• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII PENUTUP

7.2 Saran

7.2 Saran

Bagi Perusahaan

1. Pencahayaan di tempat kerja masih banyak yang belum memenuhi standar sehingga perlu dilakukan perawatan bagi lampu yang padam atau kusam. Pencahyaan yang buruk berakibat pada kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja. Selain itu perlu diperhatikan juga tata letak penempatan lampu agar tingkat pencahayaan di tempat kerja merata dan memenuhi standar yang telah ditentukan. 2. Perlu dipasang filter atau kaca anti glare untuk mengurangi tingkat kesilauan dan

meminimalisir radiasi dari layar monitor.

3. Untuk mengatasi kurangnya istirahat mata yang teratur sebaiknya di Install software atau program untuk mengingatkan waktu istirahat mata pada masing masing komputer pekerja. Selain itu, ruang kerja juga sebaiknya di setting kembali dengan meletakkan benda - benda yang memiliki kontras yang dapat menyejukkan mata seperti lukisan, tanaman, dll agar pekerja dapat merelaksasikan mata dengan memandang benda – benda tersebut.

4. Sebaiknya pihak perusahaan memberikan pendidikan atau pengarahan tentang cara melakukan istirahat mata yang efektif, ergonomi atau posisi kerja yang baik dan pemeriksaan mata secara berkala untuk mencegah penyakit akibat kerja terutama karena penggunaan komputer.

77

Bagi Pekerja

1. Pekerja sebaiknya mengistirahatkan mata secara teratur dengan metode 20 – 20 – 20 dimana setiap 20 menit bekerja di depan komputer, pekerja harus istirahat paling tidak 20 detik dengan melihat objek atau benda yang jaraknya sekitar 20 kaki. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya otot – otot mata yang tegang dan bisa menyebabkan kelelahan mata.

2. Upayakan tidak bekerja dengan jarak monitor dengan mata < 50 cm karena jarak monitor yang terlalu dekat mengakibatkan terjadinya mata tegang, cepat lelah, dan potensi ganggguan penglihatan.

3. Pekerja sebaiknya tidak mematikan lampu ketika menggunakan komputer karena pencahayaan ruangan akan turun dan tidak memenuhi standar sehingga berisiko menimbulkan kelelahan mata pada pekerja tersebut.

4. Pekerja yang memiliki kelainan refraksi sebaiknya menghindari menggunakan lensa kontak karena akan meningkatkan risiko terjadinya kelelahan mata.

Bagi Peneliti Lain

1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengukur tinggi rendahnya mata terhadap layar monitor dan melakukan pengecekan terhadap setting display layar monitor yang telah direkomendasikan.

78

DAFTAR PUSTAKA

Afandi. 2002. Kesehatan Mata Penguna Komputer. Dari: http://www.elektroindonesia.com/elektro/komput6.html. Diunggah pada tanggal 16 November 2013.

Affandi E.S. 2005. Computer vision syndrome (Sindrom penglihatan komputer). Dalam Majalah Kedokteran Indonesia.

Agarwal, Emit. 2014. The 20-20-20 Rule for Reducing Computer Eyestrain. Diakses dari http://www.labnol.org/software/computer-eye-exercise/14069/ pada tanggal 20 Mei 2014.

Aprisupriati. 2007. Hubungan Penggunaan Visual Display Terminal dan Intensitas

Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pengguna Komputer di PT.Sriwijaya Perdana Palembang. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

kedokteran Universitas Sriwijaya.

Arief, D. 2003. Hubungan Antara Kepuasan Kerja dengan Komitmen Dosen pada

Institut Pertanian Bogor. Tesis. Program Sarjana Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Aryanti. 2006. Hubungan antara Intensitas Penerangan dan Suhu Udara

denganKelelahan Mata Karyawan pada bagian Administrasi di PT. Hutama

79

http://uppm.fkm.unes.ac.id/uploads/files/u_2/abstrak4.doc. Diunggah pada tanggal 16 November 2013.

Badan Standar Nasional. 2001. SNI 03-6575-2001. Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Gedung.

Brewer, Shelley. 2006. Workplace interventions to prevent musculoskeletal and visual

symptoms and disorders among computer users: A systematic review. Journal

of Occupational Rehabilitation,16(3): 317-350

Broumand, M.G and M. Ayatollahi, 2008. Evaluation of the Frequencyof Complications

of Working with Computers in a Group of Young Adult Computer Users. Pak. J.

Med. Sci, 24 (5): 702-706.

