• Tidak ada hasil yang ditemukan

NIM : D1309087 TUGAS AKHIR - Proses Perancangan Cover Dan Layout Buku Di Pt. Galangpress Media Utama Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NIM : D1309087 TUGAS AKHIR - Proses Perancangan Cover Dan Layout Buku Di Pt. Galangpress Media Utama Yogyakarta"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA

PROSES PERANCANGAN COVER DAN LAYOUT BUKU

DI PT. GALANGPRESS MEDIA UTAMA YOGYAKARTA

Oleh:

VERONIKA JULITA AJENG

NIM : D1309087

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-sayarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Bidang Periklanan

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Tugas Akhir berjudul :

PROSES PERANCANGAN COVER DAN LAYOUT BUKU

DI PT. GALANGPRESS MEDIA UTAMA

YOGYAKARTA

Karya :

Nama : Veronika Julita Ajeng NIM : D1309087

Konsentrasi : Periklanan

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 5 Juni 2012

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Drs. Hamid Arifin, M.Si NIP. 19600517 198803 1 002

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Tugas Akhir ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma III Jurusan Periklanan Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari : Selasa Tanggal : 5 Juni 2012

Panitia Ujian Tugas Akhir

Penguji Pembimbing

Dra. Sri Urip Haryanti, M.Si Drs. Hamid Arifin, M.Si NIP. 19570821 198303 2 001 NIP. 19600517 198803 1 002

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

Dekan,

Prof. Drs. Pawito, Ph.D NIP. 19540805 198503 1 002

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

1. Dimana ada usaha disitu pasti ada jalan.

2. Ketekunan dan keseriusan merupakan kunci awal menuju kesuksesan sedangkan kesabaran dan keberanian merupakan ujian dan cobaan menuju hidup kunci keberhasilan.

3. Orang-orang yang sukses telah belajar membantu diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. (Aldus Huxley)

4. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yer. 29:11)

5. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filp. 4:13)

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan laporan ini kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir tepat waktu.

2. Keluarga tercinta, papa, mama, kakak dan adek yang sudah mendoakan, memberi motivasi, mengingatkan, dan memberi perhatian khusus.

3. Seluruh kerabat kerja PT. Galangpres Media Utama di Yogyakarta, terutama divisi redaksi dan kreatif yang sudah membantu selama proses Kuliah Kerja Media (KKM) / magang.

4. Anggoro Djati Waseso yang sudah memberi semangat dan motivasi.

5. Ita Septriyana P, yang sudah membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir.

6. Teman-teman periklanan 2009 selama berlangsungnya Kuliah Kerja Media (KKM) / magang sampai pada Tugas Akhir, terkhusus buat teman-teman seperjuangan Clara Sukma Sudrajat, Agustinus Setiawan, Hanif Kusuma, Dea Rahayu Putri, dan Zummas Rinanda Syifa’.

7. Dosen pembimbing bapak Drs. Hamid Arifin, M.Si, dosen penguji ibu Dra. Sri Urip Haryanti, M.Si, dan kepada dosen-dosen yang sudah membimbing dan menguji dalam penyelesaian Tugas Akhir penulis.

8. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. 9. Dan kepada pembaca yang budiman.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat karunia yang diberikan sehingga penulis dapat tepat waktu melakukan Kuliah Kerja Media (KKM) dan menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PROSES PERANCANGAN COVER DAN LAYOUT BUKU DI PT. GALANGPRESS

MEDIA UTAMA YOGYAKARTA”.

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana peran dan tugas desainer dalam divisi kreatif di PT. Galangpress Media Utama sekaligus untuk melengkapi persyaratan kelulusan program Diploma III Komunikasi Terapan, jurusan Periklanan guna untuk memperoleh gelar Ahli Madya.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis tentunya mendapat banyak masukan, bantuan, dukungan dan bimbingan serta mendapat kritik dan saran dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat dan memotivasi bagi penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

 Prof. Drs. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

 Drs. Aryanto Budhi, M.Si, selaku Ketua Jurusan program Diploma III atas

bantuan yang diberikan sehingga kegiataan Kuliah Kerja Media (KKM) / magang dapat berjalan dengan lancar.

 Drs. Mahfud Anshori, S.Sos., M.Si, selaku dosen pembimbing akademik.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 Drs. Hamid Arifin, M.Si, selaku pembimbing penulisan Tugas Akhir, atas

bimbingan, waktu, saran, dan kritik yang diberikan kepada penulis.

 Dra. Sri Urip Haryanti, M.Si, selaku penguji penulisan Tugas Akhir, atas

waktu, saran, dan kritik yang diberikan selama ujian sidang berlangsung dan membimbing penulis saat proses pembetulan Tugas Akhir.

 Drs. Adreas Slamet Widodo, S.Sn., M.Hum., selaku dosen Desain Grafis

yang sudah membimbing penulis dalam penyusunan Tugas Akhir.

 Julius Felicianus, selaku General Manager PT. Galangpress Media Utama

Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis melakukan Kuliah Kerja Media (KKM) / magang.

 Teguh Prastowo, selaku koordinator redaksi dan kreatif di PT. Galangpress

Media Utama yang sudah membantu dalam membimbing, mengarahkan, dan mengajarkan desain bagi penulis selama proses Kuliah Kerja Media (KKM) / magang berlangsung.

 Seluruh tim kreatif dan tim redaksi atas bantuan dan kerja samanya dalam

mendesain cover dan layout buku selama penulis melaksankan Kuliah Kerja Media (KKM) / magang di PT. Galangpress Media Utama.

 Keluarga tercinta, keluarga Peregrinus Irianto, S.E selaku orang tua kandung

yang telah membimbing dan memberi semangat berupa perhatian khususnya melalui doa yang dipanjatkan demi kelancaran penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir tepat waktu.

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 Teman-teman seperjuangan saat berlangsungnya Kuliah Kerja Media

(KKM) / magang baik di PT. Galangpress Media Utama maupun teman satu kost di Yogyakarta.

 Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu tetapi secara

tidak langsung turut membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir.

Demikian laporan Tugas Akhir ini dibuat. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih memiliki banyak kekeliruan dalam penulisannya. Maka untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikkan laporan ini sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Surakarta, 5 Juni 2012 Penulis,

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..…………. i

HALAMAN PERSETUJUAN……… ii

HALAMAN PENGESAHAN………... iii

MOTTO………... iv

PERSEMBAHAN………... v

KATA PENGANTAR………... vi

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan... 3

BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Teori Desain Grafis... 4

2.2 Teori Layout... 6

2.3 Teori Buku, Sejarah Perkembangan Tentang Buku, danJenis-jenis Buku... 15

2.3.1 Teori Buku... 15

2.3.2 Sejarah Perkembangan Tentang Buku... 17

2.3.3 Sejarah Adanya Penerbitan Buku di Indonesia... 19

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.3.4 Jenis-jenis Buku... 21

BAB III INSTANSI PERUSAHAAN 3.1 Logo Perusahaan... 22

3.2 Profil Perusahaan... 22

3.3 Sejarah Berdirinya Penerbitan dan Perkembangan Perusahaan... 23

3.4 Aktivitas Penerbitan... 25

3.5 Grup PT. Galangpress Media Utama Terdiri Dari Beberapa Lini Produk Penerbitan…... 27

3.6 Semboyan Perusahaan... 28

3.7 Visi dan Misi Perusahaan... 29

3.7.1 Visi... 29

3.7.2 Misi... 29

3.8 Broad of Director... 29

3.9 Struktur Organisasi Perusahaan... 30

3.10 Tugas Masing-masing Bagian di PT. Galangpress Media Utama... 30

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA (KKM) 4.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Media di PT. Galangpress Media Utama Yogyakarta... 32

4.2 Prosedur Kegiatan... 33

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.2.1 Deskripsi Kuliah Kerja Media (KKM)

