• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN YANG

B. F AKTOR -F AKTOR Y ANG M ENYEBABKAN K ETERLAMBATAN

2. Faktor Eksternal

a. Kebiasaan Menunda Membuat Akta Kelahiran

Dalam hal ini, orang tua anak biasanya akan membuat akta kelahiran anak setelah anak itu memerlukan akta itu, seperti saat masuk sekolah. Ibu adisty dalam wawancara juga menjelaskan kebanyakan masyarakat kita tidak suka mempersiapkan hal-hal seperti akta kelahiran ini jauh-jauh hari sebelum keperluan mendesak mereka datang. Biasanya saat-saat ada keperluan mendesak baru mereka mendaftarkan, contohnya jika pendaftaran cpns, akpol, atau mau mendaftar bpjs baru masyarakat kita sibuk untuk mengurus akta kelahirannya.

Jika saat proses tersebut ada kendala seperti server down, masyarakat merasa pihak dari dukcapil yang lama dalam pembuatan akta kelahiran.

120 Wawancara dengan Ibu Adisty selaku Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintahan Kota Medan Tanggal 08 Februari 2019.

b. Paradigma Yang Negatif Terhadap Proses Pembuatan Akta Kelahiran

Untuk dapat membuat akta kelahiran, maka pemohon harus datang ke Kantor Catatan Sipil dengan membawa persyaratan lengkap, agar akta dapat segera dibuatkan. Apabila ternyata pemohon tidak membawa kelengkapan, pemohon harus kembali dan datang lagi dengan persyaratan lengkap. Hal ini dilakukan demi keakuratan data yang akan dibuat karena penggunaan akta kelahiran adalah untuk jangka waktu yang panjang dan untuk menentukan status hukum si anak kelak, jika terdapat kesalahan dalam pembuatannya dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada maka si anak dapat mengalami kesulitan dalam hidupnya, karena akta kelahiran merupakan bukti awal status seorang anak. Ada sebagian warga yang kemudian malas untuk datang kembali mengurus kelengkapannya sehinnga tidak jadi membuat akta kelahiran bagi anaknya, sehingga mereka masih menganggap bahwa urusan pembuatan akta kelahiran sangatlah berbelit-belit. Selain itu anggapan biaya mahal untuk mengurus akta kelahiran, padahal pengurusan akta kelahiran yang apabila diurus sendiri tanpa melibatkan perantara adalah gratis.

Membayar seorang kuasa atau perantara untuk mengurus akta kelahiran memang harus merogoh biaya yang lumayan, terlebih-lebih orang yag menjadi perantara tersebut memang menjadikan hal itu tempatnya untuk mendapatkan uang.

Untuk mengurangi maraknya percaloan yang berdampak negatif terhadap dukcapil kota medan sendiri, pengurusan akta kelahiran seseorang

tidak bisa lagi diurus oleh penerima kuasa yang tidak memiliki hubungan keluarga. Pembuktian hubungan keluarga dapat membawa kartu keluarga.

c. Tidak Mau Mencari Informasi Terbaru121

Selain faktor kurangnya pihak dukcapil kota medan dalam memperkenalkan program-programnya, masyarakat sendiri juga malas untuk mencari informasi terbaru mengenai hal-hal yang berkenaan dengan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Bahkan masyarakat masih banyak yang bingung dengan persyaratan yang perlu disiapkan unuk mendaftarkan akta kelahiran, pemicunya adalah kebiasaan masyarakat yang tidak mau membaca pamflet pemeberitahuan dan lebih suka bertanya ke orang-orang sekitarnya.

121 Ibid.

A. Akibat Hukum Keterlambatan Akta Kelahiran Ditinjau Dari Undang-Undang Administrasi Kependudukan dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 1. Sanksi Administratif Berdasarkan Undang-Undang Administrasi

Kependudukan

Setiap peristiwa penting seperti kelahiran wajib melaporkan peristiwa tersebut ke dinas kependudukan dan pencatatan sipil tempat ia berdomisili, apabila pendaftaran akta kelahiran dilaporkan melewati waktu yaitu di atas 60 (enam puluh) hari maka akan dikenakan sanksi administratif. Hal ini tertuang dalam Pasal 90 Undang-Undang Adminduk, yang berbunyi sebagai berikut :

(1) Setiap Penduduk dikenai sanksi administratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan Peristiwa Penting dalam hal:

a. kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) atau Pasal 29 ayat (4) atau Pasal 30 ayat (6) atau Pasal 32 ayat (1) atau Pasal 33 ayat (1);

b. perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) atau Pasal 37 ayat (4);

c. pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1);

d. perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) atau Pasal 41 ayat (4);

e. pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1);

f. kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) atau Pasal 45 ayat (1);

g. pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) atau Pasal 48 ayat (4);

h. pengakuan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1);

i. pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1);

j. perubahan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2)

k. perubahan status kewarganegaraan di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1); atau

l. Peristiwa Penting lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (2).