Cahyono; P. Herry, 2005. Hubungan Penerangan dan Jarak Pandang ke Layar Monitor

Komputer dengan Tingkat Kelelahan Mata Petugas Operator Komputer Sistim Informasi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Skripsi. Dari:

http://digilib.unnes.ac.id/ Diunggah pada tanggal 15 Mei 2014.

Cameron, John R., et al. 1999. Physics of The Body. Diterjemahkan oleh dra. Lamyarni I sardi, M.Eng. 2006. Jakarta: Sagung Seto.

Evi Widowati. 2011. Getaran Benang Lusi Terhadap Kelelahan Mata. Jurnal Kemas, 7 (1): 1-6

Fauzi, Ahmad.2006. Penyakit akibat kerja karena penggunaan komputer. Bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Lampung. Dari:

http://digilb.unila.ac.id/files/disk1/13/lapyunilapp-gdl-jou-2007-afauzi-617-penyakit-r.pdf. Diunggah pada tanggal 16 November 2013.

80

Fauzia, I. 2004. Upaya untuk Mengurangi Kelelahan Mata pada Tenaga Kerja yang

Menggunakan Komputer di RS “X”. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, Jakarta.

Flammini, Franceso, dkk. 2013. Effective Surveillance for Homeland Security:

Balancing Technology and Social Issues. CRC Press Taylor & Francis

Group:Boca Raton

Francis C. 2005. Effects of two eye drop products on computer users with subjective

ocular discomfort. Journal of the American Optometric Association, 76(1):

47-54

Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Cetakan ke VII. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Ganong, William F., 2001. Fisiologi Kedokteran. Diterjemahkan oleh H.M. Djauhari E.

Edisi 9. Jakarta: buku kedokteran EGC.

Garodia, dr. Vinay. 2008. Dry Eye And Computer Vision Syndrom. New Delhi. Visitech Eye Centre

Grandjean, E. 1988. Fitting the Task To the Man. A Texbook of Occupational Ergonomics, 4th Edition London: Taylor & Francis.

Guyton, AC. 1991. Fisiologi Kedokteran II. Diterjemahkan oleh Adji Dharma, Jakarta: EGC Buku Kedokteran

Hana, Lilian. 2008. Tinjauan Tingkat Pencahayaan dan Keadaan Visual Display Terkait

Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Pekerja Yang Menggunakan Komputer Di Ruangan Kantor PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant Bulan Desember Tahun 2008. Universitas Indonesia. Depok

81

Hanum, Iis Faizah. 2008. Efektivitas Penggunaan Screen pada Monitor Komputer untuk

Mengurangi Kelelahan Mata Pekerja Call Centre di PT. Indosat NSR Tahun

2008. Tesis. Dari:

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH01bb/.../doc.pdf Diunggah pada tanggal 16 November 2013.

Hael, Mughrabi. 2006. Specific features and mechanisms of fatigue in the

ultrahigh-cycle regime. International Journal of Fatigue, 28(11): 1501–1508

Haeny, Noer. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata pada. Skripsi. Dari: http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/125958-S-5700-Analisis%20faktor-Literatur.pdf Diunggah pada tanggal 16 November 2013. Heiting, Gary dan Larry Wan. D. 2014. Computer Eye Strain: 10 Steps for Relief.

Computer Vision. Diakses dari http://www.allaboutvision.com/cvs/irritated.htm pada tanggal 20 Mei 2014.

Hoffman, David M. 2008. Vergence–accommodation conflicts hinder visual performance and cause visual fatigue. Journal of Vision, 8(3)

Ilyas, Sidarta. 2008. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Ilyas, Sidarta. 2004. Kelainan refraksi dan koreksi penglihatan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Ilyas, Sidarta. 1991. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Jaschinski, 1990. Jarak Melihat Layar VDU dan Dokumen di Dempat Kerja. Dari: http://ww8.yuwie.com/blog/?id=919758. Diunggah pada tanggal 16 November 2013.

82

KEPMENKES RI, 2002. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja. Dari: http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201405% 20ttg%20Persyaratan%20Kesehatan%20Lingkungan%20Kerja%20Perkantoran %20Dan%20Industri.pdf . Diunggah pada tanggal 6 November 2013.

Maryamah, Siti. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan

Mata pada Pengguna Komputer di Bagian Outbond Call Gedung Graha Telkom BSD (Bumi Serpong Damai) Tangerang Tahun 2011. Skripsi S1.

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Murtopo, Ichwan dan sarimurni. 2005. Pengaruh Radiasi Layar Komputer terhadap

Kemampuan Daya Akomodasi Mata Mahasiswa Pengguna Komputer di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi,

volume 6 No. 2 ; 153-163.