/ Magang... 33 4.2.2 Alur Kerja Proses Perancangan Cover dan

Layout Buku di PT. Galangpress Media

Utama... 34 4.2.3 Deskripsi Proses Perancangan Cover dan

Layout Buku di PT. Galangpress Media

Utama Yogyakarta... 35 4.3 Konsep Perancangan Desain Cover dan Layout

Buku... 38 4.3.1 Konsep Perancangan Desain Cover Buku

Undang-undang... 38 4.3.2 Konsep Perancangan Desain Layout Buku

Bacaan / Teks... 44 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan... 46 5.2 Saran... 47 DAFTAR PUSTAKA... 50 LAMPIRAN

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas 2. Surat Keterangan 3. Memo

4. Laporan Periodik Minggu Pertama 5. Laporan Periodik Minggu Kedua 6. Laporan Periodik Minggu Ketiga 7. Laporan Periodik Minggu Keempat 8. Laporan Periodik Minggu Kelima 9. Laporan Periodik Minggu Keenam 10. Laporan Periodik Minggu Ketujuh 11. Laporan Periodik Minggu Kedelapan

12. LayoutBuku ”Games Paling Gress & Trik Modifikasi”

13. Cover Buku ”Undang-undang No. 6, 7, dan 8 Tahun 1983 tentang

Perpajakan”

14. Cover Buku ”Undang-undang No. 1 Tahun 2001 tentang Perumahan &

Kawasan Permukiman”

15. Cover Buku ”Undang-undang tentang Hukum Pidana, Acara Pidana & Perdata (KUHP, KUHAP, KUHDPT)”

16. Foto-foto Selama Proses Kuliah Kerja Media (KKM) / Magang Berlangsung 17. Foto-foto Mengujungi Percetakan Buku

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 1

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 2

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 3

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 4

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 5

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 6

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 7

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 8

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 9

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 10

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 11

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 12

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 13

Cover

Buku ”Undang

-undang No. 6, 7, dan 8 Tahun 1983

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 14

Cover

Buku ”Undang

-undang No. 1 Tahun 2001 tentang

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 15

Cover

Buku ”Undang

-undang tentang Hukum Pidana,

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 16

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 17

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN 18

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dewasa ini, dunia kreatif sangat berkembang pesat dan bisa dibilang sangat menjamur di masyarakat. Hampir diseluruh Negara bahkan diseluruh dunia mengenal adanya dunia kreatif. Dunia kreatif sering identik dengan dunia desain. Salah satunya adalah desain dalam lingkup periklanan.

Dalam dunia periklanan terdapat berbagai macam divisi, salah satu diantaranya yaitu divisi kreatif. Divisi kreatif merupakan bagian yang memiliki peran penting dalam dunia periklanan dimana bagian kreatif ini mempunyai tugas mendesain iklan baik itu iklan di media cetak, media elektronik, Above The Line Media, maupun Below The Line Media. Untuk itu, peran kreatif sangat berpengaruh sekali dalam kesuksesan sebuah iklan. Secara garis besar dalam perkembangannya kreativitas sangat dibutuhkan supaya iklan tersebut menarik untuk dilihat, dibaca, dan didengarkan. Jadi, membuat iklan bukan hanya sekedar beriklan saja, tetapi unsur pesan iklan harus sampai kepada masyarakat agar produk yang diiklankan secara tidak langsung dapat mempengaruhi khalayak. Orang yang bekerja dalam bidang kreatif biasanya mereka selalu memikirkan konsep / ide pokok apa yang akan didesain sebelum nantinya dieksekusi.

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sangat berpengaruh dan memiliki tugas yang sangat penting terutama dalam mendesain cover dan layout buku. Mengapa demikian, karena daya tarik buku tergantung pada pemilihan judul buku, ilustrasi gambar, dan bentuk-bentuk visual yang menjadi karakter dari sebuah buku. Ketiga elemen tersebut nantinya akan berpengaruh pada cover buku itu sendiri lalu diikuti oleh isi bukunya yang disebut layout buku.

Mengenai penerbitan buku di PT. Galangpress Media Utama, proses perancangan cover dan layout buku dikerjakan langsung oleh desainer. Desainer di penerbitan buku PT. Galangpress Media Utama memperhatikan aspek-aspek penting terutama pada pemilihan ilustrasi, visualisasi, dan tipografi. Biasanya mereka bertugas merancang, mendesain, dan membuat cover serta layout buku yang kemudian selesai di desain lalu hasil desain cover dan layout buku tersebut dieksekusi setelah itu jika disetujui maka selanjutnya masuk pada proses pencetakan. Sedangkan jika desain cover dan layout buku tersebut tidak disetujui maka segera diperbaiki kembali / revisi. Bagi penerbitan buku khususnya PT. Galangpress Media Utama, buku yang bagus bukan hanya isinya saja melainkan cover dan

layout buku itu harus menarik karena desainnya. Jadi, untuk mendapatkan hasil yang maksimal buku harus didesain semenarik mungkin agar mendapat perhatian dari pembaca.

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kebutuhan akan ilmu pengetahuan. Kita tahu bahwa buku merupakan jendela wawasan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dan sangat efektif, tetapi sangat disayangkan sekali karena dewasa ini buku bukan lagi menjadi prioritas utama bagi masyarakat sehingga jumlah pembaca buku pun lebih sedikit. Semua itu disebabkan karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi kurang minatnya dalam membaca buku.

Secara garis besar, penulis ingin mengetahui bagaimana proses kerja seorang desainer dalam mendesain sebuah cover dan layout buku di PT. Galangpress Media Utama maka yang dilakukan penulis mengikuti Kuliah Kerja Media (KKM) terjun langsung sebagai desainer.

1.2 TUJUAN

Tujuan Kuliah Kerja Media (KKM) sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses pembuatan cover buku yang diterbitkan oleh PT. Galangpress Media Utama.

2. Untuk mengetahui proses pembuatan layout buku di PT. Galangpress Media Utama.

3. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja baik dari segi teknik perancangan cover dan layout, proses pencetakan buku, sampai pada buku diterbitkan oleh PT. Galangpress Media Utama.

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Desain Grafis

Menurut Prof. Yusuf Affendi bahwa desain pada umumnya yaitu merancang, menciptakan bentuk (bidang), susunan, garis, warna (nada), dan tekstur. Termasuk pula memilih unsur-unsur tersebut yang kemudian menggarap, mengolah, dan membentuknya mewujudkan suatu bentuk ciptaan yang mengandung kaidah, rasa nilai estetika dari wujud yang dimaksud. Sedangkan kata Grafis berasal dari bahasa Yunani yang berarti menulis. Terminologi desain grafis tercetus pertama kali pada awal abad ke-20 dan 31 pengertiannya mengacu pada citra-citra yang tertulis, tercetak, atau terukir. Seiring perkembangan teknologi, desain grafis tak lagi terbatas pada cetakan saja, tapi juga meliputi proyeksi (film), transmisi (video), dan komputer seperti yang dijelaskan David Craig dalam Graphic Design Career Giude. Masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh desainer grafis adalah :

1. Cermat menangkap perhatian masyarakat. 2. Mengidentifikasi kelompok sasaran. 3. Mengetahui titik perhatian dan motivasi.

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan dan proses kreatif dalam desain grafis adalah :

1. Layout dari komposisi gambar, huruf, warna, dan jenis media merupakan kesatuan rupa yang baik.

2. Kombinasi dari unsur gambar, seperti foto, ilustrasi atau gabungan keduanya.

3. Copy text yang terarah dan menggunakan bahasa yang baik. 4. Ukuran dan jenis huruf yang dipakai agar mudah terbaca. 5. Warna yang mengidentifikasikan kelompok sasaran.

Pengertian desain menurut John (2010), desain adalah sebuah kata yang terdapat dalam banyak konteks desain, desain grafis, desain fashion, desain interior, desain rekayasa, desain arsitektur, desain industri, desain produk, desain perusahaan, metode desain.1

Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.

Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada

1 Walker, John A. 2010. “Desain, Sejarah, Budaya”. Jalasutra; Yogyakarta.

Diterjemahkan dari John A. Walker ”Design History and the History of Design”. Pluto Press, 1989

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses secara umum juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia.

2.2 Teori Layout

Adapun pengertian Layout menurut beberapa sumber, diantaranya : Dalam buku layout yang ditulis oleh Gavin Ambrose dan Paul Harris layout

adalah pengaturan elemen-elemen desain dalam kaitannya dengan ruang atau bidang dimana elemen-elemen tersebut berada, dan dalam keserasian dengantampilan secara keseluruhan dari segi estetis.

(Rustan, 2009), Layout merupakan tata letak elemen-elemen desain seperti huruf teks, garis-garis, bidang-bidang, gambar-gambar terhadap suatu bidang dalam media tertentu seperti majalah, buku, dan lain-lain guna mendukung konsep atau pesan yang dibawanya.2 Layout adalah mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti misalnya huruf teks, garis-garis, bidang-bidang, gambar-gambar dan sebagainya.

(Scheder, 1985), Layout dimulai dengan gagasan pertama dan diakhiri oleh selesainya pekerjaan. Layout berarti memberi kesempatan kepada layouter dan langganannya untuk melihat pekerjaan mereka sebelum dilaksanakan. Peningkatan biaya oleh karena pengulangan penyusunan dan pembetulan dapat dicegah.3

Menurut (Rustan, 2009), elemen layout dibagi menjadi tiga, yaitu elemen teks, elemen visual, dan elemen invisible.

2

Rustan, Surianto. 2009. “Layout, Dasar & Penerapannya”. PT. Gramedia Pustaka Utam; Jakarta.

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id termasuk flesibel, terkadang juga menggunakan jenis huruf dekoratif untuk menambah segi estetisnya.

b. Subjudul

Artikel yang cukup panjang biasanya dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai topiknya. Subjudul juga memudahkan pembaca mengambil jeda untuk mengidentifikasi apa yang akan dan sudah dibacanya. Biasanya diidentifikasi dengan jenis atau ukuran huruf yang berbeda dengan bodytext, atau juga bisa membedakannya dengan mempertebal huruf, membuatnya kapital, atau memberi warna berbeda.

1. Body Text

Teks utama yang dicirikan dengan kalimat panjang dan paragraf-paragraf di dalamnya. Ukuran huruf dan jenis huruf biasanya dipilih yang keterbacaanya baik, namun sesuai dengan kapasitas area kertas dan jumlah halaman yang ada.

2. Caption

Keterangan singkat yang menyertai elemen visual, seperti ilustrasi, infografis, yang umumnya dicetak dalam ukuran kecil dan dibedakan gaya atau hurufnya dengan bodytext dan elemen teks lainnya.

3. Deck

Gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di

bodytext, fungsinya sebagai pengantar sebelum orang membaca

bodytext. Pencapainnya berbeda-beda, antara lain dengan membedakan ukuran huruf dengan bodytext, atau membedakan gaya huruf yang digunakan.

4. Pull Quotes

Satu atau lebih kalimat singkat yang mengandung informasi penting yang ingin ditekankan. Kadang diambil dari sebagian

bodytext, yang dianggap menarik atau penting untuk ditekankan. 5. Initial Caps

Huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama dari paragraf, dapat juga berfungsi sebagai penyeimbang komposisi suatu layout.

2. Elemen visual

Elemen visual terdiri dari foto, artworks, dan infografis : a. Foto

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dengan ilustrasi yang lain dapat ditangkap dengan foto. Contohnya seperti lezatnya makanan, suasana kota, bangunan, benda-benda, dan keindahan akan yang nyata.

b. Artwork

Artwork digunakan untuk menangkap dan memvisualkan kondisi abstrak seperti mimpi dan kondisi perasaan seseorang. Selain hal tersebut juga digunakan untuk memudahkan pembaca untuk memahami suatu kondisi dan situasi. Kesan lucu, konyol yang akan disampaikan akan lebih tampak jika menggunakan ilustarsi manual. Ilustrasi pada buku secara umum ada beberapa jenis, yaitu realis, naturalisme, surealis, figuratif, dekoratif, kartun, karikatur, digital imaging.

c. Infografis

Infografis adalah perwujudan data yang diaplikasikan dan ditampilkan secara visual dengan tujuan agar informasi yang disampaikan mudah untuk dipahami.

3. Elemen invisible a. Margin

Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout. Margin mencegah agar elemen-elemen tersebut tidak terlalu jauh ke pinggir halaman. Karena hal tersebut secara estetika kurang menguntungkan, bahkan bisa membuat elemen layout terpotong pada saat pencetakan.namun ada juga yang sengaja meletakkan elemen layout jauh ke pinggir halaman jika memang konsep desain tersebut mengharuskan demikian dan sudah melalui pertimbangan estetis.4

Menurut Iyan (2007), pertimbangan dasar untuk menentukan bidang layout adalah perbandingan margin dalam (margin punggung), margin atas, margin luar dan margin bawah, yang dihitung dari tepi ukuran buku. Perbandingan margin yang lazim digunakan adalah 2:2:2:2 cm. Perbandingan magin tersebut dibaca searah dengan putaran jarum jam khusus untuk besar margin punggung ditentukan berdasar jumlah halaman buku dan penjilidan yang digunakan. Karena semakin banyak jumlah halaman buku, besar margin punggung harus ditambah, biasanya 2,25 cm sampai 2,5 cm. Dengan begitu, keterbacaan (readibility) buku tetap tinggi.

Harap diperhatikan bahwa besarnya bidang layout teks, terutama tinggi bidang layout, sudah mencakup nomor halaman. Nomor halaman tersebut diletakkan di batas bawah bidang layout. Nomor halaman ganjil diletakkan disudut kanan bawah bidang layout. Sementara itu, baris teks paling bawah di dalam suatu halaman berjarak satu centimeter dari batas bawah bidang layout sehingga nomor halaman berada diantara baris teks dan batas bidang layout.5

4

Rustan, Surianto. 2009. “Layout, Dasar & Penerapannya”. PT. Gramedia Pustaka Utam; Jakarta.

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

b. Grid

(Rustan, 2009), Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam melayout. Grid mempermudah kita dalam menentukan dimana harus meletakkan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terlebih untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman.

Dalam membuat grid kita membagi halaman menjadi beberapa kolom dengan garis-garis vertikal, dan ada juga yang horisontal. Sedangkan untuk merancangnya harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: berapa ukuran dan bentuk bidangnya, apa konsep dan

style desainnya, berapa ukuran huruf yang akan dipakai, berapa banyak isinya / informasi yang ingin dicantumkan dan lain-lain. Kadangkala untuk membuat layout sebuah karya desain yang mempunyai banyak halaman seperti company profile, katalog, majalah, newsletter, atau surat kabar, boleh saja kita menggunakan kombinasi lebih dari satu sistem grid.6

c. Tipografi

Menurut Scheder (1985), tipografi atau tata huruf, merupakan unsur dalam karya desain yang mendukung terciptanya kesesuaian antara konsep dan komposisi karya. Di luar kecocokannya dengan tema / konsep desain yang dibawanya dalam menentukan huruf dan ukuran huruf yang cocok, perlu memahami beberapa hal berikut, jenis huruf yang berbeda mempunyai ukuran yang berbeda walaupun menggunakan satuan ukuran yang sama (point). Walaupun sudah disamakan ketinggian hurufnya dari baseline sampai capeline secara manual, namun secara optis tetap tidak sama tinggi. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: x-height yang berbeda, beda tebal tipis (stem stroke dan hairline stroke), pengaruh optis dari serif (kait pada huruf), dan lain-lain.

Dalam penggunaan tipografi ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Readibility (keterbacaan)

Merupakan tingkat atau level dimana sebuah penulisan dapat dipahami atau dibaca dengan mudah berdasarkan kompleksitas penggunaan kata-kata dan kalimat.