(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur pada Peraturan Presiden.

Pada ayat 2 pasal ini dijelaskan bahwa sanksi administratif yang diberikan kepada penduduk yang terlambat dalam melaporkan peristiwa penting yang tertera pada ayat (1) Pasal 90 ini paling banyak adalah Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). Dan ketentuan lebih lanjut mengenai penetap denda ini diatur dengan peraturan presiden.

Merujuk pada ketentuan pasal diatas maka Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil mengamatkan denda administratif sesuai degan ketentuan peraturan perundang-undangan, keterangan ini terdapat pada Pasal 73 ayat (1)

(1) Pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang melampaui batas waktu dikenai denda administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berkenaan ketentuan tersebut sanksi atau denda administratif keterlambatan pelaporan atau pendaftaran peristiwa penting diatur dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan pada Pasal 64, dalam hal keterlambatan pelaporan atau pendaftaran kelahiran penduduk dikenakan sanksi administratif sebesar Rp.

10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).122

122 Pasal 64 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

2. Konsekuensi Yuridis Terhadap Orang Tua Yang Terlambat Mendaftarkan Akta Kelahiran

Kepastian hukum mengenai kelahiran menentukan status perdata mengenai dewasa atau belum dewasa seseorang. Kepastian hukum mengenai perkawinan menentukan status perdata mengenai boleh atau tidaknya melangsungkan perkawinan dengan orang lain lagi. Kepastian hukum mengenai perceraian menetukan status perdata untuk bebas mencari pasangan lain.

Kepastian hukum mengenai kematian menentukan status perdata sebagai ahli waris dan keterbukaan waris.123

Ditinjau dari sudut hukum perdata, maka pencatatan sipil mempunyi fungsi yang sangat luas, terutama jika dikaitkan dengan akta yang diterbitkan dari hasil pencatatan sipil. Dokumen (akta) pencatatan sipil bersifat universalitas, artinya akta pencatatan sipil itu berlaku di mana-mana. Akta pencatatan sipil adalah akta autentik karena dikeluarkan dan ditanda tangani pejabat yang berwenang.

Menurut pasal 1867 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan akta, baik akta autentik maupun akta dibawah tangan. Mengenai akta autentik diatur kembali dalam Pasal 165 HIR maupun dalam Pasal 285 Rbg yang menyebutkan bahwa akta autentik adalah suatu akta yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang diberi wewenang untuk itu. Di samping itu juga pengertian akta autentik disebutkan pula di dalam Pasal 1868 KUH Perdata yang berbunyi akta autentik adalah suatu akta yang dalam bentuk

123 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, 2000, Bandung, Citra Aditya, hlm. 48.

yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang berkuasa untuk itu ditempat di mana akta dibuat. Dengan demikian ditinjau dari sudut hukum perdata bahwa akta catatan sipil telah memenuhi kriteria sebagai akta autentik.

Di samping itu akta catatan sipil mempunyai kegunaan atau menfaat dari sudut hukum perdata, yaitu:

1. Memberikan kepastian hukum tentang kejadian yang berkaitan dengan peristiwa perdata sseperti kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian dan lainnya.

2. Sebagai alat bukti autentik yang menentukan status perdata seseorang.

3. Dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan publik.

Konsekuensi yuridis atau akibat hukum yang diterima oleh orang tua yang terlambat mendaftarkan akta kelahiran anaknya adalah anak tersebut tidak mendapatkan kepastian hukum akan dirinya, tidak memiliki status hukum sebagai seorang anak siapa dan orang tua akan mendapatkan kesulitan dalam hal pemenuhan kebutuhan anak dalam hal pelayanan publik.