Nendyah Roestijawati, 2007, Syndrom Dry Eye pada Pengguna Visual Display Terminal (VTD). Cermin Dunia Kedokteran, No 154

Nourmayanti, Dian. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan

Kelelahan Mata pada Pekerja Pengguna Komputer di Coorporate Costumer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2009. Skripsi S1.

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Occupational Health and Safety Unit. Visual Fatigue. 2011. The University of Queensland. Journal of Optometry: A Report on 2011. Dari:

83

http://www.nccahccnsa.ca/230/Promoting_Aboriginal_Vision_Health.nncah Diunggah pada tanggal 16 November 2013.

OSHA. 1997. Working Safely with Video Display Terminals. U. S. Department og Labor Occupational Safety and Health Administration. Dari: http://www.osha.gov/Publications/osha3092.pdf. Diunggah pada tanggal 16 November 2013.

Padmanaba, Cok Gd Rai. 2006. Pengaruh penerangan dalam Ruang Terhadap Aktivitas

Kerja Mahasiswa desain Interior. Skripsi. Program Studi Desain Interior

Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institute Seni Indonesia Denpasar.

Pakasi, Trevino. 1999. The Eye Problem of Public Transportation’s Drivers and Its

Prevention. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja Vol XXXII No. 1 hal

22-25. Jakarta.

Parwati, I.O., 2004. Pengaruh masa kerja dan Intensitas Pencahayaan terhadap

Efisiensi Penglihatan Opertor Telepon Bagian Pelayanan Pelanggan PT.

Telkom Divre IV Semarang. Dari:

http://www.eprints.undip.ac.id/7597/I/1948.pdf Diunggah pada tanggal 7 Mei 2014.

Pascarelli, Emil. 2004. Dr. Pascarelli’s Complete Guide to Repetitive Strain Injury

(RSI). Navta Associates, Inc. New Jersey.

Pheasant, Stephen. 1991. Ergonomics, Works, and Health. USA: Aspen Publisher Inc. Rinilda, Nur. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Sindrom Mata

Kering (Dry Eye Sydrome) Pada Pekerja Operator Komputer Bagian Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.

84

Skripsi S1. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Roestijawati N. 2004. Hubungan penggunaan visual display terminal (VDT), faktor pekerja dan lingkungan kerja dengan sindroma dry eye. Tesis dari Universitas Indonesia Dari: http://www.eprints.ui.ac.id. Diunggah pada tanggal 31 Februari 2014.

Roestijawati N. 2007. Sindrom dry eye pada pengguna visual display terminal (VDT). Jurnal Kedokteran Yarsi;13(2):205-217.

Santoso, Gempur. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Prasetyo, Eko. 2006. Hubungan tingkat Pencahayaan Di Tempat Kerja dengan Keluhan

Kelelahan Visual pada Pekerja Di Area Produksi OBA &Chemicals PT. Clariant Indonesia Tangerang Tahun 2006. Universitas Indonesia, Depok.

Richa, Talwar. 2009. A Study of Visual and Musculoskeletal Health Disorders among

Computer Professionals in NCR Delhi. Indian J Community Med, 34(4):

326-328

Rosenfield, Mark. 2010. Computer Vision Syndrome: Accomodative & Vergence

Facility. Journal of Behavioral Optometry, 21(5): 119- 122

Sakai, Tatsuo. 2009. Review and Prospects for Current Studies on Very High Cycle

Fatigue of Metallic Materials for Machine Structural Use. Journal of Solid

85

Saliberrl & Nilsen. 1995. Is there a typical VDT patient? A demographic analysis. J. Am Optom Assoc. Hal. 479-83

Shiozawa, K. 2006. Subsurface crack initiation and propagation mechanism in

high-strength steel in a very high cycle fatigue regime. International Journal of

Fatigue, 28(11): 1521– 1532

Subitha, M. 2013. Pengaruh Komputer Terhadap Kesehatan Mata. Jakarta : Universitas Guna Dharma.

Suma’mur. 1996. Ergonomi untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: CV. Haji Masagung. Suma’mur, PK. 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung Seto Tarwaka dkk. 2004. Ergonomi untuk Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Produktivitas.

UNIBA Press, Surakarta.

Taylor & Francis. 1997. Aspek Keselamatan Kerja pada Pemakaian Komputer. Elektro

Indonesia Edisi ke Tujuh, April 1997. Dari:

http://www.elektroindonesia.com/elektro/komput6.html. Diunggah pada tanggal 16 November 2013.

Tjidarbumi D, Mangunkusumo R. 2002. Cancer in Indonesia, present and future. Jpn J Clin Oncol 32:S17S21.