2. Clearity (kejelasan)

Adalah hal yang paling penting dalam memilih suatu jenis huruf. Menurut David Ogilvy, tipografi yang baik ”menolong” orang untuk membaca, sedangkan tipografi yang buruk ”mencegah” orang untuk membaca.

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Visibility (dapat dilihat)

Pemakaian tipe huruf harus disesuaikan dengan komposisi yang baik. Peletakan huruf yang terhalang oleh gambar atau warna hampir sama dengan latar belakang akan mempersulit pembaca.

4. Legibility

Merupakan kejelasan visual dari penulisan teks, biasanya berdasarkan ukuran, jenis huruf, kontras, text block, dan spasi antar huruf yang digunakan.7

Menurut Scheder (1985), unsur-unsur pada tipografi, meliputi : a. Huruf-huruf

Masing-masing huruf merupkan bagian individual dalam alphabet. Bentuk dasar huruf tidak dapat diubah. Sedangkan variasi bentuknya sangat banyak jumlahnya. Jenis huruf baru selalu dirancang sebagai hasil teknik produksi yang lebih progresif atau sebagai adaptasi daripada mode dan gaya. Huruf-huruf secara tersendiri berbeda dalam bentuk, ukuran, berat, kelebaran, dan miringnya.

b. Bentuk

Huruf cetak jenis huruf dengan kait atau serif, misalnya Garamond atau Bodoni dan yang tanpa kait atau sans-serif antara lain Univers dan Futura. Ada cukup pilihan dari berbagai jenis tersedia dalam kedua grup ini. Alfabet sans-serif berikut ini adalah yang terbanyak dipakai dewasa ini : Univers, Monotype, Futura, Gill, Folio dan Helvetica. Perkembangan yang terakhir adalah OCR (Optical Character Recognition). Alfabet OCR adalah suatu seri tanda-tanda yang di satu pihak secara teliti dan mudah dapat dibaca oleh alat pembaca elektronis dan di lain pihak juga dapat dibaca oleh manusia. Huruf-huruf ini sangat mirip dalam bentuknya dengan huruf-huruf sans-serif yang terkenal itu.

Alfabet sans-serif dapat diperoleh untuk keperluaan set tangan, set mesin, set foto grafis dan set cahaya. Tetapi hendaklah ingat, bahwa sekalipun dalam satu jenis huruf yang sama bentuk teknik yang dipergunakan berbeda misalnya, Univers 10 punt roman pada set timah berbeda dengan Univers 10 punt roman pada set fotografis.

c. Ukuran

Pada set timah, foto atau cahaya, ukuran diatur menurut punt atau mm ataupun inchi. Ukuran punt yang paling umum adalah diantara 6-72 punt.

Pada set fotografis untuk jumlah kecil atau untuk judul-judul, ukuran dapat diatur dalam proses yang sama, huruf-huruf secara individual dibuat lebih besar atau lebih kecil secara proporsional.

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Pada set timah huruf-huruf punya proporsi khusus untuk setiap ukuran, misalnya huruf-huruf kecil lebih lebar (berspasi lebih besar) daripada huruf yang besar. Pembesaran atau pengecilan secara fotografis daripada set timah karenanya harus dihindarkan. d. Berat dan Lebar Huruf

Disamping ukuran besar, huruf-huruf juga berbeda dalam berat dan lebarnya. Dengan berat huruf dimasukan berbagai ketebalan garis-garis huruf dalam hubungan dengan spasi, sedang tingginya tetap.

Berat huruf dinilai sebagai tipis sekali, tipis, normal, setengah tebal, tebal, dan sangat tebal. Namun, demikian tidak ada keseragaman standarisasi.

Lebar huruf adalah ukuran bagian luar yang vertikal daripada huruf-huruf. Ukuran ini ada dalam proporsi tertentu sepadan dengan berat garis-garis huruf dan spasi bagian dalam tingginya tetap.

e. Kemiringan Huruf

Sebagian tambahan pada huruf-huruf yang tegak, yakni huruf-huruf yang tegak lurus (90o) pada garis dasarnya juga dapat diperoleh huruf miring. Huruf-huruf miring condong ke satu arah. f. Kata

Kata merupakan kombinasi daripada huruf-huruf tunggal. Huruf-huruf ini ditempatkan bersama sedemikian untuk menjadi kata yang diucapkan dengan cara dituliskan. Ejaan yang benar sebuah kata dikenal seperti halnya dengan bentuk-bentuk huruf. Maka huruf-huruf harus dipelajari tentang kekhasan visualnya masing-masing dan diatur dengan jarak yang benar satu dari yang lain. Dengan huruf-huruf timah yang biasanya diperdagangkan dan sebagian pada photocomposing, jarak antara huruf-huruf sudah diatur sehingga dengan begitu setiap kombinasi yang mungkin antara huruf yang satu dengan yang berikut dapat teratur secara otomatis. Koreksi dengan tangan biasanya tidak diperlukan.

Pada huruf-huruf yang besar (diatas 12 punt) dan huruf-huruf judul, ketidakseragaman yang disebabkan oleh teknik terlihat jelas. Spasi yang terlalu besar atau terlalu kecil memerlukan koreksi.

Huruf-huruf tuang hanya dapat didekatkan satu dengan yang lain sejauh besar badan huruf (body size) memungkinkan. Jarak yang terlalu kecil dapat diperbesar dengan diberi spasi yang tipis. Pada photocomposing untuk kepala-kepala karangan, huruf-huruf dapat disusun saling mendekati atau saling menjauhi satu dengan yang lain menurut kehendak kita.

g. Baris

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

harus memiliki koherensi optis, yaitu bahwa kata-kata harus dapat dengan jelas dikenali dan yang satu tidak terbaur dengan yang lain. Juga sama pentingnya bahwa kata-kata itu tidak saling terpisahkan secara seenaknya sehingga spasi-spasi yang ada mengganggu kelancaran membaca. Spasi yang normal antara kata-kata adalah sebuah ukuran yang tetap dan secara terartur diulangi. Sebagai jarak dasar untuk ukuran huruf 6-12 punt spasi 1/3 em-quad harus dipakai.

Untuk huruf-huruf yang besar (huruf judul) ketidakteraturan jarak antar kata akan nampak. Ini harus dikoreksi secara optis sesuai dengan bentuk dari huruf-huruf pertama dan terakhir daripada kata yang berikutnya.

h. Kolom

Sebuah kolom terdiri dari sejumlah baris dengan lebar tertentu. Dari praktek ternyata bahwa kolom pada kebanyakan majalah atau brosur adalah 5-7 kata dengan sekitar 6-10 huruf per kata. Pada koran jumlah kata per baris dalam satu kolom lebih sedikit lagi, sedangkan pada buku-buku lebih banyak.

Jumlah yang dapat terbaca dengan mudah menurut pengalaman dalam sebuah baris adalah 40-60 huruf. Baris yang lebih panjang sulit dibaca. Sebagai tambahan ketentuan tentang lebar kolom, jarak antara baris dari garis dasar ke garis dasar harus juga ditentukan tanpa interlini atau dengan iterlini. Jarak antar baris biasanya diukur dalam punt, misalnya untuk huruf dengan ukuran 9 punt diberi interlini 1 punt ditulis 9 / 10 punt.

i. Garis-garis

Garis-garis adalah unsur cetak yang paling dan karena kekuatan rupanya maka garis-garis ini harus dipakai dengan hati-hati. Garis-garis dapat membagi sebuah teks, mengelompokkan dan juga dapat menghubungkan kelompok-kelompok teks. Juga dapat dipakai sebagian bingkai dan sebagai hiasan.