B. Solusi Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Masalah Keterlambatan Pencatatan Akta Kelahiran

1. Program 2 IN 1 dan 3 IN 1124

Program ini memberikan sebuah keuntungan yang besar bagi penduduk kota medan dikarenakan penduduk kota medan saat mengurus 1 surat penting

124 Wawancara dengan Ibu Adisty selaku Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintahan Kota Medan Tanggal 08 Februari 2019.

maka dapat 2 atau 3 surat penting sekaligus. Contoh saat mengurus kartu keluarga apabila ada keluarga yang belum memiliki akta kelahiran maka akan sekaligus mendapatkan akta kelahiran. Dan untuk program 3 IN 1 maka akan mendapatkan KIA sekaligus (kartu indentitas anak) namun 3 IN 1 masih dalam tahap percobaan.

2. Program Pendaftaran Yang Berbasis Online

Program pendaftaran berbasis online telah di mulai sejak tahun 2013 silam, yaitu pendaftaran online untuk akta kelahiran anak. Untuk pendaftaran online akta kelahiran dapat masuk ke laman resmi disdukcapil.pemkomedan.go.id lalu akan diminta untuk melakukan registrasi terlebih dahulu, ada beberapa hal yang harus diisi seperti nomor kaartu keluarga, nama kepala keluarga, nomor handphone, email, alamat, username, dan password setelah kita mengisinya maka kita bisa registrasi, tahap selanjutnya adalah login ke sistem pendaftaran sebelumnyaada beberapa dokumen-dokumen yang harus disiapkan terlebih dahulu, sebagai berikut :

1. Scan terlebih dahulu berkas berikut ini, yang akan upload ke dalam Sistem Pendaftaran Akta Kelahiran Online :

a. Surat Keterangan Lahir dari Bidan/Dokter/Rumah Sakit/Klinik/Puskesmas tempat melahirkan, Jika tidak memiliki Surat Keterangan Lahir bisa digantikan dengan Ijazah terakhir sang anak.

b. Kartu Keluarga (KK)

c. Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ibu (Jika Ibu sudah meninggal scan surat keterangan/peryataan kematian)

d. Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ayah (Jika Ayah sudah meninggal scan surat keterangan/pernyataan kematian)

e. Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pelapor f. Kartu Tanda Penduduk (KTP) Saksi I g. Kartu Tanda Penduduk (KTP) Saksi II

h. Akta Nikah/Buku Nikah, untuk Buku Nikah yang harus discan (Jika buku/akta pernikahan tidak ada scan surat pernyataan bahwa bayi/anak adalah anak dari ibu

2. Pada saat melakukan pendaftaran akan mengisi data berikut ini, pastikan memiliki data tersebut :

1. Kartu Keluarga

1. Nomor Kartu Keluarga 2. Nama Kepala Keluarga 2. Data Bayi/Anak :

1. NIK Bayi/Anak (Jika Ada) 2. Nama Bayi/Anak

3. Jenis Kelamin Bayi/Anak 4. Tempat Dilahirkan (Rumah

Sakit/Puskesmas/Polindes/Rumah/Lainnya) 5. Kota/Kabupaten Kelahiran

6. Tanggal Kelahiran Bayi/Anak

7. Waktu Kelahiran Bayi/Anak

8. Jenis Kelahiran Bayi/Anak (Tunggal/Kembar 2/Kembar 3/Kembar 4/Lainnya)

9. Kelahiran Ke Berapa

10. Penolong Kelahiran (Dokter/Bidan/Dukun/Lainnya) 11. Berat Bayi/Anak Pada Saat Lahir

12. Panjang Bayi/Anak Pada Saat lahir 3. Data Ibu :

1. Nomor Induk Kependudukan (NIK) 2. Nama

3. Tanggal Lahir 4. Jenis Pekerjaan 5. Alamat

6. Provinsi 7. Kabupaten 8. Kecamatan 9. Kelurahan

10. Kewarganegaraan 11. Tanggal Perkawinan 4. Data Ayah :

1. Nomor Induk Kependudukan (NIK) 2. Nama

3. Tanggal Lahir

4. Jenis Pekerjaan 5. Alamat

6. Provinsi 7. Kabupaten 8. Kecamatan 9. Kelurahan

10. Kewarganegaraan 5. Data Pelapor :

1. Nomor Induk Kependudukan (NIK) 2. Nama

3. Umur

4. Jenis Kelamin 5. Jenis Pekerjaan 6. Alamat

7. Provinsi 8. Kabupaten 9. Kecamatan 10. Kelurahan

11. Kewarganegaraan

12. Hubungan Pelapor dengan Bayi/Anak 6. Data Saksi I :

1. Nomor Induk Kependudukan (NIK) 2. Nama

3. Umur

4. Jenis Kelamin 5. Jenis Pekerjaan 6. Alamat

7. Provinsi 8. Kabupaten 9. Kecamatan 10. Kelurahan 7. Data Saksi II :

1. Nomor Induk Kependudukan (NIK) 2. Nama

3. Umur

4. Jenis Kelamin 5. Jenis Pekerjaan 6. Alamat

7. Provinsi 8. Kabupaten 9. Kecamatan 10. Kelurahan125

3. Melakukan Pelayanan Jemput Bola Dengan “Mobil Pelayanan”

125 Admin, diakses melalui melalui

http://disdukcapil.pemkomedan.go.id/aplikasi/persyaratan.html/ pada tanggal 20 April 2019 Pukul 14.14