Wasisto, S.W. 2005. Komputer Secara Ergonomis dan Sehat. Dari: http://www.wahana.com. Diunggah pada tanggal 7 November 2013.

Yuhardin. 2007. Tahun 2015, jumlah Komputer Dunia Capai 2 Miliar. Dari: http://scriptintermedia.com/view.php?id=605. Diunggah pada tanggal 7 Januari 2014.

A. HASIL ANALISIS UNIVARIAT

Kelelahan_Mata

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Ya 35 70.0 70.0 70.0 Tidak 15 30.0 30.0 100.0 Total 50 100.0 100.0 Usia_45

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid >=45 3 6.0 6.0 6.0 <45 47 94.0 94.0 100.0 Total 50 100.0 100.0 Kelainan Refraksi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 27 54.0 54.0 54.0 2 23 46.0 46.0 100.0 Total 50 100.0 100.0 Istirahat Mata

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 31 62.0 62.0 62.0 Ya 19 38.0 38.0 100.0 Total 50 100.0 100.0 Jarak_Monitor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid <50 14 28.0 28.0 28.0

>=50 36 72.0 72.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

Durasi Penggunaan Komputer Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid >=4 44 88.0 88.0 88.0 <4 6 12.0 12.0 100.0 Total 50 100.0 100.0 Cahaya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak memenuhi standar 42 84.0 84.0 84.0

Memenuhi standar 8 16.0 16.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

B. HASIL ANALISIS BIVARIAT

1. Hubungan Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata Crosstabulation umur_45 Total >=45 <45 Kelelahan_Mata Ya 2 33 35 Tidak 1 14 15 Total 3 47 50 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .017a 1 .897 Continuity Correctionb .000 1 1.000 Likelihood Ratio .017 1 .898

Fisher's Exact Test 1.000 .666

Linear-by-Linear Association .017 1 .898 N of Valid Casesb 50

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,90. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for

Kelelahan_Mata (Ya / Tidak) .848 .071 10.137 For cohort umur_45 = >=45 .857 .084 8.748 For cohort umur_45 = <45 1.010 .863 1.183 N of Valid Cases 50

2. Hubungan Kelainan Refraksi dengan Keluhan Kelelahan Mata Kelelahan_Mata * Refraksi Crosstabulation

Count Refraksi Total 1 2 Kelelahan_Mata Ya 23 12 35 Tidak 4 11 15 Total 27 23 50 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 6.445a 1 .011 Continuity Correctionb 4.969 1 .026 Likelihood Ratio 6.593 1 .010

Fisher's Exact Test .015 .012

Linear-by-Linear Association 6.316 1 .012 N of Valid Casesb 50

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,90. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for

Kelelahan_Mata (Ya / Tidak) 5.271 1.380 20.138 For cohort Refraksi = 1 2.464 1.030 5.898 For cohort Refraksi = 2 .468 .269 .811 N of Valid Cases 50

3. Hubungan antara Istirahat Mata dengan Kelelahan Mata Kelelahan_Mata * Istirahat Crosstabulation Count Istirahat Total Tidak Ya Kelelahan_Mata Ya 24 11 35 Tidak 7 8 15 Total 31 19 50 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 2.138a 1 .144 Continuity Correctionb 1.310 1 .252 Likelihood Ratio 2.105 1 .147

Fisher's Exact Test .205 .127

Linear-by-Linear Association 2.096 1 .148 N of Valid Casesb 50

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,70. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for

Kelelahan_Mata (Ya / Tidak) 2.494 .721 8.619 For cohort Istirahat = Tidak 1.469 .818 2.639 For cohort Istirahat = Ya .589 .298 1.164 N of Valid Cases 50

4. Hubungan antara Jarak Monitor dengan Kelelahan Mata Kelelahan_Mata * Jarak_Monitor Crosstabulation Count Jarak_Monitor Total <50 >=50 Kelelahan_Mata Ya 13 22 35 Tidak 1 14 15 Total 14 36 50

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 4.837a 1 .028 Continuity Correctionb 3.444 1 .063 Likelihood Ratio 5.768 1 .016

Fisher's Exact Test .039 .026

Linear-by-Linear Association 4.741 1 .029 N of Valid Casesb 50

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,20. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for

Kelelahan_Mata (Ya / Tidak) 8.273 .972 70.418 For cohort Jarak_Monitor =

<50 5.571 .799 38.845

For cohort Jarak_Monitor =

>=50 .673 .505 .899

N of Valid Cases 50

5. Hubungan antara Durasi Penggunaan Komputer dengan Kelelahan Mata Kelelahan_Mata * Durasikomp Crosstabulation

Durasikomp Total >=4 <4 Kelelahan_Mata Ya 34 1 35 Tidak 10 5 15 Total 44 6 50

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 9.235a 1 .002 Continuity Correctionb 6.575 1 .010 Likelihood Ratio 8.515 1 .004