Garis-garis yang dipakai harus dapat serasi dengan jenis huruf yang digunakan untuk huruf-huruf Roman dan yang kuno baik dipakai garis-garis yang halus untuk huruf Grotesque dipakai garis-garis setengah tebal.

j. Ornamen

Ornamen hanya kadang-kadang dipakai dalam tipografi modern. Mungkin saja menggunakannya untuk bahan cetakan pribadi dan pekerjaan-pekerjaan dekoratif seperti ijazah. Ornamen yang dipakai juga harus dicampur baik-baik dengan unsur-unsur cetak yang lain.

k. Bidang Cetak

Bidang-bidang dapat dicetak sebagai bidang berwarna (sebagai dasar). Bisa juga diberi raster atau mengandung unsur-unsur yang negatif. Bidang yang dicetak mencerahkan setiap layout

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Roman dalam ukuran lebih kecil sukar untuk dicetak negatif. l. Mencampur Berbagai Jenis Huruf

Setiap penyusun harus tahu karakteristik dari jenis-jenis huruf. Hanya kalau masing-masing jenis huruf dikenali (kekhasannya), mereka dapat dipakai dan dicampurkan baik-baik. Pedoman pokok dalam mencampurkan jenis-jenis huruf adalah jangan mencampur lebih daripada dua jenis huruf yang berlainan.

Layout yang terbiasa adalah apabila hanya satu jenis huruf atau satu

family huruf dipakai.

Jenis huruf gaya lama (Garamond, Baskerville) tak pernah dicampurkan dengan jenis huruf Roman (Bodoni). Kedua huruf gaya lama ini bentuknya seperti tulisan dan menggunakan serif yang miring (slanting serifs), sedangkan huruf Roman nampaknnya seperti dikerutkan dan menggunakan serif horizontal.

Jenis huruf Egyptian dapat dipakai sebagai kepala karangan bagi jenis huruf Roman, karena serif-nya juga horizontal. Pencampuran kedua jenis huruf dalam teks harus dihindarkan sebab tinggi kedua jenis huruf itu berbeda pada besar badan huruf yang sama.

Jenis huruf Grotesque sans serif (Univers, Futura) tidak dapat dicampurkan dengan jenis huruf Roman. Grotesque hanya dapat dipakai sebagai kepala karangan, sementara jenis huruf Roman dipakai sebagai teks dengan ukuran huruf yang lebih kecil. Jenis huruf tulisan Inggris (English Script) dapat dicampur dengan baik dengan jenis huruf Roman karena keduanya terdiri dari garis-garis halus dan tebal. Namun, akan Nampak tidak bagus kalau dicampurkan dengan jenis huruf Grotesque (sans-serif). Pencampuran hanya mungkin kalau huruf Grotesque dipakai dalam ukuran normal dan kecil.

Jenis huruf yang lain harus dicampur sesuai dengan bentuk dan tingginya. Jenis huruf dengan perubahan ketebalan garis-garisnya dapat bercampur baik dengan jenis huruf lama. Sedang jenis huruf dengan garis-garis yang seimbang dapat bercampur lebih baik dengan huruf Grotesque.

Berbagai jenis huruf juga harus sesuai dengan unsur-unsur cetakan lainnya seperti simbol-simbol, gambar-gambar, dan garis-garis.

d. Warna dalam Buku

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dua warna (duo tone, duplex) atau juga dengan gradasi raster (grayscale). Oleh karena itu, jika suatu unsur buku ingin diberi warna, dapat menggunakan sistem dua warna atau gradasi raster. Khusus untuk foto, hendaknya dipilih foto hitam putih sehingga jika dicetak tanpa warna hasilnya tampak tajam.

Sistem pewarnaan yang lazim digunakan penerbit dan percetakan adalah sistem pewarnaan yang didasarkan atas empat warna dasar, yaitu biru (cyan), merah (magenta), kuning (yellow), dan hitam (black) atau dikenal dengan CMYK. Sitem pewarnaan CMYK lebih banyak digunakan untuk foto dan gambar, sampul dan jaket buku, atau unsur-unsur lain yang akan diberi penekanan khusus (aksentuasi). Sebelum dicetak pada lembar kertas, unsur warna dipisahkan dalam lembaran film negatif menurut unsurnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara separasi warna.

Warna dibagi dalam 3 kategori, yaitu : terang (muda), sedang, gelap (tua), dan sebagai pertimbangan keterlihatan audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut :

1. Warna terang (disukai muda-mudi, membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata).

2. Warna keras / hangat (termasuk di dalamnya adalah warna merah, oranye, kuning, warna-warna ini memiliki daya tarik dan dampak yang sangat besar, terutama warna merah dan oranye, sehingga sangat tepat diaplikasikan pada media yang menuntut perhatian lebih).

3. Warna lembut / dingin (termasuk didalamnya adalah warna hijau dan biru, warna ini kurang dinamis bila dibandingkan dengan warna keras, namun cocok digunakan untuk produk-produk tertentu).

4. Warna muda / pucat (tampak ringan dan kurang berdaya bagi muda-mudi).

5. Warna medium (sifatnya umum dan sangat serasi bila dikomposisikan dengan warna yang memiliki nilai pantul lebih tinggi).

6. Warna tua, memiliki nilai pantul paling rendah, dan harus dikomposisikan dengan warna yang nilai pantulnya tinggi, serta bila dipajang pada rak penjualan buku harus dengan latar belakang yang kontras dan penerangan yang cukup agar mudah terlihat. 7. Alami / natural, biasanya warna yang dipakai adalah coklat tua

yang merupakan contoh terbaik untuk menampilkan kesan alami. Dalam desain, warna dapat menunjukkan gaya / style sebuah desain:

1. Warna etnik :

Warna yang berciri gaya etnik / tradisional, contohnya dominan warna hijau tua, coklat, dsb.

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Warna yang menggunakan warna-warna cerah (khas pop art), seperti perpaduan warna merah, kuning, orang, dsb.

3. Warna op-art (psikodelik) :

Warna yang menggunakan warna-warna yang memberikan efek khusus terhadap mata yang melihatnya ( seperti kesan luas / sempit, tinggi-rendah, dsb.). Contoh komposisi warna tersebut adalah : warna merah-biru, merah-hijau, dll.

4. Warna posmo (postmodern) :

Warna yang menggunakan warna-warna soft (lembut) yang mencirikan gaya postmodern. Contoh : perpaduan warna pastel.8

2.3 Teori Buku, Sejarah Perkembangan Tentang Buku, dan Jenis-jenis

Buku

2.3.1 Teori Buku

Pengertian buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) buku mempunyai pengertian yaitu lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Kamus Oxford, buku berpengertian sebagai hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi ataupun juga merupakan suatu hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan.

Buku dapat dikatakan sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mengedarkan gagasan. Lewat buku seseorang dapat mendalami maksud seorang penulis secara hampir tuntas. Lewat buku pula seorang penulis dapat menunjukan dirinya secara hampir

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

utuh dan terstruktur. Juga melalui buku ilmu dikembangkan dan temuan-temuan baru dibidang apa saja dapat terus diperbaiki dan diperbarui secara signifikan.

(M. Purwanto, 1992). Saat ini banyak terdapat buku yang ditampilkan dalam bentuk gambar-gambar untuk menarik perhatian dan kesukaan membaca pada setiap orang terutama anak-anak, karena setiap orang pada umumnya lebih tertarik pada bahasa penyampaian secara visual daripada bahasa verbal.9

Adapun struktur dari buku : 1. Bagian awal

 Halaman separa judul (Half title page)  Halaman judul (Title page)

 Halaman hak cipta (Inprint / Copyright page)  Prakata (Preface)

 Senarai kandungan (Content)

2. Bagian teks

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.3.2 Sejarah Perkembangan Tentang Buku

(Pandri, 2011). Pada zaman kuno tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan. Penyampaian informasi, cerita-cerita, nyanyian, do’a-do’a, maupun syair, disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Karenanya, hafalan merupakan ciri yang menandai tradisi ini. Semuanya dihafal. Kian hari, kian banyak saja hal-hal yang musti dihafal. Saking banyaknya, sehingga akhirnya mereka kuwalahan alias tidak mampu menghafalkannya lagi. Hingga, terpikirlah untuk menuangkannya dalam tulisan. Maka, lahirlah apa yang disebut sebagai buku kuno.Buku kuno ketika itu, belum berupa tulisan yang tercetak di atas kertas modern seperti sekarang ini, melainkan tulisan-tulisan di atas keping-keping batu (prasasti) atau juga di atas kertas yang terbuat dari daun papyrus. Papyrus adalah tumbuhan sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi Sungai Nil.