Program jemput bola dilakukan oleh pegawai dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota medan dengan mendatangi tempat-tempat yang sudah direncanakan sebelumnya dengan bekerja sama dengan dinas-dinas terkait, contohnya dinas pendidikan, dinas kesehatan, dan lapas-lapas. Lalu memberi penyuluhan kepada masyarakat setempat disertai dengan himbauan untuk membuat akta pencatatan penduduk dan pencatatan sipil, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk seluruh anggota keluarganya. Kemudian dibuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin mendaftarkan dirinya saat itu juga dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Program jemput bola khususnya untuk pembuatan akta kelahiran tidak dikenakan biaya apapun.

Hasil yang ingin dicapai dalam Progran Jemput Bola tersebut ialah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu :

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat kota Medan dalam memahami arti pentingnya pencatatan akta kelahiran.

b. Memberi himbauan kepada masyarakat kota Medan untuk melakukan pencatatan akta kelahiran.

c. Melakukan pencatatan tempat yang dituju untuk mempermudah masyarakat agar tidak perlu jauh-jauh ke dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota Medan.

1. Urgensi dan kaitannya keterlambatan pendaftaran akta kelahiran di dinas catatan sipil dengan status hukum anak menurut hukum di Indonesia adalah sebuah akta kelahiran memiliki peran penting terhadap status anak Indonesia oleh karena itu pemerintah harus menjamin bahwa seluruh anak yang merupakan warga negara Indonesia baik secara ius soli (berada di Indonesia) maupun secara ius sanguinis (keturunan warga negara Indonesia) harus memiliki identitas diri berupa akta kelahiran.

Terhadap anak yang dilahirkan akta kelahiran merupakan bukti awal kewarganegaraan dan identitas diri pertama yang dimiliki anak, bukti yang sangat kuat bagi anak untuk mendapatkan hak waris dari orangtuanya, mencegah pemalsuan umur, perkawinan di bawah umur, tindak kekerasan terhadap anak, perdagangan anak, adopsi ilegal dan eksploitasi seksual.

Anak secara yuridis berhak untuk mendapatkan perlindungan, kesehatan, pendidikan, pemukiman, dan hak-hak lainnya sebagai warga negara. Arti penting yang terdapat dalam akta kelahiran adalah menjadi bukti bahwa negara mengakui atas identitas seseorang yang menjadi warganya. Sebagai alat dan data dasar bagi pemerintah untuk menyusun anggaran nasional dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan perlindungan anak.

Keterlambatan dalam membuat akta kelahiran akan memberikan dampak yuridis terhadap anak, pembuktian status hukum terhadap anak akan sulit jika

terjadi sesuatu yang buruk terhadap orang tua maka kedudukan anak bisa saja menjadi tidak ada kepastiannya secara hukum, hak-hak untuk menerima pelindungan dari negara dan menikmati pelayanan dari negara juga tidak bisa terwujud karena tidak memiliki akta kelahiran. Selain itu di dalam masyarakat sendiri anak yang tidak memiliki akta kelahiran akan sulit dalam memenuhi syarat-syarat administratif apabila diperlukan.

2. Proses pembuatan akta kelahiran yang terlambat di dinas kependudukan dan pencatatan sipil pemerintah kota Medan harus menyiapkan syarat-syarat sebagai berikut :

a. surat keterangan kelahiran;

b. buku nikah/kutipan akta perkawinan atau bukti lain yang sah;

c. kk; dan d. ktp-e1.

Namun apabila surat keterangan lahir dan buku nikah/ kutipan akta perkawinan atau bukti lain yang sah tidak dapat terpenuhi maka penduduk dapat membuat surat pernyataan tanggung jawab mutlak atas kebenaran data dengan diketahui oleh 2 (dua) orang saksi.