Fisher's Exact Test .007 .007

Linear-by-Linear Association 9.051 1 .003 N of Valid Casesb 50

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,80. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for

Kelelahan_Mata (Ya / Tidak) 17.000 1.774 162.887 For cohort Durasikomp =

>=4 1.457 1.014 2.093

For cohort Durasikomp = <4 .086 .011 .673 N of Valid Cases 50

6. Hubungan antara Tingkat Pencahayaan dengan Kelelahan Mata Kelelahan_Mata * Cahaya Crosstabulation

Count Cahaya Total Tidak memenuhi standar Memenuhi standar Kelelahan_Mata Ya 32 3 35 Tidak 10 5 15 Total 42 8 50

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 4.790a 1 .029 Continuity Correctionb 3.125 1 .077 Likelihood Ratio 4.396 1 .036

Fisher's Exact Test .043 .043

Linear-by-Linear Association 4.694 1 .030 N of Valid Casesb 50

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,40. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for

Kelelahan_Mata (Ya / Tidak) 5.333 1.079 26.358 For cohort Cahaya = Tidak

memenuhi standar 1.371 .945 1.989 For cohort Cahaya =

Memenuhi standar .257 .070 .941 N of Valid Cases 50

KUESIONER

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KELELAHAN MATA PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER

DI PT. DUTA ASTAKONA GIRINDA

Assalammualaikum Wr. Wb. Perkenalkan saya:

Nama : Randy Septiansyah NIM : 1110101000057

Saya bermaksud meneliti tentang “FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI PT. DUTA ASTAKONA GIRINDA TAHUN 2014”. Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi pertanyaan pada kuesioner ini dengan lengkap. Setiap data yang Anda isikan pada kuesioner ini dijamin kerahasiannya.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Petunjuk Pengisian:

 Berilah tanda ceklist (√ ) pada kolom/kotak yang disediakan untuk setiap jawaban yang Anda isikan.

 Jika jawaban bukan merupakan pilihan, maka isilah pada garis bawah (_______) yang tersedia

No. Responden

LEMBAR KUESIONER A. Pekerja

A1. Nama :

A2. No. Handphone :

A3. Tanggal Lahir :

Note: Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini dengan cara melingkari.(A4-A7)

A4. Apakah Anda menggunakan kacamata/kontak lensa? 1.Ya

2.Tidak

(Jika “Tidak”, lanjut ke pertanyaan A6)

A5. Jenis kacamata apakah yang anda gunakan saat bekerja? 1. Kacamata minus/plus

2. Kacamata bifokus

3. Kacamata lensa biasa tanpa efek

A6. Apakah setiap satu jam pemakaian komputer anda mengistirahatkan mata minimal 10 menit ?

1. Tidak 2. Ya

A7. Apa bagian pekerjaan Anda?

1. General Affair, Marketing, Ruang Data, Hardware. 2. Maintainance, Admin, Manager.

3. Finance, Programmer Khusus pekerja, isi pertanyaan yang hurufnya BERWARNA UNGU

Note: Jawablah pertanyaan dibawah ini.(A8-A9)

A8. Berapa lama rata-rata anda bekerja dalam ruang kantor dalam 1 hari? ________________ jam

A9. Berapa lama rata-rata anda bekerja menggunakan komputer di kantor? ________________ jam

B. Keluhan Kelelahan Mata

B1. Setelah menggunakan komputer lebih dari 2 jam, apakah Anda mengalami gangguan atau gejala seperti di bawah ini?

No. Keluhan Ya Tidak

1. Nyeri/terasa berdenyut di sekitar mata

2. Penglihatan kabur

3. Penglihatan rangkap/ganda

4. Mata merah

5. Mata terasa perih

6. Mata berair

7. Sulit fokus

8. Sakit kepala (berat/nyut -nyutan)

9. Pusing disertai mual

(Sumber: Pheasant, Stephen. 1991. Ergonomics, Works, and Health. USA: Aspen Publisher Inc.)

C. Hasil Pengukuran

1. Lux Meter : ..., ..., ... = ... (diisi peneliti) 1. Tidak memenuhi standar

2. Memenuhi Standar

2. Jarak Monitor : ... cm (diisi peneliti) 1. < 50 cm

2. ≥ 50 cm

3. Pengukuran Refraksi mata (diisi oleh Refraksionis) 1. Ada kelainan

2. Tidak ada kelainan

Dokumen terkait