Mesir merupakan bangsa yang pertama mengenal tulisan yang disebut hieroglif. Tulisan hieroglif yang diperkenalkan bangsa Mesir Kuno bentuk hurufnya berupa gambar-gambar. Mereka menuliskannya di batu-batu atau pun di kertas papyrus. Kertas papyrus bertulisan dan berbentuk gulungan ini yang disebut sebagi bentuk awal buku atau buku kuno.

Selain Mesir, bangsa Romawi juga memanfaatkan papyrus

untuk membuat tulisan. Panjang gulungan papyrus itu kadang-kadang mencapai puluhan meter. Hal ini sungguh merepotkan orang yang menulis maupun yang membacanya. Karena itu, gulungan papyrus ada yang dipotong-potong. Papyrus terpanjang terdapat di British Museum di London yang mencapai 40,5 meter. Kesulitan menggunakan gulungan papyrus, di kemudian hari mengantarkan perkembangan bentuk buku mengalami perubahan. Perubahan itu selaras dengan fitrah manusia yang menginginkan kemudahan. Dengan akalnya, manusia terus berpikir untuk mengadakan peningkatan dalam peradaban kehidupannya. Maka, pada awal abad pertengahan, gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit domba terlipat yang dilindungi oleh kulit kayu yang keras yang dinamakan

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Perkembangan selanjutnya, orang-orang Timur Tengah menggunakan kulit domba yang disamak dan dibentangkan. Lembar ini disebut pergamenum yang kemudian disebut perkamen, artinya kertas kulit. Perkamen lebih kuat dan lebih mudah dipotong dan dibuat berlipat-lipat sehingga lebih mudah digunakan. Inilah bentuk awal dari buku yang berjilid.

Di Cina dan Jepang, perubahan bentuk buku gulungan menjadi buku berlipat yang diapit sampul berlangsung lebih cepat dan lebih sederhana. Bentuknya seperti lipatan-lipatan kain korden. Buku-buku kuno itu semuanya ditulis tangan. Awalnya yang banyak diterbitkan adalah kitab suci, seperti Al-Qur’an yang dibuat dengan ditulis tangan. Di Indonesia sendiri, pada zaman dahulu, juga dikenal dengan buku kuno. Buku kuno itu ditulis di atas daun lontar. Daun lontar yang sudah ditulisi itu lalu dijilid hingga membentuk sebuah buku. Perkembangan perbukuan mengalami perubahan signifikan dengan diciptakannya kertas yang sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan baku penerbitan buku. Pencipta kertas yang memicu lahirnya era baru dunia perbukuan itu bernama Ts’ai Lun. Ts’ai Lun berkebangsaan Cina. Hidup sekitar tahun 105 Masehi pada zaman Kekaisaran Ho Ti di daratan Cina. Penemuan Ts’ai Lun telah mengantarkan bangsa Cina mengalami kemajuan. Sehingga, pada abad kedua, Cina menjadi pengekspor kertas satu-satunya di dunia.

Sebagai tindak lanjut penemuan kertas, penemuan mesin cetak pertama kali merupakan tahap perkembangan selanjutnya yang signifikan dari dunia perbukuan. Penemu mesin cetak itu berkebangsaan Jerman bernama Johanes Gensleich Zur Laden Zum Gutenberg. Gutenberg telah berhasil mengatasi kesulitan pembuatan buku yang dibuat dengan ditulis tangan. Gutenberg menemukan cara pencetakan buku dengan huruf-huruf logam yang terpisah. Huruf-huruf itu bisa dibentuk menjadi kata atau kalimat. Selain itu, Gutenberg juga melengkapi ciptaannya dengan mesin cetak. Namun, tetap saja untuk menyelesaikan satu buah buku diperlukan waktu agak lama karena mesinnya kecil dan jumlah huruf yang digunakan terbatas. Kelebihannya, mesin Gutenberg mampu menggandakan cetakan dengan cepat dan jumlah yang banyak. Gutenberg memulai pembuatan mesin cetak pada abad ke-15. Teknik cetak yang ditemukan Gutenberg bertahan hingga abad ke-20 sebelum akhirnya ditemukan teknik cetak yang lebih sempurna, yakni pencetakan offset, yang ditemukan pada pertengahan abad ke-20.

Buku di Era Modern, di era modern sekarang ini perkembangan teknologi semakin canggih. Mesin-mesin offset raksasa yang mampu mencetak ratusan ribu eksemplar buku dalam waktu singkat telah dibuat. Hal itu diikuti pula dengan penemuan mesin komputer sehingga memudahkan untuk setting (menyusun huruf) dan layout

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang bekerja dengan sinar laser hingga bisa diolah melalui komputer), dan juga printer laser (alat pencetak yang menggunakan sumber sinar laser untuk menulis pada kertas yang kemudian di taburi serbuk tinta). Semua penemuan menakjubkan itu telah menjadikan buku-buku sekarang ini mudah dicetak dengan sangat cepat, dijilid dengan sangat bagus, serta hasil cetakan dan desain yang sangat bagus pula. Tak mengherankan bila sekarang ini kita dapati berbagai buku terbit silih berganti dengan penampilan yang semakin menarik. Bahkan sampai sekarang ini pun, di negara kita Indonesia, kendati sedang diterpa krisis, kondisi ekonomi masih gonjang-ganjing, tapi penerbit-penerbit buku malahan bermunculan. Banyak sekali jumlahnya, hingga tak terhitung, sebab tak tersedia data yang dapat dipertanggungjawabkan. Tidak juga di Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Sebab tidak semua penerbit bergabung dengan lembaga ini. Namun, dari pengamatan sekilas saja, kita akan dapat segera menyimpulkan, betapa penerbit-penerbit buku saat ini semakin banyak saja jumlahnya. Di toko-toko buku yang ada di berbagai kota di negeri ini, maka akan kita jumpai, berderet-deret bahkan bertumpuk-tumpuk buku-buku baru terbit silih berganti bak musim semi dengan beragam judul dan beraneka desain sampul yang menawan dari berbagai penerbit, baik dari penerbit besar yang sudah mapan dan lebih dulu eksis, maupun dari penerbit kecil yang baru merintis dan masih kembang-kempis. Animo masyarakat pun terhadap buku nampak juga mengalami peningkatan. Ini nampak dari banyaknya buku-buku bestseller yang laris manis diserbu masyarakat. Memang, dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang nyaris 200 juta orang, sungguh mengherankan bahwa sebuah judul buku yang laku beberapa ribu saja sudah terasa menyenangkan dan dianggap bestseller. Akan tetapi, kondisi ini tentu jauh lebih baik bila dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.10

2.3.3 Sejarah Adanya Penerbitan Buku di Indonesia

Di Indonesia, awalnya bentuk buku masih berupa gulungan daun lontar. Menurut Ajib Rosidi (sastrawan dan mantan ketua IKAPI), secara garis besar usaha penerbitan buku di Indonesia dibagi dalam tiga jalur yaitu usaha penerbitan buku pelajaran, usaha penerbitan buku bacaan umum (termasuk sastra dan hiburan), dan usaha penerbitan buku agama.