Tambahan syarat pembuatan akta kelahiran yang terlambat adalah adanya surat rekomendasi dari kepala instansi setempat yaitu kepala dinas pencatatan sipil dan kependudukan kota atau kabupaten domisili.

Tahapan-tahapan dalam pembuatan akta kelahiran adalah sebagai berikut : 1. Mengisi formulir pendaftaran pencatatan kelahiran (Pemohon).

2. Melakukan verifikasi dan validasi (Loket).

3. Menandatangani registrasi akta kelahiran (Pemohon).

4. Mencatat pada register dan menerbitkan kutipan akta kelahiran (Operator).

5. Memaraf kutipan akta kelahiran (KABID/KASI).

6. Menandatangani kutipan akta kelahiran (Kepala Dinas).

7. Menyerahkan akta kelahiran kepada pemohon (Loket).

3. Dampak yuridis dari keterlambatan pencatatan akta kelahiran adalah adanya sanksi atau denda admisnistratif yang dikenakan kepada pemohon akta kelahiran yang terlambat. Pemerintah kota Medan mengatur ketentuan ini dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Adminstrasi Kependudukan, pada Pasal 64 dijelaskan bahwa sanksi administatif atas keterlambatan pelaporan peristiwa penting kelahiran bagi warga negara indonesia sebesar Rp. 10.000.00 (sepuluh ribu rupiah).

Selain sanksi administratif konsekuensi yuridis terhadap orang tua yang terlambat mendaftarkan akta kelahiran adalah anak tersebut tidak mendapatkan kepastian hukum akan dirinya, tidak memiliki status hukum sebagai seorang anak siapa dan orang tua akan mendapatkan kesulitan dalam hal pemenuhan kebutuhan anak dalam hal pelayanan publik.

B. Saran

1. Pemerintah dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintahan Kota Medan diharapkan lebih meningkatkan kualitas pelayanan publik contohnya tempat duduk yang kurang mencukupi, memperhatikan sirkulasi udara, kebersihan toilet, tempat khusus ibu hamil, mengupdate

informasi-informasi terbaru mengenai administrasi kependudukan agar masyarakat tidak kebingungan baik secara online ataupun offline dan selain itu keramahan melayani masyarakat juga harus diutamakan, selain itu melakukan penyuluhan tentang pentingnya akta kelahiran maupun dokumen-dokumen penting lainnya bisa dilakukan di tempat-tempat starategis contohnya rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin, atau seperti dikantor kecamatan dan kelurahan baik penuluhan secaran langsung (membuat acara tertentu) atau dengan menempelkan brosur-brosur. Fenomena keterlambatan akta kelahiran bukan hanya di pengaruhi oleh segi pemerinah saja ataupun segi masyarakat saja, kedua segi ini harus sama-sama untuk saling berperan aktif untuk menyelenggarakan tertib administrasi.

2. Sebenarnya syarat-syarat untuk mendaftarkan peristiwa penting seperti kelahiran bukanlah syarat yang rumit, tetapi masyarakat banyak yang masih bingung mengenai hal ini sebabnya tidak lain dikarenakan masyarakat sendiri yang malas untuk mencari tahu hal tersebut. Mengenai persyaratan dan prosedur mengenai pembuatan akta kelahiran telah dipanjang oleh pihak disdukcapil kota Medan, tepatnya dilantai dua kantor disdukcapil kota Medan.

Tetapi yang menjadi permasalahan adalah persyaratan yang tertera di pamflet tersebut belum diperbaharui berdasarkan peraturan terbaru. Baiknya pemerintah memberikan informasi yang paling baru kepada masyarakat.

3. Program penyuluhan yang telah dilakukan pemerintah harus dijalankan dengan serius dan berkelanjutan agar minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya akta kelahiran meningkat dan peristiwa keterlambatan pencatatan

akta kelahiran semakin berkurang, hal ini kembali lagi pada pemerintah yang harus mendorong para aparatur sipil negara yang bekerja di instansi terkait tidak kendor semangatnya dalam menjalankan tugas-tugasnya. Pemerintah dapat membuat seminar mengenai etos kerja, acara-acara khusus untuk para pegawai, rutin untuk melakukan sidak dan memberikan penghargaan untuk pegawai yang berprestasi serta menerapkan hukuman yang tegas bagi pegawai yang kurang disiplin.

Al Qadhawi, Yusuf, Halal dan Haram dalam Islam, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1976

Al-Barri, M. Dahlan Y. dan Sofyan Yakub, Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri Intelektual, Target Press, Surabaya, 2003

Andreae, S. J. Fockema, Rechtsgeleerd Handwoorddenboek, diterjemahkan oleh Walter Siregar, Bij J. B. Wolter uitgeversmaat schappij, N. V.

