BAB II DASAR TEORI
A. Draw-A-Person Test (Tes Menggambar Orang)
3. Faktor-Faktor dalam PAPI-Kostick
Berikut ini adalah 20 faktor dari PAPI-Kostick (Sapri, dalam
Workshop Tes Grafis. 2008. ; PAPI-Kostick, Training. 2010.).
a. Faktor L (peran kepemimpinan)
Faktor L menunjukkan seberapa jauh seseorang memiliki
keyakinan untuk berada di posisi pemimpin, seberapa jauh seseorang
merasa nyaman dengan perilaku kepemimpinan, dan seberapa jauh
seseorang menerima dirinya dalam peran tersebut
b. Faktor P (kebutuhan untuk mengawasi/mengontrol orang lain)
Faktor P menunjukkan seberapa jauh keinginan seseorang untuk
memegang kendali, menggerakkan kekuatan, dan melakukan dominasi
terhadap orang lain. Faktor ini menunjukkan tingkat kemauan seseorang
untuk melaksanakan tanggung jawab yang timbul dari peran
kepemimpinan dan untuk bekerja melalui orang lain dalam
menyelesaikan tugas.
c. Faktor I (kesantaian dalam mengambil keputusan)
Faktor I menunjukkan seberapa besar kemampuan seseorang dalam
kaitan dengan tugas untuk membuat keputusan, menerima tanggung
jawab dari keputusan yang diambilnya, dan menerima konsekuensi dari
tidak nyaman atau tertekan bila menghadapi situasi di mana harus
mengambil keputusan.
d. Faktor T (kecepatan)
Faktor T menunjukkan kecepatan seseorang untuk lebih suka
bekerja secara mental. Faktor ini juga menunjukkan kesigapan mental
seseorang untuk bekerja, bukan dalam arti kepandaian atau
inteligensinya, tetapi dalam arti kesigapannya untuk langsung bekerja
(switched-on), dan kepekaannya terhadap keadaan yang mendesak. e. Faktor V (kegairahan)
Faktor V menunjukkan seberapa jauh seseorang dapat
dihubungkan dengan kekuatan secara fisik, aktivitas dan gerakan.
Faktor ini menunjukkan energi fisik yang dimiliki seseorang dan
kemauannya untuk menunjukkan diri dalam kegiatannya.
f. Faktor X (kebutuhan untuk diperhatikan)
Faktor X menunjukkan seberapa jauh keinginan seseorang untuk
dikenal, untuk mencari perhatian yang dilakukan secara nyata dan
terbuka. Faktor ini mencerminkan dorongan seseorang untuk tampil,
menjadi sorotan, dan menonjol.
g. Faktor S (perluasan lingkup sosial)
Faktor S menunjukkan kemampuan seseorang dalam berinteraksi
dengan orang lain secara hangat atau menyenangkan. Faktor ini
mencerminkan tingkat keyakinan diri seseorang dalam berinteraksi
arti ikatan sosial dan benar-benar menyukai hubungan dengan orang
lain.
h. Faktor B (kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok)
Faktor B menunjukkan seberapa jauh kebutuhan seseorang untuk
berada dalam kelompok, untuk dapat diterima dan menjadi bagian dari
kelompok.
i. Faktor O (kebutuhan akan kedekatan dan afektif)
Faktor O menunjukkan kebutuhan seseorang akan keakraban,
kehangatan, dan memiliki hubungan interpersonal yang
sesuai/cocok/sepaham. Faktor ini juga menunjukkan seberapa jauh arti
penerimaan dan persetujuan orang lain bagi dirinya. Faktor ini juga
menunjukkan seberapa besar seseorang merasa kurang nyaman atau
merasa terluka akibat penolakan, isolasi atau ketidaksetujuan dari orang
lain.
j. Faktor R (tipe teoretis)
Faktor R menunjukkan kesukaan seseorang terhadap
pemikiran-pemikiran analitis dan konseptual, kemampuannya untuk menangani
pemikiran abstrak. Faktor ini menunjukkan cara yang lebih disukainya
dalam bekerja secara mental, dan bukan petunjuk terhadap
k. Faktor D (minat pada tugas-tugas yang mendetail)
Faktor D menunjukkan kesigapan seseorang untuk menggunakan
waktunya dalam mempertimbangkan pemikiran detail dari setiap aspek
dalam suatu tugas atau pekerjaan. Faktor ini menunjukkan kesukaan
seseorang terhadap hal-hal yang detail.