10

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Pandri (2011), pada masa penjajahan Belanda, penulisan dan penerbitan buku sekolah dikuasai orang Belanda. Kalaupun ada orang pribumi yang menulis buku pelajaran, umumnya mereka hanya sebagai pembantu atau ditunjuk oleh orang Belanda. Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku–buku agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang-orang Belanda. Penerbitan buku bacaan umum berbahasa Melayu pada masa itu dikuasai oleh orang-orang Cina. Orang pribumi hanya bergerak dalam usaha penerbitan buku berbahasa daerah. Usaha penerbitan buku bacaaan yang murni dilakukan oleh pribumi, yaitu mulai dari penulisan hingga penerbitannya, hanya dilakukan oleh orang-orang Sumatera Barat dan Medan. Karena khawatir dengan perkembangan usaha penerbitan tersebut, pemerintah Belanda lalu mendirikan penerbit Buku Bacaan Rakyat. Tujuannya untuk mengimbangi usaha penerbitan yang dilakukan kaum pribumi. Pada tahun 1908, penerbit ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Hingga jepang masuk ke Indonesia, Balai Pustaka belum pernah menerbitkan buku pelajaran karena bidang ini dikuasai penerbit swasta belanda.

Sekitar tahun 1950-an, penerbit swasta nasional mulai bermunculan. Sebagian besar berada di pulau Jawa dan selebihnya di Sumatera. Pada awalnya, mereka bermotif politis dan idealis. Mereka ingin mengambil alih dominasi para penerbit Belanda yang setelah penyerahan kedaulatan di tahun 1950 masih diijinkan berusaha di Indonesia.

Pada tahun 1955 pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya denga harga murah. Pemerintah kemudian mendirikan Yayasan Lektur yang bertugas mengatur bantuan pemerintah kepada penerbit dan mengendalikan harga buku. Dengan adanya yayasan ini, pertumbuhan dan perkembangan penerbitan nasional dapat meningkat denganc epat. Menurut Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang didirikan 1950, penerbit yang menjadi anggota IKAPI yang semula berjumlah 13 pada tahun 1965 naik menjadi 600-an lebih.

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dan Kebudayaan Mashuri, kemudian menetapkan bahwa semua buku pelajar.11

2.3.4 Jenis-jenis buku

Beberapa contoh buku, diantaranya :

 Undang-undang  Novel

 Majalah  Kamus  Komik

 Kitab suci, dll

11

(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB III

INSTANSI PERUSAHAAN

3.1 Logo Perusahaan

3.2 Profil Perusahaan

Nama : PT. GALANG PRESS MEDIA UTAMA

Alamat : Jl. Mawar Tengah No. 72 Baciro Yogyakarta 55225, Indonesia

Telepon : (0274) 554985, 554986 Faks (0274) 556086

Direktur Utama : Julius Felicianus

Wakil Direktur : Ida Prasetiowati

Jenis Usaha : Penerbitan Buku

(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3.3 Sejarah Berdirinya Penerbitan dan Perkembangan Perusahaan

1. PT. Galangpress Media Utama atau sering disebut Galangpress didirikan sejak 5 Mei 2002. Galangpress berawal dari sebuah gagasan para pendiri untuk membantu masyarakat agar kritis terhadap situasi dan keadaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut berupa dinamika politik, ekonomi, sosial dan budaya yang selalu menjadi masalah jika masyarakat tidak melek terhadap pengetahuan dan gemar membaca. Maka idiom yang diusung Galangpress adalah “BUKU ADALAH GIZI MAKA KAMI PEDULI”. Karena bagi kami buku adalah gizi bagi masyarakat yang kritis maka kepedulian untuk menerbitkan buku-buku yang kritis sangat diperlukan.

2. Penerbitan Galangpress adalah sebuah usaha yang bergerak di bidang Industri perbukuan. Nama “Galang” diambil dari bahasa daerah Bali

yang berarti “Keterang benderangan”, dipilih dengan satu kesadaran akan

pentingnya mengukuhkan kaki pada satu konsep keterang benderangan cakrawala pengetahuan dalam dunia perbukuan.

3. Semangat dasar dari keinginan kami untuk membuat penerbitan adalah : a. Pada saat itu banyak sekali ide dan gagasan yang peerlu ditulis dalam

bentuk buku dan perkiraan kami akan memberikan masukan bagi pembaca dan khalayak yang memang perlu untuk mengetahui hal itu. b. Pesaing penerbitan untuk ide dan gagasan kami rasa masih bisa

(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

mengandalkan ideologi buku tertentu dalam penerbitannya maka kami akan mengambil sisi dimana buku-buku yang akan kami terbitkan akan menjadi gagasan lain dari buku yang sudah ada dan penerbit yang sudah berdiri sebelumnya.

c. Semangat mengkritisi dari aura munafik para pejabat dan tokoh-tokoh politik agama dan birokrat dan aparat yang korup pada waktu itu. Hal ini tidak sejalan dengan agenda reformasi yang diperjuangkan mahasiswa.

d. Semangat ”URIP SEJATINE AGAWE URUP” artinya hidup itu harus dapat memberi makna hidup dan kehidupan bagi orang lain, yaitu Galangpress sebagai sebuah industri penerbitan harus dapat member manfaat dan kontribusi bagi karyawan dan masyarakat sekitar baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi di luar ekonomi.

4. Pendiri PT. Galangpress Media Utama adalah Julius Felicianus dan Ida Prastiowati.

 Julius Felicianus, sebelum mendirikan Galangpress bekerja di

(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

 Ida Prastiowati, sebelumnya bekerja sebagai Account Executive di

sebuah perusahaan Advertising dan komunikasi dan pernah sebagai sekretaris direksi di sebuah perusahaan periklanan.

5. Buku yang pertama kali diterbitkan JAKARTA UNDERCOVER. 6. Modal awal sekitar 15 juta.

3.4 AKTIVITAS PENERBITAN

1. Mencari ide, gagasan dan kretivitas untuk menerbitkan suatu buku. Di samping itu selalu menerbitkan buku yang mempunyai trend dan daya tarik tersendiri. Daya tarik ini yang selalu kami usung agar selalu eksis dan bisa bertahan. Perlu keberanian untuk menerbitkan buku-buku seperti ini. Keberanian untuk digugat dan diperkarakan oleh orang atau siapapun yang ditulis atau dikritisi dalam isi buku tersebut.

2. Semangat dan ideologinya adalah ingin membuat industri penerbitan sebagai sebuah usaha kreatif dari kemampuan menciptakan ide, gagasan dan kreativitas insan yang ada di Galangpress. Keinginan URIP SEJATINE AGAWE URUP yang selalu menyemangati kami untuk selalu berjuang dan bertahan dari hantaman masalah internal dan eksternal perusahaan. Prinsip karyawan senang pemilik senang. Idealisme yang terpendam adalah bagaimana sebuah penerbitan mampu membongkar konspirasi jahat yang dilakukan para pejabat, penguasa dan politikus beserta aparatnya.

(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

juga meletakkan buku sebagai produk seni, budaya, dan intelektual yang memberikan kesaksian akan makna dan problematika zaman. Dengan filosofi “Keterang Benderangan” itu, dimungkinkan bahwa subyek

-subyek menjadi terbuka akan pelangi zaman dan sadar akan khittah hidup yang plural.

4. Dalam konteks itu, Galangpress hadir meracik buku sebagai satu bentuk olah hidup dengan kesadaran bahwa kehidupan ini seperti pelangi: warna-warni yang mesti saling menghargai. Di sinilah Galangpress memposisikan buku sebagai jendela dunia yang selalu terbuka. Buku sebagai medium pasar bebas ide dan sekaligus sebagai bentuk kesaksian hidup bagi setiap diri yang memasukinya. Secara segmentatif Galangpress mengabdikan diri pada karya-karya Budaya, Sastra, Politik, dan kajian-kajian ilmiah popular yang tengah mengemuka.

(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dan biaya bbm juga membuat dunia penerbitan prihatin. Mengapa pemerintah tidak mempunyai kemampuan untuk mengatur infrastruktur tersebut. Karena jika kertas naik, bbm naik, listrik naik maka imbasnya harga buku juga naik. Jika seperti itu maka masyarakat lagi yang dirugikan.

6. Lihat Katalog

7. Pertimbangan bisnis dan untuk buku-buku tertentu pertimbangan ideologi dan idealisme.

8. Selalu mengikuti perkembangan trend pasar serta selalu mengikuti informasi yang berkembang dan menjadi isu di masyarakat.

