomes, Faustono Cardoso, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta. Gozali, Imam, 2005. Aplikasi analisis multivariate
dengan program SPSS, Edisi 1, Semarang. Griffin, Ricky W, 2006. Manajemen, Jilid 2, edisi
tujuh, Erlangga, Jakarta.
Hariandja, Marihot Effendi. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT.Grasindo, Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.
Kerlinger, Fred N, 2000. Azas-azas Penelitian, UGM University Press, Jogjakarta.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki, 2008. Perilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat,2003. Metode Riset Untuk Ekonomi Bisnis, Penerbit Erlangga, Jakarta. Luthans, Fred, 2006. Perilaku Organisasi, Edisi
Sepuluh, Penerbit Andy, Yogyakarta.
Mathis, Robert L & John H. Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, jilid 2, Salemba Empat, Jakarta.
Robbin, Stephen P dan Timothy A. Judge, Prilaku Organisasi, Prentice Hall, Jakarta
Santoso, Singgih, 2004. SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT Elex media komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Situmorang, Syafrizal H, et al, 2008. Analisis Data Penelitian Menggunakan Program SPSS, USU Press, Medan.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.