l. Faktor C (keteraturan, kerapihan)
Faktor C menunjukkan seberapa jauh seseorang menempatkan
keteraturan, sistem dan prosedur pada diri sendiri dan pada lingkungan
kerjanya. Faktor ini menunjukkan pentingnya berada dalam situasi kerja
yang terstruktur, terorganisasi, dan rapi serta mempunyai metode
sebagai pembeda terhadap pendekatan apa adanya dari orang-orang
yang cenderung seadanya saja.
m.Faktor Z (kebutuhan akan perubahan)
Faktor Z menunjukkan seberapa jauh keinginan seseorang terhadap
adanya variasi, stimulasi dan inovasi dalam pekerjaannya. Kondisi
ekstrimnya adalah keinginan seseorang untuk berada pada
lingkungannya yang rutin, aman dan dapat diperkirakan perubahannya.
Hal yang tidak menyenangkan adalah bila seseorang menuntut adanya
perubahan yang terus menerus tanpa henti di lingkungan kerjanya.
n. Faktor E (kekuatan menahan emosi)
Faktor E menunjukkan seberapa jauh kemampuan seseorang untuk
mengendalikan keluarnya ekspresi emosinya. Faktor ini menunjukkan
untuk tidak menunjukkan emosinya atau sebaliknya terhadap mereka
yang bersikap sangat terbuka dalam memperlihatkan emosi.
o. Faktor K (kebutuhan untuk memaksakan kehendak)
Faktor K menunjukkan seberapa jauh seseorang memiliki sikap
asertif dan kekuatan emosi terhadap orang lain. Faktor ini juga
menunjukkan dorongan emosi seseorang yang kuat, bahkan agresi dari
dalam dirinya. Faktor ini dapat menunjukkan hal yang sebaliknya juga,
yaitu tingkat ketidaksukaan seseorang terhadap sikap/perasaan yang
keras dan keinginannya untuk berada dalam keadaan yang harmonis
dan tidak asertif.
p. Faktor F (kebutuhan untuk mendukung pemimpin)
Faktor F menunjukkan seberapa jauh kekuatan dorongan dalam diri
seseorang untuk dihubungkan dengan otoritas atau kekuatan
kepemimpinan, menunjukkan rasa hormat dan kesesuaian dengan
struktur hirarki daripada menjadi mandiri.
q. Faktor W (kebutuhan akan aturan dan pengarahan)
Faktor W menunjukkan seberapa jauh seseorang memerlukan
dukungan, arahan atau tuntunan dari lingkungan kerja yang
teratur/terstruktur, sebagai lawan dari situasi dimana seseorang dapat
menampilkan sikapnya yang otonom, berinisiatif dan dapat
mengarahkan dirinya sendiri. Ekstrimnya adalah orang yang terlalu
tergantung atau menjadi orang yang suka memulai pekerjaannya
r. Faktor N (kebutuhan untuk menyelesaikan tugas)
Faktor N menunjukkan seberapa jauh dorongan dari dalam diri
seseorang untuk menangani sendiri suatu tugas sampai benar-benar
selesai. Faktor ini mencerminkan ketekunan, skor pada ekstrim tinggi
menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan satu tugas, sedangkan
skor pada ekstrim rendah menunjukkan kurangnya tanggung jawab
untuk menyelesaikan tugas bahkan mengabaikannya.
s. Faktor G (peran sebagai pekerja keras)
Faktor G menunjukkan seberapa jauh seseorang
mengidentifikasikan dirinya dengan kerja keras. Faktor ini
menunjukkan penerimaan seseorang terhadap bekerja secara intensif
dengan upaya yang sesuai. Pada skor ekstrim tinggi, seseorang dapat
memandangnya sebagai sesuatu yang menarik dan menyenangkan
sedangkan pada ekstrim yang sebaliknya, seseorang lebih suka
menghindari beban kerja bila hal tersebut memungkinkan.
t. Faktor A (kebutuhan akan keberhasilan)
Faktor A menunjukkan seberapa besar daya dorong pribadi dalam
diri seseorang, seberapa jauh keinginannya untuk mencapai sukses, dan
seberapa besar ambisinya. Faktor ini mencerminkan tingkat keyakinan
dan komitmen dalam diri seseorang untuk mendapatkan hasil dan
4. Reliabilitas dan Validitas PAPI-Kostick