9. Proses kreatif yaitu dengan mencari ide dan gagasan untuk menerbitkan buku yang belum pernah ada dan belum pernah diterbitkan tapi akan menjadi sorotan masyarakat. Contohnya buku GURITA CIKEAS.

3.5 Grup PT. Galangpress Media Utama Terdiri Dari Beberapa Lini Produk Penerbitan :

1. Galangpress, menerbitkan buku tentang sosial, politik dan lifestyle (gaya hidup).

2. Pustaka Anggrek, menerbitkan buku tentang hobi, anak, wanita dan novel.

3. Indonesia Cerdas, menerbitkan buku tentang penunjang pelajaran, motivasi dan buku bahan ajar.

(58)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

5. Pustaka Merah Putih, menerbitkan buku berkaitan dengan sejarah, Undang-undang dan buku-buku penunjang nasionalisme kebangsaan. 6. Pustaka Grahatama, menerbitkan buku tentang design grafis, desain

rumah, pagar dan desain indoor dan outdoor.

7. Multicom, menerbitkan buku tentang informatika, komputer dan teknologi.

8. Pustaka Albana menerbitkan buku sejenis Pustaka Marwa.

9. Jogja bangkit Publisher, menerbitkan buku penunjang pelajaran dan sejenisnya.

10.Great Publisher, menerbitkan buku sejenis Pustaka Anggrek dan Indonesia Cerdas.

Disamping penerbitan PT. Galangpress Media Utama juga memiliki perusahaan percetakan dengan nama PT. Yusida. Mulai Tahun 2011 mengembangkan usaha baru di dalam dunia digital dengan mendirikan PT. Galangpress Digital Yogyakarta.

Saat ini PT. Galangpress menempati kantor di Jl. Mawar Tengah No. 72 Baciro, Yogyakarta, sedang gudang menempati di Jl. Anggrek 3/34 Baciro Baru Yogyakarta. Percetakan Galangpress menempati Jl. Jogokaryan No. 8 Yogyakarta.

3.6 Semboyan Perusahaan

(59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

melesatkan kita semua ke ujung cakrawala, yaitu kehidupan yang lebih baik dan lebih bermartabat. Persis dengan slogan yang dijunjung oleh perusahaan kami “Buku adalah gizi, maka kami peduli”.

3.7 Visi dan Misi Perusahaan 3.7.1 Visi

 Menjadikan Galangpress menjadi salah satu penerbitan berskala

internasional.

 Menjadikan personalia Galangpress berkualitas dalam berpikir dan

bertindak.

 Membangun jaringan dengan siapa pun yang memberi manfaat

bagi kemajuan perusahaan.

 Membangun usaha non profit untuk kepentingan dan kemajuan

masyarakat yang kurang mampu dan sangat membutuhkan bantuan. 3.7.2 Misi

 Menjadi perusahaan penerbitan buku yang berskala internasional.

3.8 Board of Director

1) Direktur Utama : Julius Felicianus 2) Wakil Direktur : Ida Prasetiowati

3) Sekretaris : Eka Kartika

4) HRD : Eka Kartika

5) Market Online & Galang Digital : R. Nathan Tantra Hutama 6) Bagian Redaksi & Desain Grafis : Teguh Prastowo

(60)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

8) Bagian Keuangan : Ida Prasetiowati 9) Bagian Akuntasi : Galih Wibisono

10) Bagian Pemasaran : Mateus Dwi Rubiyanto 3.9 Struktur Organisasi Perusahaan

3.10 Tugas Masing-masing Bagian di PT. Galangpress Media Utama

1. Direktur :

Bertugas mengatur jalannya perusahaan dan sekaligus memiliki wewenang penuh dalam hal menjalankan perusahaan tersebut.

2. Wakil Direktur :

Tugasnya mengatur kepala bagian-bagian bawahannya dan membantu Direktur dalam menjalankan perusahaan.

3. Sekretaris :

Bertugas mencatat, merangkum, dan menyusun data-data / dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan perusahaan.

4. HRD :

Tugasnya melayani, membantu, dan memberikan layanan informasi-informasi kepada konsumen atau pun kepada orang yang berkepentingan dengan perusahaan. Biasanya HRD mempunyai tugas penting pada setiap perusahaan.

5. Bagian Market Online dan Galang Digital :

Bagian Market Online dan Galang Digital mempunyai kepala yang tugasnya bertanggung jawab dalam bidang pemasaran dan penjualan buku melalui media internet dan digital di PT. Galangpress Media Utama. Untuk media internet buku dapat dipesan melalui online dan bentuknya berupa bentuk fisik buku itu sendiri, sedangkan pembelian melalui digital dalam bentuk soft file buku. Jadi, di PT. Galangpress Media Utama buku dapat dipesan melalui media online dan digital.

DIREKTUR

SEKRETARIS

WAKIL DIREKTUR

HRD

BAG.MARKET. ONLINE

BAG. PRODUKSI

BAG PEMBELIAN

BAG. KEUANGAN

BAG. AKUNTANSI

BAG. PEMASARAN

GALANG DIGITAL JOGJA

(61)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

6. Bagian Redaksi & Desain Grafis :

Bagian Redaksi & Desain Grafis mempunyai kepala dimana kepala tersebut bertugas sebagai penanggung jawab, pengkoordinir, dan penasehat di dalam redaksi & desain grafis perusahaan. Di dalamnya bagian ini memiliki beberapa anggota dimana tim kerja dibagi atas 2 bagian yaitu divisi redaksi dan divisi kreatif. Kedua divisi ini saling bekerja sama satu sama lain di perusahaan ini.

7. Bagian Pembelian :

Bertugas mengurusi dan mencatat sekaligus penanggung jawab dalam jual beli buku yang masuk di perusahaan maupun buku yang terjual di toko-toko buku. Biasanya bagian pembelian lebih cenderung survey lapangan / terjun langsung untuk memantau produk buku di toko-toko buku yang bekerja sama dengan perusahaan.

8. Bagian Keuangan :

Tugasnya mengatur dan mengelolah kas perusahaan di PT. Galangpress Media Utama mulai dari gaji untuk staf dan karyawan sampai biaya produksi cetak buku.

9. Bagian Akuntasi :

Tugasnya membantu bagian keuangan dalam mengelolah dan mengatur baik pemasukan dan pengeluaran produksi di PT. Galangpress Media Utama.

10. Bagian Pemasaran :

Tugasnya melaksanakan perencanaan pemasaran dan distribusi hasil produksi perusahaan. Mengkoordinasikan pemasaran dan distribusi yang pelaksanaannya dibantu oleh staf Pemasaran dan Distribusi. Memberikan pengarahan kepada staf pemasaran tentang tata letak buku di dalam toko agar menarik konsumen. Membantu analisa pasar atau hasil produksi yang telah dijual. Membuat program-program penjualan yang menarik agar hasil produksi laku dipasar.12

12

(62)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB IV

PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA (KKM)

4.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) di PT. Galangpress Media Utama Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Lignin berguna sebagai pengikat antar serat dalam kayu seperti lem atau semen yang mengikat sel-sel lain dalam satu kesatuan, sehingga bisa menambah support

dikelas dan sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik ?. Menurut Ibu Suud Baladraf, saya memilih materi pembelajaran dengan cara menguasai dan memahami

Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari

Sardjito terhadap pengobatan dan memperbaiki kontrol glikemik kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompokkontrol dengan masing-masingnilai p adalah 0,023(p<0,05)

Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar persepsi atas kontrol yang dimiliki oleh seseorang, maka akan menurunkan niat orang itu untuk tidak patuh terhadap

Dalam proses penyusunannya, Rencana Kerja (Renja) Bappeda Kabupaten Klaten Tahun 2020, juga mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penulisan Tugas Akhir dengan judul

Kesesuaian Kandungan Energi dan Protein dalam Diet TKTP di RSU Swadana Daerah