Gronogen, Jakarta, 1951

Arief, Barda Nawawi, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Dan Pengembangan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998 Arif, M. Isa, Pembuktian dan Daluwarsa, Intermasa, Jakarta, 1978

Asri, Benyamin dan Thabrani Asri, Dasar-Dasar Hukum Waris Barat Suatu Pembahasan Teoritis Dan Praktek, Tarsito, Bandung, 1988

Asyur, Ahmad Isa, Kewajiban dan Hak Ibu, Ayah, dan Anak Pengugah Setiap Insan Selaku Anak, CV Diponegoro, Bandung, 1993

Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010 Boediarto, M. Ali, Kompilasi Kaidah Hukum Putusan Mahkamah Agung,

Hukum Acara Perdata Setengah Abad, Swa Justitia, Jakarta, 2005

Budijaya, I Nyoman, Catatan Sipil Di Indoensia Suatu Tinjauan Yuridis, Bina Indra Karya, Surabaya, 1987

Budiono, Herlien, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2007

El-Muhtaj, Majda, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia dari UUD 1945 Sampai Dengan Amandemen UUD 1945 Tahun 2002, Kencana, Jakarta, 2007

Faisal, Sanapiah, Penelitian Kualitatif : Dasar-dasar dan Aplikasi, YA3, Malang, 2007

Farid, M., Pencatatan Kelahiran di Indonesia, Plan International, Jakarta, 1999

Fathoni, Abdurrahman, Metodelogi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Rineka Cipta, Jakarta, 2006

Fuady, Munir, Konsep Hukum Perdata, Rajawali Pers, Jakarta, 2014

Gie, The Liang, Administrasi Perkantoran Modern, Nur Cahaya, Jakarta, 2002 Gosita, Arif, Masalah Perlindungan Anak, Akademi Pressindo, Jakarta, 1989 Hadikusuma, Hilman, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut; Perundangan,

Hukum adat, dan Hukum Agama, Erlangga, Jakarta, 2003

., Hukum Waris Adat, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013 Hartono, M. Dimyati, Lima Langkah Membangun Pemerintahan Yang Baik,

Ind.Hill-co, Jakarta Selatan, 1997

Kamello, Tan dan Syarifah Liza Andriati, Hukum Orang Tua dan Keluarga, USU Press, Medan, 2011

Kansil, C.S.T., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2013

Kartohadiprodjo, Soedirman, Pengantar Tata Hukum di Indonesia, PT.

Pembangunan Ghalia Indonesia Bandung, , 1993

Marbun, S.F., dkk., Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII-Press, Yogyakarta, 2000

Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1979

., 1982

., Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta, 2001

Moekijat, Administrasi Perkantoran, CV. Mandar Maju, Bandung, 1990

Moenir, H.A.S., Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002

Muhammad, Abdulkadir, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993

., 2000

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto (ed.), Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Kencana, Jakarta, 2007

Prawirohamidjojo, R. Soetojo dan Marthalena Pohan, Hukum Orang dan Keluarga (Personen en Familie Recht), Airlangga University Press, Surabaya, 2000

., dan Asis Safioedin, Hukum Orang dan Keluarga, Alumni, Bandung, 1986

., Pluralisme dalam Perundang-Undangan Perkawinan di Indonesia, Airlangga University Press, Jakarta, 1986

Rohman, A.A., dkk., Reformasi Pelayanan Publik, Program Sekolah Demokrasi PLACIDS Averoes dan KID, Malang, 2008

Said, M. Mas’ud dalam Moeljarto Tjokrowinoto, dkk., Birokrasi dalam Polemik, Pustaka Pelajar Bekerjasama Dengan Pusat Studi Kewilayahan Universitas Muhammadiyah Malang, Yogyakarta, 2004 Salim, Omar, Dasar-Dasar Hukum Waris Di Indonesia, PT. Reineka Cipta,

Jakarta, 2006

Saragih, Djaren, Pengantar Hukum Adat Indonesia, Tarsito, Bandung, 1984 Satrio, Juswito, Hukum Keluarga Kedudukan Anak Dalam Undang-Undang, PT.

Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000

Setyosari, Punaji, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Kencana, Jakarta, 2010

Sinambela, L.P., Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan Implementasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008

Sinambela, L.P., Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan Implementasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008

Dokumen terkait