• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Eksternal merupakan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

Penulis simpulkan ada beberapa faktor Eksternal dimana menyebabkan anak putus sekolah yaitu:

1. Faktor Keadaan kehidupan keluarga, yaitu kurangnya orang tua dalam membimbing anak dan kurangnya perhatian dalam mengawasi anaknya, disebabkan kesibukan orang tua yang menghabiskan waktunya bekerja seharusnya sebagai orang tua harus lebih aktif mendidik anak dirumah seperti memberi bimbingan agama dan pendidikan serta meluangkan waktu menerapkan sikap yang baik sesuai dalam ajaran agama islam Agar anak dapat menerapkannya pula. Kurangnya perhatian orang tua cenderung akan menimbulkan berbagai masalah. Makin besar anak

perhatian orang tua makin di perlukan, dengan cara dan variasi dan sesuai kemampuan. Kenakalan anak adalah salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian orang tua Hal ini dapat mengakibatkan anak putus sekolah.

2. Faktor Sekolah, yaitu menyebabkan anak kurang berminat untuk bersekolah adalah: anak kurang mendapat perhatian dari orangtua terutama tentang pendidikannya, juga karena kurangnya orang-orang terpelajar sehingga yang mempengaruhi anak kebanyakan adalah orang yang tidak sekolah sehingga minat anak untuk sekolah sangat kurang. Sarana penunjang utama dalam hal pendidikan bagi anak, tanpa sarana yang memadai, maka pendidikan anak akan terbengkalai.

Sedangkan di negara Republik Indonesia sarana baik gedung sekolah maupun ruangan sekolah masih adanya kekurangan, jumlah gedung atau ruangan yang ada tidak dapat menampung seluruh aspek usia sekolah, sehingga masih ada anak yang ada lowongan untuk sekolah dan akhirnya si anak terpaksa meninggalkan masa sekolahnya. Selanjutnya di samping kekurangan masalah sarana dan alat-alat sekolah tersebut di atas, juga masih ada masalah tenaga pengajar, yaitu kurangnya tenaga guru. Dalam hal ini, maka dijelaskan oleh Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa: Bagi anak didik, guru adalah contoh teladan yang sangat penting dalam pertumbuhannya, guru adalah

orang yang pertama sesudah orang tua yang mempengaruhi pembinaan kepribadian anak didik.

Apa saja yang dilakukan oleh guru dinilai baik oleh anak dan sebaliknya apa saja yang tidak baik menurut guru juga tidak baik menurut anak. Jadi, guru memegang tanggung jawab dan peranan yang amat penting terhadap pendidikan anak dalam rangka pembentukan kepribadiannya menjadi seorang yang bertakwa dan berintelektual. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru juga mempunyai peranan sangat penting dalam pendidikan anak. Jika guru tidak ada maka bisa mengakibatkan anak putus sekolah. Jika diperhatikan tentang masalah-masalah tersebut, maka akan tampak persoalannya walaupun masalah itu kelihatannya banyak dan bermacam-macam, tetapi sebenarnya dapat dikembalikan kepada sebab-sebab yang sedikit saja.

3. Keadaan Ekonomi Orang Tua, yaitu keadaan ekonomi orang tua kurang mampu, maka kebutuhan anak dalam bidang pendidikan tidak dapat terpenuhi dengan baik. Sebaliknya kebutuhan yang cukup bagi anak hanyalah didasarkan kepada kemampuan ekonomi dari orang tuanya, yang dapat terpenuhinya segala keperluan kepentingan anak terutama dalam bidang pendidikan.

Faktor yang menyebabkan anak putus sekolah di karena kan dengan keadaan ekonomi yaitu Sarana dirumah kurang mendukung untuk belajar seperti tidak ada meja belajar, lampu belajar, karena

lampu menyambung dari tempat orang lain, sehingga bola lampu yang dipakai tidak terlalu terang, buku pelajaran di dapat dari sekolah, juga lemahnya ekonomi keluarga tetapi juga datang dari dirinya sendiri yaitu kurangnya minat anak untuk bersekolah atau melanjutkan sekolah serta Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan orangtua terpaksa bekerja keras mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga pendidikan anak kurang terperhatikan dengan baik dan bahkan membantu orangtua dalam mencukupi keperluan pokok untuk makan sehari-hari misalnya anak membantu orangtua ke sawah karena dianggap meringankan beban orangtua, anak diajak ikut orangtua ke tempat kerja yang jauh dan meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama. Apalagi yang menjadi buruh tanpa tujuan untuk membantu pekerjaan orangtua, setelah merasa enak nya membelanjakan uang hasil usaha sendiri akhirnya tidak terasa sekolahnya ditinggalkan begitu saja, anak perempuan disuruh mengasuh adiknya di waktu ibu sibuk bekerja. Hal-hal tersebut diatas sangat mempengaruhi anak dalam mencapai sukses nya bersekolah. Pendapat keluarga yang serba kekurangan juga menyebabkan kurangnya perhatian orangtua terhadap anak karena tiap harinya hanya memikir bagaimana caranya agar keperluan keluarga bisa terpenuhi apalagi harus meninggalkan keluarga untuk berusaha menempuh waktu

berbulan-bulan bahkan kalau sampai tahunan, hal ini tentu pendidikan anak terabaikan.

4. Lingkungan Masyarakat, yaitu faktor yang cukup kuat dalam mempengaruhi perkembangan anak remaja yang sulit dikontrol pengaruhnya. Orang tua dan sekolah adalah lembaga yang khusus, mempunyai anggota tertentu, serta mempunyai tujuan dan tanggung jawab yang pasti dalam mendidik anak. Berbeda dengan masyarakat, di mana di dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan. Berlaku untuk segala tingkatan umur dan ruang lingkup yang sangat luas. masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan anak, baik dalam belajar maupun dalam pergaulan anak karena di lingkungan masyarakat terdapat berbagai pengaruh. Pengaruh tersebut ada yang positif dan ada yang negatif. yang ditimbulkan dari lingkungan masyarakat Keadaan anak sejak ia dibesarkan di tengah-tengah masyarakat, maka apa saja yang ditemukan di dalamnya itulah menjadi pedoman yang bakal dicontohinya. Sebagaimana diketahui bahwa insting pada anak cukup kuat, sehingga anak akan sangat mudah terpengaruh oleh tindakan-tindakan yang ada di lingkungan di mana ia berada. Sebagai mana yang dikemukakan oleh Sunardi, bahwa: Dalam pergaulan anak perlu di bekali dan didorong untuk bergaul dan bermasyarakat.50

50

http://www.sarjanaku.com/2013/03/penyebab-anak-putus-sekolah-makalah.html.

Adapun yang membahayakan diri akibat pergaulan dengan teman-teman, maka sebagai orang tua kita harus mengadakan pendekatan dengan memberikan pengertian ke pada anak sebab akibat dari suatu perbuatan, sehingga anak dapat menganalisa dengan kemampuan daya nalarnya. Sejalan dengan hal tersebut di atas, bila orang tua kurang memperhatikan tentang kehidupan anak dalam masyarakat, maka segala tindak tanduk dan sikap serta perbuatan masyarakat yang tidak baik dengan mudah akan diterima oleh anak begitu saja.

Dalam hal ini disebabkan karena bentuk-bentuk pergaulan dan perbuatan dari suatu masyarakat dapat menyebabkan terjadinya hambatan dan tanggapan terhadap pendidikan anak baik disekolah maupun dirumah, dan perkataan dari suatu masyarakat dapat menyebabkan terjadinya hambatan dan tantangan terhadap pendidikan anak, dengan demikian cepat atau lambatnya hal tersebut dapat mengakibatkan seorang anak putus sekolahnya.

Dokumen terkait